Beranda / Thriller / Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna. / 13. Scylaac. Dunia yang Lain. (1)

Share

13. Scylaac. Dunia yang Lain. (1)

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-02 12:19:05

Dan inilah Scylaac.

Scylaac adalah sebuah gagasan kehidupan. Sebuah idealisme yang melawan kenyataan yang diakui dunia. Ia bukan bagian dari kehidupan. Ia adalah kehidupan itu sendiri. Scylaac adalah dunia yang sesungguhnya.

Bagiku, Scylaac adalah dunia yang lain.

Scylaac adalah lawan kata dari dunia. Segala aturan, norma, kebiasaan, atau apa pun itu, yang berlaku di dunia nyata, tidak berlaku di Scylaac. Scylaac adalah penolakan atas semua itu.

Para penghuni menolak gagasan bahwa Scylaac adalah penolakan. Bagi mereka, Scylaac adalah kenyataan yang sesungguhnya. Sedangkan dunia di luar sana, adalah dunia yang sudah tidak suci lagi. Dunia yang terkontaminasi aturan-aturan kasat mata dan tidak kasat mata yang membelenggu hakikat kehidupan.

Dunia yang sesungguhnya - dunia yang lain itu - adalah dunia yang nyata. Itu bukan dunia fantasi. Para penghuni percaya, bahwa pada suatu masa di zaman lampau, pernah ada peradaban nyata yang berisi dunia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   14. Scylaac. Dunia yang Lain. (2)

    Schoistuedie, Yuhita, Lala, Acsac. Kalau boleh jujur, tidak semua dari keempat pencetus ini paham betul akan gagasan Scylaac di masa lampau. Yang mereka tahu, dunia tempat mereka tinggal adalah dunia yang sudah tidak suci lagi. Dunia di mana mereka harus bersandiwara untuk dapat bertahan hidup di dalamnya. Mereka sudah muak dengan itu. Mereka hanya ingin hidup bebas dalam kejujuran yang apa adanya. Para pencetus ingin mengubah dunia ini. Karena itu mereka memulai semuanya dengan menciptakan dunia mereka sendiri terlebih dahulu. Tempat mereka bertemu. Itu adalah sebuah tanah yang sangat kaya dan masih suci. Tempat itu hanya dihuni oleh hewan dan tumbuhan. Tidak ada seorang manusia pun di dalamnya dan tidak ada pihak mana pun yang memilikinya. Tempat yang benar-benar sempurna untuk membangun kembali dunia yang telah lama tertidur. Para pencetus merasa perlu untuk menamai dunia itu. Mereka mulai mencari nama yang tepat. Schoistuedie, Yuhita, Lala, dan Acsac. Akhirnya te

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   15. Scylaac. Dunia yang Lain. (3)

    "Dan itulah akhir dari cerita ini." Vith mengakhiri. "Scylaac ...." Ayu menghela napas panjang. "Ya, Scylaac. Dunia yang sesungguhnya," kata Vith. "Yang benar saja," celetuk Ayu malas. Vith mengerutkan dahi. "Aku serius," katanya kemudian. "Scylaac adalah dunia yang sesungguhnya. Ini adalah dunia yang sebenarnya. Kau tidak akan menemukan kepalsuan di tempat ini. Ini adalah jawaban atas segala kekeliruan di luar sana. Ini adalah duni ...." "Ya, ya, ya, aku paham. Scylaac itu begini, Scylaac itu begitu, bla bla bla, aku mengerti," sela Ayu. "Lalu kenapa? Kau pikir aku datang untuk bergabung bersama kalian? Kau pikir aku tersentuh dengan semua ocehanmu itu? Jangan bercanda! Aku datang untuk menghancurkan ini semua. Aku datang untuk menyelamatkan kalian." Vith menatap dalam kedua mata Ayu. Ia tidak langsung membalas perkataan Ayu. Ia mencoba menyelidiki dahulu kesiapan mental dari wanita di hadapannya itu. Setelah terdiam selama beberapa s

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   16. Scylaac. Dunia yang Lain. (4)

