Mia sadar dan pikirannya menjadi kosong.Dia melihat ke langit-langit dengan ekspresi kosong.Mia bahkan tidak bisa mengingat namanya sendiri.Pikirannya hanya penuh dengan, siapa aku, di mana aku?Kepalanya tiba-tiba terasa sakit.Sakitnya sangat luar biasa, seperti ada sesuatu yang menggerogoti dari dalam.Namun, rasa sakitnya tidak berlangsung lama, hanya berlangsung sekitar satu menit dan tiba-tiba sakitnya berhenti.Otaknya yang awalnya kosong langsung dibanjiri banyak fragmen dalam sekejap.Rumah Sakit, ini di rumah sakit!Mia ingat Violet bilang bahwa dia akan mengantarnya kembali.Ternyata, meskipun Violet begitu sombong, wanita itu tetap takut pada Leon. Jika tidak, bagaimana Mia bisa diantar kembali dalam keadaan utuh!"Violet, kamu nggak berani mengambil kesempatan bagus untuk menyingkirkanku. Kalau begitu, jangan salahkan aku karena bersikap kasar."Dengan tatapan tajam di matanya, Mia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Leon ketika pintunya tiba-tiba terbuka.Melih
Sudah se-dewasa ini, Leon mengira bahwa dirinya sudah sangat pintar. Akan tetapi, dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan dibodohi oleh Mia yang umurnya sepuluh tahun lebih muda darinya.Di dalam USB itu jelas menunjukkan bahwa Mia yang bertindak sendiri berkali-kali dan kemudian dia menuangkan air kotor pada Violet.Bukan hanya penculikan, Violet juga telah dituduh dengan kejadian terakhir kali.Leon menunduk dan melihat kasus yang baru saja dikirim oleh Joshua.Perutnya ditusuk dengan pisau dan limpanya hampir terluka.Tukang di betis kirinya patah.Ada banyak luka goresan di wajahnya ....Kemudian, Violet menelepon dan mengatakan bahwa dia terluka parah. Violet menunggu Leon datang untuk menandatanganinya dan itu semua benar!Violet ....Leon memegang erat rekam medis itu, lalu tiba-tiba merasakan sakit yang menusuk di jantungnya, seolah ditusuk dengan jarum.Sebelumnya, dia belum pernah merasa seperti ini.Joshua yang berada di samping, melihat mata Leon dipenuhi penyesalan. Sete
"Nggak sepenuhnya bersalah, jadi aku nggak berutang apa pun padamu ...."Jangankan Violet, bahkan Joshua yang mengikuti Leon juga berharap bisa menjahit mulut Tuan Muda-nya ini dengan jarum!"Pak Leon, Pak Leon ... aku baru tahu hari ini kalau IQ dan EQ kamu nggak berbanding lurus. Pantas saja kalau Bu Violet ingin menceraikanmu!"Tentu saja, Joshua hanya berani mengucapkan kata-kata ini di dalam hatinya.Melihat betapa marahnya Violet, Joshua harus segera menebus kesalahannya.Sambil terbatuk pelan, Joshua maju selangkah dan menyerahkan kepada Violet sebuah kue yang Leon suruh untuk membelinya saat di perjalanan. Joshua kembali berkata, "Bu Violet, apa yang terjadi terakhir kali sudah diklarifikasi.""Aku secara khusus membawakan kue ini untukmu saat perjalanan ke sini. Cobalah dan lihat apa kamu menyukainya. Kalau kamu suka, lain kali saat aku melewatinya lagi, aku akan membawakannya untukmu."Saat berbicara, Joshua menatap Leon beberapa kali secara sengaja atau tidak sengaja. Dia me
Setelah melihat dari atas ke bawah, Leon berbalik.Joshua buru-buru mengikutinya. Setelah berjalan dua langkah, dia mendengar Leon berkata dengan suara yang dalam, "Aku akan menyerahkan laporannya besok pagi!""Apa?" Joshua bersumpah dia benar-benar tidak bereaksi. Kemudian, dia bertanya lagi, "Laporan tentang proyek baru?"Leon balik bertanya sambil melihat ke belakang, "Menurutmu?"Joshua terdiam. Sepertinya bukan, itu ....Bukankah ini laporan tingkat pemahaman perempuan?Bisakah Joshua menjawab ulang?Dia tidak mengerti, sama sekali tidak mengerti!Jika membahas tentang siapa pria yang paling memahami Violet di dunia ini, orangnya pasti Adis. Bahkan Sheva yang telah bersamanya selama bertahun-tahun, harus menyingkir.Violet jelas telah mencoba yang terbaik untuk mengatur emosinya, tetapi Adis masih bisa melihatnya secara sekilas.Dia memberi Violet yang baru saja duduk sebuah roti kukus yang Violet suka. Kemudian berkata, "Tidurmu nggak nyenyak?"Tangan Violet yang memegang garpu l
