Share

189). Sentuhan Pertama

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-03-22 05:25:34

***

"Enakkan enggak?"

Aludra yang saat ini berbaring di sofa, langsung mengangguk pelan ketika pertanyaan itu dilontarkan Arka yang duduk di sofa single untuk menjaganya—sementara Dewa ikut bersama Damar untuk membelikan nasi goreng pedas—makanan yang satu-satunya akan masuk ke perut Aludra tanpa keluar lagi, setelah dirinya muntah.

Meskipun di usia kehamilan yang kedua, intensitas mual juga muntah Aludra tak sesering saat usia kandungannya baru satu bulan, tetap saja setiap kali muntah Aludra pasti akan merasa lemas setelahnya karena memang semua makanan yang ada di perutnya akan keluar semua dalam satu kali muntah.

Dan obatnys hanya satu. Nasi goreng pedas level lima yang selalu dibeli Damar di tempat langganannya.

"Lumayan," jawab Aludra pelan. "Kamu kalau enggak nyaman nungguin aku di sini, bisa ke kamar, Mas."

"Kapan saya bilang enggak nyaman?" tanya Arka.

Sudah mengganti baju juga celana sebelum Damar dan Dewa pergi, Arka kini memakai celana training juga kaos putih yang menceta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
eh pada ngintip ternyata la itu masih goreng nya dah dapet belum.........
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
terharu banget ternyata arka gak pernah nyesel dengan kehadiran bayi di perut aludra
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
nyeseg bacanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sebatas Pengantin Pengganti   190). Pilih Kasih

    ***"Tadi mereka juga udah mulai ngobrol dan aku lihat respon Arka udah baik ke Aludra. Semoga seterusnya kaya gitu.""Aamiin, Mas. Semoga Arka nanti berubah pikiran terus mau nikahin Aludra, ya? Biar keluarga mereka utuh nanti.""Iya, Sayang. Kalau mereka balikan, rencana aku sama Pak Dirga kan enggak sia-sia."Aurora yang kini berdiri di balkon rumah, mengukir senyum bahagia setelah mendapat kabar dari Dewa jika pertemuan pertama Aludra dan Arka berjalan dengan lancar."Iya, Mas. Kalau nanti Aludra sama Arka sampai nikah, kita harus berterima kasih ke Pak Dirga sama Bu Amanda yang udah mau kasih kesempatan kedua bahkan usulin rencana deketin Arka sama Aludra lagi.""Iya Sayang, tentu. Ya udah kalau gitu aku tutup teleponnya ya, takut Aludra sama Arka curiga.""Jangan terlalu malam pulangnya, Mas," kata Aurora memperingatkan. "Kamu bawa ibu hamil.""Iya, Sayang. Aku tutup ya.""Iya, Mas."Aurora memutuskan sambungan telepon lalu memandangi area komplek perumahan sambil bersandar pada

    Last Updated : 2024-03-22
  • Sebatas Pengantin Pengganti   191). Bukan Tolak Ukur

    ***"Dua suap lagi?"Aludra menggeleng ketika Damar menyodorkan sesendok nasi goreng padanya karena memang kali ini dia benar-benar sudah tak sanggup menghabiskan nasi goreng yang dibeli sahabatnya itu."Enggak mau, kenyang," ucap Aludra."Kok kenyang? Biasanya juga habis," ucap Damar. Dia kemudian mengangkat sendok yang dia pegang lalu meliuk-liukannya seperti pesawat. "Kapal terbang mau masuk, buka mulutnya, aaaaa."Bukannya membuka mulut, Aludra justru terkekeh menerima perlakuan Damar yang selalu menganggapnya seperti anak kecil."Damar apaan sih?" tanya Aludra."Buka guanya," kata Damar."Kenyang," ucap Aludra."Enggak ada kenyang, ayo buka Rara. Bayi kamu butuh makan," ucap Damar—masih berusaha membujuk hingga ucapan Arka yang sejak tadi duduk kembali di sofa single, membuat Damar menurunkan sendoknya."Aludra bilang, dia kenyang. Enggak usah dipaksa."Damar mendelik. Tanpa menoleh pada Arka, dia bertanya pada Aludra. "Ra, kamu denger ada yang ngomong enggak?" tanyanya. "Aku kay

