Share

Part 28

Penulis: Maylafaisha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-08 03:20:52

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan di pintu kamar mandi mengejutkan Arga yang tengah melamun, sehingga membuat dirinya terburu-buru menyelesaikan acara mandinya. Ketika keluar dari kamar mandi, dilihatnya Rasti sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Lama amat mandinya, Mas. Aku sudah nunggu dari tadi mau mandi juga. Mas, nggak apa-apa 'kan? tanya Rasti mengkhawatirkan Arga yang menurutnya sudah terlalu lama di kamar mandi.

"Iya, aku nggak apa-apa. Hanya saja tadi aku tiba-tiba agak sakit perut, jadi lama di kamar mandi. Ya udah, kamu cepetan sana mandi, lalu kita salat Subuh berjamaah, Yang," ajak Arga kepada istrinya, Rasti.

"Iya, Mas," jawab Rasti lalu melangkah ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara menunggu Rasti mandi, Arga membuka Al-Qur'an dan berniat membaca salah satu surah, ketika angannya kembali kepada Kania. Ingatan saat dia memberi Kania mas kawin berupa seperangkat alat salat lengkap dan sebuah Al-Qur'an, yang lan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Santet Pengantin   Part 29

    Setelah kurang lebih menempuh satu jam perjalanan, akhirnya Rasti sampai juga di pinggiran kota Jakarta, Rasti langsung menuju ke sebuah rumah sederhana milik seorang dukun yang terkenal ahli dalam hal pelet, sudah banyak orang yang meminta bantuan darinya termasuk Rasti yang sudah menjadi langganan Mbah Kromo, demikian biasa dia dipanggil. Tok! Tok! Tok! Perlahan Rasti mengetuk pintu rumah Mbah Kromo. "Masuk!" Terdengar perintah dari seorang laki-laki tua di dalam rumah. Ceklek! Kriet! Derit pintu rumah Mbah Kromo terdengar sangat nyaring di telinganya, sehingga membuatnya sedikit berjengit. "Permisi, Mbah," ucap Rasti meminta ijin masuk ke dalam rumah. "Masuk! Masuk! Langsung saja ke dalam! Mbah ada di tempat biasa!" perintah Mbah Kromo masih tanpa wujud. Mendengar perintah yang diberikan oleh Mbah Kromo itu, membuat Rasti bergegas mendatangi arah suara. Tanpa menemui kesulitan, Rasti bisa langsung menem

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 30

    Di lain tempat di kota Jakarta, Arga tengah kesal dengan dirinya karena sejak malam tadi dia terus saja mengingat Kania, wanita yang sudah diceraikannya sejak beberapa tahun silam. Arga merasa geram karena bayang-bayang Kania seakan tak mau lepas begitu saja dari ingatannya, "aaarrgh! Kania! Kenapa mau harus hadir lagi dalam ingatanku! Kenapa!" Arga terus menjambaki rambutnya bahkan terkadang dia memukuli kepalanya demi menghilangkan bayang-bayang Kania. Namun, semakin keras Arga berusaha, maka terasa sulit baginya untuk melupakan Kania. "Kaniaaaa!" teriak Arga frustasi karena saat ini bukan hanya bayangan wajah Kania saja yang muncul dalam benaknya, wangi aroma tubuh perempuan itu pun sudah merangsek masuk ke dalam otaknya, seolah ingin membius jiwa Arga agar terus mengingat Kania. Dalam keadaan sudah setengah gila, Arga tiba-tiba teringat kenangan manis disaat dirinya menikahi Kania.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 31

    'Kania, kamu boleh tertawa sekarang. Tapi nanti, aku akan membuatmu hancur begitu juga dengan keluargamu. Mereka semua akan hancur,' batin Rasti penuh kebencian. "Pengantin wanita, silahkan. Bisa dibawa keluar sekarang." Terdengar suara pak penghulu memanggil Kania untuk ikut bergabung bersama mereka. Mendengar suara penghulu memanggil, Citra dan Rasti mengajak Kania untuk menemui penghulu dan Arga di depan. Wajah Kania tampak semakin mempesona dengan semburat merah di pipinya, tampak semakin memancarkan aura kebahagiaan dari hatinya. Arga tampak begitu terpukau saat melihat Kania tampak begitu mempesona, kebaya putih berleher rendah yang hampir saja memperlihatkan belahan dadanya dipadu dengan sanggul modern dan hiasan bunga-bunga segar di kepalanya ditambah dengan make-up natural menambah kesan anggun dan ayu Kania. "Waduh, Mas Arga sampai lupa berkedip melihat Mbak Kania, sabar Mas ini masih terlalu pagi. Masih banyak waktu untuk kalian berduaan na