Bahwa Leon akan berinisiatif untuk membicarakan topik ini merupakan sesuatu hal yang tidak diduga oleh Violet.Leon selalu menganggap remeh pernikahan mereka dan tidak ingin ada yang mengetahuinya. Kecuali nenek dan adik Leon, bahkan anggota Keluarga Hardi sendiri juga tidak ada yang mengetahuinya.Sekarang mereka sudah bercerai. Jadi, apa Leon sudah tidak peduli lagi?Apa pun itu, Leon tidak ingin dia bahagia, 'kan?Oke, kalau begitu biar saja hancur semuanya.Bagaimanapun, tidak mungkin menyembunyikan hal ini selamanya dari Adis. Cepat atau lambat, Adis juga akan tahu.Sambil melirik Adis yang tengah menatapnya penuh makna, Violet menatap Leon tanpa ekspresi. "Apa Pak Leon ingin memberitahukan tentang diriku pada bosku sekarang?""Kalau begitu, Pak Leon nggak perlu repot-repot. Biar aku saja yang bicara sendiri."Leon tidak mampu berkata-kata.Tindakan Violet yang tidak bisa dinalar itu, benar-benar di luar perkiraan Leon.Jelas-jelas terakhir kali Violet takut Adis akan mengetahui h
"Untungnya aku nggak merasa bosan. Lagi pula, mengurus Pak Adis saja sudah cukup menyibukkan, aku benar-benar nggak punya waktu untuk mengurus orang lain."Leon tidak mampu berkata-kata.Joshua diam-diam memutar matanya.Rasakan!Itulah akibatnya jika punya mulut tidak tahu aturan.Sekarang, Joshua harus menyingkirkan rasa malunya untuk membereskan masalah ini."Pak Leon, bukankah Anda datang ke sini untuk memberi selamat pada Pak Adis? Barusan aku sudah mengonfirmasi pada sekretarisnya. Katanya, Pak Adis sudah menunggu Anda di ruang tamu."Joshua berkata sambil mengedipkan mata pada Leon.Pak Leon, aduh Pak Leon. Tolong hati-hati dan jangan lagi bicara sembarangan. Kalau nggak, kamu benar-benar tidak akan punya kesempatan lagi.Mendengar hal tersebut, Leon melirik ke arah Violet dan langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa.Melihat bayangan punggung Leon yang makin menjauh, Violet pun mengerutkan keningnya."Kenapa Leon sama sekali nggak terlihat sedih setelah putus dari Mia?"Leon yan
Arah perkembangan Grup Hardi dalam tiga tahun terakhir sangat bergantung pada tanah tersebut.Jika proyek itu berhasil, keuntungannya akan melebihi 40 triliun.Selain itu, Adis baru saja mengambil alih perusahaan. Hal ini pasti akan menjadi pencapaian yang luar biasa.Oleh karena itu, transaksi ini pasti mendatangkan keuntungan bagi Adis.Namun, semua itu tergantung pada pilihan Adis.Adis adalah orang yang cerdas. Dia pasti akan memutuskan mana yang lebih penting baginya.Joshua yang berada di samping merasa jika Adis pasti akan menandatangani kontrak tersebut tanpa ragu.Belum lagi yang lainnya. Mustahil bagi Adis untuk tidak menghormati reputasi Pak Leon, apalagi hal tersebut menyangkut masa depan Grup Hardi.Sekalipun Adis benar-benar punya perasaan terhadap Bu Violet, seharusnya belum sampai pada titik di mana Adis tidak bisa hidup tanpa Bu Violet.Adis menatap Leon yang tengah menunggu jawabannya dengan tenang. Tatapan mata Adis sedikit berubah saat dia mendorong kembali kontrak
