Share

Bab 237

Penulis: Jalita Haira
Tepat saat tangan Violet hendak menyentuh topeng itu, pria yang titik akupunkturnya telah dikunci tiba-tiba membuka matanya dan menatapnya dengan tatapan membara, "Sudah memikirkannya?"

Hanya dengan dua kata itu, Violet menarik tangannya kembali.

Tanpa rasa canggung, dia berdiri tegak dan menunjuk ke arah pria itu, "Aku mau tidur, sudah waktunya kamu keluar."

Pria itu bukannya turun dari kasur, dia malah menggerakkan tubuhnya ke samping dan menepuk tempat dia baru saja berbaring, "Ayo!"

Violet berkacak pinggul dan berkata, "Jangan paksa aku mengusirmu!"

"Tenang saja, aku cuma tidur dan nggak melakukan apa-apa lagi ...." Pria itu mengedipkan mata pada Violet, "Tentu saja kalau kamu butuh, aku pasti akan bekerja sama!"

Akibat dari bersikap bajingan adalah Violet meraih bahu pria itu untuk menariknya dari kasur, kemudian mendorongnya ke pintu dan mengusirnya.

Saat pintu ditutup, pria itu terkekeh di luar, "Kalau sampai pinggangku sakit karena tendanganmu, kamulah yang rugi!"

"Enyahlah!"

P
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 238

    Menjelaskan terlalu banyak akan membuat semuanya semakin tidak jelas.Karena Carmelia ingin mengurusnya, serahkan saja padanya. Bagaimanapun, masih ada kekacauan besar di Grup Hardi yang harus dibereskan.Adapun pada akhirnya apa yang akan dia lakukan untuk menangani Mia ....Tentu saja, balaskan dendam yang setimpal.Sebelum mencari tahu siapa yang ada di belakangnya, biarkan dia menari-nari selama beberapa hari lagi.Yang tidak Violet sangka adalah malam itu Carmelia datang sambil bersungut-sungut, "Leon itu nggak mau bertemu denganku. Aku pergi ke perusahaannya dan menunggu sepanjang hari, tapi mukanya pun nggak kelihatan!"Semakin dikatakan semakin membuatnya marah, "Dia jelas-jelas cuma berusaha melindungi Mia! Aku pernah melihat orang yang kejam, tapi belum pernah melihat orang yang lebih kejam dari dia. Lagi pula, kalian pernah menikah selama tiga tahun dan Mia melakukan hal yang begitu kejam padamu sampai berkali-kali.""Dulu dia berpura-pura memenjarakannya untuk menjaganya te

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 239

    Setelah mendengarkan ucapan Mia, Leon mengerutkan kening dan merendahkan suaranya, "Aku nggak pernah berjanji padamu!"Mia juga berbicara dengan suara yang sama, "Masih seperti yang kukatakan. Kalau nggak mau sesuatu terjadi pada Violet lagi, sebaiknya kamu segera menikah denganku atau lain kali dia nggak akan seberuntung itu!""Kalau kamu berani menyerangnya lagi, aku akan menghancurkanmu!""Haha ...." Mia tertawa terbahak-bahak, "Kalau begitu, ayo lihat apa yang akan Paman lakukan?"Saat berbicara, dia memegang pinggang Leon dengan mesra, "Paman, para wartawan masih menunggu jawabanmu!"Memikirkan Violet, Leon mengepalkan tinjunya dan menatap wartawan itu dengan sepasang mata dalam, "Benar!"Jawaban Leon membuat wartawan itu semakin bersemangat.Carmelia yang ada di samping menunjuk ke arah Leon dan Mia dengan marah, "Aku nggak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja!"Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi dengan marah, meninggalkan para wartawan untuk merekam Leon d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 240

    Yang Mia inginkan adalah kesediaan Leon, tetapi sekarang dia harus menggunakan Violet sebagai ancaman.Violet harus mati!Setelah menyingkirkan kebencian dari tatapannya, Mia berkata kepada Leon, "Ayo, aku sudah memesan studio foto untuk ambil foto pernikahan bersama!"Begitu Mia selesai bicara, ponsel Leon berdering. Itu adalah nomor Nenek Desi.Mia juga melihat nama penelepon, langsung mengambil ponsel dari tangan Leon dan menekan tombol menjawab, "Nenek ...."Suaranya sangat manis, tetapi Nenek Desi di ujung telepon berkata dengan marah, "Kok begitu nggak tahu malu? Enyahlah!"Senyuman di wajah Mia membeku sesaat, "Aku tahu kamu selalu membenciku, tapi terus kenapa? Cucumu menyukaiku dan akan menikah denganku ....""Leon!" Nenek Desi yang ada di ujung telepon sangat marah, "Pulang dan temui aku sekarang juga!"Rumah lama Keluarga Jiwono.Leon bergegas kembali secepat mungkin.Mia bersikeras untuk ikut, tetapi Leon tidak mau. Itulah sebabnya dia menggunakan nyawa Violet untuk menganc

