Schoistuedie, Yuhita, Lala, Acsac. Kalau boleh jujur, tidak semua dari keempat pencetus ini paham betul akan gagasan Scylaac di masa lampau. Yang mereka tahu, dunia tempat mereka tinggal adalah dunia yang sudah tidak suci lagi. Dunia di mana mereka harus bersandiwara untuk dapat bertahan hidup di dalamnya. Mereka sudah muak dengan itu. Mereka hanya ingin hidup bebas dalam kejujuran yang apa adanya.
Para pencetus ingin mengubah dunia ini. Karena itu mereka memulai semuanya dengan menciptakan dunia mereka sendiri terlebih dahulu. Tempat mereka bertemu. Itu adalah sebuah tanah yang sangat kaya dan masih suci. Tempat itu hanya dihuni oleh hewan dan tumbuhan. Tidak ada seorang manusia pun di dalamnya dan tidak ada pihak mana pun yang memilikinya. Tempat yang benar-benar sempurna untuk membangun kembali dunia yang telah lama tertidur.
Para pencetus merasa perlu untuk menamai dunia itu. Mereka mulai mencari nama yang tepat. Schoistuedie, Yuhita, Lala, dan Acsac. Akhirnya te
"Dan itulah akhir dari cerita ini." Vith mengakhiri. "Scylaac ...." Ayu menghela napas panjang. "Ya, Scylaac. Dunia yang sesungguhnya," kata Vith. "Yang benar saja," celetuk Ayu malas. Vith mengerutkan dahi. "Aku serius," katanya kemudian. "Scylaac adalah dunia yang sesungguhnya. Ini adalah dunia yang sebenarnya. Kau tidak akan menemukan kepalsuan di tempat ini. Ini adalah jawaban atas segala kekeliruan di luar sana. Ini adalah duni ...." "Ya, ya, ya, aku paham. Scylaac itu begini, Scylaac itu begitu, bla bla bla, aku mengerti," sela Ayu. "Lalu kenapa? Kau pikir aku datang untuk bergabung bersama kalian? Kau pikir aku tersentuh dengan semua ocehanmu itu? Jangan bercanda! Aku datang untuk menghancurkan ini semua. Aku datang untuk menyelamatkan kalian." Vith menatap dalam kedua mata Ayu. Ia tidak langsung membalas perkataan Ayu. Ia mencoba menyelidiki dahulu kesiapan mental dari wanita di hadapannya itu. Setelah terdiam selama beberapa s
Demikianlah dimulai perjalanan hidup Ayu untuk menghancurkan dunia yang lain itu. Ia tidak mau hidup di sana. Namun ia tidak bisa menghancurkannya dalam sehari. Karena itu ia tinggal di sana. Ia tinggal dan mempelajari semua yang ada di tempat itu. Ia tinggal dan mempelajari semuanya dengan harapan dapat memahami dunia itu. Ia ingin membasmi dunia itu. Karenanya ia harus mengalami sendiri dunia itu. "Tapi, dengan begitu, bukankah dia justru menjadi bagian dari Scylaac?" tanya Ali. "Dia bukan orang yang bodoh. Aku bisa merasakannya. Dia pasti tidak mempermasalahkan hal seperti itu. Dia hanya ingin menghancurkan Scylaac. Tidak masalah baginya jika kemudian dianggap sebagai bagian dari Scylaac. Dia tak peduli," jawab Schoistuedie. "Yah, bisa dibilang, sekarang dia sudah termasuk ke dalam kelompok orang-orang asing," sambung Vith. "Huh. Bagiku, dia hanyalah seorang pecundang," timpal Tono. "Yah, kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Kita tu
Baskara dan Tono berjalan mengarungi alam Scylaac guna menemukan Ayu. Di sana tidak ada kendaraan, sehingga mereka harus berjalan kaki. Baskara terus memandangi sekelilingnya di dalam perjalanannya tersebut. Semua yang dapat ia lihat tidak tampak seperti apa pun yang ada di dunianya di luar sana. Alam Scylaac terlihat begitu abstrak. Ada sangat banyak komponen alam yang tak akan pernah bisa ditemui di dunia luar. Baskara berpikir di dalam hati, betapa jauh berbeda kehidupan yang ada di Scylaac dengan kehidupan yang ada di dunia luar. Bagi Baskara, Scylaac adalah sebuah keberadaan yang tidak sama dengan dunianya. Alam yang tengah dilihatnya itu sesuai dengan gambaran para penghuni Scylaac di dalam kepalanya selama ini. Akan tetapi, sesuatu yang sejak pertama kali Baskara menginjakkan kaki di Scylaac belum pernah ia dapati, sampai detik ini pun tetap belum juga ia dapati. Dan itu adalah bentuk-bentuk keanehan dari para penghuni Scylaac itu sendiri. Tidak banyak penghuni ya