    Last Updated : 2024-03-22
  • Sebatas Pengantin Pengganti   192). Wine dan Vodka

    ***"Ya ampun ini anaknya manis-manis banget, namanya siapa Bu Rora?""Ini yang sulung Alula, yang bungsu Aludra.""Manis-manis ya, mana mukanya sama lagi.""Iya tapi yang ini cantik banget. Namanya siapa?""Aludla, Tante."Alula mengeratkan pegangan tangannya pada setir ketika bayangan masa kecil dia dan Aludra kembali melintas tanpa permisi di pikirannya.Pergi dari rumah lalu mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, sampai saat ini Alula tak tahu ke mana dia akan pergi untuk menenangkan pikiran juga hatinya yang sakit.Dewa dan Aurora pilih kasih. Begitulah penilaian Alula pada kedua orang tuanya sekarang, setelah tahu jika mereka ternyata diam-diam membangun rencana untuk menyatukan Aludra dan Arka.Alula benci Aludra. Dia sayang pada adiknya, tapi yang selalu dia dapatkan justru rasa sakit karena semua orang nyatanya lebih menyayangi Aludra daripada dirinya."Rara, kenapa sih selalu dia?" lirih Alula ketika lagi, dia menambah kecepatan laju mobilnya. Tak di jalan raya, Alula m

    Last Updated : 2024-03-22
  • Sebatas Pengantin Pengganti   193). Sebenarnya Masih Sayang

    ***'Makasih udah mau elus perut aku dan nyapa anak-anak.''Lain kali kalau mau elus lagi, bilang aja. Kamu bisa lakuinnya tanpa lihat aku biar enggak emosi.''Cari ibu tiri yang baik ya, kasian anak-anak aku kalau punya ibu tiri galak.''Mas, aku pulang.'"Ah, Aludra!"Arka yang sejak tadi berbaring di kasur, seketika langsung beringsut setelah isi kepalanya dipenuhi suara Aludra bahkan kilasan-kilasan kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu.Aludra dan Damar pulang, Arka memang memutuskan untuk segera tidur karena besok dia harus mulai bekerja. Namun, nyatanya dia tak bisa tidur.Hampir dua puluh menit, kedua matanya enggan terpejam karena otaknya yang terus sibuk dengan Aludra."Kenapa aku harus mikirin dia terus sih?" tanya Arka pada dirinya sendiri. Menepuk-nepuk kepala, dia mencoba untuk menyadarkan diri agar tak terus memikirkan Aludra. "Sadar, Ar. Enggak usah mikirin Aludra lagi. Dia udah ada Damar."Arka terdiam dan sialnya bayangan Aludra justru melintas di pikirannya

    Last Updated : 2024-03-23
  • Sebatas Pengantin Pengganti   194). Kecelakaan

    ***"Itu angkat dulu yang cewek, kasian darahnya banyak!"Malam ini jalanan tiba-tiba saja ramai. Warga di sekitar jalanan tersebut seketika langsung berkumpul untuk memberikan pertolongan setelah beberapa menit lalu sebuah mobil mengalami kecelakaan karena bertabrakan dengan mobil lainnya.Tak tanggung, sedan hitam yang ditumpangi sepasang perempuan dan laki-laki itu bahkan sampai ringsek parah setelah menabrak bagian depan truk pengangkut pasir.Desas-desus yang terdengar, warga di sekitar sana banyak yang berkata jika mobil sedan tersebut memang sudah oleng sebelum berpapasan dengan truk."Cowoknya udah enggak ada." Seorang pria yang menghampiri temannya memasang wajah sesal setelah dia memastikan keadaan pasien di kursi kemudi yang ternyata sudah tak bernyawa."Meninggal?""Iya.""Ceweknya?""Masih ada, itu lagi dikeluarin.""Ya udah kalau ambulannya datang, suruh bawa yang cewek dulu.""Siap."Pucuk dicinta ulam pun tiba. Setelah korban kecelakaan perempuan berhasil dikeluarkan d

    Last Updated : 2024-03-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   195). Batalkan Semuanya?