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 241

    Mia tahu Nenek Desi membencinya, tetapi tidak disangka akan membencinya sampai sejauh ini.Dia mengira bisa mengambil hati Nenek Desi karena sedang hamil anak dari Keluarga Jiwono, tetapi dia sama sekali tidak peduli.Bahkan Leon pun tidak diinginkan lagi.Melihat Leon lagi, apakah dia diam-diam merasa senang?Kilatan dingin langsung tersirat di matanya. Mia mendekat dan berbisik, "Leon, aku nggak mau ada orang tahu tentang kesepakatan kita berdua, jadi sebaiknya nanti kamu hati-hati saat bicara dengan nenekmu."Nyonya Desi sudah membencinya. Kalau sampai tahu Leon bersedia menikahinya semua karena Violet, dia hanya akan semakin membencinya.Sorot mata Mia menjadi semakin mematikan.Setelah menenangkan diri, Leon mengalihkan pandangannya ke arah Nenek Desi, "Aku nggak bisa melakukan apa yang kamu katakan!"Nyonya Desi sangat marah sampai terhuyung. Kalau Loren tidak segera turun dari lantai atas dan membantunya, dia pasti sudah jatuh.Loren baru saja berada di atas dan mendengar keselu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 242

    ...Violet hanya merasa senang melihat kedatangan Nenek Desi dan Loren tanpa merasa terkejut sedikit pun, "Nenek, Loren, maaf sudah membuat kalian menunggu begitu lama!"Tadi dia sedang rapat dan baru diberitahu kalau Nenek Desi serta Loren ada di sini setelah rapat selesai. Mereka juga sudah lama menunggu.Nyonya Desi-lah yang menolak mengganggunya.Nyonya Desi memegang tangan Violet, wajahnya penuh dengan kesedihan, "Nak, kamu terlihat semakin kurus!"Violet memang kehilangan berat badan akhir-akhir ini, tubuhnya tidak dalam kondisi yang baik dan masih harus sibuk dengan rekonstruksi Keluarga Hardi.Dia tidak akan pernah membiarkan apa yang Adis pedulikan hancur.Melihat Nenek Desi terlihat sedih, rasanya seolah semua rasa lelah yang dia alami belakangan ini hilang dalam sekejap.Dia membantu Nenek Desi duduk di sofa, "Masih menegurku, kamu juga semakin kurus!"Saat berbicara, Violet merasakan denyut nadinya, "Kamu nggak enak badan?"Mengenai identitas Violet sebagai dokter sakti, Ne

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 243

    Tingkah laku Mia yang genit membuat Loren semakin marah. Saat hendak memaki, Violet menghentikannya, "Bantu Nenek masuk ke mobil dulu.""Kakak ...." Loren agak khawatir, "Dia ini sangat jahat, kamu sama sekali bukan tandingannya."Violet tertawa, "Itu karena mungkin kamu nggak mengenalku dengan baik! Patuhlah, bawa Nenek ke mobil dan tunggu aku!"Loren ragu dan membantu Nenek Desi masuk ke dalam mobil.Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Violet mendatangi Mia dengan tangan terulur untuk menerima undangannya dan langsung membukanya.Benar saja, itu tulisan tangan Leon.Heh, akhirnya dia bisa menikah dengan wanita yang dia cintai. Benar-benar tidak sabaran juga.Dia menutupnya, mengangkat tangan dan melemparnya langsung ke tempat sampah sejauh sepuluh meter darinya dengan akurat. Lalu dia mencibir ke arah Mia yang terlihat marah, "Mia, kamu pikir Leon bisa melindungimu?"Sorot mata Violet yang dingin membuat Mia menggigil. Dia menelan ludahnya dengan tenang, tetapi masih bersikeras un

