Share

Bab 72

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 18:38:36
"Benar, proyek itu memang tidak begitu berharga dan kalau tidak berjalan dengan baik, 900 triliun akan terbuang percuma."

"900 triliun adalah uang yang nggak akan bisa diperoleh banyak orang dalam beberapa kali kehidupan. Kalau dipikir-pikir, sepertinya tadi aku agak gegabah."

Begitu topik berubah, Violet mengangkat bahu ke arah Leon, "Tapi aku nggak punya apa pun selain uang, jadi Pak Leon nggak perlu mengkhawatirkannya!"

Mengabaikan raut wajah Leon yang semakin buruk, dia terus memprovokasi, "Oh iya, aku penasaran kenapa tadi Pak Leon nggak melanjutkannya. Jangan-jangan kamu kehabisan uang?"

"Sebagai orang bermartabat di dunia bisnis, kukira dia begitu kaya. Tapi ternyata masih kurang dari 900 triliun!"

Dia mencibir, "Kelak kalau ada kesempatan seperti ini, Pak Leon harus berusaha keras untuk jangan ikut serta. Kalau nggak, hasilnya akan sama seperti tadi ...."

Saat Violet sedang berbicara, Mia berlari dengan rambut acak-acakan dan berkata, "Paman ...."

Secara logika seharusnya Viole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 73

    Aula lantai bawah.Setelah berganti pakaian, Violet berpura-pura seolah baru saja kembali dari kamar mandi dan pergi mencari Adis.Tidak disangka Violet melihatnya dikelilingi oleh sekelompok orang dari kejauhan.Khawatir ada yang tidak beres dengan kesehatannya. Bagaimanapun, Adis juga baru saja mengalami cedera. Violet pun buru-buru berlari ke arahnya.Begitu mendekat, dia mendengar ...."Inikah caramu memperlakukan tamu?"Boni bertanya kepada Adis dengan marah di tengah kerumunan, "Atau apakah kamu punya masalah denganku? Kalau ada, katakan saja."Di saat yang sama, terdengar tangisan Hera, "Suamiku, aku pusing ...."Violet secara garis besar mengerti apa yang sedang terjadi.Dia mengaku kalau hari ini dirinya agak gegabah.Akan tetapi begitu melihat ibu dan anak berkeliaran di hadapannya, amarah langsung memuncak hingga membakar seluruh akal sehatnya dalam sekejap.Orang sudah dipukul, tidak ada gunanya menyesalinya.Violet hendak menerobos kerumunan untuk masuk, tetapi lengannya d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 74

    Kalimat "menghukum seseorang tetap harus memikirkan perasaan orang lain" membuat sorot mata Adis menjadi muram, "Penjelasan seperti apa yang Paman mau?""Itu tergantung penjelasan seperti apa yang akan kamu berikan." Boni juga seorang veteran, "Meskipun aku bukan orang yang begitu penting di Kota Bona, aku tetap memikirkan reputasiku.""Kalau tersebar kabar istri dan putriku dipukuli pada kesempatan seperti ini, entah bagaimana orang lain akan mengkritiknya ...."Violet menyela, "Aku bahkan belum menjelaskan alasannya, tapi Pak Boni sudah langsung meminta penjelasan. Sepertinya kamu memang agak cemas.""Atau cuma karena statusku rendah sehingga aku harus menanggung akibat yang nggak seharusnya kutanggung meskipun aku menyerang untuk membela diri?""Kami nggak melakukan apa pun padamu, tapi kamu malah memukul kami ...."Hera menutupi wajahnya dan menangis, "Semua orang coba menilai. Dia bilang membela diri, tapi kami ibu dan anak terluka, sementara nggak ada bekas luka di tubuhnya."Mem

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 75

    "Ck, ck, ck, ternyata penjahat nggak mau mengaku penjahat. Pelaku utamanya nggak tahu malu!""Mungkin mereka yang melukai diri mereka sendiri. Kalau nggak, untuk apa menghapus videonya?""Lima detik, cuma butuh lima detik bagi Nona itu untuk memulihkan videonya. Nona, terimalah penghormatanku."Mia dan Hera tercengang. Mendengar gumaman di tempat, mereka benar-benar ingin mencari lubang di lantai dan merangkak masuk.Boni juga tidak menyangka akhir seperti ini, tetapi dia adalah orang licik di dalam dunia bisnis dan terbiasa menghadapi masalah besar, jadi dia langsung punya strategi untuk menghadapinya.Dia pun mencibir dan berkata, "Cuma butuh lima detik, sepertinya memang sudah dipersiapkan sebelumnya."Violet memiringkan kepala dan menatap Mia, "Putrimu juga yang mencari orangnya ....""Kamu!" Boni terdiam."Sepertinya Pak Boni masih keberatan, jadi begini saja ...." Violet mengeluarkan ponselnya, "Ayo hubungi polisi. Kebetulan aku juga terluka, jadi biarkan polisi memutuskan siapa