    Demikianlah dimulai perjalanan hidup Ayu untuk menghancurkan dunia yang lain itu. Ia tidak mau hidup di sana. Namun ia tidak bisa menghancurkannya dalam sehari. Karena itu ia tinggal di sana. Ia tinggal dan mempelajari semua yang ada di tempat itu. Ia tinggal dan mempelajari semuanya dengan harapan dapat memahami dunia itu. Ia ingin membasmi dunia itu. Karenanya ia harus mengalami sendiri dunia itu. "Tapi, dengan begitu, bukankah dia justru menjadi bagian dari Scylaac?" tanya Ali. "Dia bukan orang yang bodoh. Aku bisa merasakannya. Dia pasti tidak mempermasalahkan hal seperti itu. Dia hanya ingin menghancurkan Scylaac. Tidak masalah baginya jika kemudian dianggap sebagai bagian dari Scylaac. Dia tak peduli," jawab Schoistuedie. "Yah, bisa dibilang, sekarang dia sudah termasuk ke dalam kelompok orang-orang asing," sambung Vith. "Huh. Bagiku, dia hanyalah seorang pecundang," timpal Tono. "Yah, kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Kita tu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   17. Scylaac. Dunia yang Lain. (5)

    Baskara dan Tono berjalan mengarungi alam Scylaac guna menemukan Ayu. Di sana tidak ada kendaraan, sehingga mereka harus berjalan kaki. Baskara terus memandangi sekelilingnya di dalam perjalanannya tersebut. Semua yang dapat ia lihat tidak tampak seperti apa pun yang ada di dunianya di luar sana. Alam Scylaac terlihat begitu abstrak. Ada sangat banyak komponen alam yang tak akan pernah bisa ditemui di dunia luar. Baskara berpikir di dalam hati, betapa jauh berbeda kehidupan yang ada di Scylaac dengan kehidupan yang ada di dunia luar. Bagi Baskara, Scylaac adalah sebuah keberadaan yang tidak sama dengan dunianya. Alam yang tengah dilihatnya itu sesuai dengan gambaran para penghuni Scylaac di dalam kepalanya selama ini. Akan tetapi, sesuatu yang sejak pertama kali Baskara menginjakkan kaki di Scylaac belum pernah ia dapati, sampai detik ini pun tetap belum juga ia dapati. Dan itu adalah bentuk-bentuk keanehan dari para penghuni Scylaac itu sendiri. Tidak banyak penghuni ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   18. Scylaac. Dunia yang Lain. (6)

    “Dia penghuni Scylaac, kan?” tanya Baskara kepada Ayu setelah Tono telah menjauh. “Begitulah,” jawab Ayu singkat. “Sepertinya penghuni Scylaac tidak seaneh yang kubayangkan,” kata Baskara lagi. “Lelaki tadi bahkan sangat sopan kepadaku. Kupikir mereka semua sama seperti binatang. Ternyata mereka tidak ada bedanya dengan kita. Aku jadi merasa tidak enak tadi karena datang ke sini dan bertingkah seperti orang liar.” “Itu akting,” seru Ayu lugas. “Aku telah bertemu dengan banyak penghuni seperti dirinya, dan hampir semuanya bertingkah seperti itu di depanku. Awalnya kupikir itu adalah cara mereka untuk menarik simpati orang luar. Mereka berpura-pura menjadi orang yang bisa dimengerti oleh orang luar, supaya orang luar tidak khawatir untuk menjadi bagian dari mereka.” “Sebab, kalau mereka langsung menunjukkan jati diri mereka begitu saja, orang luar bisa lari. Mereka ingin semakin banyak orang luar menjadi bagian dari mereka. Dengan begitu seluruh dunia b

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   19. Scylaac. Dunia yang Lain. (7)

    Ehem ....Sebelum kita lanjut ke penggalan cerita berikutnya, ada satu hal penting yang ingin kutegaskan kepada kalian. Ini penting untuk kalian memahami kelanjutan cerita ini. Kurasa kalian semua sudah memahaminya. Tapi akan kuingatkan lagi supaya tidak terjadi kesalahpahaman.Apa yang sedang kalian baca saat ini adalah sebuah novel fiksi. Ini adalah cerita rekaan. Artinya, semua yang kalian saksikan di sini hanyalah khayalan semata. Bukan kenyataan. Apa yang sedang kalian alami saat ini, ruang dan waktu tempat kalian bernaung, itulah kenyataan.Jadi mengerti, ya? Semua ini bukanlah kenyataan. Scylaac bukanlah kenyataan. Ini semua hanyalah gambaran isi kepala seseorang yang dituangkan ke dalam kata-kata. Dunia ini tidaklah nyata. Dunia kalianlah yang nyata.Baiklah. Kalau kalian semua sudah mengerti, mari kita lanjutkan pertunjukan horornya. Kupersembahkan kepada kalian: Kam.“Kam?”“Ya, Kam. Aku ingin bertemu dengannya.&r