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 244

    Karena mereka semua, satu per satu, mengharapkan kepergian Violet, maka dia akan penuhi keinginan mereka.Selesai dengan ucapannya, Violet kembali menutup telepon dan dengan santai mencabut kabel teleponnya.Di ujung telepon sana, Leon memandang telepon yang telah ditutup, lalu tersenyum masam, "Cewek, kamu makin nggak sabar terhadapku."Leon hanya ingin memberitahukan Violet alasan mengapa dirinya harus menikahi Mia, tetapi dia bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan satu kalimat pun!Sudahlah, bahkan jika Leon mengatakan alasannya, Violet belum tentu percaya!Dia memanggil Joshua, "Ada petunjuk tentang orang di balik Mia?"Sejak Mia berterus terang padanya, Joshua mulai menyelidiki orang yang disebut-sebut sebagai pendukungnya itu."Sampai saat ini belum ada!" Joshua terlihat bingung. "Sejak kita bawa Mia keluar dari penjara, dia hanya tinggal di vila. Saat satu-satunya dia keluar adalah tengah malam di saat ke Vila Aster, setelah itu dia nggak pernah keluar lagi.""Da

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 245

    "Nggak mungkin!"Hampir seketika, Violet langsung membantah keraguan Carmelia."Bagaimana kamu tahu itu nggak mungkin?" Sebuah kilatan samar melintas cepat di mata Carmelia, lalu dia bertanya lebih lanjut, "Jangan lupa, seberapa besar dia benci kamu?""Di matanya, kamu adalah algojo yang hancurkan kebahagiaannya dengan Mia.""Tiga tahun terakhir, bagaimana dia perlakukan kamu, apa kamu sudah lupa?""Terutama saat kamu berbaring di meja operasi, menunggu tanda tangannya untuk selamatkan nyawamu, apa yang Leon lakukan waktu itu?"Makin banyak Carmelia berbicara, makin meluap amarahnya. "Setelah kalian bercerai, awalnya dia pikir kamu akan jadi orang yang sengsara seperti yang dia bayangkan.""Tapi, kamu berubah menjadi putri Keluarga Ananta, sehingga dia makin yakin, kamu memang sudah tipu dia tiga tahun lalu. Jadi dia makin benci kamu, dan diam-diam bersekongkol dengan Mia untuk rencanakan kebakaran itu."Memang, apa yang dikatakan Carmelia sangat masuk akal. Leon memang sangat mencurig

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 400

    "Violet ...."Leon yang sempat pingsan perlahan sadar kembali, "Nggak ada gunanya .... Sebelum mati, Adis sudah katakan, racun ini hanya dia sendiri yang bisa sembuhkan. Setelah kematiannya, aku tidak bisa temukan orang lain yang bisa bantu aku hilangkan racun ini.""Jadi jangan repot-repot lagi. Toh, hidupku juga sudah nggak ada harapan, begini juga sudah cukup baik.""Omong kosong apa itu!" Violet paling sebal mendengar kata-kata putus asa seperti ini. "Apa maksudmu hidupmu nggak ada harapan lagi? Bagaimana dengan nenek dan adik perempuanmu, mau kamu tinggalkan begitu saja?""Aku juga nggak tega tinggalkan mereka ... dan lebih nggak tega tinggalkan kamu ...." Leon menatap Violet dengan penuh perasaan. "Violet, aku tahu hubungan kita memang benar-benar sudah nggak ada harapan. Tapi, saat memikirkan bahwa aku nggak akan pernah bisa lihat kamu lagi, aku benar-benar merasa berat untuk lepaskan kamu."Violet, dulu aku sadar perasaanku terlalu terlambat, itulah yang buat kamu menderita beg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 399

    Setelah ucapan Violet tadi, Leon segera tampak tidak bersemangat.Kalau sebelumnya dia masih menyimpan sedikit harapan, sekarang secuil harapan pun tidak ada lagi.Sikap Violet sudah sangat jelas memperlihatkan bahwa Leon tidak punya kesempatan sedikit pun.Namun, Leon tidak berniat menyerah begitu saja. Hati seorang wanita sebenarnya tidak sulit untuk dimenangkan.Seperti kata pepatah, "Ketulusan bisa membelah batu". Asalkan dia cukup tulus, membuat Violet jatuh cinta lagi bukanlah hal yang mustahil!Memikirkan hal itu, semangat Leon pun membaik kembali. Dirinya mulai sering menunjukkan perhatian di depan Violet.Salah satu caranya mendekati Violet adalah, memberinya hadiah.Tentu saja, hadiah itu tidak boleh terlalu mahal tetapi juga tidak boleh terlalu sederhana.Jadi, dia membuatkan satu hadiah untuk Violet dengan tangannya sendiri.Sebuah liontin yang diukir dari kristal dengan bentuk wajahnya, terlihat sangat indah dan rumit.Saat memberikan itu, Leon berkata, "Terima kasih sudah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 398

