Home / Thriller / Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna. / 8. Baik. Akan Kulanjutkan. (4)

Share

8. Baik. Akan Kulanjutkan. (4)

last update Last Updated: 2022-03-22 16:56:19

Ruka tertawa. Apa pun yang terjadi, Ruka akan selalu tertawa. Ia tak pernah menderita. Ia akan selalu bahagia.

Ruka, yang seluruh hidupnya diisi oleh penderitaan, akan selalu tertawa dan bahagia.

Mentari senang dengan hal itu. Awalnya. Perlahan hal itu semakin meresahkannya. Itu tidak normal. Mentari memang selalu mengupayakan yang terbaik demi kebahagiaan Ruka. Namun ia tak pernah berharap puteranya akan selalu tertawa. Menghadapi situasi seperti apa pun, Ruka selalu tertawa. Suka dan duka, senang dan sakit, Ruka selalu tertawa. Mungkin hanya sekali Ruka tidak menghadapi kehidupannya dengan tawa. Dan itu adalah saat ia hancur babak belur dikeroyok preman-preman di gereja.

Ruka pingsan dan baru siuman beberapa jam setelahnya.

Saat itu ia tidak tertawa.

Ia tersenyum.

***

Tak perlu kujelaskan lagi. Itu adalah salah satu kejadian terburuk yang pernah dialami Mentari. Begitu buruknya kejadian itu hingga hampir membunuh Mentari dari dalam. Namun, sial bagi Mentari, kejadian itu bukanlah yang terburuk yang harus ia jalani. Kejadian itu hanyalah eksistensi kecil di hadapan yang terburuk yang kelak akan datang.

Setelah kejadian itu, dengan melewati beberapa tahun waktu kehidupan, rasa takut terbesar Mentari akhirnya datang menghampiri mereka.

Memang sudah suratan takdir Mentari untuk mengalaminya. Ia boleh menundanya. Namun ia tak akan pernah bisa membatalkannya. Itu sudah menjadi takdir Mentari. Ia harus menghadapinya.

Mereka datang.

Para pembunuh dari organisasi mafia tempat suaminya bekerja dulu.

***

Ruka menangis.

“RUKAAA! Lari, Ruka! Lari!"

"Ibu, mereka siapa?"

"Lari, Ruka! Lari ...."

"Ibu ...."

Saat itu Ruka berusia 17 tahun.

"Ruka? Sepertinya pernah dengar," kata salah satu pembunuh itu. "Mungkin aku harus melihatnya lebih dekat lagi."

"Aku bersumpah! Aku bersumpah, demi Tuhan yang hidup, demi segalanya yang hidup, demi segalanya yang ada di alam semesta ini, kau tak akan pernah bisa menyentuh ...."

"IBUUU ...."

Mentari tak sempat menyelesaikan kalimatnya.

Pukulan pembunuh itu datang lebih cepat.

"WAAA ...."

Ruka lepas kendali.

"Wahahaha …. Sini kau! Sini hampiri pembunuhmu! Sini dan kuhempaskan kalian berdua ke neraka!"

Ruka datang.

Para pembunuh tertawa.

Mentari pingsan.

***

"Bu, Ibu. Bangun, Bu ...."

Mentari siuman.

"Ruka! Ruka! Kamu nggak apa-apa kan, Nak? Kamu baik-baik saja kan, Nak?"

"Iya, Bu. Ruka baik-baik saja."

Mentari menghela napas lega.

"Oooh ... anakku ... puteraku … buah hatiku ...."

"Bu, terlalu erat, Bu. Ruka masih luka."

"Di mana! Di mana orang-orang itu!"

"Ibu nggak usah khawatir. Mereka nggak akan bisa lagi menyakiti kita."

"Di mana? Di mana mereka, anakku?"

"Ibu ... mereka ... mereka ada di sana."

Mentari menengok. Lalu roboh.

"Mereka nggak akan bisa menyakiti kita lagi, Bu. Mereka sudah jadi seperti itu. Semuanya. Mereka semuanya sudah jadi seperti itu."

Mentari terguncang.

