Share

197). Aludra Sensitif

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-24 22:50:12

***

"Kenapa enggak diangkat sih, Damar?!"

Lagi, Aludra kembali merengek ketika panggilan keduanya tak kunjung dijawab oleh Damar. Padahal, saat ini dia sangat membutuhkan sahabatnya itu untuk mengantar dia ke rumah sakit.

Tahu dari Arka tentang kecelakaan Alula, Aludra langsung menghubungi Dewa dan nyatanya benar. Sebuah kabar buruk dia dapatkan dari sang Papa yang membenarkan kecelakaan Alula.

Sungguh, Aludra merasa jadi orang bodoh karena dia tak tahu apa yang terjadi pada Kakaknya sendiri semalam.

Pagi hari terbangun dan tak mendapati satu pun anggota keluarganya di rumah, Aludra percaya begitu saja ketika para pelayan rumah yang diminta merahasiakan semuanya mengatakan kalau Dewa dan Alula sudah pergi ke kantor, sementara Aurora pergi berbelanja.

Ah, Aludra bodoh. Seharusnya dia lebih peka dengan apa yang terjadi.

"Kenapa?"

Aludra yang sejak tadi hanya fokus menelepon Damar menoleh saat pertanyaan itu dilontarkan Arka. Panik dan ingin segera menemui Alula, dia memang melupakan keb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
arka oh arka
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kapok Rara ngambek
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kesel ma arka mah gengsi di gedein
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   198). Koma

    ***"Nyetirnya bisa cepetan dikit enggak, Mas? Kok pelan banget daritadi?"Arka yang sejak tadi fokus mengemudi seketika menoleh lalu mendelik pada Aludra ketika protesan itu dilayangkan untuk yang kedua kalinya.Bukan tak mau atau tak bisa mengemudi dengan kecepatan tinggi, Arka memilih untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena dia takut.Rutin menanyakan kondisi kehamilan Aludra melalui Aurora, Arka nyatanya cukup tahu bagaimana rentannya kandungan Aludra. Stress atau kelelahan saja dia bisa mudah mengalami pendarahan.Jadi, daripada mengambil resiko—ban mobilnya melalui lubang jalan yang mungkin tak akan terlihat ketika mengemudi kencang, Arka memilih untuk mengemudi dengan kecapatan empat puluh kilometer perjam.Pelan asal selamat. Prinsip itulah yang diterapkan Arka sekarang ketika membawa Aludra."Mas kamu dengar aku enggak? Kencengin kecepatannya ih!""Nyetir sendiri," celetuk Arka. "Aku biasa nyetir dengan kecepatan segini. Kalau enggak suka, turun.""Ya udah aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   199). Titip Aludra

    ***"Iya Damar, enggak apa-apa. Cepet sembuh ya buat Om Gilang.""Iya, Ra. Maaf banget ya, Ra. Bilang ke Om Dewa maaf karena aku belum bisa jenguk Lula.""Iya Damar."Setelahnya Aludra memutuskan sambungan telepon dengan Damar. Masih di rumah sakit, siang ini Aludra duduk di bangku panjang depan ruang ICU.Tak sendiri, Aludra sejak tadi ditemani Arka yang setia duduk di sampingnya. Tak banyak mengobrol, mereka menghabiskan waktu beberapa jam dengan kegiatan masing-masing.Aludra tak bisa terlalu lama di dalam, kini hanya ada Aurora yang menjaga Alula di ruang ICU, karena Dewa kini sudah mulai sibuk mengurus semua keperluan Alula untuk berangkat ke Swiss besok.Salah jika Alula bilang Dewa dan Aurora pilih kasih, karena kenyataannya mereka selalu sama rata memperlakukan kedua putrinya termasuk sekarang. Sehari dinyatakan koma, Dewa langsung mencari solusi terbaik untuk putrinya dengan cara; mengirim Alula ke Swiss.Bukan tanpa alasan, Dewa mengirim Alula ke Swiss karena negara itu adal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Sebatas Pengantin Pengganti   200). Perasaan Arka

