"Hm masih belum ada nama yang- eh? Kenapa ada coretan disini?" ucapnya bingung kala melihat coretan aneh di buku kumpulan nama itu.
Coretan itu berbentuk matahari kecil, dan menggunakan tinta emas. Ia ingat bahwa dulu istrinya suka sekali mencoret isi buku jika mendapati sesuatu yang menarik. Tapi Galen tidak ingat kalau Lucy pernah membaca buku kumpulan nama.Galen tersenyum manis, "Baiklah, kalau begitu aku pilih yang ini saja"Tok tok tokGalen yang baru saja selesai memilih nam untuk Isandra dan mulai fokus pada dokumen negara pun mendongak saat pintu rung kerjanya diketuk, "Masuk" ucapnya.CeklekPintu itu terbuka, senyum indah di wajah Galen pun merekah seraya gadis pirang keemasan kesayangannya memasukki rangan, Isandra."Selamat pagi ayah" sapa Isandra seraya berjalan masuk dengan kereta dorong berisikan teh dan camilan untuk ayahnya."Selamat pagi putriku" sahut Galen.CupGalen hanyaPara pekerja Baron pun mulai menunjukkan model-model gaun yang mereka bawa dan beberapa katalog yang ditunjukkan untuk Isandra.Kemudian mereka mulai memilih warna, bahan, sepatu dan aksesoris lainnya yang akan dipakai oleh Isandra di hari H nanti.Isandra juga meminta Marrie dan Felice untuk memilih salah satu gaun. Bahkan Sir Raiya pun ia minta untuk memilih, dan Isandra sangat memaksa. Kalau sudah begini, siapa yang bisa menolak?Hingga tak terasa waktu berjalan, hari pun sudah menjrlang sore. "Semuanya akan segera diproses dan akan dikirim ke istana tiga hari lagi Yang Mulia" ucap Baron."Baiklah, saya sangat menantikannya" ucap Isandra."Hahaha tentu saja, saya akan membuat semua pandangan hanya tertuju pada anda. Kalau begitu kami pamit undur diri" ucap Baron seraya membungkuk bersama para pekerjanya yang sudah selesai membereskan barang-barang mereka.Isandra tersenyum manis, "Baiklah, terima kasih banyak dan hat
'Apalagi jika melihat Duke itu menatapnya, ugh ingin sekali kutusuk mata mesumnya itu dan kuinjak-injak sampai hancur' batin Azel mengingat Arsen yang seringkali menggoda Isandra.Tapi ya, mengingat kaisar dan para pangeran yang protektif terhadap Isandra, setidaknya Azel bisa tenang karena mereka cukup kuat untuk melindunginya. 'Tunggu, sebenarnya apa yang sedang kubicarakan? Hah berada di Eleino terlalu lama membuatku meracau tidak jelas'Azel pun kembali menatap ke dalam ruangan itu, mendapati Isandra sudah tidak berada di sana. Sepertinya dia sudah pergi, kira-kira kemana perginya? 'Apa kucari saja ya? Ah tidak-tidak, untuk apa aku mencari gadis itu? Palingan dia ke taman menikmati teh bersama dayang-dayangnya, atau ke perpustakaan untuk mengembalikan setumpuk buku dan meminjam setumpuk buku lagi' batin Azel beranjak pergi dari balkon itu.Ya, Azel tahu semua kebiasaan Isandra di istana, seperti ke barak untuk mengganggu pangeran dan teman-te
Tidak terasa, satu tahun sudah Isandra lewati di dunia ini. Ia mendapatkan banyak pengalaman baru, teman-teman baru, ilmu baru dan-hal yang paling ia syukuri-keluarga.Hari ini adalah hari penting, dimana Isandra telah menginjak usia 16 tahun, yang artinya ia telah memasukki masa dewasa. Dan akan melakukan debutantenya di kalangan bangsawan.Aula istana Eleino nampak didekor indah dengan bunga mawar merah muda dan pita emas di seluruh tiang dan sepanjang railing tangga aula.Meja-meja panjang dengan berbagai santapan lezat dan minuman yang disusun rapih oleh para pekerja istana, melengkapi kesan mewah ditambah karpet merah panjang yang terbentang dari tangga di luar aula hingga ke dalam.Sedangkan di sisi lain istana, di kamar yang kini tengah terlihat sibuk oleh para maid yang mendandani tokoh utama kita malam ini, Isandra."Yang Mulia, riasan anda belum selesai tapi anda sudah terlihat seperti dewi" puji Marrie yang tengah menata rambut
Pintu besar itu terbuka, menampilkan tangga memutar dimana para bangsawan baik dari kekaisaran Eleino maupun luar benua, hadir di aula istana.Mereka semua membungkuk hormat seraya keluarga Eleino menampilkan kehadiran mereka. "Salam kami kepada matahari dan para bintang Eleino""Silahkan angkat kepala kalian" ucap Galen.Mereka pun kompak menegapkan kembali punggung mereka, berjuta pujian dan kata penuh kagum mereka lontarkan kepada keluarga kekaisaran ini. Mereka memang tidak bisa dikalahkan kalau sudah mengenai visual."Seperti yang kalian ketahui, malam yang berbahagia ini, adalah malam dimana putriku, putri kekaisaran Eleino, Isandra, akan mengadakan debutantenya" ucap Galen sebagai sambutan."Untuk itu, aku sudah menyiapkan hadiah yang selama ini dinanti-nantikan oleh kita semua" ucap Galen kemudian menoleh ke arah Isandra. "Nah kemarilah, berlutut di depan ayah" ucap Galen.Isandra pun menurut, dan berlutut di depan ayahny
