Beranda / Pernikahan / Satu Syarat Sandra / Bab 2. Wanita yang Dicintai Moses

Share

Bab 2. Wanita yang Dicintai Moses

Penulis: Miss Capri
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-18 22:38:51

“Aku mau menikah dengan Jessica.”

Moses akhirnya mengatakan keinginannya yang terpendam. Dia sudah merencanakan semuanya beberapa bulan yang lalu, tapi dia ingin Sandra menjadi yang pertama tau. Bahkan Jessica sendiri belum tau rencananya.

Hari ini Sandra memakai blazer hitam berbahan tweed dan kemeja sutra berwarna putih yang kelihatan besar untuk badannya serta rok kantor tidak ketat dengan panjang selutut. Rambut hitamnya dicepol keatas, sangat rapi tanpa cela. Wajahnya datar saja bahkan tanpa ekspresi setelah mendengar pernyataan Moses.

Istri lelaki lainnya pasti sudah menangis, menjerit, memukul atau mencakar suaminya yang tanpa angin tanpa hujan, tiba-tiba minta cerai. Tapi tidak dengan istri Moses.

Sial! Aku tidak tau harus bahagia atau miris mendapatkan istri seperti Sandra.

“Jessica, wanita yang kamu cintai itu? Bukankah dia sudah menikah?” tanya Sandra.

Moses mengangguk, sedikit terkejut karena istrinya masih ingat dengan nama itu. Nama yang begitu dipuja-puja Moses.

“Suaminya telah meninggal 6 bulan yang lalu karena serangan jantung. Maaf aku tidak memberitahumu. Jessica sekarang seorang janda dengan anak perempuan yang baru berumur 4 tahun. Kamu tau kan bagaimana susahnya menjadi seorang ibu tanpa pekerjaan? Jessica selama ini hanyalah seorang ibu rumah tangga."

“Apakah dia sudah tau?” Sandra mengaduk jus dengan sedotan.

“Belum, aku ingin memberitahumu terlebih dahulu. Kalau kamu setuju kita bercerai baru aku akan bicara dengan Jessica. Aku tidak ingin memberinya harapan palsu."

Jessica sudah banyak menderita karena pernikahannya dengan Sandra. Mereka berdua sama-sama menderita karena dipisahkan oleh takdir.

Saat Sandra tidak mengucapkan sepatah kata pun, Moses takut jika istrinya tidak setuju. Selama ini dia berpikir Sandra pasti tidak akan menentang. Dia tau Sandra bukan tipe egois, bahkan apa yang Moses mau hampir semuanya terpenuhi.

Moses hendak mengeluarkan jurus rayuan, ketika Sandra berkata, “Baiklah, kalau itu memang keinginanmu aku tidak dapat menentang. Tapi aku mau sesuatu darimu, Moses.”

Hah? segampang itu?

Moses menenangkan hatinya yang girang. Hal pertama yang ingin dia lakukan adalah lompat dari kursi dan memeluk istrinya yang baik hati itu, bahkan jika perlu dia akan bersujud syukur di kakinya.

“Kamu mau apa, Sandra? Aku pasti akan mengabulkannya.” Moses tersenyum lega.

Sandra tidak pernah meminta apa pun dari Moses, jadi ia berpikir bahwa kali ini yang diminta Sandra pastilah sangat penting. Istrinya itu kaya raya, tidak kekurangan sesuatu pun, ia tidak pernah merengek minta dibelikan barang. Uang jajan dari Moses saja tidak tersentuh.

Mungkin dia juga tidak butuh aku jadi suaminya,’ batin Moses.

Tanpa sadar, ia memegang tangan kecil dan lembut milik istrinya yang terkepal di atas meja. Sandra melihat sekeliling restoran lagi dan membetulkan kacamata besarnya yang melorot.

Tangan Moses gatal untuk mencampakkan kacamata sialan itu dari wajah istrinya.

“Jangan disini. B-besok kamu ada waktu?” Sandra menarik tangan yang dipegang Moses.

“Bisa, aku akan melowongkan sedikit waktu. Bagaimana kalau sambil makan siang?” tawar Moses.