    ***"Jadi kamu mau makan apa?""Enggak tau."Lagi, Arka kembali menghembuskan napas kasar ketika jawaban yang sama dilontarkan lagi oleh Aludra. Selain enggak tau, Aludra menjawab terserah ketika Arka menanyakan menu makan siang untuknya."Ada jawaban lain enggak?" tanya Arka."Maksud kamu?""Daritadi aku tanya mau makan apa, kamu jawabnya enggak tau sama terserah. Aku belum pernah dengar makanan namanya itu.""Kan itu emang bukan nama makanan.""Makanya," ucap Arka. Dia kemudian menoleh pada Aludra sekilas. "Kita udah ngelilingin Jakarta selatan selama setengah jam dan kamu masih bingung. Pulang aja deh kalau gitu.""Enggak mau," tolak Aludra. "Aku belum mau pulang. Aku mau cari makanan dulu.""Ya udah kamu mau makan apa?""Enggak tau.""Ish." Arka mengacak-acak rambutnya frustasi, sementara Aludra hanya memandang pria itu dengan kening yang berkerut."Kamu enggak sesabar Damar," ucap Aludra. "Aku sering kaya gini juga sama Damar, tapi dia enggak pernah marah. Dia selalu baik.""Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Sebatas Pengantin Pengganti   201). Pancake dan Calon Pacar

    ***"Ra, kamu baik-baik aja?"Sempat menunggu di ruang tengah, pada akhirnya Arka memberanikan diri untuk masuk ke kamar Aludra lalu berdiri di depan kamar mandi.Memakan seporsi rujak sendirian dengan sambal yang banyak, Aludra sakit perut. Jelas, perut Aludra sensitif pedas, tapi karena bawaan hamil, dia memakan pedas tak kira-kira.Alhasil, sekarang—sudah hampir sepuluh menit di kamar mandi, Aludra tak kunjung keluar dan semua itu nyatanya cukup membuat Arka panik sekaligus khawatir.Masih bersikap cuek, Arka tak memungkiri jika hatinya yang mengeras kini perlahan luluh. Tak lagi merasa sakit hati, Arka kini sedang memulihkan perasaannya agar nanti bisa membuka hati lagi untuk Aludra karena jujur, perasaan cinta itu masih ada.Namun, tentunya—karena masih dalam tahap belajar, Arka tak ingin dulu memberikan harapan pada Aludra agar perempuan itu tak terlalu berharap banyak padanya karena Arka pun terkadang merasa ragu.Jika dibilang trauma,ya. Arka cukup trauma untuk menjalin hubung

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Sebatas Pengantin Pengganti   202). Pendekatan

    "Bye, Ar. Love you.""Ish."Perempuan berambut panjang itu terkekeh sendiri ketika mendapatkan respon tak terduga dari pria yang baru saja dia telepon. Memanfaatkan waktu istirahat, dia memang sengaja menelepon sahabatnya untuk memastikan makan siang hari ini yang sudah mereka rencanakan jadi."Susah banget ya emang goda Arka.""Ekhem."Perempuan itu tersentak ketika deheman pelan terdengar dari sampingnya. Atmosfer berubah dalam sekejap, wajah santainya berubah tegang ketika pria yang datang dan kini duduk di sampingnya adalah pria yang baru saja dia temui setengah jam lalu."Damar.""Hai, ganggu gak?" tanya Damar.Arsya tersenyum. Malu-malu, dia menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Ya, perempuan berjas putih dengan badge nama juga gelar yang menggantung di lehernya itu adalah Arsyakayla Naditya Alexander—salah satu dokter spesialis kandungan yang baru bekerja di rumah sakit selama satu bulan."Enggak, kenapa?" tanya Arsya gugup. Sikapnya yang biasa ceplas-ceplos berubah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Sebatas Pengantin Pengganti   203). Nasihat Arsya

