Share

Bab 236

Penulis: Jalita Haira
Raut wajah Violet sedingin es, "Melihat topengmu ini, aku sama sekali nggak punya nafsu makan!"

Tidak ada satu malam pun di mana bajingan ini tidak muncul.

Apakah dia tidak memiliki pekerjaan lain selain terus menempel pada dirinya?

"Kalau begitu, cepat lepaskan untukku!" Pria itu berkata sambil mendekatkan wajah, "Aku yang ada di balik topeng ini sangat tampan!"

Violet menamparnya, "Aku masih punya urusan, jadi aku nggak punya waktu untuk menemanimu!"

Saat berbicara, Violet merentangkan tangan ke arahnya lagi, "Ponsel!"

Pria itu tertawa kecil, "Ada di sakuku. Entah apa yang terjadi dengan tanganku, tiba-tiba rasanya agak sakit. Kalau mau, ambil saja sendiri!"

"Yakin?"

"Lupakan!" Sejujurnya, pria itu agak takut dengan sorot mata muram Violet, "Lenganku tiba-tiba tidak sakit lagi!"

Kemudian dia mengeluarkan ponsel Violet dan menyerahkannya kembali kepada wanita, "Ini sudah larut, jadi jangan merepotkan orang lain lagi. Ayo, aku akan mengantarmu!"

Violet menatapnya dan mengulurkan tangan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 237

    Tepat saat tangan Violet hendak menyentuh topeng itu, pria yang titik akupunkturnya telah dikunci tiba-tiba membuka matanya dan menatapnya dengan tatapan membara, "Sudah memikirkannya?"Hanya dengan dua kata itu, Violet menarik tangannya kembali.Tanpa rasa canggung, dia berdiri tegak dan menunjuk ke arah pria itu, "Aku mau tidur, sudah waktunya kamu keluar."Pria itu bukannya turun dari kasur, dia malah menggerakkan tubuhnya ke samping dan menepuk tempat dia baru saja berbaring, "Ayo!"Violet berkacak pinggul dan berkata, "Jangan paksa aku mengusirmu!""Tenang saja, aku cuma tidur dan nggak melakukan apa-apa lagi ...." Pria itu mengedipkan mata pada Violet, "Tentu saja kalau kamu butuh, aku pasti akan bekerja sama!"Akibat dari bersikap bajingan adalah Violet meraih bahu pria itu untuk menariknya dari kasur, kemudian mendorongnya ke pintu dan mengusirnya.Saat pintu ditutup, pria itu terkekeh di luar, "Kalau sampai pinggangku sakit karena tendanganmu, kamulah yang rugi!""Enyahlah!"P

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 238

    Menjelaskan terlalu banyak akan membuat semuanya semakin tidak jelas.Karena Carmelia ingin mengurusnya, serahkan saja padanya. Bagaimanapun, masih ada kekacauan besar di Grup Hardi yang harus dibereskan.Adapun pada akhirnya apa yang akan dia lakukan untuk menangani Mia ....Tentu saja, balaskan dendam yang setimpal.Sebelum mencari tahu siapa yang ada di belakangnya, biarkan dia menari-nari selama beberapa hari lagi.Yang tidak Violet sangka adalah malam itu Carmelia datang sambil bersungut-sungut, "Leon itu nggak mau bertemu denganku. Aku pergi ke perusahaannya dan menunggu sepanjang hari, tapi mukanya pun nggak kelihatan!"Semakin dikatakan semakin membuatnya marah, "Dia jelas-jelas cuma berusaha melindungi Mia! Aku pernah melihat orang yang kejam, tapi belum pernah melihat orang yang lebih kejam dari dia. Lagi pula, kalian pernah menikah selama tiga tahun dan Mia melakukan hal yang begitu kejam padamu sampai berkali-kali.""Dulu dia berpura-pura memenjarakannya untuk menjaganya te