    Leon menggeleng, "Memang musuhku cukup banyak. Kalau soal yang jago teknologi peretasan, ada sih, tetapi nggak ada yang bisa tandingi kemampuanmu.""Bagaimanapun, bahkan aku saja nggak bisa kalahkan kamu, apalagi mereka."Violet terdiam sejenak. Kenapa kalimat itu terdengar seperti sedang menyanjung?Sudahlah, yang penting Leon baik-baik saja, dan Violet tidak memperpanjang masalah ini.Hanya saja, setelah itu Violet tidak terus-menerus mengurung diri di ruang apotek lagi.Pertama, karena dia khawatir orang itu akan datang lagi. Kedua, karena penelitian obat penawar juga sudah hampir selesai.Melihat tujuan yang diinginkan mulai tercapai, Leon diam-diam merasa puas. Meski begitu, di permukaan dia tetap berlagak tenang.Taman di Vila Magnolia sangat luas dan penuh dengan bunga-bunga kesukaan Violet.Ada juga pergola anggur di sana.Hanya saja, sekarang sedang musim dingin, jadi taman itu tidak seindah dan sehidup saat musim semi. Namun, taman tetap saja terlihat menawan.Terutama saat s

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 397

    Sebenarnya, dia kan sudah sebesar itu. Walaupun tengah malam menghilang, seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.Mungkin saja dia sedang sibuk dengan urusan tertentu.Bagaimanapun, Grup Jiwono adalah perusahaan sebesar itu, tidak mungkin semuanya diserahkan sepenuhnya pada Joshua.Namun, di sisi lain ... urusan apa yang begitu mendesak sampai tidak sempat memberi kabar sama sekali?Apalagi, saat ditelepon pun Leon tidak mengangkat.Sambil mengendarai mobil, Violet menyusuri sekitar Vila Magnolia, tetapi jejak Leon tetap tidak ditemukannya. Hati Violet pun mulai diliputi firasat buruk.Meskipun Adis sudah tiada, Leon masih punya musuh lain. Bagaimana kalau salah satu musuhnya datang untuk membalas dendam ....Namun, kemudian Violet merasa dirinya terlalu berlebihan. Musuh-musuh Leon seharusnya tidak berani mendekati wilayah kekuasaannya.Sebelum bergerak, mereka pasti akan mencari tahu siapa lawan mereka, dan mempertimbangkan apakah mereka sanggup menanggung akibatnya.Tiba-tiba,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 396

    "Kalau begitu, ganti orang lain saja!""Kamu sendiri tadi bilang, nggak ada yang lebih kenal kebiasaan hidupku selain Joshua. Tapi, kalau memang ada orang lain ... orang itu ...."Mata hitam Leon menatap Violet dengan tajam, "Tak lain dan tak bukan adalah kamu!"Violet terperanjat.Violet merasa seperti jatuh ke perangkap sendiri.Seharusnya dia tidak ikut campur, tetapi dia benar-benar khawatir dengan kesehatan Nenek ....Setelah berpikir sejenak, Violet berkata pada Leon, "Kamu bisa ikut aku kembali ke Vila Magnolia, tetapi kamu harus janji padaku, jangan lakukan hal yang nggak seharusnya dilakukan, jangan katakan hal yang nggak seharusnya dikatakan.""Begitu racunmu ditawarkan, kamu harus segera pindah, setelah itu kita nggak akan ada hubungan apa pun lagi!"Begitu racunnya terobati, hutang itu pun lunas, jadi tak perlu ada lagi kontak di antara mereka.Melihat ketegasan di mata Violet, Leon tidak menunjukkan banyak emosi. Mata hitamnya hanya sedikit meredup, lalu dia mengangguk, "B