“Dia penghuni Scylaac, kan?” tanya Baskara kepada Ayu setelah Tono telah menjauh. “Begitulah,” jawab Ayu singkat. “Sepertinya penghuni Scylaac tidak seaneh yang kubayangkan,” kata Baskara lagi. “Lelaki tadi bahkan sangat sopan kepadaku. Kupikir mereka semua sama seperti binatang. Ternyata mereka tidak ada bedanya dengan kita. Aku jadi merasa tidak enak tadi karena datang ke sini dan bertingkah seperti orang liar.” “Itu akting,” seru Ayu lugas. “Aku telah bertemu dengan banyak penghuni seperti dirinya, dan hampir semuanya bertingkah seperti itu di depanku. Awalnya kupikir itu adalah cara mereka untuk menarik simpati orang luar. Mereka berpura-pura menjadi orang yang bisa dimengerti oleh orang luar, supaya orang luar tidak khawatir untuk menjadi bagian dari mereka.” “Sebab, kalau mereka langsung menunjukkan jati diri mereka begitu saja, orang luar bisa lari. Mereka ingin semakin banyak orang luar menjadi bagian dari mereka. Dengan begitu seluruh dunia b
Ehem ....Sebelum kita lanjut ke penggalan cerita berikutnya, ada satu hal penting yang ingin kutegaskan kepada kalian. Ini penting untuk kalian memahami kelanjutan cerita ini. Kurasa kalian semua sudah memahaminya. Tapi akan kuingatkan lagi supaya tidak terjadi kesalahpahaman.Apa yang sedang kalian baca saat ini adalah sebuah novel fiksi. Ini adalah cerita rekaan. Artinya, semua yang kalian saksikan di sini hanyalah khayalan semata. Bukan kenyataan. Apa yang sedang kalian alami saat ini, ruang dan waktu tempat kalian bernaung, itulah kenyataan.Jadi mengerti, ya? Semua ini bukanlah kenyataan. Scylaac bukanlah kenyataan. Ini semua hanyalah gambaran isi kepala seseorang yang dituangkan ke dalam kata-kata. Dunia ini tidaklah nyata. Dunia kalianlah yang nyata.Baiklah. Kalau kalian semua sudah mengerti, mari kita lanjutkan pertunjukan horornya. Kupersembahkan kepada kalian: Kam.“Kam?”“Ya, Kam. Aku ingin bertemu dengannya.&r
Namanya Tanah Langit. Letaknya tepat di tengah-tengah Scylaac. Tanah Langit adalah pusat dunia ini-menurut para penduduk asli. Setiap sungai yang mengalir di Scylaac berasal dari Tanah Langit. Tanah tersubur di Scylaac pun berada di Tanah Langit. Banyak penghuni Scylaac tinggal di sekitar kaki gunung Tanah Langit karena kekayaan alamnya. Tanah Langit menjadi sumber kehidupan semua penghuni dan seluruh makhluk hidup di Scylaac.Tanah Langit adalah satu-satunya gunung yang ada di Scylaac. Puncaknya memiliki bentuk yang rata. Dataran di puncak tersebut sangat luas, hingga bisa menampung sebuah ekosistem kehidupan. Para penghuni tidak mendiami tempat itu. Letaknya terlalu tinggi untuk bisa mereka capai. Para penghuni tidak mau pergi ke suatu tempat yang untuk mencapainya mereka harus bersusah payah.“Berarti Kam satu-satunya orang yang tinggal di sana?”“Di puncak Tanah Langit, iya. Dia tinggal di sana bers
“Aku hanya percaya pada diriku sendiri.” Aku pernah menjadi bahan lelucon semua orang di kelasku. Tidak mengherankan memang. Mungkin kau pun akan ikut menertawakanku jika mendengar ini. Saat itu seorang dosen bertanya kepadaku, “Ada berapa jumlah planet di tata surya kita?” Dan aku menjawab dengan tegas, “Aku tidak tahu.” Dunia menyimpan banyak misteri. Berbagai kejadian yang tidak dapat dijelaskan oleh logika hadir dan tersaji dalam dunia. Seorang gadis yang hamil di usia 5 tahun, seorang lelaki yang hidup kembali meski telah mati, hingga dua orang anak kecil yang hilang lenyap karena pindah dimensi ke dunia lain. Semua itu tercatat dalam sejarah. Apakah aku memercayainya? Tentu saja tidak. Pengetahuan sederhana bahwa planet di tata surya berjumlah sembilan saja aku tidak percaya, apalagi cerita-cerita konyol seperti itu. Aku tidak mungkin memercayainya. Aku tidak percaya pada apa pun yang dikatakan oleh orang lai
'Aneh,' kataku dalam hati. Aku sudah mencari berkeliling selama kurang lebih 15 menit. Tetap saja tak dapat menemukan siapa pun selain para pasien. Tidak biasanya yang seperti ini terjadi. Aku mulai merasa gelisah. Aku sangat ingin tahu perkembangan dari penanganan lelaki yang mengalami amnesia total itu. Belakangan ini aku terus kepikiran orang ini. Dia kasus paling aneh yang pernah kutemui. “Aggus.” Aku membaca nama yang disematkan kepada seorang pasien yang belum pernah kulihat. “Oh, Profesor.” Asistenku menghampiriku. “Ini orangnya?” tanyaku tanpa menoleh. “Ya. Kasus paling aneh yang pernah kami tangani.” Aku memandangi asistenku. “Ada apa, Pak?” “Tidak. Tidak ada apa-apa. Lalu, bagaimana perkembangannya?” “Hampir tidak ada perkembangan apa pun. Kami sudah mengajarin