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 32

    Sore itu Rasti mengundang Arga, Kania dan Andra menghadiri acara pengajian kirim doa untuk Sasti kembarannya yang sudah meninggal. Kania yang kebetulan hari itu pulang dari pabrik lebih awal memutuskan datang lebih dulu sepengetahuan Arga, suaminya yang kebetulan tidak bisa menghadiri undangan Rasti karena ada pertemuan dengan klien dari Amerika. "Hai! Kania, kok elu datang sendiri, mana Arga?" tanya Rasti ketika mendapati Kania datang ke rumahnya seorang diri. "Iya, Ras. Maaf ya, Arga nggak bisa datang. Dia ada meeting sama kliennya nanti habis makan malam, jadi gue sendirian deh ke sininya. Nggak apa-apa 'kan?" Kania balik bertanya kepada Rasti. "Nggak apa-apa. Yuk, masuk, sebentar lagi acara dimulai," ajak Rasti menggandeng tangan Kania masuk ke dalam. Baru saja mereka akan melangkahkan kaki melewati pintu depan, ketika terdengar suara bariton milik lelaki yang mereka kenal. "Jadi, gue nggak disambut nih sama tuan rumah?" tegur pemilik suar

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 33

    "Hei, kalian berdua kenapa? Kalian sakit? Kok wajah kalian merah begitu?" tanya Rasti pura-pura tidak tahu. "Aku ... engh ... ahh." Kania berusaha keras menahan rasa yang ada, tetapi suaranya malah lebih mirip dengan desahan. Tatapan keduanya tampak kosong seperti manusia tidak bernyawa, bahkan mereka tidak bereaksi terhadap apa pun selain suara Rasti saja, dan itu membuat Rasti menyeringai puas, 'ternyata hebat juga sihir Mbah Kromo, mampu menghipnotis ahli ibadah seperti Kania, nggak sia-sia aku bayar dia mahal," batin Rasti senang. Rasti yang sudah menunggu hal itu segera mengantarkan mereka berdua masuk ke dalam kamarnya setelah memastikan papa dan mamanya sudah berada di kamar mereka. Di dalam kamarnya, rupanya Rasti sudah siap memasang sebuah kamera cctv dan sebuah lilin aprodisiak yang akan semakin menaikkan libido mereka berdua. Ketika syahwat sudah di ubun-ubun, tidak ada lagi logika dan etika selain rasa ingin segera menuntaskannya dalam per

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 34

    Akan tetapi, Kania sudah tidak bisa lagi ditenangkan, dia merasa sangat terhina dengan apa yang telah dilakukan Andra kepadanya. Harga dirinya bagaikan diinjak dan dibenamkan di tempat sampah paling menjijikkan sepanjang hidupnya. "Apa! Bisa-bisanya kau menyuruh aku diam dan tenang! Di mana perasaanmu, hah! Kau sudah seenaknya menodaiku dan sekarang kau suruh aku diam dan tenang! Brengsek kamu, Ndra!" maki Kania semakin keras. Ceklek! Suara pintu kamar yang terbuka, sontak mereka berdua memalingkan kepalanya masing-masing. Seperti dua orang pencuri pencuri yang tertangkap basah, mereka menundukkan kepalanya dalam-dalam sambil menyembunyikan ekspresi wajah masing-masing. 'Habis gue! Bakalan mati gue kalau sampai gue diseret keluar dan akhirnya dipukuli massa, walau pun gue nggak sepenuhnya bersalah,' rutuk Kania dalam hati. Sementara di sebelahnya, Andra melirik ke arah Kania, terlihat senyuman ... tidak ... bukan senyuman, lebih tepatnya sebua