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 76

    Pupil mata hitamnya tiba-tiba menyusut, lalu dia mengejek, "Lebih baik menyerah pada hal-hal yang nggak ada gunanya secepat mungkin.""Kok kamu bisa tahu nggak ada gunanya?" Violet menjawab, "Mungkin Pak Adis menyukai gayaku. Setidaknya dia nggak pernah mengira aku punya niat jahat seperti seseorang."Leon mengerutkan kening tanpa berkata apa-apa, membuka pintu mobil dan memaksa Violet duduk di kursi penumpang.Violet juga tidak meronta, malah ingin melihat apa yang orang ini inginkan....Yang membuat Violet bingung adalah Leon tidak melakukan apa pun padanya, malah membawanya kembali ke Vila Aster.Tidak masalah kalau membawanya kembali, tetapi dia langsung menyuruhnya memasak begitu masuk."Leon, kalau otakmu bermasalah, cepat ke dokter!"Leon menatapnya dengan wajah datar, "Nenek ingin makan.""..."Karena nenek ingin makan, mari buatkan beberapa makanan yang dia suka.Begitu Violet masuk ke dalam dapur, semua bayangan dirinya melayani Leon seperti orang bodoh selama tiga tahun ter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 77

    Ciuman ini membuat Violet lebih syok dibandingkan cara menghentikan pendarahan sebelumnya.Perasaan seperti sengatan listrik menyebar dari tempat bibir bersentuhan yang langsung merangsang otak."Plak ...."Violet mendorong Leon menjauh dan menamparnya, "Ini adalah yang pertama dan terakhir."Lain kali itu tidak akan sesederhana tamparan di wajah.Setelah mengatakan itu, Violet pergi dari dapur dan langsung berjalan keluar.Dia mengira Leon akan menghentikannya, tetapi ternyata tidak.Tidak mudah menghentikan mobil di sini, jadi Violet juga tidak segan dan langsung mengendarai mobil di garasi. Bagaimanapun, dia memiliki banyak mobil.Melihat wanita yang mengemudikan mobilnya dari jendela setinggi langit-langit, Leon menempelkan lidah ke pipi kiri tempat wanita itu menamparnya.Sudah hampir lima menit dan dia masih merasa agak mati rasa yang menunjukkan betapa kuatnya tamparan wanita itu.Terutama sorot matanya, dengan amarah dan kebencian yang terlihat jelas ...."Jelas-jelas membencik

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 78

    Sebuah pertanyaan dengan naga tegas.Sejak hari pertama datang ke rumah tua Hardi, Violet memiliki kesan yang baik terhadap para koki di sini karena makanan yang mereka masak selalu sesuai dengan seleranya dan bahkan lebih enak daripada masakan Sheva.Akan tetapi, ternyata koki itu adalah Adis.Adis tersenyum dan berkata, "Lumayan, ternyata kamu langsung menghabiskannya."Meskipun hati Violet terasa hangat, dia juga merasa tidak nyaman, "Kelak jangan masak lagi, itu sangat melelahkan.""Nggak." Adis menatap Violet dengan wajah penuh kasih sayang, "Selama kamu menikmati makanannya, nggak masalah kalau kecapekan sedikit.""..."Setelah makan malam, Violet menyuruh Adis kembali ke kamar. Sebelum pergi, dia bertanya, "Rencananya sudah kacau. Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?""Nggak masalah, akan selalu ada peluang untuk berhubungan dengan Keluarga Wijaya. Bagaimanapun, proyek baru kita juga membutuhkan dukungan pemerintah."Sebenarnya rencana tersebut tidak benar-benar kacau, hanya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 79