"Baik, baik. Aku pasti akan berhati-hati saat berjalan nanti." Fiuuhh, hampir saja tadi.Rasa kesal di mata Leon yang hitam dan dalam itu terlihat jelas. "Sepertinya kamu perlu makan sesuatu untuk mengisi kembali otakmu.""Hah?" Jika bukan yang ini, lalu yang mana?Apa ada hal lain yang tidak pantas, yang sudah dilakukan oleh Joshua?Coba pikirkan kembali dengan hati-hati.Tidak ada.Mungkinkah Joshua kurang berpikir dengan cermat?Tepat ketika Joshua tengah bergulat dengan kapasitas otaknya sendiri, Leon berkata dengan nada pelan. "Bicara dengannya."Otak Joshua langsung bekerja dengan cepat dan dia pun akhirnya memahami maksud kata-kata Leon.Bicara dengan sopan.Jadi, ini artinya Joshua diizinkan untuk menemui Bu Violet.Biasanya, Joshua benar-benar tidak ingin mengeluh, kecuali dia sudah tidak bisa lagi menahannya.Pak Leon, bisa tidak lain kali saat bicara, kata-katanya ditambah sedikit lebih jelas?Leon mengatakan Joshua perlu suplemen untuk otaknya. Mengikuti Leon saja, entah be
Mendengar dia terus memuji Leon, Violet hampir ingin menendangnya lagi, "Kalau kamu masih berbicara omong kosong seperti itu, aku nggak keberatan membuatmu bisu!"Sheva mendengus, lalu memberikan apel yang sudah dikupas kepadanya.Violet menerimanya, lalu menggigitnya, "Bagaimana keadaan Mia?"Dalam beberapa hari terakhir, dia tidak sempat memeriksa rekaman pengawasan, satu karena tidak ada waktu, kedua karena tidak perlu.Sheva mengangkat bahu, "Mia sudah keracunan selama beberapa hari, Hera sudah beberapa kali memberitahu Leon untuk mencari dokter ahli untuk mengobati Mia, tapi dia nggak pernah hubungi aku.""Bukan hanya itu, Hera juga memberi tahu Leon bahwa kemungkinan racun itu berasal dari kamu, tapi sampai sekarang, Leon nggak melakukan apa-apa terhadapmu ...."Sheva ingin berkata lagi, "Bos, dia mungkin ...."Violet tidak ingin mendengar omong kosong itu, jadi dia mengambil apel yang belum dikupas dan memasukkannya ke mulutnya.Sheva buru-buru mengeluarkannya, meludah beberapa
Violet menyelamatkan Pak Dimas, dan sebagai anak, Lewis tentu harus datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Violet."Bu Violet, kamu telah menyelamatkan ayahku, aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu."Meskipun Lewis sudah berusia lima puluh tahun, namun dia terlihat seperti baru berusia tiga puluhan.Dia mengenakan jas hitam yang dikerjakan dengan sangat baik dan rapi. Rambutnya juga disisir dengan sangat rapi, dan kacamata dengan bingkai emas memberinya kesan intelektual."Pak Lewis, jangan segan-segan. Saat itu aku hanya kebetulan lewat, bukan cuma aku, siapa pun pasti nggak akan biarkan seseorang terjatuh begitu saja ...."Begitu berkata, Violet dengan ekspresi khawatir bertanya kepadanya, "Pak Dimas nggak apa-apa, 'kan?""Ayahku baik-baik saja.""Kalau begitu, syukurlah ... syukurlah ...." Violet seolah tidak sengaja berkata, "Orang tua paling takut terjatuh, untungnya aku cukup cepat, kalau aku sedikit lebih lambat, akibatnya bisa sangat buruk."Mata Lewis sedikit beruba
Adis tersenyum tipis. "Kamu lakukan dulu, baru bilang aku."Violet mengerutkan hidung, tidak berkata apa-apa lagi, melambaikan tangan dan berbalik pergi.Melihat punggungnya yang berjalan menjauh, mata Adis yang awalnya tampak jernih, seketika berubah menjadi dalam tak terukur.Keesokan harinya.Setelah dipersiapkan oleh Adis, Violet membawa banyak hadiah dan berangkat ke rumah Keluarga Wijaya.Sudah dua bulan berlalu sejak terakhir kali dia merawat ayah Lewis.Awalnya, dia pikir bisa mendapatkan sedikit informasi dari mulut Pak Dimas, tetapi ternyata usahanya sia-sia.Sepertinya ada beberapa hal yang mungkin sama sekali tidak diketahui Pak Dimas.Jadi, dari awal, dia sudah salah target. Kalau tidak, masalah ini tidak akan berlarut-larut tanpa kemajuan apa pun hingga sekarang.Di ruang tamu, Violet menunggu lama, tetapi Lewis tidak datang. Akhirnya, pelayan datang dan berkata, "Bu Violet, tuan kami tiba-tiba ada urusan mendadak dan harus pergi. Dia meminta maaf atas ketidakhadirannya."