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 35

    "Ndra, gue minta tolong sama elu, ceritakan yang sebenarnya sama suami gue, Ndra tentang apa yang elu rasakan setelah elu minum sirup yang diberikan Rasti ke elu. Tolong gue, Ndra," pinta Kania mengiba. "Gue memang merasakan ada janggal dengan tubuh gue setelah minum sirup itu, tapi nggak seperti yang elu rasain, dan soal kejadian itu ... bukan gue yang ajak elu ke kamar Rasti, tapi elu yang ajak gue ke sana. Elu yang merayu gue, Kania," tegas Andra kepada Kania. Arga yang merasa frustasi dengan cerita mereka bertiga pun berpaling kepada Rasti untuk menanyakan apakah Rasti memiliki bukti akurat yang akan membuktikan siapa yang telah berkata tidak benar. Rasti tampak berpikir sejenak, dan akhirnya dia mengatakan bahwa di kamarnya ada sebuah kamera cctv yang pasti merekam semua kejadian tadi. Arga pun meminta Rasti untuk mengirim video rekaman cctv itu melalui pesan chat di aplikasi hijau kepadanya. Rasti menuruti permintaan Arga untuk mengirimkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Santet Pengantin   Part 36

    Masa SekarangTidak terasa, dua tahun sudah Arga dan Kania telah resmi berpisah. Selama itu pula, Arga telah berhasil melupakan Kania, menghilangkan bayangan Kania dari ingatannya terlebih setelah dirinya menikah dengan Rasti satu setengah tahun lalu. Akan tetapi, entah kenapa setelah peristiwa anaknya lahir dalam keadaan meninggal itu perasaan Arga terhadap istrinya itu tidak lagi menggebu-gebu seperti saat pertama bertemu setelah perceraiannya dengan Kania. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan istrinya, tetapi Arga tidak tahu apa itu.Malah sebaliknya, kini ingatannya kepada Kania, mantan istrinya menjadi semakin nyata, semakin kuat dan hal itu membuat Arga sangat tertekan seperti saat ini."KANIAAAAAA!" Arga berteriak sekencang-kencangnya, untung ruangannya itu dilapisi peredam suara, kalau tidak ... entah berapa stafnya akan berdatangan menghampirinya ke ruang kerjanya sekarang.Arga merasa di

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-09

Bab terbaru

  • Santet Pengantin   Part 93

    [Iya, Pak. Saya mau kali ini bapak awasi Rasti, menantu saya. Saya curiga dia melakukan hal yang tidak baik di belakang Arga, anak laki-laki saya yang juga adalah suaminya.]Perintah Risa kepada Dino, detektif swasta berusia tiga puluh lima tahun.[Baik, Bu. Saya akan kerjakan tugas dari Bu Hartawan, untuk bukti-buktinya akan saya kirim langsung ke pesan singkat di aplikasi hijau milik ibu.]Jawab Dino dengan nada tegas dan yakin.[Oke, saya tunggu hasilnya. Uang mukanya sebanyak lima puluh persen sudah saya kirim langsung ke nomor rekening Pak Dino, sisanya akan saya transfer setelah semua beres.]Tulis Risa dalam pesan singkatnya, dan mengakhiri pesannya kepada Dino.[Baik, Bu. Terima kasih.]Tutup Dino, kemudian membuka sebuah pesan singkat lainnya yang berisi sebuah pemberitahuan dari m-banking bahwa isi rekeningnya telah bertambah lima belas juta rupiah.Usai mengirim pesan singkat kepada Dino, Risa Hartawan membuka galeri

  • Santet Pengantin   Part 92

    Laki-laki di seberang gagang telepon itu terus tertawa, masih dengan tawanya yang mengejek, dia menunjukkan bahwa dirinya telah berhasil melakukan transfer melalui m-banking ke nomor rekening Rasti yang dia peroleh dari salah satu temannya yang pernah memakai jasa Rasti.[Seratus juta, tidak kurang. Malam ini, aku tunggu kedatanganmu di Hotel Permana Buana, lantai empat, kamar lima kosong satu. Awas kalau kau tidak datang!]Tandas laki-laki berwajah tampan itu, lalu menyebutkan nama sebuah hotel dan kamar di mana Rasti harus mendatanginya malam ini.[Aku pasti akan datang, dan aku jamin kau tidak akan merasa kehilangan uang yang telah kau bayarkan, karena aku pasti akan memberikan kepuasan kepadamu.]Ucap Rasti memberikan sebuah janji pada laki-laki yang mengaku bernama Henry itu.[Oke, ku tunggu kau jam tujuh malam ini ya, Beb. Jangan kecewakan aku.]Ucap lelaki itu sebelum memutuskan untuk mengakhiri sambungan panggilan videonya dengan Ras