    Violet sangat penasaran dengan jawabannya, tetapi Leon tidak kunjung menjawab setelah menunggu untuk waktu yang lama."Sudah tidur?"Setelah menghela napas, Violet melemparkan ponsel ke samping dan berencana untuk tidur.Akan tetapi, dia masih tidak bisa tidur setelah berguling-guling.Setelah memikirkannya, Violet menggunakan panggilan suara dengan Lukas.Sebenarnya ini agak kurang pantas, tetapi dia sengaja melakukannya.Kalau bukan karena Lukas, dia dan Leon tidak akan pernah bertemu seperti ini.Setelah menelepon beberapa kali, orang itu tidak hanya tidak menjawab, tetapi juga langsung menolak.Violet menelepon lagi, tetapi masih ditolak.Violet menelepon kembali setelah ditolak sampai ke kelima kalinya ...."Felicia, sudah cukup belum?""Pak Lukas, mau lihat dengan siapa kamu berbicara dulu nggak?" Violet sengaja merendahkan suara dan mengubah nadanya."Tey?" Lukas langsung bangun, "Sudah bangun sepagi ini?""Tentu saja, kalau mau menyapa Pak Lukas harus sedini mungkin.""Nona, ka

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 80

    Lukas terus mengoceh, tetapi Leon hanya mendengar satu kalimat, "Wanita?""Ya ...." Lukas mengerutkan kening, "Nggak, kamu bahkan tidak tahu apakah dia pria atau wanita, terus kenapa dia bilang kamu tahu informasinya?"Leon meletakkan gelasnya, "Aku benar-benar nggak tahu sebelumnya, tapi sekarang aku tahu."Lukas ingin menangis, "Jadi apa yang kamu ketahui sebelum ini?""Marganya Ananta.""Siapa yang memberitahumu?""Tebakan!" Beberapa orang terbiasa menggunakan huruf pertama dari marganya, seperti Violet.Suatu kali, nenek memaksanya untuk pergi bersama Violet. Dalam perjalanan, dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang mengemis di jalan.Setelah membantunya, dia mengirimkan sesuatu kepada gadis itu dari waktu ke waktu dan selalu menandatangani namanya hanya dengan satu huruf "t".Yang satu huruf kecil dan yang lainnya huruf besar, jadi dia hanya membuat tebakan."..."Setelah mendapat jawaban ini, Violet merasa tidak nyaman, "Tebakan yang cukup bagus!"Violet memikirkan kemungkina

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 94

    Mendengar dia terus memuji Leon, Violet hampir ingin menendangnya lagi, "Kalau kamu masih berbicara omong kosong seperti itu, aku nggak keberatan membuatmu bisu!"Sheva mendengus, lalu memberikan apel yang sudah dikupas kepadanya.Violet menerimanya, lalu menggigitnya, "Bagaimana keadaan Mia?"Dalam beberapa hari terakhir, dia tidak sempat memeriksa rekaman pengawasan, satu karena tidak ada waktu, kedua karena tidak perlu.Sheva mengangkat bahu, "Mia sudah keracunan selama beberapa hari, Hera sudah beberapa kali memberitahu Leon untuk mencari dokter ahli untuk mengobati Mia, tapi dia nggak pernah hubungi aku.""Bukan hanya itu, Hera juga memberi tahu Leon bahwa kemungkinan racun itu berasal dari kamu, tapi sampai sekarang, Leon nggak melakukan apa-apa terhadapmu ...."Sheva ingin berkata lagi, "Bos, dia mungkin ...."Violet tidak ingin mendengar omong kosong itu, jadi dia mengambil apel yang belum dikupas dan memasukkannya ke mulutnya.Sheva buru-buru mengeluarkannya, meludah beberapa

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 93

    Violet menyelamatkan Pak Dimas, dan sebagai anak, Lewis tentu harus datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Violet."Bu Violet, kamu telah menyelamatkan ayahku, aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu."Meskipun Lewis sudah berusia lima puluh tahun, namun dia terlihat seperti baru berusia tiga puluhan.Dia mengenakan jas hitam yang dikerjakan dengan sangat baik dan rapi. Rambutnya juga disisir dengan sangat rapi, dan kacamata dengan bingkai emas memberinya kesan intelektual."Pak Lewis, jangan segan-segan. Saat itu aku hanya kebetulan lewat, bukan cuma aku, siapa pun pasti nggak akan biarkan seseorang terjatuh begitu saja ...."Begitu berkata, Violet dengan ekspresi khawatir bertanya kepadanya, "Pak Dimas nggak apa-apa, 'kan?""Ayahku baik-baik saja.""Kalau begitu, syukurlah ... syukurlah ...." Violet seolah tidak sengaja berkata, "Orang tua paling takut terjatuh, untungnya aku cukup cepat, kalau aku sedikit lebih lambat, akibatnya bisa sangat buruk."Mata Lewis sedikit beruba