"Ruka ... ooh, Ruka .... Apa yang sudah kamu lakukan, anakku?"

"Tidak apa-apa, Bu. Ruka sudah pastikan semuanya. Semua, tak ada yang terlewatkan. Mereka tak bisa menghubungi teman mereka karena di sini tak ada sinyal. Mereka juga tak membawa barang-barang mencurigakan apa pun dalam tubuh mereka. Kalau kita kubur mereka semua di sini, tak akan pernah ada yang tahu semua yang telah terjadi di sini."

Mentari menatap puteranya kosong.

"Kita pasti akan baik-baik saja, ibuku."

Dan Ruka pun tersenyum.

Plakk ....

***

Sejak Ruka lahir, Mentari telah merasakan kegelisahan yang aneh dalam batinnya terhadap puteranya. Bukan karena Ruka tidak menangis seperti pada kelahiran baru lainnya pada umumnya. Ini adalah sesuatu yang lain yang mengganjal di hatinya. Sesuatu yang ia ketahui pernah ia rasakan sebelumnya, namun tak pernah bisa ia temukan jawabannya. Mentari menjalani hidup bersama tanda tanya besar di dalam dirinya.

Mentari tak bisa mengabaikannya. Semakin besar Ruka tumbuh menjalani kehidupan di sisinya, semakin melebar luas kegelisahan itu mengisi ketidaknyamanan di jiwanya. Beberapa kali jawaban akan kegelisahan itu melintas cepat di pikirannya. Namun tak sekali pun pernah ia bisa menangkapnya, hingga jawaban itu pergi lagi dan menghilang.

Kini Mentari berhasil menangkapnya.

"Ruka ...."

Jawaban yang sudah muncul sejak awal cerita.

"Ibu kecewa padamu."

Jawaban yang kalian pun pasti telah mengetahuinya.

"Ibu sangat kecewa padamu."

Jawaban yang akan terus mengiringi kisah hidup Scylaac.

"Ibu sangat ... sangat kecewa padamu."

Jawaban yang ... sudahlah.

Iblis.

***

"Bu ... Ruka minta maaf, Bu .... Ruka minta maaf ...."

Ruka menangis.

"Ruka nggak akan melakukan ini lagi. Ruka nggak akan melakukan ini lagi. Ruka minta maaf. Maafkan Ruka, Bu. Maafkan Ruka ...."

Mentari menangis.

"Maafkan Ibu, Nak. Ibu nggak akan berkata seperti itu lagi. Ibu nggak akan menamparmu lagi. Ibu nggak akan membuatmu bersedih lagi. Maafkan Ibu ...."

Mereka berpelukan.

"Ibu mau memaafkan Ruka, kan? Ibu mau memaafkan Ruka, kan?"

"Ya, anakku. Ibu mau memaafkan kamu. Ibu telah memaafkan kamu ...."

Mentari memeluk erat puteranya.

"Bu, kita pasti masuk surga, kan? Kita pasti akan berkumpul bersama Ayah di surga, kan?"

"Tentu saja, anakku. Tentu saja, anakku."

Mentari semakin memeluk erat puteranya.

"Ya? Benar, ya? Ibu janji, ya?"

"Ibu janji, anakku. Ibu janji, anakku. Kita pasti akan hidup bahagia di surga. Kita pasti akan hidup bahagia di surga."

Mentari semakin menangis histeris.

"Tentu saja, anakku. Tentu saja, anakku."

"Tentu saja, Bu. Tentu saja. Ruka sayang Ibu. Ruka sayang Ibu."

Ruka pun ikut menangis histeris. Tubuhnya gemetar hebat. Dan dalam pelukan erat penuh kasih sayang dari Mentari, dalam pelukan erat penuh kasih sayang dari orang yang paling mencintainya itu, Ruka mengecup lembut pipi sang ibu.

Lalu menamparnya.

"Ya kagak mungkin, lah, pe ...."