Para tamu langsung berbisik, siapa gadis yang ada di pantulan cermin itu? "Ah saya akan menjelaskan cara kerja cermin ini! Ia memantulkan jiwa dari orang yang berdiri di hadapannya. Seperti kedua pangeran yang telah mencoba, muncul guardian mereka masing-masing" ucap pria itu.Isandra tertegun, itu artinya cermin ini memantulkan jiwa dari orang yang berdiri di hadapannya. Dan jiwa di tubuh ini bukanlah Isandra yang asli melainkan Fani."Dan seperti yang kalian lihat, jiwa tuan putri adalah seorang gadis lusuh yang bahkan fisikny tidak menyerupai tuan putri. Jadi siapakah sebenarnya tuan putri ini?" ucap pria itu dengan seringai liciknya.Ah Isandra sadar, ini semua jebakan. Siapapun yang membuat jebakan ini mengetahui bahwa Isandra bukanlah yang asli.Semua yang hadir disana langsung berbisik penuh cemoohan. Isandra penipu, tidak tahu malu, mempermainkan kekaisaran, memermalukan kaisar. Begitulah isi cibiran mereka.Isandra hany
"Hmmm" lenguhan kecil terdengar seraya bulu mata keemasan lentik itu membuka menampilkan iris secerah langit biru. Isandra membuka matanya, melihat keadaan sekitarnya. Kamar yang sedikit lebih besar dari kamarnya di Eleino dulu, namun dengan kesan yang begitu gelap, serba hitam."Dimana ini?" tanyanya entah pada siapa. Seketika kilasan memori malam tadi kembali muncul di benaknya. Membuat Isandra langsung duduk dari baringnya, "Ruby-""Sudah bangun?"Isandra tetkejut bukan main saat tiba-tiba mendengar suara bariton dari arah pintu. Dengan cepat ia menoleh, nampak seorang pria yang bersandar di kusen pintu dengan pakaian kasual yang menampilkan belahan dadanya.Azel berjalan perlahan mendekati Isandra yang menatapnya horor, "Ja-jangan mendekat!" teriak Isandra menutupi tubuhnya dengan selimut.Sedang Azel hanya menghela nafasnya kemudian menatap malas Isandra seraya masih berjalan ke arah gadis cantik itu.Isandra menatap takut Raziel seraya menutupi tubuhnya dengan selimut."Apa beg
Tangan Azel terangkat hendak menyentuh pintu brankasnya namun ia terhenti, keningnya mengerenyit semakin dalam kala tidak merasakan mantra pelindung yang dari dulu sudah dipasang disana.Booomm brakkZargan terperanjat kaget saat Azel langsung meledakkan pintu itu dan membuatnya hancur lebur. Dapat ia rasakan bahwa rajanya saat ini tengah marah besar.Azel berjalan cepat memasukki ruangan tempat ia menyimpan semua artefak sihir berharga miliknya. Dan di sudut manapun ia tidak menemukan cermin itu."Bajingan!" Zargan kembali terperanjat kaget saat Azel tiba-tiba memaki entah pada siapa."Zargan, kau ingat cermin yang aku ambil dari bangsa elf itu?" tanya Azel dengan nada dingin dan aura suram di sekelilingnya."Y-ya yang mulia, cermin yang bisa memantulkan jiwa orang yang berdiri di hadapannya" jawab Zargan gugup."Cermin itu dicuri"Zargan membelalak, "Apa? Bagaimana bisa?""Kan sudah kubilang, dinding pertahanan itu bisa dibobol kapan saja!" serunya marah. "Dan aku sudah tau siapa p
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Azel sendiri yang membunuh keluarganya, orang tua dan kakak-kakaknya tanpa ampun. Tapi, hal itu tidak menjadikan ia sebagai raja yang lalai. Malah sebaliknya, dengan sihir yang ia miliki, ia mengembalikan tanah Erebos menjadi subur kembali bahkan berkali-kali lipat lebih subur dari sebelumnya. Ternak, tani, kebun hingga pertambangan melimpah ruah, menjadikan Erebos sebagai kerajaan kaya raya hasil perdagangan ke luar kerajaan.Namun terdapat satu aturan yang Azel tekankanpada rakyat Erebos, bahwa tidak seorang pun boleh keluar ataupun masuk wilayah kerajaan.'Kalau begitu aku adalah kriminal?' batin Isandra teringat bahwa ia bukanlah penduduk Erebos namun berani masuk ke wilayahnya. 'Tapi kan Yang Mulia sendiri yang membawaku, jadi bukan salahku' "Apa ada lagi yang ingin Fani ketahui?" tanya Letty ramah.Isandra menggeleng dengan senyumnya, "Tidak, terima kasih banyak ya sudah menceritakan semuanya" ucapnya. 'Sebaiknya aku kumpulkan informasi sediki