Beberapa waktu kemudian, Lily dan Henry masuk ke sebuah rumah makan sederhana. Seorang wanita berusia lima puluh tahunan dengan wajah Asia menyambut mereka."Halo, anak-anakku... sudah lama sekali sejak terakhir kali kalian datang ke sini.""Hai, Bibi Miho," Lily menyapa dengan senyum manis. "Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus diurus akhir-akhir ini," jawab Lily dengan ramah.Bibi Miho mengerutkan kening lalu melirik ke arah Henry. "Wow... apakah itu berarti Henry sudah mendapat pekerjaan? Ah, aku senang mendengarnya, sayang."Lily dan Henry menggelengkan kepala bersama-sama. "Henry belum mendapatkan pekerjaan, tapi dia bekerja sangat keras demi membantuku mendapatkan pekerjaan yang layak, akhirnya, keberuntungan pun menghampiri kami," jawab Lily dengan jujur.Sejenak, Bibi Miho mengambil nafas dalam-dalam mendengar bahwa Henry masih belum mendapatkan pekerjaan. Namun, mengingat bahwa Lily menyebutkan bahwa mereka beruntung, Bibi Miho tersenyum lagi. "Apa pun itu, aku senang me
Usai makan siang di kedai bibi Miho, Henry mengajak Lily berjalan kaki ke taman Ridgewood. Dulu, ketika perut mereka lapar di sore hari, mereka sering berjalan-jalan di taman Ridgewood sembari memandangi para penjual makanan keliling. Dua tahun lalu, ketika simpanan uang Lily sedang menipis, makan malam menjadi kegiatan yang mereka hilangkan. Melewatkan makan malam terbukti lebih mudah ketimbang melewatkan sarapan pagi. Itulah sebabnya, saat lapar mendera, Henry dan Lily akan duduk-duduk di taman Ridgwood, memandangi lalu-lalang orang hingga keduanya disergap rasa kantuk yang tak tertahan. Setelah sensasi lapar ditenggelamkan oleh rasa kantuk yang berat, Henry dan Lily akan pulang dan tertidur tanpa perlu repot-repot mengurangi uang mereka yang sedikit.“Sayang, aku sengaja mengajakmu ke sini, agar aku selalu ingat, aku pernah menjadi suami yang tak berguna.” Henry bergumam sesaat setelah dia dan Lily tiba di taman Ridgewood.Satu tangan Lily meraih siku Henry, mendekapnya erat semba
“Kau yakin dia adalah Nyonya Hudson, Sayang?” Lily terkejut setelah mendengar bisikan dari Henry. Nyatanya, seseorang yang bernama Nyonya Hudson adalah orang yang paling banyak berkontribusi atas penderitaan Lily dan Henry ketika keduanya baru tiba di flat kumuh kawasan Ridgewood dua tahun lalu.Henry menganggukkan kepala. “Ya, dia adalah Nyonya Hudson. Meski wajahnya jauh lebih buruk dari terakhir kali kita bertemu, aku tetap mengenalinya, Lily. Jika kau ragu, cobalah untuk memanggil namanya.”“Benarkah itu?” Jantung Lily berdegup kencang saat ia membuat ancang-ancang untuk memanggil pengemis tua itu. “Nyonya Hudson…? Kaukah itu?”Si pengemis tua menolehkan kepala ke belakang, tangannya yang telah menjulur separuh ke dalam tong sampah kini ia tarik lagi sebab telinganya mendengar suara yang tak asing di telinganya.“Li… Lily Wilson…” Pengemis tua tergeragap, tak menduga jika ia akan berjumpa lagi dengan Lily Wilson di kesempatan seperti itu.Perempuan tua itu benar-benar Nyonya Huds
Hal yang membuat tubuh Lily lemas adalah kabar dari Nyonya Hudson yang nyaris tak bisa ia percaya. Nyonya Hudson mengatakan bahwa dua tahun lalu, dia diminta oleh Catherine Wilson untuk memfitnah Lily sehingga Lily diwajibkan membayar denda yang cukup besar.Bahkan, Catherine Wilson jugalah yang membuat semua skenario termasuk rencana menyewa lima orang saksi palsu demi memberatkan hukuman Lily.“Sayang, ada apa denganmu?” Henry yang baru selesai memberi pelajaran kepada Lukas tampak bergegas menghampiri Lily lalu memeluk tubuh Lily yang terlihat lemas.Tak mendapat jawaban apa-apa dari Lily, Henry beralih menatap tajam Nyonya Hudson lalu bertanya, “apa yang baru saja kau katakan pada Lily-ku?”“Henry…” Lily bergumam lirih, mendahului Nyonya Hudson yang baru saja hendak memberi jawaban. “Tolong bawa kami berdua ke tempat makan yang nyaman dan tertutup, aku ingin berbicara lebih banyak dengan Nyonya Hudson.”Henry mengerutkan dahi. Dari nada suaranya, ia bisa menebak bahwa Lily saat in