Related chapters

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   9. Scylaac

    "Ternyata benar. Aku sudah menduga akan seperti itu jadinya," sela Lovelyn."Hei, aku belum selesai bercerita," keluh Vith."Tak usah kau lanjutkan. Aku sudah paham. Pantas saja kau menyebutnya lebih buruk daripada Iblis. Ternyata memang benar begitu adanya."Vith menghela napas singkat. Ia memandangi Lovelyn dengan saksama. Setelah beberapa detik, ia pun berkata, "Begitu adanya?""Ya. Begitu adanya," jawab Lovelyn. "Tak ada yang lebih buruk dari orang yang memperlakukan ibu kandungnya sendiri seperti itu.""Seperti itu?""Ya. Seperti itu. Aku sudah bisa menebaknya. Ruka pasti membunuh ibunya. Iya, kan?""Ya, Ruka membunuh Mentari. Lalu?"Lovelyn terdiam sejenak."Ya ... lalu dia menjadi Iblis. Ah, maksudku, menjadi sesuatu yang lebih buruk daripada Iblis. Setelah itu dia menjadi pembunuh yang berkeliaran membantai banyak nyawa. Dan sekarang dia sampai di Scylaac. Iya, kan?""Aku tidak bertanya sampai sejauh i

    Last Updated : 2022-03-22
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   10. Maaf. Aku Benar-benar Minta Maaf. (Lagi) (1)

    "Lovelyn.""Wah, nama yang sangat indah. Salam kenal, ya.""Lalu, apa yang kau inginkan dariku?""Eh?""Aku tanya, apa yang kau inginkan dariku?" Lovelyn mendesak lelaki itu."Eh? Umm ... maaf, aku tidak mengerti." Lelaki itu kebingungan.Lovelyn berdiri dari tempat duduknya. "Kau datang kepadaku. Kau mengajakku bicara. Kau, yang tadi ada di sana, sekarang ada di sini dan mengajakku bicara. Kau masih berani mengatakan bahwa kau tidak punya maksud apa pun?" Lovelyn semakin mendesak lelaki itu."Umm ... aku benar-benar tidak mengerti maksudmu," kata lelaki itu. "Aku tidak punya maksud apa-apa. Aku hanya ingin berkenalan denganmu.""Berkenalan? Denganku?""Ya. Berkenalan. Denganmu.""Hanya untuk itu kau menyita waktuku?""Eeh ... uum ...." Lelaki itu semakin kebingungan."Pergilah kau, dasar sampah." Lovelyn mengakhiri.Dulu dia tidak seperti itu.Dulu dia tidak seperti itu. Dulu dia anak

    Last Updated : 2022-03-22
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   11. Maaf. Aku Benar-benar Minta Maaf. (Lagi) (2)

    "Lovelyn.""Wah, nama yang sangat indah. Seindah pemiliknya.""Baiklah, Lovelyn. Mulai sekarang, kamu anak ka ....""Lovelyn! Ah, ternyata kamu ada di sini," seru ayah Lovelyn, membuyarkan kenangan di kepala Lovelyn."Lovelyn! Mengapa kamu lari dari Mama dan Papa seperti itu?" sambung ibu Lovelyn."Semua berkumpul, semua tersenyum, semua bahagia. Aku penasaran, apakah foto ini benar-benar jujur?" kata Lovelyn."Foto? Apa maksudmu? Foto apa itu?"Orang tua Lovelyn berjalan menghampiri puteri mereka yang sedang duduk di meja riasnya."Lovelyn ... itu ....""Foto terakhirku bersama teman-temanku di panti asuhan sebelum kalian mengambilku.""Oh, Lovelyn ... Mama mohon kepadamu. Mama mohon dengan sangat kepadamu. Jangan pernah memikirkan itu." Ibu Lovelyn mulai meneteskan air mata."Lovelyn. Jika Papa dan Mama telah menyakiti hatimu, Papa dan Mama minta maaf. Papa dan Mama akan berubah. Papa dan Mama akan menjad

    Last Updated : 2022-03-22
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   12. Aku Benar-benar Minta Maaf. Aku Tak Akan Melakukannya Lagi.