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 239

    Setelah mendengarkan ucapan Mia, Leon mengerutkan kening dan merendahkan suaranya, "Aku nggak pernah berjanji padamu!"Mia juga berbicara dengan suara yang sama, "Masih seperti yang kukatakan. Kalau nggak mau sesuatu terjadi pada Violet lagi, sebaiknya kamu segera menikah denganku atau lain kali dia nggak akan seberuntung itu!""Kalau kamu berani menyerangnya lagi, aku akan menghancurkanmu!""Haha ...." Mia tertawa terbahak-bahak, "Kalau begitu, ayo lihat apa yang akan Paman lakukan?"Saat berbicara, dia memegang pinggang Leon dengan mesra, "Paman, para wartawan masih menunggu jawabanmu!"Memikirkan Violet, Leon mengepalkan tinjunya dan menatap wartawan itu dengan sepasang mata dalam, "Benar!"Jawaban Leon membuat wartawan itu semakin bersemangat.Carmelia yang ada di samping menunjuk ke arah Leon dan Mia dengan marah, "Aku nggak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja!"Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi dengan marah, meninggalkan para wartawan untuk merekam Leon d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 240

    Yang Mia inginkan adalah kesediaan Leon, tetapi sekarang dia harus menggunakan Violet sebagai ancaman.Violet harus mati!Setelah menyingkirkan kebencian dari tatapannya, Mia berkata kepada Leon, "Ayo, aku sudah memesan studio foto untuk ambil foto pernikahan bersama!"Begitu Mia selesai bicara, ponsel Leon berdering. Itu adalah nomor Nenek Desi.Mia juga melihat nama penelepon, langsung mengambil ponsel dari tangan Leon dan menekan tombol menjawab, "Nenek ...."Suaranya sangat manis, tetapi Nenek Desi di ujung telepon berkata dengan marah, "Kok begitu nggak tahu malu? Enyahlah!"Senyuman di wajah Mia membeku sesaat, "Aku tahu kamu selalu membenciku, tapi terus kenapa? Cucumu menyukaiku dan akan menikah denganku ....""Leon!" Nenek Desi yang ada di ujung telepon sangat marah, "Pulang dan temui aku sekarang juga!"Rumah lama Keluarga Jiwono.Leon bergegas kembali secepat mungkin.Mia bersikeras untuk ikut, tetapi Leon tidak mau. Itulah sebabnya dia menggunakan nyawa Violet untuk menganc

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 241

    Mia tahu Nenek Desi membencinya, tetapi tidak disangka akan membencinya sampai sejauh ini.Dia mengira bisa mengambil hati Nenek Desi karena sedang hamil anak dari Keluarga Jiwono, tetapi dia sama sekali tidak peduli.Bahkan Leon pun tidak diinginkan lagi.Melihat Leon lagi, apakah dia diam-diam merasa senang?Kilatan dingin langsung tersirat di matanya. Mia mendekat dan berbisik, "Leon, aku nggak mau ada orang tahu tentang kesepakatan kita berdua, jadi sebaiknya nanti kamu hati-hati saat bicara dengan nenekmu."Nyonya Desi sudah membencinya. Kalau sampai tahu Leon bersedia menikahinya semua karena Violet, dia hanya akan semakin membencinya.Sorot mata Mia menjadi semakin mematikan.Setelah menenangkan diri, Leon mengalihkan pandangannya ke arah Nenek Desi, "Aku nggak bisa melakukan apa yang kamu katakan!"Nyonya Desi sangat marah sampai terhuyung. Kalau Loren tidak segera turun dari lantai atas dan membantunya, dia pasti sudah jatuh.Loren baru saja berada di atas dan mendengar keselu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 242

    ...Violet hanya merasa senang melihat kedatangan Nenek Desi dan Loren tanpa merasa terkejut sedikit pun, "Nenek, Loren, maaf sudah membuat kalian menunggu begitu lama!"Tadi dia sedang rapat dan baru diberitahu kalau Nenek Desi serta Loren ada di sini setelah rapat selesai. Mereka juga sudah lama menunggu.Nyonya Desi-lah yang menolak mengganggunya.Nyonya Desi memegang tangan Violet, wajahnya penuh dengan kesedihan, "Nak, kamu terlihat semakin kurus!"Violet memang kehilangan berat badan akhir-akhir ini, tubuhnya tidak dalam kondisi yang baik dan masih harus sibuk dengan rekonstruksi Keluarga Hardi.Dia tidak akan pernah membiarkan apa yang Adis pedulikan hancur.Melihat Nenek Desi terlihat sedih, rasanya seolah semua rasa lelah yang dia alami belakangan ini hilang dalam sekejap.Dia membantu Nenek Desi duduk di sofa, "Masih menegurku, kamu juga semakin kurus!"Saat berbicara, Violet merasakan denyut nadinya, "Kamu nggak enak badan?"Mengenai identitas Violet sebagai dokter sakti, Ne