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   20. Scylaac. Dunia yang Lain. (8)

    Namanya Tanah Langit. Letaknya tepat di tengah-tengah Scylaac. Tanah Langit adalah pusat dunia ini-menurut para penduduk asli. Setiap sungai yang mengalir di Scylaac berasal dari Tanah Langit. Tanah tersubur di Scylaac pun berada di Tanah Langit. Banyak penghuni Scylaac tinggal di sekitar kaki gunung Tanah Langit karena kekayaan alamnya. Tanah Langit menjadi sumber kehidupan semua penghuni dan seluruh makhluk hidup di Scylaac.Tanah Langit adalah satu-satunya gunung yang ada di Scylaac. Puncaknya memiliki bentuk yang rata. Dataran di puncak tersebut sangat luas, hingga bisa menampung sebuah ekosistem kehidupan. Para penghuni tidak mendiami tempat itu. Letaknya terlalu tinggi untuk bisa mereka capai. Para penghuni tidak mau pergi ke suatu tempat yang untuk mencapainya mereka harus bersusah payah.“Berarti Kam satu-satunya orang yang tinggal di sana?”“Di puncak Tanah Langit, iya. Dia tinggal di sana bers

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   21. Kam (1)

    “Aku hanya percaya pada diriku sendiri.” Aku pernah menjadi bahan lelucon semua orang di kelasku. Tidak mengherankan memang. Mungkin kau pun akan ikut menertawakanku jika mendengar ini. Saat itu seorang dosen bertanya kepadaku, “Ada berapa jumlah planet di tata surya kita?” Dan aku menjawab dengan tegas, “Aku tidak tahu.” Dunia menyimpan banyak misteri. Berbagai kejadian yang tidak dapat dijelaskan oleh logika hadir dan tersaji dalam dunia. Seorang gadis yang hamil di usia 5 tahun, seorang lelaki yang hidup kembali meski telah mati, hingga dua orang anak kecil yang hilang lenyap karena pindah dimensi ke dunia lain. Semua itu tercatat dalam sejarah. Apakah aku memercayainya? Tentu saja tidak. Pengetahuan sederhana bahwa planet di tata surya berjumlah sembilan saja aku tidak percaya, apalagi cerita-cerita konyol seperti itu. Aku tidak mungkin memercayainya. Aku tidak percaya pada apa pun yang dikatakan oleh orang lai

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11

Bab terbaru

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   50. Ayu (23)

    Semua penghuni Scylaac menjalani hidup tanpa mengenal kewajiban. Mereka semua tidak pernah membebani diri dengan pekerjaan. Itu tidak diperlukan. Hal itu bukan berarti penghuni Scylaac tidak bekerja sama sekali. Sebagian kaum campuran masih memiliki pekerjaan tetap di dunia luar. Mereka memang hidup berpindah-pindah dari Scylaac ke dunia luar dan sebaliknya hingga seterusnya. Tapi mereka tidak terikat pada pekerjaan mereka. Jika mereka mau, mereka dapat melepaskan status mereka di dunia luar dan hidup nyaman di alam Scylaac kapan pun mereka mau.Untuk orang asing, sebagian dari mereka bekerja dengan menjalankan apa yang mereka yakini. Ayu adalah contoh yang paling gamblang. Mungkin misinya di Scylaac tidak berorientasi kepada hasil berupa upah pekerjaan. Tetapi baginya apa yang dilakukannya itu tetaplah sebuah pekerjaan. Kebanyakan orang asing yang bekerja melakukan hal yang berbeda dengan dasar yang serupa. Mereka yakin dan percaya pada kebenaran diri sendiri.