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 92

    Adis tersenyum tipis. "Kamu lakukan dulu, baru bilang aku."Violet mengerutkan hidung, tidak berkata apa-apa lagi, melambaikan tangan dan berbalik pergi.Melihat punggungnya yang berjalan menjauh, mata Adis yang awalnya tampak jernih, seketika berubah menjadi dalam tak terukur.Keesokan harinya.Setelah dipersiapkan oleh Adis, Violet membawa banyak hadiah dan berangkat ke rumah Keluarga Wijaya.Sudah dua bulan berlalu sejak terakhir kali dia merawat ayah Lewis.Awalnya, dia pikir bisa mendapatkan sedikit informasi dari mulut Pak Dimas, tetapi ternyata usahanya sia-sia.Sepertinya ada beberapa hal yang mungkin sama sekali tidak diketahui Pak Dimas.Jadi, dari awal, dia sudah salah target. Kalau tidak, masalah ini tidak akan berlarut-larut tanpa kemajuan apa pun hingga sekarang.Di ruang tamu, Violet menunggu lama, tetapi Lewis tidak datang. Akhirnya, pelayan datang dan berkata, "Bu Violet, tuan kami tiba-tiba ada urusan mendadak dan harus pergi. Dia meminta maaf atas ketidakhadirannya."

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 91

    Yang membuat Violet terkejut adalah, meskipun dia sudah berkata dengan nada sangat tajam, Leon bukan hanya tidak marah, tetapi malah benar-benar mulai makan sisa makanan itu.Violet terpaku sejenak, lalu berdiri, "Pak Leon sepertinya benar-benar lapar, kalau begitu, makanlah lebih banyak!"Leon tidak menghalangi Violet yang pergi. Saat dia mencapai pintu, Leon dengan nada santai berkata, "Bagaimana persiapan Adis untuk pengajuan hak paten?"Langkah Violet terhenti, tetapi dia tidak berbalik. "Hasilnya mungkin akan membuat Pak Leon kecewa."Mata gelap Leon menatap punggung Violet, dirinya tertawa kecil, "Kalau begitu, mari kita tunggu hasilnya."Violet tidak menjawab lagi dan melangkah keluar.Leon tetap duduk tanpa bergerak, bahkan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Namun, saat dia baru mengangkat cangkir itu, tiba-tiba cangkir tersebut pecah.Pecahannya melukai jarinya, darah segar bercampur dengan teh menetes ke bawah. Menatap mata yang merah terang seperti sebuah danau dalam, per

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 90

    Leon berpaling, matanya mencari-cari seseorang yang dari tadi berdiri di pintu, "Saudaraku, dulu kamu pernah merugi, tapi sekarang kamu jelas beruntung."Sambil berkata, dia juga menasihati Adis, "Pak Adis, meskipun kakimu nggak bagus, nggak perlu mengambil sepatu usang yang sudah nggak dipakai orang lain.""Plak!"Violet baru saja ingin membalas, tetapi Adis lebih dulu dengan keras meletakkan sendok dari genggamannya, "Pak Lukas, tolong jaga ucapanmu!""Heh ...." Lukas mencemooh, "Aku cuma ingatkan dengan niat baik, kalau kamu nggak hargai ucapanku, anggap saja aku nggak pernah berkata apa-apa!""Leon, ayo kita pergi!"Namun, Leon malah berjalan masuk, "Karena sudah kebetulan, ayo makan bersama!"Tindakan Leon sungguh di luar dugaan LukasGila!Karena Leon sudah masuk, Lukas tidak punya pilihan selain ikut dengan berat hati.Lukas yang jarang diajak Leon, dia langsung setuju. Siapa tahu malah ketemu hal memuakkan seperti ini!Ngomong-ngomong, kenapa harus makan satu meja?Meski sudah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 89

