"Kalimat yang sebelumnya?" Loren berpikir dengan cermat, "Aku juga sangat penasaran seperti apa pemilik liontin giok berbentuk burung feniks itu?""..." Jadi penyelamat yang Leon cari adalah dirinya?Setelah mengakhiri panggilan, Violet tidak bisa tenang untuk waktu yang lama.Ternyata lebih dari tiga tahun lalu, keduanya terkena obat secara bersamaan dan menjadi penawar satu sama lain.Sebenarnya liontin itu tidak hilang, melainkan khusus ditinggalkan untuk Leon setelahnya.Violet tidak pernah suka berhutang budi. Saat itu Leon membantunya dan dia tidak memiliki apa-apa selain liontin giok, jadi dia menyerahkan liontin itu kepadanya.Liontin itu diukir sendiri oleh kakeknya saat dia lahir.Keluarga Ananta memiliki lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan, sehingga kelahirannya mengundang perhatian semua orang.Awalnya dia memberikan liontin giok ini sebagai pelunasan utang, tetapi siapa tahu semakin dia membaca laporan Leon, dia menjadi semakin gelisah.Itu adalah pertama kaliny
"Menurut laporan terkait, saat jembatan putus, kendaraan Leon sang CEO Grup Jiwono juga ada di sana dan saat ini sedang diselamatkan ...."Saat melihat berita itu, Violet baru saja kembali ke rumah dari perusahaan dan bersiap untuk makan malam.Begitu pesan itu muncul di ponsel, dia meletakkan sendok tanpa berpikir panjang.Setelah berjalan ke pintu masuk ruang makan, dia bertemu Falcon, "Pacarku tahu aku akan datang dan datang untuk menyambutku?"Violet tidak punya waktu untuk memperhatikannya, "Minggir!"Melihat Falcon tidak bergeming, Violet mengulurkan tangan untuk mendorongnya menjauh dan berjalan keluar.Saat Violet mengambil langkah, lengannya dicengkeram.Falcon menatap Violet dengan bingung, "Mau pergi ke mana begitu terburu-buru?""Apa aku harus melaporkan ke mana aku akan pergi padamu?" Violet mendorongnya dengan marah dan buru-buru pergi.Melihat ekspresi cemas Violet, Falcon mencibir, "Ini yang kamu sebut nggak peduli?"...Violet mengemudi sepanjang jalan dan tiba di ruma
Kalau begitu, mungkin orangnya masih hidup.Selama Leon masih hidup, masih ada harapan....Falcon merasa sangat kesal melihat Violet menyibukkan diri untuk Leon, "Bilang mengkhawatirkan Nyonya Anisa, tapi itu cuma menipu diri sendiri!""Brak ...."Falcon menjadi semakin marah setelah memikirkannya dan melempar sesuatu.Bayangan yang tersembunyi di kegelapan mencibir, "Sudah kubilang jangan gegabah, kamu nggak mau mendengarkanku!""Awalnya mereka berdua sudah nggak ada keterlibatan apa pun, tapi kamu memutuskan untuk menimbulkan masalah dan menyatukan mereka. Aku belum pernah melihat orang yang lebih bodoh darimu ....""Diam!" Falcon kesal, "Kamu nggak perlu mengomentari apa yang kulakukan!""Heh!" Pria itu mencibir, "Falcon, jaga sikapmu dan cari tahu siapa yang harus mendengarkan siapa di antara kita?"Pria itu sudah lama tidak suka dengan Falcon, "Kalau bukan karena kamu yang membuat begitu banyak masalah, mana mungkin aku akan menjadi seperti ini?"Awalnya semuanya terkendali denga
Lima hari lagi berlalu dalam sekejap mata dan masih belum ada kabar dari Leon.Ketabahan Nyonya Anisa hampir mencapai batas dan dia menangis setiap hari.Seiring berjalannya waktu, tekanan mental Violet meningkat. Terutama saat dia dan Lukas bekerja sama, tetapi masih tidak bisa menemukan apa pun.Lukas juga sangat cemas, "Pasti sesuatu telah terjadi pada Leon. Kalau dia masih hidup, nggak mungkin dia nggak bisa melihat kita mencarinya ke seluruh dunia."Lagi pula, mustahil dia bisa membuat Nenek begitu khawatir!""Benar, kalau dia baik-baik saja, dia pasti sudah lama kembali!"Kalau dia benar-benar sudah tiada ....Bagaimanapun, keduanya pernah menikah. Setelah melihat Nyonya Anisa dan Loren begitu sedih, dia merasa tidak nyaman.Lukas menghela napas dan mengalihkan pandangannya, "Violet, kamu belum merelakan Leon sepenuhnya, 'kan?""Kalau kamu benar-benar nggak peduli seperti yang kamu katakan, kamu nggak akan terlalu khawatir.""Kalau dia kembali dengan selamat, sebaiknya kamu menik