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   49. Ayu (22)

    Jika aku mengatakan bahwa para penduduk asli bisa dan biasa berinteraksi dengan hewan liar, mungkin itu sudah tidak lagi terdengar mengejutkan. Tetapi pengertian hubungan sosial bagi para penduduk asli jauh melebihi itu. Bagi mereka apa pun yang ada di alam Scylaac, hidup maupun mati, semua itu adalah sama. Semua itu adalah sesama mereka yang sama-sama hidup dan mati dalam satu kesatuan. Penduduk asli bisa menghabiskan waktu seharian penuh berinteraksi dengan pohon, air, bahkan batu. Itu sudah menjadi pemandangan yang sangat biasa di alam Scylaac. Mereka berinteraksi dengan menggunakan pikiran dan batin mereka - sesekali dengan mulut. Mereka berbincang-bincang, mereka bermain bersama, mereka saling berbagi kesenangan dengan semua yang ada di alam Scylaac. Mereka melakukan itu semua secara alami tanpa pernah sekali pun mereka paksakan untuk mereka umbar kepada para penghuni lainnya. Penduduk asli hidup dengan menjadikan alam sebagai bagia

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   48. Ayu (21)

    “Kak?”“Kamu sudah bangun?” kata Baskara sambil tersenyum.“Itu apa?”“Tanaman obat. Bunga-bunga di sini bisa menjadi obat yang baik untukmu.”Ayu memandangi ramuan yang sedang dibuat oleh Baskara. “Aku baru tahu Kakak mengerti tentang ilmu tanaman.”“Tidak, kok. Aku hanya kebetulan saja mendengarnya dari percakapan para penduduk asli saat sedang mencari tempat untuk kita tinggali.”Ayu bangun dan mengambil posisi duduk.“Kakak tak perlu terus menjagaku di sini. Aku baik-baik saja, kok. Kalau Kakak mau, Kakak boleh jalan-jalan.”“Tidak, aku tidak mau meninggalkanmu. Kamu sedang sakit. Kamu pasti perlu bantuan sewaktu-waktu.”“Tak usah khawatir. Aku baik-baik saja. Aku juga tak mau jadi beban buat

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   47. Ayu (20)

    “Kompresnya sudah dingin?” tanya Baskara.“Sedikit lagi,” jawab Ayu.Baskara menghela napas jenuh.“Mengapa kamu belum juga tidur?” tanyanya khawatir. “Dengan kondisimu yang seperti ini, kamu juga tidak akan bisa berbuat apa-apa. Lebih baik kamu istirahat saja sekarang. Kamu kan belum tidur lagi sejak tumbang subuh tadi.”“Kakak malah sama sekali belum tidur sejak semalam.”“Jangan pikirkan orang lain.”Ayu membuka kedua matanya.“Tuh, kan. Matamu juga sudah sangat merah. Tidurlah. Kamu pasti sudah sangat mengantuk, kan?”“Seharusnya aku tetap memejamkan mata saja tadi.”Baskara tersenyum. Ayu pun ikut tersenyum.“Kakak benar tidak mau tidur? Kakak juga pasti mengantuk, kan?&r

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   46. Ayu (19)

    Selama berada di Scylaac, tak pernah sekali pun Ayu dan Baskara bertemu dengan penghuni perempuan - setidaknya yang bernyawa. Padahal mereka telah beberapa kali mendengar cerita tentang penghuni-penghuni perempuan. Bahkan dua dari keempat pencetus Scylaac pun adalah perempuan. Selama ini Ayu tak pernah ambil pusing akan hal itu. Tapi begitu akhirnya ia benar-benar melihat seorang penghuni perempuan, seluruh perhatian dan pemikirannya langsung terfokus penuh kepadanya.“Ya, Kakak benar. Itu memang perempuan. Tidak salah lagi.”Baskara kembali memandang Ayu. “Mungkin dia Yuhita atau Lala.”Ayu tidak menjawab. Ia seperti tertegun oleh pemandangan yang seharusnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang dari tadi disaksikannya.“Apa mungkin itu ... Zia.”Baskara sedikit mengerutkan dahinya. “Kamu percaya yang seperti itu?”