Yang membuat Violet terkejut adalah, meskipun dia sudah berkata dengan nada sangat tajam, Leon bukan hanya tidak marah, tetapi malah benar-benar mulai makan sisa makanan itu.Violet terpaku sejenak, lalu berdiri, "Pak Leon sepertinya benar-benar lapar, kalau begitu, makanlah lebih banyak!"Leon tidak menghalangi Violet yang pergi. Saat dia mencapai pintu, Leon dengan nada santai berkata, "Bagaimana persiapan Adis untuk pengajuan hak paten?"Langkah Violet terhenti, tetapi dia tidak berbalik. "Hasilnya mungkin akan membuat Pak Leon kecewa."Mata gelap Leon menatap punggung Violet, dirinya tertawa kecil, "Kalau begitu, mari kita tunggu hasilnya."Violet tidak menjawab lagi dan melangkah keluar.Leon tetap duduk tanpa bergerak, bahkan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Namun, saat dia baru mengangkat cangkir itu, tiba-tiba cangkir tersebut pecah.Pecahannya melukai jarinya, darah segar bercampur dengan teh menetes ke bawah. Menatap mata yang merah terang seperti sebuah danau dalam, per
Leon berpaling, matanya mencari-cari seseorang yang dari tadi berdiri di pintu, "Saudaraku, dulu kamu pernah merugi, tapi sekarang kamu jelas beruntung."Sambil berkata, dia juga menasihati Adis, "Pak Adis, meskipun kakimu nggak bagus, nggak perlu mengambil sepatu usang yang sudah nggak dipakai orang lain.""Plak!"Violet baru saja ingin membalas, tetapi Adis lebih dulu dengan keras meletakkan sendok dari genggamannya, "Pak Lukas, tolong jaga ucapanmu!""Heh ...." Lukas mencemooh, "Aku cuma ingatkan dengan niat baik, kalau kamu nggak hargai ucapanku, anggap saja aku nggak pernah berkata apa-apa!""Leon, ayo kita pergi!"Namun, Leon malah berjalan masuk, "Karena sudah kebetulan, ayo makan bersama!"Tindakan Leon sungguh di luar dugaan LukasGila!Karena Leon sudah masuk, Lukas tidak punya pilihan selain ikut dengan berat hati.Lukas yang jarang diajak Leon, dia langsung setuju. Siapa tahu malah ketemu hal memuakkan seperti ini!Ngomong-ngomong, kenapa harus makan satu meja?Meski sudah
"Achoo ...."Baru saja makan siang, Violet sudah bersin berkali-kali. Adis tampak cemas, "Nggak enak badan?""Nggak ...." Violet menggosok hidungnya. "Mungkin makanannya agak pedas. Ngomong-ngomong, cabai di restoran ini gratis ya?""Memangnya nggak apa-apa?""Nggak apa-apa kok!"Meski dia bilang tidak apa-apa, Adis tetap menuangkan segelas air hangat untuknya. "Minumlah air hangat.""Sakit perut minum air hangat, flu minum air hangat, apakah semua pria benar-benar mengira air hangat bisa sembuhkan segala penyakit?" Violet sedikit mengejek tapi tetap mengambil dan meminum seteguk. "Untukku ini bisa diterima, tapi nanti kalau kamu bertemu wanita yang kamu suka, jangan lakukan ini. Benar-benar bisa merusak kesan!"Mata Adis sedikit gelap. "Benarkah?""Tatapanmu barusan agak aneh ...." Violet tiba-tiba mendekat dengan wajah penuh rasa ingin tahu. "Siapa dia?"Adis tersenyum tipis. "Nggak ada!""Aku nggak percaya!" Violet cemberut. "Bahkan kepadaku yang kamu anggap seperti adik nggak mau b