    "Sa-saya ... Lo-Lovelyn. Sa-salam kenal, Pak ... Pak Ruka," sapa Lovelyn dengan bibir bergetar. Ruka mengerutkan dahinya. "Siapa lu? Anggota girlband? Ngapain lu di sini?" "Sa-saya penghuni baru di sini. Na-nama saya Lovelyn." "Lovely?" "Lo-Lovelyn," kata Lovelyn mengoreksi. "Lovelyn? Apaan, tuh? Merk lolipop? Pergi sana! Ini Scylaac, bukan Disney Land!" sembur Ruka. Lovelyn tak menanggapi. Ia gemetar hebat. Tak berkutik. Ia tak punya nyali di hadapan sosok raksasa yang mengerikan itu. "Kok bisa-bisanya kutu kupret begini jadi penghuni? Apa yang terjadi dengan Scylaac selama aku pergi?" "Dia bukan penghuni. Dia baru saja datang hari ini dan ingin menjadi penghuni," kata Vith menjawab. Ia lalu melirik ke arah Lovelyn. "Dia tidak pantas berada di sini." "A-aku pantas berada di sini!" sambar Lovelyn. Vith dan Ruka menatap Lovelyn. "Aku muak dengan dunia di luar sana. Dunia yang penuh dengan kepa

    Last Updated : 2022-03-22
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   13. Scylaac. Dunia yang Lain. (1)

    Dan inilah Scylaac. Scylaac adalah sebuah gagasan kehidupan. Sebuah idealisme yang melawan kenyataan yang diakui dunia. Ia bukan bagian dari kehidupan. Ia adalah kehidupan itu sendiri. Scylaac adalah dunia yang sesungguhnya. Bagiku, Scylaac adalah dunia yang lain. Scylaac adalah lawan kata dari dunia. Segala aturan, norma, kebiasaan, atau apa pun itu, yang berlaku di dunia nyata, tidak berlaku di Scylaac. Scylaac adalah penolakan atas semua itu. Para penghuni menolak gagasan bahwa Scylaac adalah penolakan. Bagi mereka, Scylaac adalah kenyataan yang sesungguhnya. Sedangkan dunia di luar sana, adalah dunia yang sudah tidak suci lagi. Dunia yang terkontaminasi aturan-aturan kasat mata dan tidak kasat mata yang membelenggu hakikat kehidupan. Dunia yang sesungguhnya - dunia yang lain itu - adalah dunia yang nyata. Itu bukan dunia fantasi. Para penghuni percaya, bahwa pada suatu masa di zaman lampau, pernah ada peradaban nyata yang berisi dunia

    Last Updated : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   14. Scylaac. Dunia yang Lain. (2)

    Schoistuedie, Yuhita, Lala, Acsac. Kalau boleh jujur, tidak semua dari keempat pencetus ini paham betul akan gagasan Scylaac di masa lampau. Yang mereka tahu, dunia tempat mereka tinggal adalah dunia yang sudah tidak suci lagi. Dunia di mana mereka harus bersandiwara untuk dapat bertahan hidup di dalamnya. Mereka sudah muak dengan itu. Mereka hanya ingin hidup bebas dalam kejujuran yang apa adanya. Para pencetus ingin mengubah dunia ini. Karena itu mereka memulai semuanya dengan menciptakan dunia mereka sendiri terlebih dahulu. Tempat mereka bertemu. Itu adalah sebuah tanah yang sangat kaya dan masih suci. Tempat itu hanya dihuni oleh hewan dan tumbuhan. Tidak ada seorang manusia pun di dalamnya dan tidak ada pihak mana pun yang memilikinya. Tempat yang benar-benar sempurna untuk membangun kembali dunia yang telah lama tertidur. Para pencetus merasa perlu untuk menamai dunia itu. Mereka mulai mencari nama yang tepat. Schoistuedie, Yuhita, Lala, dan Acsac. Akhirnya te

    Last Updated : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   15. Scylaac. Dunia yang Lain. (3)