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 395

    Violet berdiri di sana, memperhatikan selama lebih dari sepuluh menit, tetapi tidak menemukan keanehan apa pun di wajah Leon.Kalau ini adalah penyamaran, Violet pasti bisa langsung mengenalinya. Kulit di wajahnya jelas asli, jadi sama sekali tidak mungkin Adis menyamar menjadi dia.Masih belum merasa tenang, Violet menunggu sampai Leon berbalik badan, lalu memeriksa bagian belakang kepalanya dan belakang telinganya, tetapi tetap tidak menemukan bekas apa pun.Karena ini bukan hal sepele, Violet akhirnya menghipnosis Leon, tetapi hasilnya tetap sama.Jadi, sepertinya mereka memang tadi terlalu banyak berpikir.Dengan pikiran itu, Violet akhirnya merasa lega dan keluar dari kamar Leon tanpa suara.Namun, tak lama setelah kepergiannya, Leon yang tadinya memejamkan mata tiba-tiba membuka matanya. Sepasang mata hitam itu bersinar dengan kilatan tajam yang mengerikan di dalam kegelapan kamar....Keesokan paginya.Leon sudah bangun lebih awal. Saat dia membuka pintu, Violet yang hendak meng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 394

    "Bagaimana anak nakal itu?""Kak, kakakku nggak apa-apa, 'kan?"Melihat yang tua dan yang muda, keduanya penuh dengan kekhawatiran pada Leon, Violet segera tersenyum menenangkan, "Hanya masalah kecil, sudah terselesaikan. Aku di sini, apa yang kalian khawatirkan lagi?"Sambil berkata begitu, Violet memapah lengan nenek itu, "Sudah malam, tekanan darah Nenek mudah naik, cepatlah tidur.""Lalu, kamu?" Nenek itu melihat jam dinding yang menghadap ke tangga, "Sekarang sudah lewat jam dua, kalau kamu pulang pasti sudah hampir pagi, tidurlah di sini saja!"Loren ikut berbicara, "Benar, Kak, sudah lama aku nggak ketemu kamu. Aku punya banyak hal yang mau aku ceritakan. Nanti kita tidur bareng, ya?"Tatapan penuh harap Loren membuat Violet tidak bisa menolak. Lagi pula, memang sudah larut malam, jadi dirinya mengangguk setuju, "Oke!"Sebenarnya, tidak pulang juga bukan masalah. Meskipun racun dalam tubuh Leon sudah ditekan dengan akupunktur, itu hanya untuk sementara, kalau terjadi sesuatu lag

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 393

    Kalau dibilang tidak peka, tetapi dirinya tidak pernah bisa membantah keinginan Violet.Seharusnya, dalam situasi seperti ini, Leon mestinya terdiam kehabisan kata-kata. Namun nyatanya, dia justru pandai memanfaatkan kesempatan. "Aku tahu, jadi di saat-saat terakhir hidupku, aku harus ungkapkan isi hatiku. Kalau nggak, aku nggak akan punya kesempatan lagi.""..." Violet meliriknya sekilas tanpa berkata apa-apa, lalu melanjutkan akupunktur dengan pikiran terpusat.Di saat Violet tidak tahu bagaimana harus menanggapinya, sikap terbaik adalah mengabaikannya.Setelah diterapkan akupunktur pada tubuhnya sekitar dua puluh menit, kondisi Leon akhirnya membaik, wajahnya tak lagi sepucat tadi.Violet berdiri tegak di sisi ranjang, memandangnya dari atas. "Sekarang, bagaimana perasaanmu?"Leon tampak lemah seperti boneka rapuh yang bisa pecah kapan saja. Dengan suara lirih, dia menatap Violet. "Jauh lebih baik. Sebenarnya, aku nggak mau repotkan kamu. Tapi, siapa sangka, akhirnya tetap membuatmu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 392

    "Selama bertahun-tahun ini, meski banyak hal tak kudapatkan, setidaknya aku jadi mahir memasak."Violet pun tak sungkan, "Baiklah!"Melihat Felicia berjalan menjauh, Violet baru berbalik dan melangkah pergi. Dua hari berikutnya, Violet sepenuhnya berfokus pada peracikan obat penawar.Selama dua hari itu, Leon sama sekali tak meneleponnya.Ini membuat dirinya sempat berpikiran buruk.Namun setidaknya, ini membuktikan kalau racunnya belum kambuh dan Pil Embun memang berfungsi.Karena itu, Violet merasa lebih tenang.Akan tetapi, yang tak disangkanya, justru bukan Leon yang menelepon, melainkan Loren. Pada malam hari ketiga, suara cemas Loren terdengar di telepon, "Kak, cepat datang! Sesuatu terjadi pada kakakku!"Mendengar nada panik itu Loren, Violet langsung tahu ini masalah besar. Tanpa berpikir panjang, Violet segera mengemudikan mobil ke rumah lama Keluarga Jiwono.Begitu masuk, terlihat si Nenek dan Loren menunggu dengan wajah penuh kekhawatiran.Violet segera berjalan mendekat, "N

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status