  • Santet Pengantin   Part 91

    "Untuk sementara ini, sepertinya nggak, Bu. Kania masih nggak berminat untuk dekat dengan lelaki, mereka hanya bisa menuduh tanpa berusaha membuktikan. Kania malas dengan laki-laki seperti itu, lebih percaya orang lain daripada pasangan sendiri," jelas Kania.Irvan dan Citra saling menatap, sekarang mereka tahu bahwa luka hati Kania belum sembuh, bahkan mungkin akan memakan waktu yang lama untuk hilang tanpa bekas.Citra memegang tangan Kania, dia merasa prihatin pada anak perempuannya yang selalu berusaha kuat dan tegar menjalani semuanya sendirian. Sementara Irvan menepuk-nepuk bahu kiri Kania, berusaha kembali menguatkan anak tercintanya. Kania tersenyum bahagia dengan perhatian kedua orang tuanya. Orang tua yang selalu berusaha mendukungnya, menguatkannya apa pun yang terjadi.Ting!Suara microwave menyadarkan mereka bertiga, Citra menarik tangannya dari atas tangan Kania, lalu beranjak mengambil makanan yang sudah matang dari dalam microwave.

  • Santet Pengantin   Part 90

    Seminggu kemudian.Pagi ini, Kania sedang menunggu giliran masuk ke dalam pesawat, ketika tiba-tiba ada sebuah suara seorang perempuan tanpa sosok yang menyuruhnya pergi ke Banyuwangi, di hari ke lima belas dia di Bali nanti.'Kania ... datanglah ke Banyuwangi tepat di hari ke lima belas kunjunganmu ke Bali. Kita akan segera memulai perjanjian kita,' bisik suara tak kasat mata itu berulang kali.'Baiklah, aku akan datang untuk memenuhi perintahmu,' jawab Kania melalui telepati.Bertepatan dengan itu terdengar panggilan dari pengeras suara yang meminta seluruh penumpang pesawat Rajawali Air tujuan ke Bali supaya naik ke pesawat.Kania pun segera berdiri dan melangkah menuju ke pintu keberangkatan, kemudian melangkah masuk ke dalam bis yang akan membawanya ke tempat parkir pesawat yang akan ditumpanginya ke Bali.Kurang lebih satu jam setengah, Kania menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bali, akhirnya sampai juga dia di Bandara I Gusti Ngurah R

  • Santet Pengantin   Part 89

    Kirana terbang ke rumpun bambu di depan rumah Lakeswari, dia menari-nari bahagia di sana."Sebentar lagi ... sebentar lagi, hihihihi." Kikikannya pecah menggelegar, menggema memekakkan telinga, membuat merinding siapa pun yang mendengar tawa kuntilanak merah itu.Kirana begitu gembira membayangkan bahwa dirinya nanti akan mendapatkan banyak tumbal segar dari Kania."Biarlah kali ini aku mengalah, meminum darah binatang pun tak mengapa untuk sementara waktu, karena sebentar lagi aku akan kembali merasakan segarnya darah dan enaknya daging makhluk-makhluk kecil yang ditumbalkan oleh Kania maupun oleh orang-orang yang meminta tolong padanya. Bersabarlah Kirana, semua akan berakhir tidak lama lagi. Hihihihi." Kembali terdengar suara kuntilanak merah itu mengikik keras di keheningan malam, meningkahi suara gemerisik daun-daun pucuk bambu yang saling bergesekkan menambah kengerian suasana malam itu.Sedetik kemudian tampak sekelebat satu bayangan merah terbang