    ***"Hai, Mrs. Ngaret. Kurang telat nih datangnya. Coba sejam lagi atau mungkin lima jam lagi. Sekalian datangnya nanti malam pas restorannya udah tutup."Baru sampai di restoran jepang yang dijanjikan bersama Arka, Arsya langsung mendapat omelan pedas dari sahabatnya itu.Sedih? Tentu saja tidak. Alih-alih merasa bersalah karena sudah molor setengah jam dari waktu yang ditentukan, Arsya justru tersenyum dengan wajah tanpa dosa."Halo, Ar. Maaf ya, telat. Macet," ucap Arsya yang disambut decakkan dari Arka. "Alasan," celetuk Arka. "Janjinya jam satu, setengah dua baru datang. Kamu tau enggak sih, Sya? Nunggu itu bosen.""Ya maaf, Ar. Aku kan enggak sengaja," ucap Arsya. "Tadi keasikan ngobrol sih jadi lupa waktu.""Ngobrol sama siapa?" tanya Arka sambil menaikkan sebelah alisnya—menatap Arsya dengan intens dan yang dilakukan Arsya masih sama.Tersenyum bahagia seolah baru saja mendapat jackpot. Ya, tentu saja. Bisa mengobrol bahkan diminta nomor telepon oleh crush adalah jackpot yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Sebatas Pengantin Pengganti   204). Sayang Damar

    ***"Calon pacar aku."Aludra menghela napas pelan ketika ucapan Arka tadi kembali terngiang-ngiang di pikirannya.Ternyata secepat itu Arka sudah punya calon pacar dan itu berarti kesempatan Aludra untuk mempebaiki semuanya mungkin semakin lama semakin pupus."De, Papa kalian udah punya calon ibu tiri, seneng enggak?" tanya Aludra. Duduk sendiri di balkon kamar sambil menikmati angin malam, Aludra mengelus perutnya yang dibalut piyama satin berwarna merah mudah. "Kira-kira calon ibu tiri kalian cantik sama baik enggak ya? Cantik deh kayanya. Papa kalian enggak akan salah pilih perempuan.""Ish, Rara. Enggak boleh sedih.""Kamu sedih kenapa?"Aludra tersentak. Menoleh, dia mendapati Damar berdiri di ambang pintu yang menghubungkan kamarnya dan balkon."Damar.""Malam, Mil," sapa Damar."Mil?" Aludra menaikkan sebelah alisnya, sementara Damar berjalan mendekat lalu duduk di samping Aludra."Bumil," jawab Damar. "Biar singkat, aku panggil Mil aja."Aludra tersenyum. "Ada-ada aja emang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Sebatas Pengantin Pengganti   205). Yang Dibicarakan Dewa

    ***"Turun Damar, turun."Tiba-tiba malas berjalan, Aludra kini menempel di punggung Damar yang melangkah dengan hati-hati menuruni tangga.Belum terlalu sesak, posisi digendong di belakang memang masih cukup aman untuk Aludra."Bayi dugong," celetuk Damar sambil terkekeh. "Mana makin hari makin berat.""Ikhlas, Damar. Nolongin ibu hamil pahalanya gede," jawab Aludra."Iya deh iya."Sampai di lantai satu, Damar melirik ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan Dewa yang katanya menunggu."Om Dewa di mana, Ra?""Di ruang tengah kayanya," kata Aludra."Oke deh," jawab Damar. Melanjutkan langkahnya, Damar berjalan menuju ruang tengah dan ternyata benar. Dewa sudah duduk santai sambil berpangku kaki di sofa single.Tak sendiri, Dewa duduk bersama seorang pria berkaos putih yang berada di samping kirinya dan tentu saja kehadiran pria tersebut cukup membuat Aludra tiba-tiba saja meminta turun dari gendongan Damar."Diem," bisik Damar yang langsung membuat Aludra diam. "Kita panasin Arka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status