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   45. Ayu (18)

    “Kakak? Kakak tak apa-apa?” tanya Ayu khawatir.“I-iya. Aku baik-baik saja,” jawab Baskara, mencoba bersikap tenang. Tak lama kemudian, ia pun mengoreksi, “Tidak. Aku tidak baik-baik saja. Aku mual.”Baskara pun akhirnya kembali muntah untuk yang kedua kalinya – sebelumnya ia juga telah muntah.“Sebaiknya Kakak tak usah melihatnya lagi. Awasi saja keadaan di sekeliling kita ini. Aku masih membutuhkan bantuan Kakak untuk itu,” kata Ayu lagi, sambil memegang pundak pacarnya itu.“Ya, kamu benar. Mungkin itulah yang terbaik untukku,” jawab Baskara sambil menyeka air matanya yang keluar secara natural oleh karena dirinya muntah.Baskara terguncang melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Wajar saja. Aku tak menyalahkannya. Aku pun juga akan mengalami hal yang sama jika menjadi dirinya. Itu bukan sesuatu yang dapat

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   44. Ayu (17)

    “Apa itu?”Baskara menengok ke arah Ayu. “Ada apa?”Ayu tidak menjawab. Ia tidak memerhatikan pertanyaan Baskara. Tidak begitu pun, Ayu tetap tidak akan bisa menjawab pertanyaan Baskara. Yang ada di sana itu bukan sesuatu yang pernah dilihatnya sebelumnya. Scylaac tak pernah memperlihatkan yang seperti itu sebelumnya. Itu adalah sesuatu yang baru.“Aku tidak mengerti. Apa maksud semua ini? Mengapa seperti ini?” kata Ayu lagi. Perkataannya kali ini mengindikasikan bahwa ia sudah mulai bisa mencerna apa yang ada di pandangan matanya itu. Walaupun pada akhirnya itu hanya memunculkan tanda tanya baru.Baskara sangat ingin melihat apa yang disaksikan oleh Ayu. Tapi ia takut fokusnya teralihkan dari tugasnya untuk mengawasi sekeliling. Ayu terlihat begitu terkejut. Ia tahu bahwa apa yang disaksikan pacarnya itu bukanlah sesuatu yang normal. Ia yakin dirinya pun juga akan

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   43. Ayu (16)

    “Kakak sudah siap?”“Ya.”“Baik. Ayo kita lakukan.”Ayu dan Baskara pun berjalan menuju kaki gunung Tanah Langit.Ayu dan Baskara berjalan berdua di tengah terpaan salju tebal. Mereka hanya mengandalkan cahaya bulan, bintang, dan aurora untuk menerangi jalan mereka. Selama mereka berjalan, Ayu bertugas mengawasi area di depan dan di sebelah kiri mereka. Sementara itu Baskara bertugas mengawasi area di belakang dan di sebelah kanan. Mereka tidak boleh sampai ketahuan oleh penghuni Scylaac lainnya. Ayu tak percaya pada seorang pun penghuni Scylaac selain Baskara. Ia tak ingin ada seorang pun mengetahui apa yang mereka lakukan, sekalipun itu hanyalah seorang pecundang.Perjalanan yang memang sudah semestinya memakan waktu cukup lama itu, semakin terasa lebih lama karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Salju lebat turun semakin hebat. Ayu dan

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   42. Ayu (15)

    “Sudah kuduga. Ternyata memang akan seperti ini jadinya.”Baskara menoleh ke arah Ayu. “Apa maksudmu?” tanyanya.“Para penduduk asli itu. Aku memang sudah menduganya dari awal. Ternyata aku memang mendapatkannya. Kepura-puraan pada mereka.”Baskara terkejut mendengarnya.“Jadi mereka memang bersandiwara?”“Tidak semuanya. Hanya beberapa yang sudah bisa kupastikan begitu. Sisanya, mereka tetap belum bisa kupastikan.”Baskara mengerutkan dahi.“Aku memang sempat ragu awalnya. Sebab ternyata di antara mereka yang sudah kueliminasi pun, banyak juga yang tampil dengan tidak terlihat bersandiwara. Itu benar-benar nyata dan meyakinkan. Aku jadi bingung karenanya. Untungnya, setelah mencari lebih jauh lagi, pada akhirnya aku dapat menemukan juga orang-orang bodoh yang memang jelas-

DMCA.com Protection Status