    "Dan itulah akhir dari cerita ini." Vith mengakhiri. "Scylaac ...." Ayu menghela napas panjang. "Ya, Scylaac. Dunia yang sesungguhnya," kata Vith. "Yang benar saja," celetuk Ayu malas. Vith mengerutkan dahi. "Aku serius," katanya kemudian. "Scylaac adalah dunia yang sesungguhnya. Ini adalah dunia yang sebenarnya. Kau tidak akan menemukan kepalsuan di tempat ini. Ini adalah jawaban atas segala kekeliruan di luar sana. Ini adalah duni ...." "Ya, ya, ya, aku paham. Scylaac itu begini, Scylaac itu begitu, bla bla bla, aku mengerti," sela Ayu. "Lalu kenapa? Kau pikir aku datang untuk bergabung bersama kalian? Kau pikir aku tersentuh dengan semua ocehanmu itu? Jangan bercanda! Aku datang untuk menghancurkan ini semua. Aku datang untuk menyelamatkan kalian." Vith menatap dalam kedua mata Ayu. Ia tidak langsung membalas perkataan Ayu. Ia mencoba menyelidiki dahulu kesiapan mental dari wanita di hadapannya itu. Setelah terdiam selama beberapa s

    Last Updated : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   16. Scylaac. Dunia yang Lain. (4)

    Demikianlah dimulai perjalanan hidup Ayu untuk menghancurkan dunia yang lain itu. Ia tidak mau hidup di sana. Namun ia tidak bisa menghancurkannya dalam sehari. Karena itu ia tinggal di sana. Ia tinggal dan mempelajari semua yang ada di tempat itu. Ia tinggal dan mempelajari semuanya dengan harapan dapat memahami dunia itu. Ia ingin membasmi dunia itu. Karenanya ia harus mengalami sendiri dunia itu. "Tapi, dengan begitu, bukankah dia justru menjadi bagian dari Scylaac?" tanya Ali. "Dia bukan orang yang bodoh. Aku bisa merasakannya. Dia pasti tidak mempermasalahkan hal seperti itu. Dia hanya ingin menghancurkan Scylaac. Tidak masalah baginya jika kemudian dianggap sebagai bagian dari Scylaac. Dia tak peduli," jawab Schoistuedie. "Yah, bisa dibilang, sekarang dia sudah termasuk ke dalam kelompok orang-orang asing," sambung Vith. "Huh. Bagiku, dia hanyalah seorang pecundang," timpal Tono. "Yah, kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Kita tu

    Last Updated : 2022-04-02

Latest chapter

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   50. Ayu (23)

    Semua penghuni Scylaac menjalani hidup tanpa mengenal kewajiban. Mereka semua tidak pernah membebani diri dengan pekerjaan. Itu tidak diperlukan. Hal itu bukan berarti penghuni Scylaac tidak bekerja sama sekali. Sebagian kaum campuran masih memiliki pekerjaan tetap di dunia luar. Mereka memang hidup berpindah-pindah dari Scylaac ke dunia luar dan sebaliknya hingga seterusnya. Tapi mereka tidak terikat pada pekerjaan mereka. Jika mereka mau, mereka dapat melepaskan status mereka di dunia luar dan hidup nyaman di alam Scylaac kapan pun mereka mau.Untuk orang asing, sebagian dari mereka bekerja dengan menjalankan apa yang mereka yakini. Ayu adalah contoh yang paling gamblang. Mungkin misinya di Scylaac tidak berorientasi kepada hasil berupa upah pekerjaan. Tetapi baginya apa yang dilakukannya itu tetaplah sebuah pekerjaan. Kebanyakan orang asing yang bekerja melakukan hal yang berbeda dengan dasar yang serupa. Mereka yakin dan percaya pada kebenaran diri sendiri.

