Share

188). Masih Perhatian

***

"Duduk di sini, Ra."

"Makasih, Damar."

Berbincang sebentar lalu menunggu Arka membereskan semua pakaian di kamar barunya, makan malam akhirnya dimulai. Duduk berempat di meja makan, tentu saja suasana sedikit canggung.

Aludra duduk berdampingan dengan Damar, Dewa duduk di kursi utama, sedangkan Arka duduk persis di depan Aludra—membuat dia tak berhenti menenangkan hati dan pikirannya yang kalut karena setelah satu bulan lebih, ini kali pertama Aludra dan Arka duduk di meja makan yang sama.

"Makan, Ar. Jangan malu-malu," kata Dewa.

"Iya, Pa ... eh, Om," kata Arka—mengoreksi dengan segera ucapannya.

"Kenapa dikoreksi?" tanya Dewa. "Panggil Papa aja kali."

"Enggak, Om aja," tolak Arka.

"Kenapa?" Dewa tersenyum. "Karena kamu udah pisah sama Alula, iya? Katanya mau memperpanjang silaturahmi, kok manggilnya Om lagi? Tetap panggil Papa aja, Ar. Lebih nyaman."

"Tapi Pa-"

"Suruh manggil Papa aja susahnya minta ampun, udah kaya disuruh angkat batu sekarung aja," celetuk Damar gemas.

"Damar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
liat aludra kayak gitu masak arka gak trenyuh hatinya kalau masih cinta n peduli gak usah gengsi Napa ar
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
baiknya damar nurun ke respati ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status