Leon kembali memandang Mia, "Aku pergi dulu."Melihat Leon baru saja datang tetapi sudah akan pergi, Mia menahan rasa sakit luar biasa di tubuhnya. Dia buru-buru turun dari ranjang, berjalan cepat ke sisi Leon, dan langsung memeluk lengannya, "Paman, apa karena insiden di rapat lelang terakhir kali, kamu merasa aku menipumu, jadi ...."Leon menjatuhkan pandangannya pada lengan yang sedang dipeluk Mia. Samar-samar, terlihat matanya meredup sejenak, "Ada urusan perusahaan."Wajah Mia tampak penuh rasa kecewa, "Beberapa hari lalu aku ke kantor cari kamu, tapi kamu nggak mau temui aku. Sekarang kamu bahkan baru datang sudah mau pergi. Aku tahu kamu sibuk, tapi aku memang kurang enak sekarang, bisakah kamu temaniku sebentar?"Hera segera menyela, "Mia, jangan nggak tahu diri. Pak Leon sudah menyempatkan diri datang di tengah kesibukannya, kamu harus bersyukur."Setelah bicara, dia memberi Boni pandangan penuh makna.Menerima isyarat istrinya, Boni yang penuh siasat segera mendapat tanggapan
Masalah pengajuan paten proyek, Violet memutuskan untuk sementara tidak memberi tahu Adis.Tentang rencana Leon yang ingin ikut campur, dia juga tidak berniat memberitahukan Adis.Pokoknya, jika ada hal yang bisa membuat Adis tidak perlu repot, maka dia akan melakukannya.Andi hanya perlu menjaga suasana hati tetap baik dan fokus pada penyembuhan kakinya.Kakinya, setelah dua kali terapi rendaman obat dan akupunktur, perlahan mulai merasakan sesuatu.Bagaimanapun caranya, Violet bersumpah akan mengusahakan agar Adis bisa berdiri lagi!Berbicara soal itu, Violet menghitung waktu.Mia seharusnya sudah terkena efek racunnya sejak lama, tetapi hingga kini tidak ada tanda-tanda apa pun.Dia menelepon Sheva, "Ada kemungkinan sesuatu berubah dengan Mia, kamu harus lebih waspada.""Aku juga mau bicara soal itu!" Sheva di ujung telepon berkata, "Mia sudah terkena efek racunnya, sekarang dia ada di rumah sakit. Hera langsung memberi tahu Leon, tapi aku nggak tahu, apa Leon akan menjenguknya atau
"Aneh rasanya, padahal sebelumnya pihak Grup Hardi nggak ada niat seperti itu. Kalau bukan demikian, proyek ini sudah hampir siap diluncurkan, dan belum terdengar kabar mereka tanda tangani kontrak dengan ahli di bidang ini.""Tim proyek tersebut juga hanya terdiri dari beberapa lulusan baru.""Mungkin seperti kita, yang diam-diam selalu berhubungan dengan Tina, karena Tina adalah seorang ahli besar di bidang ini. Kalau Keluarga Hardi memang berencana kembangkan energi baru, kenapa mereka cuma gunakan lulusan baru seperti yang tampak di permukaan?"Leon memandang ke arah kepergian Violet, matanya menyiratkan ejekan, "Adis nggak sehebat yang kamu bayangkan."...Setelah meninggalkan Hotel Imperial, Violet tidak pergi ke Grup Hardi, apalagi pulang ke rumah keluarga Hardi, melainkan langsung menuju Taman Bangau.Bertha sangat terkejut saat melihat Violet, "Angin apa yang bawa bosku ke sini?"Violet menjawab dengan nada jengkel, "Angin barat laut! Cepat beri aku makan, aku lapar sekali!"P