    ***"Enakkan enggak?"Aludra mengangguk. Mengerjapkan matanya beberapa kali, dia memijat keningnya yang masih terasa sedikit pusing.Makan sate terlalu banyak, Aludra tiba-tiba saja merasa sakit kepala. Beruntung, masih ada Damar di rumahnya yang sigap membawa dia ke kamar untuk beristirahat."Lumayan," jawab Aludra. "Habis ini kayanya aku mau tidur. Perasaanku enggak enak.""Enggak enak gimana?" tanya Damar."Daritadi aku kepikiran Kak Lula terus.""Dih." Damar mencibir. "Ngapain mikirin dia? Dia aja enggak pernah mikirin kamu. Selama sebulan ini Alula bahkan cuekin kamu, kan?""Iya, tapi aku ngerasa enggak enak aja, Damar. Aku ngerasa ada yang enggak beres sama Kak Lula dan kamu tahu sendiri kan ikatan saudara kembar itu kuat?" tanya Aludra.Dia tak bohong. Sejak kejadian di jalan tadi—ketima mobil yang dia dan Damar tumpangi hampir saja bertabrakan, perasaannya tiba-tiba saja tak enak dan satu nama yang terlintas di pikiran Aludra adalah Alula.Tak tahu kenapa, dia terus memikirkan

    Last Updated : 2024-03-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   196). Khawatirnya Arka

    ***"Ya ampun udah pagi."Baru bisa tidur pukul sebelas malam, pagi ini Arka bangun pukul setengah tujuh pagi. Membuka matanya lebih lebar, dia mengerjap beberapa kali lalu menguap pelan dan berlanjut pada kegiatan selanjutnya yaitu menggeliat—meluruskan otot-ototnya yang terasa kaku."Ah, Jakarta," gumam Arka. "Jam berapa sih ini?"Masih dengan posisinya yang berbaring, Arka melirik ke arah kiri—pada jam dinding berukuran besar di sana lalu bergumam. "Ah, setengah tujuh," ucapnya. Kembali memandang langit-langit, di detik berikutnya Arka beringsut bahkan langsung berdiri di kasur."Astagfirullah, jam tujuh!" seru Arka sambil meloncat dari kasur untuk segera mandi, karena seperti yang Dewa bilang semalam, jam kerja di perusahaan Dewa dimulai pukul tujuh pagi dan itu berarti dia punya waktu setengah jam sebelum pukul tujuh pagi."Gak boleh telat, come on, Ar! Malu sama Papa Dewa kalau di hari pertama kerja, kamu udah telat!"Sepanjang kegiatan mandinya, Arka terus mengoceh sementara ta

    Last Updated : 2024-03-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   197). Aludra Sensitif

    ***"Kenapa enggak diangkat sih, Damar?!"Lagi, Aludra kembali merengek ketika panggilan keduanya tak kunjung dijawab oleh Damar. Padahal, saat ini dia sangat membutuhkan sahabatnya itu untuk mengantar dia ke rumah sakit.Tahu dari Arka tentang kecelakaan Alula, Aludra langsung menghubungi Dewa dan nyatanya benar. Sebuah kabar buruk dia dapatkan dari sang Papa yang membenarkan kecelakaan Alula.Sungguh, Aludra merasa jadi orang bodoh karena dia tak tahu apa yang terjadi pada Kakaknya sendiri semalam.Pagi hari terbangun dan tak mendapati satu pun anggota keluarganya di rumah, Aludra percaya begitu saja ketika para pelayan rumah yang diminta merahasiakan semuanya mengatakan kalau Dewa dan Alula sudah pergi ke kantor, sementara Aurora pergi berbelanja.Ah, Aludra bodoh. Seharusnya dia lebih peka dengan apa yang terjadi."Kenapa?"Aludra yang sejak tadi hanya fokus menelepon Damar menoleh saat pertanyaan itu dilontarkan Arka. Panik dan ingin segera menemui Alula, dia memang melupakan keb

    Last Updated : 2024-03-24

Latest chapter

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status