    "Achoo ...."Baru saja makan siang, Violet sudah bersin berkali-kali. Adis tampak cemas, "Nggak enak badan?""Nggak ...." Violet menggosok hidungnya. "Mungkin makanannya agak pedas. Ngomong-ngomong, cabai di restoran ini gratis ya?""Memangnya nggak apa-apa?""Nggak apa-apa kok!"Meski dia bilang tidak apa-apa, Adis tetap menuangkan segelas air hangat untuknya. "Minumlah air hangat.""Sakit perut minum air hangat, flu minum air hangat, apakah semua pria benar-benar mengira air hangat bisa sembuhkan segala penyakit?" Violet sedikit mengejek tapi tetap mengambil dan meminum seteguk. "Untukku ini bisa diterima, tapi nanti kalau kamu bertemu wanita yang kamu suka, jangan lakukan ini. Benar-benar bisa merusak kesan!"Mata Adis sedikit gelap. "Benarkah?""Tatapanmu barusan agak aneh ...." Violet tiba-tiba mendekat dengan wajah penuh rasa ingin tahu. "Siapa dia?"Adis tersenyum tipis. "Nggak ada!""Aku nggak percaya!" Violet cemberut. "Bahkan kepadaku yang kamu anggap seperti adik nggak mau b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 88

    Leon kembali memandang Mia, "Aku pergi dulu."Melihat Leon baru saja datang tetapi sudah akan pergi, Mia menahan rasa sakit luar biasa di tubuhnya. Dia buru-buru turun dari ranjang, berjalan cepat ke sisi Leon, dan langsung memeluk lengannya, "Paman, apa karena insiden di rapat lelang terakhir kali, kamu merasa aku menipumu, jadi ...."Leon menjatuhkan pandangannya pada lengan yang sedang dipeluk Mia. Samar-samar, terlihat matanya meredup sejenak, "Ada urusan perusahaan."Wajah Mia tampak penuh rasa kecewa, "Beberapa hari lalu aku ke kantor cari kamu, tapi kamu nggak mau temui aku. Sekarang kamu bahkan baru datang sudah mau pergi. Aku tahu kamu sibuk, tapi aku memang kurang enak sekarang, bisakah kamu temaniku sebentar?"Hera segera menyela, "Mia, jangan nggak tahu diri. Pak Leon sudah menyempatkan diri datang di tengah kesibukannya, kamu harus bersyukur."Setelah bicara, dia memberi Boni pandangan penuh makna.Menerima isyarat istrinya, Boni yang penuh siasat segera mendapat tanggapan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 87

    Masalah pengajuan paten proyek, Violet memutuskan untuk sementara tidak memberi tahu Adis.Tentang rencana Leon yang ingin ikut campur, dia juga tidak berniat memberitahukan Adis.Pokoknya, jika ada hal yang bisa membuat Adis tidak perlu repot, maka dia akan melakukannya.Andi hanya perlu menjaga suasana hati tetap baik dan fokus pada penyembuhan kakinya.Kakinya, setelah dua kali terapi rendaman obat dan akupunktur, perlahan mulai merasakan sesuatu.Bagaimanapun caranya, Violet bersumpah akan mengusahakan agar Adis bisa berdiri lagi!Berbicara soal itu, Violet menghitung waktu.Mia seharusnya sudah terkena efek racunnya sejak lama, tetapi hingga kini tidak ada tanda-tanda apa pun.Dia menelepon Sheva, "Ada kemungkinan sesuatu berubah dengan Mia, kamu harus lebih waspada.""Aku juga mau bicara soal itu!" Sheva di ujung telepon berkata, "Mia sudah terkena efek racunnya, sekarang dia ada di rumah sakit. Hera langsung memberi tahu Leon, tapi aku nggak tahu, apa Leon akan menjenguknya atau

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 86

    "Aneh rasanya, padahal sebelumnya pihak Grup Hardi nggak ada niat seperti itu. Kalau bukan demikian, proyek ini sudah hampir siap diluncurkan, dan belum terdengar kabar mereka tanda tangani kontrak dengan ahli di bidang ini.""Tim proyek tersebut juga hanya terdiri dari beberapa lulusan baru.""Mungkin seperti kita, yang diam-diam selalu berhubungan dengan Tina, karena Tina adalah seorang ahli besar di bidang ini. Kalau Keluarga Hardi memang berencana kembangkan energi baru, kenapa mereka cuma gunakan lulusan baru seperti yang tampak di permukaan?"Leon memandang ke arah kepergian Violet, matanya menyiratkan ejekan, "Adis nggak sehebat yang kamu bayangkan."...Setelah meninggalkan Hotel Imperial, Violet tidak pergi ke Grup Hardi, apalagi pulang ke rumah keluarga Hardi, melainkan langsung menuju Taman Bangau.Bertha sangat terkejut saat melihat Violet, "Angin apa yang bawa bosku ke sini?"Violet menjawab dengan nada jengkel, "Angin barat laut! Cepat beri aku makan, aku lapar sekali!"P

DMCA.com Protection Status