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   49. Ayu (22)

    Jika aku mengatakan bahwa para penduduk asli bisa dan biasa berinteraksi dengan hewan liar, mungkin itu sudah tidak lagi terdengar mengejutkan. Tetapi pengertian hubungan sosial bagi para penduduk asli jauh melebihi itu. Bagi mereka apa pun yang ada di alam Scylaac, hidup maupun mati, semua itu adalah sama. Semua itu adalah sesama mereka yang sama-sama hidup dan mati dalam satu kesatuan. Penduduk asli bisa menghabiskan waktu seharian penuh berinteraksi dengan pohon, air, bahkan batu. Itu sudah menjadi pemandangan yang sangat biasa di alam Scylaac. Mereka berinteraksi dengan menggunakan pikiran dan batin mereka - sesekali dengan mulut. Mereka berbincang-bincang, mereka bermain bersama, mereka saling berbagi kesenangan dengan semua yang ada di alam Scylaac. Mereka melakukan itu semua secara alami tanpa pernah sekali pun mereka paksakan untuk mereka umbar kepada para penghuni lainnya. Penduduk asli hidup dengan menjadikan alam sebagai bagia

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   48. Ayu (21)

    “Kak?”“Kamu sudah bangun?” kata Baskara sambil tersenyum.“Itu apa?”“Tanaman obat. Bunga-bunga di sini bisa menjadi obat yang baik untukmu.”Ayu memandangi ramuan yang sedang dibuat oleh Baskara. “Aku baru tahu Kakak mengerti tentang ilmu tanaman.”“Tidak, kok. Aku hanya kebetulan saja mendengarnya dari percakapan para penduduk asli saat sedang mencari tempat untuk kita tinggali.”Ayu bangun dan mengambil posisi duduk.“Kakak tak perlu terus menjagaku di sini. Aku baik-baik saja, kok. Kalau Kakak mau, Kakak boleh jalan-jalan.”“Tidak, aku tidak mau meninggalkanmu. Kamu sedang sakit. Kamu pasti perlu bantuan sewaktu-waktu.”“Tak usah khawatir. Aku baik-baik saja. Aku juga tak mau jadi beban buat

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   47. Ayu (20)

    “Kompresnya sudah dingin?” tanya Baskara.“Sedikit lagi,” jawab Ayu.Baskara menghela napas jenuh.“Mengapa kamu belum juga tidur?” tanyanya khawatir. “Dengan kondisimu yang seperti ini, kamu juga tidak akan bisa berbuat apa-apa. Lebih baik kamu istirahat saja sekarang. Kamu kan belum tidur lagi sejak tumbang subuh tadi.”“Kakak malah sama sekali belum tidur sejak semalam.”“Jangan pikirkan orang lain.”Ayu membuka kedua matanya.“Tuh, kan. Matamu juga sudah sangat merah. Tidurlah. Kamu pasti sudah sangat mengantuk, kan?”“Seharusnya aku tetap memejamkan mata saja tadi.”Baskara tersenyum. Ayu pun ikut tersenyum.“Kakak benar tidak mau tidur? Kakak juga pasti mengantuk, kan?&r

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   46. Ayu (19)

    Selama berada di Scylaac, tak pernah sekali pun Ayu dan Baskara bertemu dengan penghuni perempuan - setidaknya yang bernyawa. Padahal mereka telah beberapa kali mendengar cerita tentang penghuni-penghuni perempuan. Bahkan dua dari keempat pencetus Scylaac pun adalah perempuan. Selama ini Ayu tak pernah ambil pusing akan hal itu. Tapi begitu akhirnya ia benar-benar melihat seorang penghuni perempuan, seluruh perhatian dan pemikirannya langsung terfokus penuh kepadanya.“Ya, Kakak benar. Itu memang perempuan. Tidak salah lagi.”Baskara kembali memandang Ayu. “Mungkin dia Yuhita atau Lala.”Ayu tidak menjawab. Ia seperti tertegun oleh pemandangan yang seharusnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang dari tadi disaksikannya.“Apa mungkin itu ... Zia.”Baskara sedikit mengerutkan dahinya. “Kamu percaya yang seperti itu?”