“Ehmm.. Tidak bisa aku sudah janji akan makan siang dengan beberapa anggota tim. Sesudah makan siang?”

Istrinya itu memang seorang business woman, jadi Moses maklum kalau dia mementingkan pekerjaan. Moses sendiri adalah orang yang pekerja keras.

“Deal. Besok sesudah makan siang ke kantorku ya.”

Moses melemparkan senyuman puas ke istrinya. Segampang itu dia mendapatkan restu tanpa harus menerima pukulan atau teriakan. Sandra membalas dengan senyuman kecil dan meneguk jus strawberry-nya.

***

Jessica menawarkan Moses untuk makan siang di rumah kontrakannya. Ini kedua kalinya mereka bertemu. Sebelumnya mereka sudah bertemu di sebuah kafe dan hanya berbincang ringan, berbagi tentang kesibukan mereka sekarang.

Sedikit tegang, Moses duduk di sofa yang tidak terlalu empuk. Ruang tamu itu cukup kecil, dan dapur langsung kelihatan dari pintu depan. Rumah kontrakan ini sangat hangat dan intim, tidak seperti rumahnya yang besar dan elegan namun hampa.

Suara lembut Jessica terdengar. “Sebentar lagi selesai, Mos.”

Moses berjalan mendekatinya ke dapur dan memperhatikan bagian belakang Jessica. Wanita yang dia cintai itu masih memiliki badan yang bagus walaupun sudah pernah melahirkan. Tubuhnya tinggi seperti model, gerakannya gemulai, dia masak dengan cekatan. Sebuah apron polkadot melingkar di pinggangnya.

Mata Moses turun ke bawah, melihat bagian tubuhnya yang molek itu. Dia jadi penasaran bagaimana bentuk tubuh istrinya.

Damn! Kenapa jadi kepikiran Sandra sih?’ Moses menggelengkan kepalanya.

“Ok, sebentar lagi selesai. Kamu bisa duduk dulu.” Jessica mematikan kompornya dan memindahkan lauk ke piring.

Dengan patuh, Moses duduk di meja makan yang kecil, hanya cukup untuk empat orang. Dua jenis lauk telah terhidang di atas meja dan satu ceret sirup segar. Jessica datang dan menyajikan lauk baru itu.

“Lihat, aku masak makanan kesukaanmu, jamur teriyaki.”

Moses sudah tau saat mencium aroma wangi makanan kesukaannya. Rasanya sangat menyenangkan ada istri yang jago masak.

“Aku jadi rindu masakan mama,” ucap Moses dengan nada sendu.

“Please jangan bandingin masakanku dengan masakan Nyonya Bramasta, ya. Aku pasti kalah.” Jessica tertawa kecil, lalu menyodorkan sepiring nasi untuk Moses.

“Makasih, Jess. Kamu udah repot-repot masak untukku. Ini sangat enak, membuatku jadi teringat dengan masakan rumahan.” Moses menyantap dengan lahap.

“Oh ya, apa istrimu tidak pernah masak untukmu, Moses?” tanya Jessica dengan nada sedikit mengejek.

“Sandra terlalu sibuk kerja dan aku juga tidak mau dia masuk dapur." Moses terdengar seperti membela istrinya.

“Oh... Dia sungguh beruntung bisa menjadi istrimu," ucap Jessica lirih.

Moses menatap ke dinding rumahnya, ada beberapa foto terpajang disana. Foto anak Jessica dan foto pernikahannya dengan Andrew Jonas.

Jessica tertunduk dan air matanya mengalir. “Apakah kamu mencintai istrimu?”

"Jangan menangis, Jess. Kamu tau kan aku hanya mencintaimu seorang. Aku tidak mungkin mencintai Sandra, dan dia juga tau itu."

Dia mengangkat kepalanya dengan pipi yang masih basah. "Istrimu tau kalau kamu mencintaiku?"

"Ya, dia sudah tau sejak awal." Moses beranjak dan berlutut di lantai, menggenggam tangan Jessica yang bergetar.

“Moses!” Jessica menariknya berdiri dan langsung memeluk dirinya.

“Aku sudah sangat rindu pelukanmu," bisik Moses sambil meraba punggungnya. 