Di waktu yang sama di lain tempat, Catherine Wilson sedang duduk-duduk di sofa sembari menonton televisi ketika ponselnya beberapa kali berbunyi menandakan ada yang mengiriminya pesan. Dengan bermalas-malasan, Catherine meraih ponselnya lalu membuka isi pesan tersebut.[Kelly: Hi, Catherine. Oh, sialan sekali kau ini ya. Tadi anakku bilang kalau Lily Wilson ada dalam pertemuan di Mega Project Eemerald Group. Aku melewatkan berita besar, ternyata anakmu pemenang Mega Project itu. Kau anggap apa aku, kenapa tak undang makan malam untuk merayakan kesuksesan Lily?]Ding!Catherine mengerutkan dahi lagi saat ia merasakan ponselnya bergetar.Ding!Ding!Ding![Rosmela: Catherine, baru saja Kelly memberitahuku bahwa Lily Wilson saat ini sudah menjadi wanita karier yang sukses. Emerald Group! Oh, sialan, apa kau mencoba menyembunyikan hal ini agar kami tak menagih makan malam? Pelit sekali kau rupanya!][Gloria: Beberapa waktu lalu aku mendengar kabar jika Mega Project dari Emerald Group dime
Ketika kemudian Lily mengiyakan permintaan Catherine dan Jacob, wajah Catherine menyeringai lebar. Sementara itu, di dalam mobil, Hanry tampak menyunggingkan senyum sinis.“Lily, hari ini Emerald Group mencairkan beberapa persen fee untukmu, sepertinya ayah dan ibumu sudah mendengar kabar itu sehingga mereka merasa perlu untuk terlihat baik di depanmu.”Mendengar ucapan Henry, Lily mengangguk pelan. “Kau benar, Sayang. Aku sudah hafal sikap ayah dan ibuku, mereka pasti berharap aku memberikan sebagian pendapatanku kepada mereka.”“Dan, setelah kau memberi mereka jatah uang, aku yakin mereka pun akan semakin rakus dan berharap mendapat jatah yang jauh lebih besar!”“Ha ha, Henry sayang, tampaknya kita berdua sangat memahami kelakuan mereka, ya. Baiklah, besok sore aku akan datang ke sana. Apa kau ingin ikut?”Henry tampak berpikir sesaat lalu menggeleng. “Masih ada beberapa hal yang perlu kupersiapkan. Jika nanti kau memerlukan bantuanku, segera telepon dan aku akan ke sana segera.”Li
Jika dipikir-pikir, seharusnya pria itu tak mungkin berada di sana. Di mata Henry, itu terasa aneh saat melihat seorang pejabat tinggi sedang berdiri menyambutnya di sebuah café kecil di pinggiran kota.“Walikota Sean Kingston?!” Henry merasa sedikit bingung atas keberadaan Sean Kingston di Medium Café. Henry datang ke Medium Café untuk menemui Oliver Wood, tetapi saat ini dia justru bertemu dengan sang walikota.“Tuan Muda, sebelum kita bertemu di Paradise Island, saya sudah sempat menduga bahwa anda adalah Henry James keturunan terakhir dari The Great James.”Saat itu, hanya Sean Kingston dan seorang gadis yang tampak menyambut Henry. Andai ada laki-laki lain yang berdiri di sana, Henry sudah bisa menduga bahwa itu pastilah Oliver Wood.Dengan dahi berkerut Henry bertanya, “Tuan Sean, jujur saja saya belum bisa mencerna ucapan anda. Tapi, untuk saat ini adakah yang bisa memberi tahu saya di mana Oliver Wood?” tanya Henry pada Sean Kingston.“Oh, ayah… Tadi ayah juga berada di sini m
Ternyata, di sisi belakang Medium Café terdapat sebuah ruang khusus yang merupakan markas dari para tangan kanan keluarga The Great James. Malam itu, setelah menghabiskan Latte di Medium Café, Oliver Wood dan Sean Kingston melanjutkan rapat di dalam ruang rahasia.Pada akhirnya, Henry menghabiskan dua hari dua malam di Medium Café untuk merapatkan banyak hal yang harus dibahas. Oliver Wood juga telah memberi Henry banyak gambaran tentang masa lalu keluarga The Great James, kini, sudah saatnya Henry untuk kembali ke hotel bersama Lily.“Tuan Muda, ini adalah agenda jangka panjang. Untuk saat ini, silakan anda menjalani kehidupan seperti biasa. Tetapi jangan lupa, usahakan minimal sepekan sekali kita mengadakan pertemuan di sini untuk membahas progress rencana kita.” Oliver Wood memberi pesan kepada Henry saat Henry telah dijemput oleh Jack Robinson.“Ya, aku mengerti. Sampai jumpa minggu depan, Oliver. Aku pergi dulu.”Mobil yang dibawa Jack Robinson melaju kencang ke arah selatan, mel