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   45. Ayu (18)

    “Kakak? Kakak tak apa-apa?” tanya Ayu khawatir.“I-iya. Aku baik-baik saja,” jawab Baskara, mencoba bersikap tenang. Tak lama kemudian, ia pun mengoreksi, “Tidak. Aku tidak baik-baik saja. Aku mual.”Baskara pun akhirnya kembali muntah untuk yang kedua kalinya – sebelumnya ia juga telah muntah.“Sebaiknya Kakak tak usah melihatnya lagi. Awasi saja keadaan di sekeliling kita ini. Aku masih membutuhkan bantuan Kakak untuk itu,” kata Ayu lagi, sambil memegang pundak pacarnya itu.“Ya, kamu benar. Mungkin itulah yang terbaik untukku,” jawab Baskara sambil menyeka air matanya yang keluar secara natural oleh karena dirinya muntah.Baskara terguncang melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Wajar saja. Aku tak menyalahkannya. Aku pun juga akan mengalami hal yang sama jika menjadi dirinya. Itu bukan sesuatu yang dapat

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   44. Ayu (17)

    “Apa itu?”Baskara menengok ke arah Ayu. “Ada apa?”Ayu tidak menjawab. Ia tidak memerhatikan pertanyaan Baskara. Tidak begitu pun, Ayu tetap tidak akan bisa menjawab pertanyaan Baskara. Yang ada di sana itu bukan sesuatu yang pernah dilihatnya sebelumnya. Scylaac tak pernah memperlihatkan yang seperti itu sebelumnya. Itu adalah sesuatu yang baru.“Aku tidak mengerti. Apa maksud semua ini? Mengapa seperti ini?” kata Ayu lagi. Perkataannya kali ini mengindikasikan bahwa ia sudah mulai bisa mencerna apa yang ada di pandangan matanya itu. Walaupun pada akhirnya itu hanya memunculkan tanda tanya baru.Baskara sangat ingin melihat apa yang disaksikan oleh Ayu. Tapi ia takut fokusnya teralihkan dari tugasnya untuk mengawasi sekeliling. Ayu terlihat begitu terkejut. Ia tahu bahwa apa yang disaksikan pacarnya itu bukanlah sesuatu yang normal. Ia yakin dirinya pun juga akan

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   43. Ayu (16)

    “Kakak sudah siap?”“Ya.”“Baik. Ayo kita lakukan.”Ayu dan Baskara pun berjalan menuju kaki gunung Tanah Langit.Ayu dan Baskara berjalan berdua di tengah terpaan salju tebal. Mereka hanya mengandalkan cahaya bulan, bintang, dan aurora untuk menerangi jalan mereka. Selama mereka berjalan, Ayu bertugas mengawasi area di depan dan di sebelah kiri mereka. Sementara itu Baskara bertugas mengawasi area di belakang dan di sebelah kanan. Mereka tidak boleh sampai ketahuan oleh penghuni Scylaac lainnya. Ayu tak percaya pada seorang pun penghuni Scylaac selain Baskara. Ia tak ingin ada seorang pun mengetahui apa yang mereka lakukan, sekalipun itu hanyalah seorang pecundang.Perjalanan yang memang sudah semestinya memakan waktu cukup lama itu, semakin terasa lebih lama karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Salju lebat turun semakin hebat. Ayu dan

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   42. Ayu (15)

    “Sudah kuduga. Ternyata memang akan seperti ini jadinya.”Baskara menoleh ke arah Ayu. “Apa maksudmu?” tanyanya.“Para penduduk asli itu. Aku memang sudah menduganya dari awal. Ternyata aku memang mendapatkannya. Kepura-puraan pada mereka.”Baskara terkejut mendengarnya.“Jadi mereka memang bersandiwara?”“Tidak semuanya. Hanya beberapa yang sudah bisa kupastikan begitu. Sisanya, mereka tetap belum bisa kupastikan.”Baskara mengerutkan dahi.“Aku memang sempat ragu awalnya. Sebab ternyata di antara mereka yang sudah kueliminasi pun, banyak juga yang tampil dengan tidak terlihat bersandiwara. Itu benar-benar nyata dan meyakinkan. Aku jadi bingung karenanya. Untungnya, setelah mencari lebih jauh lagi, pada akhirnya aku dapat menemukan juga orang-orang bodoh yang memang jelas-

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status