Jessica melepas pelukannya namun dia tidak menjauh. Moses mengenal mata sayu wanita itu yang hendak menciumnya. “Tunggu, anakmu..."

Jessica meraba dada bidangnya, “Kylie sedang tidur dikamarnya. Aku juga sudah rindu kamu, Moses. Bertahun-tahun aku mencoba melupakanmu, kamu tidak tau betapa sengsaranya hatiku.”

Moses hampir terhanyut dengan kata-kata manis dan tubuh hangat Jessica. Tapi dia langsung tersadarkan. "Tunggu, Jessica. Ada hal penting yang mau kubicarakan.”

Moses dapat melihat wajah Jessica yang sedikit takut.

“A-apa itu, Mos? Kamu mau bilang kalau ini pertemuan terakhir kita? Istrimu tau kita bertemu? Dia pasti tidak mengizinkanmu bertemu denganku lagi.” Jessica cemberut dan melepaskan dirinya dari lingkaran tangan Moses.

Moses memijat keningnya yang berdenyut. Ia terbiasa dengan suasana tenang di rumah, dimana lawan bicaranya bisa menghadapi masalah dengan kepala dingin. Bukan menerornya dengan pertanyaan beruntun.

“Tenang dulu. Bukan itu yang mau kubilang.”

Wajah leganya sangat transparan. “Maaf. Aku panik…”

“Aku mau kamu jadi istriku, Jess.”

Jessica mengernyitkan dahinya, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. “K-kamu tidak bercanda kan?”

Moses hanya berdiri disana, masih dengan senyumannya.

“Oh Moses! Tentu aku mauuu!! Aku mau jadi istrimu!” pekik Jessica girang dan melompat ke tubuh Moses.

Untung saja Moses bisa menangkap tubuh ringannya, “Senang?”

Jessica tertawa dan mencium pipinya, “Tentu saja! Jadi… Kapan kamu akan menceraikan istrimu?”

Moses teringat dengan 'sesuatu' yang belum diutarakan Sandra. Mereka sudah janji akan bertemu hari ini di kantornya.

"Secepatnya, Jessica."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
irwin rogate
Kehidupan itu merupakan biasa baru
goodnovel comment avatar
Sonya Tansy
Lima tahun menikah tak tau bentuk badan istrinya..gak pernah di sentuh berarti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Satu Syarat Sandra   Bab 3. Satu Syarat Sandra

    Sandra keluar dari mobil SUV yang dikendarai James, supir pribadi keluarga Alinskie yang sudah mengabdi selama puluhan tahun. Ia masuk ke gedung pencakar langit yang megah dan berbentuk seperti piramida, terletak di tengah kota terbesar di negara bagian Amerika Serikat Illinois, Chicago. Dengan kartu VIP, Sandra mendapat akses lift pribadi yang langsung menuju lantai kantor suaminya. Asisten Moses, Felysia, menyapa dari balik meja marmer hitam. “Selamat siang, Nyonya Alinskie. Ada keperluan apa?” “Aku sudah janji dengan suamiku, Felysia.” Sandra tersenyum padanya. Asisten muda yang cantik itu keluar dari balik mejanya, “Oh... Tapi Tuan Moses belum kembali, Nyonya. Dia bilang pergi makan siang.” Felysia adalah asisten Moses selama beberapa tahun

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19
  • Satu Syarat Sandra   Bab 4. Pernikahan Terencana

    Sandra membuka matanya dan menatap Moses dengan wajah tenang, tak berekspresi. “Aku mau seorang anak darimu, Moses.” Cairan itu hampir tersembur keluar dari mulutnya, dan Moses terbatuk. Dia memukul dada bidangnya beberapa kali. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sandra khawatir. “Apa? Aku tidak salah dengar?” Moses memastikan lagi. “Apakah syaratku berlebihan?” Dia meletakkan kaleng bir itu di atas meja, seakan tidak tertarik lagi untuk meminumnya. “T-tidak sama sekali... Dulu kita memang berjanji akan menunggu dua tahun sampai kuliahmu selesai kan?” Moses tertawa kecil, mengingat janji yang mereka buat saat mereka menikah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19
  • Satu Syarat Sandra   Bab 5. Permohonan Oma Agatha