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 243

    Tingkah laku Mia yang genit membuat Loren semakin marah. Saat hendak memaki, Violet menghentikannya, "Bantu Nenek masuk ke mobil dulu.""Kakak ...." Loren agak khawatir, "Dia ini sangat jahat, kamu sama sekali bukan tandingannya."Violet tertawa, "Itu karena mungkin kamu nggak mengenalku dengan baik! Patuhlah, bawa Nenek ke mobil dan tunggu aku!"Loren ragu dan membantu Nenek Desi masuk ke dalam mobil.Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Violet mendatangi Mia dengan tangan terulur untuk menerima undangannya dan langsung membukanya.Benar saja, itu tulisan tangan Leon.Heh, akhirnya dia bisa menikah dengan wanita yang dia cintai. Benar-benar tidak sabaran juga.Dia menutupnya, mengangkat tangan dan melemparnya langsung ke tempat sampah sejauh sepuluh meter darinya dengan akurat. Lalu dia mencibir ke arah Mia yang terlihat marah, "Mia, kamu pikir Leon bisa melindungimu?"Sorot mata Violet yang dingin membuat Mia menggigil. Dia menelan ludahnya dengan tenang, tetapi masih bersikeras un

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 244

    Karena mereka semua, satu per satu, mengharapkan kepergian Violet, maka dia akan penuhi keinginan mereka.Selesai dengan ucapannya, Violet kembali menutup telepon dan dengan santai mencabut kabel teleponnya.Di ujung telepon sana, Leon memandang telepon yang telah ditutup, lalu tersenyum masam, "Cewek, kamu makin nggak sabar terhadapku."Leon hanya ingin memberitahukan Violet alasan mengapa dirinya harus menikahi Mia, tetapi dia bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan satu kalimat pun!Sudahlah, bahkan jika Leon mengatakan alasannya, Violet belum tentu percaya!Dia memanggil Joshua, "Ada petunjuk tentang orang di balik Mia?"Sejak Mia berterus terang padanya, Joshua mulai menyelidiki orang yang disebut-sebut sebagai pendukungnya itu."Sampai saat ini belum ada!" Joshua terlihat bingung. "Sejak kita bawa Mia keluar dari penjara, dia hanya tinggal di vila. Saat satu-satunya dia keluar adalah tengah malam di saat ke Vila Aster, setelah itu dia nggak pernah keluar lagi.""Da

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 416

    Pria itu mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ternyata seperti itu!"Dia hanya mengatakan ini dan tidak mengatakan yang lain lagi.Pria itu tidak mengatakan apa pun dan Violet juga tidak bertanya. Setelah perjalanan ini berakhir, Violet menyerahkan kartu yang lain pada pria itu, "Ini adalah 200 juta untuk uang tipmu hari ini. Terima kasih karena sudah menemani kami sepanjang hari ini!"Violet sangat murah hati sampai membuat pria itu enggan menerima pemberian darinya lagi, "Kamu sudah memberiku cukup banyak uang, aku nggak boleh menerimanya lagi."Violet meletakkan kartu ke tangan pria itu dengan paksa dan berkata, "Terimalah, kamu pantas mendapatkannya! Pada awalnya suasana hatiku sangat buruk karena nggak menemukan siapa pun. Tapi kamu sudah menemaniku sepanjang hari dan suasana hatiku sudah membaik sekarang. Besok tolong bawa kami datangi tempat lain."Pria itu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa pun. Hanya saja dia mengembalikan kartu itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 415

    Awalnya berpikir bisa melihat Leon jika pergi ke sana, tapi siapa tahu ...."Kapan kamu melihatnya?"Orang yang mengaku melihat Leon adalah seorang pemuda berusia dua puluhan, juga warga setempat.Semua penduduk setempat di sini sangat tinggi, baik pria maupun wanita.Bahkan pria jangkung seperti Lukas pun terlihat agak kurus di hadapan penduduk setempat, seperti kekurangan gizi.Menanggapi pertanyaan Violet, pemuda itu menjawab, "Maaf, aku baru saja melihat foto itu dengan saksama lagi dan menyadari bahwa aku salah.""Orang itu memang sedikit mirip dengannya, tapi bukan orang yang kamu cari!"Lukas segera mencengkeram kerah pria itu dan berkata, "Tadi kamu bilang kamu benar-benar melihatnya, tapi sekarang kamu bilang salah lihat?"Pria itu segera menepis tangan Lukas dan berkata, "Aku memang salah lihat. Apa kamu nggak pernah salah lihat orang?"Lukas mengerutkan kening lebih erat. "Aku pikir kamu nggak salah lihat, tapi ada yang melarangmu mengatakannya."Mata pria itu berkedip. "Aku