  • Santet Pengantin   Bab 88

    Sesampainya di kantor, Kania menyuruh Sita mengecek semua agenda pertemuan dengan klien maupun calon kliennya dalam beberapa waktu yang akan datang.Kania bermaksud meninggalkan semua keributan di Jakarta untuk menemui kedua orang tuanya di Bali.Setelah memastikan bahwa agendanya aman dan bisa dialih tugaskan kepada wakilnya, serta mengagenda ulang semua pertemuan yang tidak bisa ditinggalkannya dengan online meeting mulai minggu depan, Kania bergegas menyelesaikan semua pekerjaan yang menumpuk di meja.[Sita, semua dokumen yang memerlukan persetujuan dariku sudah kutanda tangani.Ambil semuanya nanti di meja. Kalau ada lagi dokumen penting yang memerlukan persetujuanku, segera bawa ke sini.]Kania memerintahkan agar Sita membawa semua dokumen yang perlu persetujuan darinya untuk segera dibawa ke ruangan kerjanya supaya bisa diselesaikan sebelum dia cuti.[Baik, Bu.]Jawab Sita lalu mempersiapkan semua dokumen penting yang di minta ole

  • Santet Pengantin   Part 87

    Sementara itu di sebuah kamar di rumah mewah Perumahan Permata Hijau, tampak Arga sedang gundah. Dia masih mengingat pertemuannya dengan Kania.Hati kecil Arga terus berbisik bahwa Kania, mantan istrinya itu tidak bersalah, Kania hanya berada di waktu dan tempat yang tak semestinya saat itu.'Benarkah seperti itu? Benarkah Kania tidak bersalah? Jika benar, lalu siapa yang telah merencanakan semua kejahatan ini?' Kata hati Arga terus bergejolak, merangkai tanya yang belum ada jawabnya.Wajah tampan Arga tampak begitu kacau setelah pertemuannya dengan Kania, hati kecilnya terus memberontak tetapi Arga tetap berusaha menyangkalnya.'Nggak ... nggak mungkin kalau semua itu hanya kebetulan saja, pasti Kania sudah merencanakan itu semua. Jangan-jangan Kania dan laki-laki itu sudah berhubungan dari sebelum peristiwa itu?' Arga terus saja berusaha menyangkal kata hatinya.Tok! Tok! Tok!Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar, dengan sedik

  • Santet Pengantin   Part 86

    Sesampainya di kantor, Kania menyuruh Sita mengecek semua agenda pertemuan dengan klien maupun calon kliennya dalam beberapa waktu yang akan datang.Kania bermaksud meninggalkan semua keributan di Jakarta untuk menemui kedua orang tuanya di Bali.Setelah memastikan bahwa agendanya aman dan bisa dialih tugaskan kepada wakilnya, serta mengagenda ulang semua pertemuan yang tidak bisa ditinggalkannya dengan online meeting mulai minggu depan, Kania bergegas menyelesaikan semua pekerjaan yang menumpuk di meja.[Sita, semua dokumen yang memerlukan persetujuan dariku sudah kutanda tangani.Ambil semuanya nanti di meja. Kalau ada lagi dokumen penting yang memerlukan persetujuanku, segera bawa ke sini.]Kania memerintahkan agar Sita membawa semua dokumen yang perlu persetujuan darinya untuk segera dibawa ke ruangan kerjanya supaya bisa diselesaikan sebelum dia cuti.[Baik, Bu.]Jawab Sita lalu mempersiapkan semua dokumen penting yang di minta ole

  • Santet Pengantin   Part 85

    Sambil memikirkan langkah-langkah yang akan dia ambil untuk menyelidiki Rasti nantinya, Risa bergegas menyelesaikan pekerjaannya menyiapkan makan siang lalu menelepon suaminya.Tut! Tut! Tut!Suara nada sambung dari ponsel Risa terdengar jelas di ruang makan yang hanya diisinya sendirian. Tidak lama terdengar suara sambungan teleponnya tersambung dengan suaminya.[Assalamualaikum, Mi. Ada apa? Kangen sama papi ya?"]Goda Indra Hartawan pada istri tercintanya Risa Hartawan itu.[Wa'alaikumsalam, Pi. Ish, papi nih, seneng bener ngusilin mami. Papi mau pulang jam berapa? Ini makan siang udah siap semua, dan kali ini juga ada tamu istimewa yang akan ikut kita makan siang, Pi.]Ucap Risa Hartawan sambil mengupas buah jeruk untuk dirinya sendiri.[Hahaha, tapi mami suka 'kan diusilin sama papi? Iya, sebentar lagi papi pulang, Mi. Papi masih harus nyelesaiin dokumen yang harus segera diperiksa dan ditandatangani hari ini juga soalnya. Ya uda

DMCA.com Protection Status