    “Sandra, kamu sungguh polos atau berpura-pura lugu? Maksudku di atas ranjang.” Moses menatap wajah istrinya yang panik. Sangat jarang sekali Sandra menunjukkan emosinya secara terang-terangan. Biasanya Moses harus menerka-nerka apa yang ada di pikiran istrinya karena dia selalu memasang wajah datar. Namun kali ini, Moses tau kalau istrinya benar-benar terkejut oleh perkataannya. 'Damn! Aku sendiri terkejut dengan perkataanku. Tapi tidak mungkin aku setuju dengan inseminasi buatan! Aku seorang pria yang sehat dan dalam kondisi prima untuk membuat seorang anak!' jerit Moses dalam hati. Dokumen yang dikoyak Moses berisi beberapa poin tentang inseminasi buatan dan bagaimana mereka akan membagi hak asuh anak dengan damai. Tangan Moses masih melingkar di pinggang Sandra. Dia tidak menyangka pinggang istrinya sangat ramping dan kecil. Sandra tidak setinggi Jessica, kepalanya hanya mencapai dada Moses namun dia dapat merasakan bagaimana tubuh Sandra

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19
  • Satu Syarat Sandra   Bab 6. Kondisi Sehat untuk Hamil

    Moses berlari keluar dari lift menuju kamar nomor 6 setelah mendapat informasi dari resepsionis rumah sakit swasta ternama yang ada di kota Chicago. Dia membuka pintu geser berwarna putih itu dan mendengar sedikit percakapan serius dua orang yang tidak menyadari kehadirannya.Yang dia dapat dengar dengan jelas adalah suara istrinya berkata, “Tidak perlu memohon padaku karena permintaan Oma akan terkabulkan sebentar lagi. Aku dan Moses akan bercerai."Oma Agatha yang duluan sadar akan kedatangan cucu kesayangannya berkata lirih, “Moses…”Disusul dengan Sandra yang menoleh ke arah pintu. Moses memberi istrinya tatapan tajam saat Sandra menarik tangannya dari genggaman oma, seakan wanita dingin itu tidak mau dipegang dan didekati oleh siapa pun.Selama lima tahun merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Satu Syarat Sandra   Bab 7. Awan Kelabu

    Samuel Parker, pemain serial drama sekaligus penyanyi solo yang sedang hits di Korea Selatan dan namanya juga mulai dilirik oleh fans global. Demi mengepakkan sayap bisnis di kawasan Asia, Sandra rela membayar mahal jasa Samuel Parker setelah berunding lama dengan tim kreatif perusahaannya.Dia berwajah manis yang menawan dan memiliki aura superstar yang tidak main-main. Dia juga sangat ramah ketika para fans-nya di Chicago menyambut Samuel yang baru saja tiba di O’hare International Airport.Attitude-nya bagus. Dia mencintai para fans yang mendukungnya dan juga sebaliknya. Yang lebih ekstrem adalah saat salah satu penggemarnya menerobos naik ke atas panggung, Samuel malah mengajaknya menyanyi bersama sebelum orang itu ditarik turun oleh petugas keamanan.Itu yang dibisikkan oleh Bambi, asisten pribadi Sandra saat mereka meli

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Satu Syarat Sandra   Bab 8. Penderitaan Baru

    Keesokan harinya, Moses mengajak Jessica dan anak perempuannya, Kylie untuk menjenguk Oma Agatha di rumah sakit. Anak berumur empat tahun itu terlihat duduk di atas kasur sambil memainkan boneka beruangnya. Moses berdiri di samping kasur. “Dokter bilang oma besok sudah bisa keluar dari rumah sakit. Jadi mulai besok oma harus tinggal bareng aku sama Sandra.” Agatha mengelus rambut Kylie. “Aku sudah terbiasa tinggal sendirian. Lagipula aku tidak akrab dengan Sandra… Lebih baik tidak usah, Moses.” Jessica meletakkan sepiring buah apel di atas meja, dia ambil satu dan menyuapi anaknya. “Kalau tinggal bareng Moses, oma ada yang jagain. Jadi Moses juga lebih tenang.” “Ada yang temenin aku di rumah juga kok. Moses aja yang tidak bisa percaya sama asisten rumah tanggaku.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Satu Syarat Sandra   Bab 9. Berubah Pikiran

    “Nona Sandra, kita sudah sampai. Nona Sandra….” James mencoba untuk membangunkan nonanya. Panggilan itu sudah melekat sejak dia mengabdi pada keluarga Alinskie.Sandra perlahan membuka kedua matanya setelah dibangunkan James. Dia melihat mansion elegan bergaya neo-klasik dari kaca jendela mobil, lalu dia turun dengan perasaan berat dan lelah.Sesi pengambilan foto telah berakhir dengan sukses. Sandra biasanya selalu pulang tepat waktu tapi sejak kedatangan Samuel, Sandra selalu pulang kemalaman.Pria itu bersikeras Sandra harus menemaninya melihat pertunjukan teater di Chicago Theatre, setelah itu dia bilang lapar jadi Sandra menemaninya pergi makan dulu sebelum akhirnya bisa sampai di rumah tiga puluh menit sebelum jam 12 malam.Dia masuk ke aula mansion besar yang gelap

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Satu Syarat Sandra   Bab 10. Tenda Putih

    Tangan kanan memegang botol whiskey dan dua gelas kaca berada di tangan kiri Moses. Dia tidak repot-repot mengetuk sebelum membuka pintu kamar istrinya.Mereka tidur di kamar yang berbeda sejak awal pernikahan. Moses tidak pernah mengunjungi kamar istrinya meskipun kamarnya juga berada di lantai yang sama.Dia tertegun sejenak saat melihat wanita yang duduk di depan meja rias sedang mengeringkan rambut hitamnya yang panjang. Sepertinya suara mesin pengering rambut itu membuat Sandra tidak mengetahui kedatangan suaminya.Moses berdehem, membuat Sandra terlonjak kaget dan mematikan asal bunyi angin berderu itu.“Maaf aku datang secepat ini karena nanti malam ada pesta lajang untuk salah satu temanku, Rafael.”“Oh. Rafael akhirnya mel

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04

Bab terbaru

  • Satu Syarat Sandra   Bab 86. Extra Chapter II

    Moses buru-buru melepas lengan Bella dan bangkit berdiri dari kursi. Dia menatap tajam pada pengasuh muda itu. “Kemas barang-barangmu sekarang juga dan pergi dari sini!” Bella memberinya tatapan tak percaya. Padahal dia sudah yakin bahwa Moses tidak akan menolak. Dia berpikir bahwa semua pria kaya yang sudah berkeluarga sama saja. Masih mencari kesenangan di luar. “Maaf kalau sudah membuatmu tersinggung, Tuan Moses. Tapi kalau saya berhenti kerja, siapa yang bantu menjaga Rory?” “Aku bisa mencari penggantimu detik ini juga! Enyah dari hadapanku!” benta

  • Satu Syarat Sandra   Bab 85. Extra Chapter I

    Kecupan-kecupan kecil mendarat di bahu mulus Sandra, membuatnya terbangun dari tidur lelap.Dia mengerang. “Moses… Kamu tau ini baru jam berapa?” protesnya dengan suara yang masih serak. Samar-samar Sandra dapat mendengar kicauan burung dari luar, merasakan cahaya matahari yang mengintip dari balik gorden.“Morning. Hampir jam tujuh, baby bear. Waktunya bangun.” Moses berbisik lalu melanjutkan sapuan bibirnya ke tengkuk leher Sandra.Membuka sebelah matanya, Sandra melirik ke arah jam meja digital di samping tempat tidur. Angkanya cukup besar sehingga dia tidak perlu memakai kacamata untuk bisa melihatnya dengan jelas.06:45

  • Satu Syarat Sandra   Bab 84. Forever and Ever (The End)

    “Ekhmm…” Phoebe berdehem, membuat Sandra buru-buru melepaskan pagutan bibirnya dari bibir Moses. Wajahnya langsung merah padam karena ketahuan sedang mencium suaminya yang tengah terbaring di atas kasur pasien. Agatha yang berdiri di samping Phoebe juga senyum-senyum sendiri melihat kelakuan dua sejoli itu. “Maaf mengganggu kemesraan kalian. Apakah kami harus keluar dulu sebentar?” tanya Phoebe dengan senyum menggoda. Sandra merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan memeluk gadis muda itu. “Phoebe! Aku sangat merindukanmu.” “Aku juga. Kamu berhutang untuk menceritakan semua petualanganmu di Singapura ya, San. Ehmm… atau lebih tepatnya mulai sekarang aku memanggilmu kakak ipar.” “Tentu saja kamu bisa memanggilku apa saja yang kamu suka! Aku sangat senang kita bisa menjadi satu keluarga, Bee.” Lalu dia melirik Agatha dan melepas pelukannya. Sandra sedikit menundukkan kepalanya di hadapan wanita yang masih kelihatan segar dan sehat wal

  • Satu Syarat Sandra   Bab 83. Kebahagiaan Sesungguhnya

    Tidak ada korban selamat dari peristiwa meledaknya pesawat Azure 737 di langit Lockerbie, Skotlandia. Investigasi akan segera dilakukan setelah tim gabungan yang dibentuk oleh pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Inggris menemukan black box tersebut. Sementara ini yang bisa diduga dan mungkin menjadi penyebab ledakan pesawat itu adalah dari laporan terakhir pilot sebelum Azure 737 hilang kontak, menyatakan bahwa mesin pesawat di bagian fan blade terbakar. Moses mengusap wajahnya. Dia masih di New York dan kelihatan kurang tidur. “Besok adalah hari terakhir aku ikut meeting. Setelah selesai, aku akan segera terbang ke Singapura.” “Apakah Aliasta Company ikut bertanggung jawab atas insiden ini?” tanya Sandra yang hanya bisa melihat wajah suaminya dari layar laptop. Selain video call, mereka juga sering teleponan hanya untuk menanyakan kabar. Benar-benar seperti pasangan yang diuji ketahanannya menjalin Long Distance Relationship. “Tid

  • Satu Syarat Sandra   Bab 82. Moses Junior

    Cahaya berwarna-warni dari kembang api yang sedang meletus serta lampu-lampu dari bangunan pencakar langit menyinari air laut teluk Marina.Di atas dek kapal pesiar mewah, Sandra dilamar oleh pria yang tak lain adalah suaminya sendiri. Sebelum Moses dapat melihatnya meneteskan air mata, Sandra membalikkan badannya untuk segera pergi dari tempat itu.“Sandra, honey.” Moses memanggil dengan nada sedikit panik, bangkit berdiri dan memasukkan cincin itu kembali ke dalam saku celananya. Rasa kecewa, sedih dan bingung bercampur menjadi satu. Tapi yang paling dia rasakan adalah kegagalan.Andai saja semua uang yang dia punya saat ini bisa membeli mesin waktu untuk mengulang kembali dari awal pernikahan mereka… tidak, dari awal pertemuan mereka. Moses pasti akan memperlakukan Sandra lebih baik lagi.Air mata membasahi pipi Sandra dan dia buru-buru mengusapnya saat Moses menghampirinya.“Maaf, aku belum siap.”“Pl

  • Satu Syarat Sandra   Bab 81. Happy Anniversary

    “I love you. I love you so much.” Sandra menutup kedua telinganya. “Jangan. Jangan katakan itu kalau kamu tidak bersungguh-sungguh.” “Aku tau perasaanku sendiri.” Moses menjauhkan tangan Sandra dari telinganya. “Dan aku akan membisikkannya setiap detik, setiap menit, setiap hari sampai kamu benar-benar percaya bahwa aku mencintaimu.” Sandra menepis tangannya. “Aku memang menanti tiga kata itu darimu. Tapi aku sadar bahwa cinta juga ditunjukkan dari perbuatan.” “Aku sudah menunjukkannya dengan memasak makanan yang lezat untukmu, aku menunjukkannya saat kita bercinta—“ “Tidak, itu bukan bercinta. Itu hanya sebatas berhubungan badan.” Moses seakan ditampar begitu keras. Ya, dia memang paling suka saat tubuh mereka bersatu. Dia merasa dia dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Sandra, melihat sisi lain dari Sandra yang tidak pernah dia ketahui. Selama dua hari sebelum dia terbang ke Singapura, Moses sudah mengerahkan orang bayar

  • Satu Syarat Sandra   Bab 80. I’m Not Your Baby!