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 414

    Lukas merasa agak sulit menerimanya. "Maksudmu yang sebelumnya bukan Leon, tapi Adis?""Ya!" Suara Violet terdengar serak, "Sebelumnya Adis berpura-pura menjadi Leon, bahkan nggak tahu di mana Leon yang asli sekarang.""Aku sudah mencarinya hampir di mana-mana, tapi tetap nggak bisa menemukannya. Jadi, aku berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya dan memintamu untuk mengajukan permohonan ke organisasi untuk membantu mencarinya."Violet benar-benar putus asa, mana mungkin akan merahasiakannya dari Lukas untuk sementara waktu.Lagi pula, hanya akan membuat lebih banyak orang khawatir tentang Leon.Mungkin juga akan sampai ke telinga Nenek.Kesehatan Nenek baru saja membaik sedikit akhir-akhir ini, Violet tidak ingin sesuatu terjadi padanya lagi.Lukas sangat marah. "Pantas saja aku merasa ada salah.""Saat melihatnya di pulau itu, aku merasa bukan seperti Leon, tapi kemudian aku berpikir mungkin aku terlalu banyak berpikir, jadi aku nggak meragukannya lagi. Ternyata dia bukan Leon!""Ya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 413

    Entah metode apa pun yang digunakan Violet, pria itu selalu tidak mau mengungkapkan keberadaan Leon. Mulutnya sekeras Adis.Kalaupun Violet memberi tahu bahwa Adis sudah meninggal, pria itu tetap menolak untuk mengatakan sepatah kata pun."Tuanku sudah meninggal, tapi perintahnya masih ada. Tuanku bilang jangan sampai mengungkapkan keberadaan Leon."Pria itu penuh luka, tapi tetap tidak mau mengkhianati Adis, meski Adis sudah tidak ada lagi.Memang Adis cukup berhasil dalam melatih orang.Tidak seperti Violet ....Violet langsung memikirkan Lisa dan Sandy.Sekalipun ada alasan di balik pengkhianatannya, hal itu tetap membuktikan bahwa Violet gagal.Violet mengerutkan kening dan menatap pria itu dengan tatapan lebih dingin, "Kalaupun aku ingin membunuhmu, kamu nggak akan memberitahuku?""Nggak!" Pria itu berkata tanpa ragu, "Kalaupun kamu membunuhku, aku nggak akan memberitahumu, jadi jangan buang-buang energimu, bunuh saja aku!""Mau mati dengan mudah?" Violet hanya menyuapi pria itu d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 412

    "Mana mungkin Sandy begitu berani?"Kapan tepatnya itu terjadi?Anak itu berusia lima tahun, Sandy sudah merahasiakannya darinya selama lima tahun!Tidak, itu tidak benar!"Sandy sangat mencintaimu hingga melakukan banyak hal untukmu secara diam-diam." Violet menasihati, "Jadi jangan terobsesi dengan hal-hal yang nggak seharusnya. Hiduplah dengan baik. Sandy sudah tiada, anak itu membutuhkanmu!""Membutuhkan aku ...."Adis mengerutkan kening. "Oh, dia masih anak-anak, bisa hidup dengan siapa saja! Violet, kalau kamu benar-benar merasa kasihan padanya, bawa saja dia untuk tinggal bersamamu!""Aku ...."Sambil berkata demikian, Adis mencabut pisaunya dan menusukkan pisaunya lagi ke tubuhnya. "Violet, kalau aku nggak bisa mendapatkan cintamu, aku benar-benar nggak bisa hidup!""Setelah bertahun-tahun, aku lelah!"Setelah bertahun-tahun berusaha, pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Adis benar-benar lelah dan tidak ingin terus berjuang."Oh ...." Adis memikirkan sesuatu sebelum meningg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 411