Mustahil orang sebesar itu dan mobilnya menghilang begitu saja. Pasti ada beberapa petunjuk yang tertinggal.Setelah memikirkannya, Violet memutuskan untuk pergi ke sana sendiri.Semakin cepat menemukan orangnya, Nyonya Anisa baru bisa tenang....Dia berkendara ke desa terdekat di hilir tepi sungai.Itu adalah desa pinggiran kota dengan hanya sekitar empat sampai lima ratus penduduk. Violet menyuruh kepala desa untuk memanggil semua orang ke komite desa.Siapa pun yang ada di desa harus hadir.Tidak lama kemudian, banyak orang yang datang silih berganti. Akhirnya kepala desa menghitung dan mengatakan semua orang sudah datang, sisanya sedang keluar dan tidak ada di rumah.Melihat penduduk desa yang berdiri di halaman, Violet langsung berkata, "Kalau ada yang melihat pria ini dalam beberapa hari sebelumnya dan menyerahkannya, mereka akan menerima hadiah uang tunai sebesar 1 miliar!"1 miliar merupakan jumlah yang sangat banyak bagi orang biasa.Beberapa orang mulai bergumam dengan kepal
Violet menatap pria yang berdiri di depannya.Itu memang Leon, tetapi sorot matanya aneh.Seolah tidak mengenalinya.Bertha yang ada di samping juga menyadarinya dan bertanya, "Kamu nggak kenal bos?"Leon melirik ke arah Bertha dan mengabaikannya, lalu menunjuk ke arah Lukas dan bertanya pada Violet, "Barusan dia bilang kamu istriku, benarkah?""Bukan!" Violet mengerutkan bibirnya."Karena kamu bukan istriku, terus ngapain datang mencariku?" Leon menatap Violet sejenak, "Aku cuma hilang ingatan, bukannya jadi orang dungu!"Lukas melangkah ke depan dengan ekspresi tidak percaya, "Leon, kamu hilang ingatan?""Siapa kamu?" Leon bertanya tanpa menjawab.Lukas langsung memperkenalkan diri, "Namaku Lukas dan aku adalah sahabat yang tumbuh bersamamu.""Karena kita adalah sahabat, itu artinya memang benar dia adalah istriku!"Violet, "..."Setelah menarik napas dalam-dalam, Violet mencibir, "Leon, aku nggak peduli kamu benar-benar hilang ingatan atau nggak. Sekarang dengarkan aku. Aku bukan is
"Nggak tahu siapa dia, nggak ingat di mana rumahnya dan nggak ingat semuanya! ""Kamu nggak lihat berita tentang orang hilang di internet?"Selena menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya ponsel."Sorot mata Violet semakin serius dan dia menanyakan pertanyaan lain, "Hari itu di komite desa, kamu jelas tahu kami sedang mencarinya. Kenapa kamu nggak langsung memberi tahu kami?"Selena melirik ke arah Violet, lalu langsung menundukkan kepalanya, "Saat itu aku nggak tahu siapa kamu dan takut kamu akan menyakitinya, jadi ...."Sebenarnya Bertha sudah menanyakan semua ini dan jawabannya sama. Dia juga tidak menemukan ada yang aneh dari sikap Selena.Jadi Leon benar-benar hilang ingatan?Kalau itu bohong, mustahil dia bersikap seperti itu terhadap Nyonya Anisa dan Loren.Violet ingat saat membawanya kembali untuk menemui Nyonya Anisa dan Loren, Leon terlihat aneh serta kesal saat keduanya menarik Leon dari kedua sisi.Tidak peduli seberapa bagus kemampuan akting seseorang, sorot mata adalah
Kali ini Violet bereaksi dengan sangat cepat. Saat bibir Leon hendak menyentuhnya, dia menutupinya dengan telapak tangan sebelum menendang betis pria itu dengan kuat."Hiss ...."Leon memelototinya dengan kesakitan dan terlihat sangat marah seperti istri yang dianiaya. Dia bahkan bertanya tanpa malu, "Kenapa kamu memukulku?"Violet sangat marah dan kali ini tertawa, "Masa Kamu nggak tahu kenapa aku memukulmu?""Leon, kamu sendiri yang bilang kalau kamu cuma kehilangan ingatan, bukan menjadi orang bodoh!""Kalau begini, kok nggak ingat kita sudah cerai?"Violet menjadi semakin marah saat berbicara, "Kalau nggak mengerti arti cerai, cari di Google!""Aku cuma mencari kenangan yang hilang!" Leon berkata, "Meskipun kita sudah bercerai, menciummu memberiku perasaan nggak asing, jadi ....""Jadi aku harus menjadi alat dan membiarkanmu melakukan apa pun yang kamu mau, 'kan?" Violet mencibir dan menjawab, "Lalu kalau kamu mau tidur denganku, aku harus menemanimu?""Kalau kamu bisa terima, itu