    [Singapore] “Jadi saya hanya perlu mengirimkan sertifikat internasional kursus piano Nona ke alamat ini?” “Betul. Pastikan tidak ada yang tahu kamu mengirim paket ke luar negeri.” “Minggu ini saya pulang ke rumah. Saya akan meminta anak saya untuk mengantarnya. Nona tidak perlu khawatir.” “Baik, begitu saja Fiona. Maaf merepotkanmu.” “Tidak masalah, Nona Sandra. Oh ya… kemarin Tuan Moses ada—“ “Sudah dulu ya. Aku tidak bisa bicara lama-lama. Jaga kesehatanmu, Fiona.” “Baik, Nona juga.” Sandra mematikan panggilan internasional itu dan menghela napasnya. Dia terpaksa harus menelepon Fiona memakai telepon koin yang tersedia di stasiun MRT, berjaga-jaga agar keberadaannya tidak terlacak dari nomor ponsel. Sudah hampir lima bulan dia hidup sendiri di Singapura, negara dengan wilayah paling kecil di ASEAN namun mendapat julukan Macan Asia berkat kekuatan ekonominya. Sandra juga sudah terbiasa kemana-mana dengan berjal

  • Satu Syarat Sandra   Bab 79. Akhirnya Aku Menemukanmu

    “Kamu tidak peduli meskipun ini menyangkut keberadaan Nona Sandra?” Tristan merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponselnya. Moses menghiraukan pria itu, duduk di atas sofa kulitnya, mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan mengambil satu tegukan lagi. Minum alkohol sudah seperti minum air putih. Dengan mabuk, dia tidak akan terus memikirkan Sandra. “Jangan bercanda. Bahkan detektif paling hebat di Amerika Serikat saja tidak dapat menemukannya.” Keberadaan Sandra sama sekali tidak terdeteksi. Tidak ada penggesekan kartu kredit, tidak ada penarikan uang dengan kartu debit. Bagaimana mungkin seseorang dapat hidup tanpa uang di dunia ini? Keberadaan terakhir yang berhasil Moses ketahui setelah melakukan cara ilegal, yaitu membayar seseorang untuk membuka data list penumpang penerbangan. Sandra terbang dari Alaska menuju Paris. Dia menyewa detektif swasta untuk mengawasi Jocelyn. Karena siapa lagi yang bisa membantu Sandra di Paris kalau buk

  • Satu Syarat Sandra   Bab 78. Kamu Pikir Dia Akan Mencintaimu Selamanya?

    [Lima Bulan Kemudian] Seseorang membuka lampu ruangan yang tadinya gelap. Moses mengerang saat silaunya cahaya menyerang, mengganggu waktu tidurnya. Kepalanya berdenyut hebat akibat alkohol yang dikonsumsinya sepanjang malam. “Go away…” Moses menutup matanya dengan lengannya sendiri. “Astaga, Bos! Kamu dapat darimana vodka ini? Padahal aku sudah menyita semua koleksi alkoholmu.” Tristan menyambar botol kaca kosong itu dan melemparnya ke dalam tong sampah terdekat. Dia memeriksa seisi ruangan itu, manatau Moses berhasil menyimpan satu atau dua botol alkohol tanpa sepengetahuannya. Sejak Nona Sandra melarikan diri saat mereka sedang berlibur ke Alaska lima bulan yang lalu, Moses pulang ke Chicago seperti cangkang yang kosong. Terlebih lagi, dua dokumen penting sudah menunggu tanda tangan Moses. Yang satu adalah surat cerai. Satunya lagi berisi surat pemindahan kepemilikan saham. Ya, Sandra melepas semua sahamnya untuk Mos

DMCA.com Protection Status