    "Adis!"Violet mencoba menghentikannya dengan cepat, tapi sudah terlambat.Adis menatap Violet yang berlari ke arahnya. "Violet, kalau kamu nggak mau tahu keberadaan Leon, kamu mungkin nggak akan peduli dengan hidup dan matiku sama sekali, 'kan?""Bukan seperti itu!" Violet tak kuasa menahan tangisnya. "Kak Adis, sebenarnya aku nggak pernah membencimu.""Entah apa pun yang sudah kamu lakukan, kamu adalah penyelamatku.""Kalau kamu nggak menyelamatkanku dari Carmelia, aku nggak akan pernah selamat.""Setelah itu, kamu selalu menjadi orang yang melindungiku secara diam-diam.""Aku tahu semua yang sudah kamu lakukan untukku, jadi aku nggak membencimu, aku hanya nggak bisa memberimu apa yang kamu inginkan."Violet berkata demikian bukan untuk menipu Adis, melainkan dari lubuk hatinya.Dia benar-benar tidak membenci Adis.Semua hal salah yang dilakukannya adalah karena Adis terlalu mencintainya, yang membuatnya gila.Jadi Violet tidak pernah berpikir untuk membalas dendam.Kalau tidak, deng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 410

    Meskipun baru saja mengatakannya dengan tegas, Adis tetap tidak bisa tetap acuh tak acuh saat melihat Violet benar-benar akan menyerang dirinya sendiri.Adis segera membungkuk, mengambil batu kecil dari tanah dan melemparkannya ke Violet.Batu itu mengenai pergelangan tangan Violet dan pisaunya jatuh ke tanah.Mata Adis memerah saat menatap Violet. "Kalau ... kalau saja kamu nggak bertemu Leon, apa kamu akan memilihku?"Jika mereka nggak berpisah saat itu dan selalu bersama, apa Violet akan jatuh cinta padanya, bukan pada Leon?Violet tahu bahwa kebenaran itu terlalu kejam bagi Adis, terutama sekarang Violet tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi tetap tidak ingin berbohong kepadanya!"Nggak!" Violet mengatakan hal yang sama, "Kamu hanyalah Kakak bagiku! Kalaupun nggak ada Leon, akan ada orang lain. Jadi situasi saat ini antara kamu dan aku nggak ada hubungannya dengan Leon.""Haha!" Adis tertawa, tetapi air mata mengalir dari sudut matanya. "Violet, kamu terus bilang bahwa kamu m

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 409

    "Kamu lebih baik mati daripada bersamaku?"Tidak ada yang lebih menyakiti Adis selain kata-kata Violet.Adis sudah melakukan banyak hal hanya untuk bersama Violet.Bahkan sampai berpura-pura menjadi Leon, tapi pada akhirnya, tetap dengan mudah diungkap olehnya.Bukan hanya itu saja, Violet juga sangat tidak berperasaan terhadapnya!"Adis, entah kamu menggunakan identitas mana pun, jiwamu nggak akan pernah berubah. Perasaanku padamu ...."Violet menatap Adis dengan serius. "Aku juga!""Entah aku menggunakan identitas apa pun, kamu nggak akan pernah jatuh cinta padaku!" Adis merasa seolah-olah hatinya sedang dipotong olehnya dengan pisau.Awalnya berpikir bisa memenangkan cintanya dengan mengubah identitasnya menjadi Leon.Meski bukan untuknya tapi untuk Leon, yang penting bisa bersamanya.Demi mencintainya, Adis betul-betul merendahkan dirinya, tapi yang diberikannya hanyalah sikap yang kejam.Adis semakin tidak rela memikirkannya. Saat menatap Violet, tatapan matanya berangsur-angsur b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 408

    "Terserahmu saja!" Violet tidak ingin berkata terlalu banyak padanya. "Adis, aku akan memberimu waktu tiga hari lagi untuk memikirkannya. Sebaiknya kamu katakan apa yang ingin aku ketahui, kalau nggak ....""Haha, nggak perlu menunggu tiga hari. Aku sudah memberitahumu apa yang perlu kamu ketahui. Jangan lagi berkhayal. Semua yang aku katakan padamu memang benar!"Adis segera menyela perkataannya. "Adapun mayat Leon, sama saja seperti yang aku katakan padamu di awal. Mayatnya sudah jadi makanan ikan.""Kawanan ikan itu sangat besar. Aku mengoleskan obat ke mayatnya dan dalam waktu kurang dari lima menit, mayatnya sudah habis.""..."Violet mengepalkan tangannya, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi, meninggalkan Adis sendirian di ruang pengobatan.Yang tidak diketahuinya adalah bahwa Adis sangat akrab dengan ruang pengobatan ini.Karena di sinilah Adis membunuh gurunya dengan tangannya sendiri.Alasannya adalah ....Begitulah kejadian hari itu, gurunya bertemu dengannya di lu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status