Langkah Felicia terhenti. "Hidupku ini memang pemberian Keluarga Fedora. Kalau dulu mereka nggak kasih aku sesuap nasi, aku pasti sudah mati kelaparan di jalanan. Jadi, semua yang kulakukan sekarang adalah hal yang seharusnya.""Apa balas budi harus dibayar dengan nyawa?"Violet melangkah mendekat. "Felicia, yang kamu lakukan ini bukan buat orang lain terharu, kamu cuma hibur dirimu sendiri.""Kamu merasa Keluarga Fedora telah berjasa. Meski sudah bertahun-tahun Lukas perlakukan kamu seperti itu, kamu tetap nggak pernah tinggalkan dia. Kamu anggap dirimu sangat mulia dan pantas dapatkan pujian dari semua orang ....""Bukan begitu .... Bukan seperti yang kamu pikirkan ....""Kalau bukan, lalu kenapa kamu tetap paksakan diri bekerja untuk Keluarga Fedora, meski kamu sedang sakit?" Saat berbicara, Violet sudah sampai di sisi Felicia. "Kalau sedang sakit, seharusnya beristirahat. Kalau kamu sendiri nggak sayangi dirimu, bagaimana orang lain bisa sayangi kamu?"Mata Felicia mulai berkaca-ka
Setelah merapikan barang-barangnya, Violet juga berencana keluar rumah.Ada beberapa jenis herbal yang harus dibeli.Tengah malam tadi, karena tidak bisa tidur, Violet bangun untuk meneliti racun di tubuh Leon.Sebenarnya, salah satu alasan kenapa sulit menghilangkan racun yang diberikan Adis adalah karena Violet sama sekali tidak tahu bahwa Adis bisa meracik racun.Jadi dia sama sekali tidak memahami kebiasaan Adis dalam menggunakan racun.Alasan Falcon tiba-tiba menghilang adalah karena Adis meminjam identitasnya dan diam-diam mengutus orang untuk membunuhnya.Adis memilih Falcon karena pria itu selalu memakai topeng dan tidak seorang pun pernah melihat wajah aslinya. Karena itu, sangat mudah menggunakan wajah Falcon yang kebetulan persis sama dengan Adis, bagian dari kebohongan yang disusun dengan cermat.Semua ini adalah hasil penyelidikan yang dilakukan Violet secara diam-diam setelah dia mengetahui wajah asli Adis.Karena takut informasi bocor, Violet tidak pernah memberitahu sia
Baru saja Violet sampai di Vila Magnolia, telepon dari Leon langsung masuk.Mengira Leon merasa tidak enak badan, Violet langsung menjawab, "Kamu nggak enak badan?""Bukan, aku cuma mau pastikan kamu sudah sampai di rumah atau belum."Violet menarik napas dalam-dalam. "Leon, kalau bukan soal kesehatan, sebaiknya kamu nggak perlu menelepon untuk hal seperti ini."Ucapan Violet sudah cukup jelas.Sebenarnya dia tidak bermaksud terlalu dingin, tetapi hubungan antara dia dan Leon memang sudah tidak bisa kembali seperti dulu.Jadi, lebih baik sejak awal menaklukkan harapan yang tidak seharusnya ada.Namun, Leon terdengar agak kecewa, "Panggilan ini sebenarnya disuruh Nenek dan Loren."Violet terdiam sejenak.Dia lalu berkata, "Aku ada panggilan masuk, aku tutup dulu."Tanpa menunggu Leon menjawab, Violet langsung menutup telepon.Sambil menghela napas, Violet keluar dari mobil, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.Dari jendela kamarnya, dia memandang ke arah kediaman Keluarga Hardi.Kenangan
Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers
Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir
Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda
Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt
Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me
Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag