“Kau dengar itu, Daniel? Hanya karena uangmu terbatas, kau menuding Tuan Henry bertindak bodoh. Lihat siapa sekarang yang bodoh!”Semua orang segera menoleh ke arah sumber suara, mereka menemukan sosok Sean Kingston yang tengah memberi standing applause kepada Henry sembari menyindir Daniel yang bersikap keterlaluan.Daniel menelan ludahnya sendiri, ia memiliki masalah personal dengan Sean Kingston, jadi wajar jika pria itu menggunakan kesempatan tersebut untuk mempermalukan dirinya.Sedetik berselang, Daniel menepuk dahinya sendiri karena ia kemudian merasa telah berhasil menyimpulkan sesuatu.Daniel menyeringai lebar lalu mengarahkan jari telunjuknya kepada Sean Kingston.“Sean Kingston, aku tahu sesuatu sekarang!” teriak Daniel tiba-tiba. “Kau dan aku memang memiliki perselisihan di masa lalu dan aku tahu kau menyimpan dendam besar padaku. Hari ini, aku yakin kau sengaja mendekengi Henry James hanya demi mempermalukan aku, ha ha, sudah kuduga!”“Maksudmu?” tanya Henry keheranan, ia
Tak hanya berlaku untuk Daniel, Madam Lorenzo juga mengusulkan nama Rosaline untuk masuk ke daftar hitam orang-orang yang tak boleh mengikuti acara lelang yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lelang Dunia.Itu adalah kabar buruk melebihi kekalahan Daniel dari Henry. Sebab, dengan dimasukkannya dia ke dalam daftar hitam, hal itu akan berimbas pada kepercayaan para pemegang saham Bizzare Group. Bisa diprediksi, harga saham Bizzare Group akan hancur dalam beberapa waktu ke depan.Hal yang sama juga terjadi pada Rosaline. Sebagai super model yang kerap mengisi berbagai acara, Rosaline bisa diprediksi akan banyak kehilangan kontrak kerja karena berita tentang keributan di acara lelang akan segera menyebar luas. Meski Rosaline tak terlibat secara langsung dalam penghinaan karya Madam Lorenzo, tetapi Rosaline tetaplah kekasih dari Daniel dan sedikit banyak turut ikut andil dalam keributan yang dibuat Daniel.“Madam Lorenzo, tolong maafkan kami. Saya bersedia menanggung sejumlah denda, tapi tol
Sean Kingston dan Benjamin akhirnya memutuskan untuk pergi menghampiri Henry James demi mengundangnya untuk makan malam di hari berikutnya.Saat itu malam telah semakin larut, para tamu undangan banyak yang telah meninggalkan aula. Henry juga bersiap untuk kembali ke kamarnya bersama dengan Lily. Namun, ketika keduanya hendak kembali ke kamar, Sean Kingston dan Benjamin menahan mereka.“Tuan Henry, selamat atas kemenangan anda,” ucap Benjamin seraya menjulurkan tangan untuk memberi selamat. Sebagai ketua penyelenggara dalam acara lelang itu, Benjamin memang perlu memberikan selamat kepada Henry James.Henry segera menerima uluran tangan Benjamin dan mengucap terima kasih. Namun, Henry merasakan ada gelagat sedikit aneh baik di wajah Benjamin maupun Sean Kingston. Hal itu juga dirasakan oleh Lily.“Apakah anda ingin berbicara hanya dengan suami saya saja?” tanya Lily setelah ia menduga jika Sean Kingston dan Benjamin mungkin sedang ingin membicarakan hal private yang tak boleh didengar
Pagi-pagi sekali terlihat Henry dan Lily sedang berkemas. Mereka mengakhiri trip lebih cepat dari seharusnya untuk menyiapkan tugas-tugas dalam Mega Proyek dari Emerald Group."Sayang, maaf jika pekerjaanku membuat liburan kita berakhir lebih cepat," lirih Lily pada Henry.Henry menggeleng pelan. Senyuman tipis terukir di wajahnya, dengan tangan yang merangkul mesra pinggang Lily, Henry berkata jika dia tidak mempermasalahkan hal tersebut."Kita bisa melanjutkan liburan di lain waktu. Setelah proyekmu selesai, kita bisa pergi ke tempat yang lebih menarik dari Paradise Island. Sebut saja nama tempat yang ingin kau kunjungi, aku akan membawamu ke sana."Senyuman di bibir Lily merekah, beberapa waktu terakhir, suaminya selalu memberi kejutan yang tak terduga. Ia sempat penasaran, sebenarnya, ada berapa jumlah stok kejutan yang telah dipersiapkan oleh Henry untuknya.“Baiklah, bagaimana jika aku ingin ke Bulan?” tanya Lily dengan ekspresi menggoda.Melihat istrinya bersikap manja dan sedi
Kedatangan wanita tersebut membuat Henry dan Lily mengabaikan Johan seolah pria tersebut tak ada di sana. Henry menyambut kedatangan wanita itu dengan senyuman hangat sementara Lily terlihat tampak antusias hingga merangkul pundaknya."Adik manisku, aku mencarimu dari tadi." Lily merangkul gadis itu, memperhatikan dari ujung rambut hingga ujung kepala. "Kau tampak berbeda dari terakhir kali kita bertemu."Gadis itu tersenyum manis. Binar matanya menggambarkan jika dia sangat senang bisa bertemu dengan Lily. "Nona, bagaimana kabar anda? Apakah liburan anda menyenangkan?""Sangat menyenangkan! Suamiku selalu bisa membuatku tersenyum setiap waktu. Hanya saja ..." raut wajah Lily mendadak berubah. Dari yang awalnya sangat senang berubah menjadi dan terlihat kesal."Hanya saja apa, Nona?" tanya gadis itu penasaran."Hanya saja ada beberapa lalat dan tungau menyebalkan yang membuatku terganggu. Apa kau tahu, hal itu sangatlah menyebalkan."Gadis itu menggenggam kedua tangan Lily seraya berk
Akhirnya, gadis di samping Lily sepakat untuk diam dan membiarkan Henry yang menyelesaikan tugasnya.Johan yang masih marah pun melampiaskan semuanya kepada Henry dengan tujuan menjatuhkan harga diri Henry sekeras mungkin. "Tunggu sampai si manager datang! Aku bersumpah akan membuat orang bodoh sepertimu menyesal seumur hidup karena telah menyinggungku!"Henry tersenyum tipis. "Karena kebodohanmu sudah cukup meresahkan, kupikir kau yang akan menyesal seumur hidup.”Johan Morris hendak membalas hinaan Henry, namun, seorang pria berpakaian rapi tampak sedang berjalan cepat menuju ke arah keributan berasal."Tuan Harris, ini adalah Tuan Morris yang ingin menyampaikan complain,” tutur Karen kepada sang manager yang bernama Harris.Harris mengangguk paham dan kembali mengabaikan Karen sebelum mendekati Johan Morris dan Henry yang terlihat masih bersitegang."Tuan-tuan, ada yang bisa saya bantu?"Johan mengangguk cepat dan menunjuk Henry di depan wajah pria itu. "Tuan Harris, aku tidak ing
Ketika para pelanggan lain masih saling berbisik menggunjing Johan Morris, Henry memanfaatkan situasi tersebut untuk menunjukkan dominasinya sekaligus untuk membuat Johan semakin meratapi nasib sialnya.Henry memanggil Harris, dan meminta Harris untuk melakukan sesuatu. Harris yang kini juga turut menghormati Henry segera mengangguk patuh. Kini, Harris memandang Henry sebagai tamu kehormatan yang wajib diperlakukan dengan sangat spesial."Apa yang bisa saya lakukan untuk anda, Tuan?" Harris bertanya sembari membungkuk dengan cukup dalam kepada Henry."Makan siang kali ini biarkan aku yang mentraktir mereka."Harris menjadi gugup saat mendengar ucapan Henry. "Maaf Tuan Henry, akan tetapi tagihan makanan mereka bisa jadi akan luar biasa besar. Demi kebaikan anda, saya kira anda tak perlu melakukannya."“Ah, soal tagihan, kau tak perlu khawatir, Aku akan mentraktir semua penumpang di sini seluruhnya kecuali Johan Morris!”Beberapa penumpang di kapal pesiar itu bersorak riang ketika mende
Henry terbangun pagi-pagi dan menyadari tangannya terasa sakit karena digunakan sebagai bantal oleh Lily sepanjang malam. Meskipun begitu, ia tidak tega untuk menggeser kepala Lily dan hanya memandangi wajah polos istrinya. Kemudian, Henry mengecup pipi Lily dengan lembut."Uh... Sayang...." Lily bergumam dengan mata tertutup."Waktunya bangun. Kau punya pekerjaan pagi ini, ingat?" Henry terus mencium aroma lembut istrinya. "Ada rapat di Emerald Group."Lily perlahan membuka mata. "Ah... Sudah pagi? Mengapa waktu berlalu begitu cepat?" keluhnya, menggerutu dan berharap masih bisa melingkari tubuh Henry.Sambil masih berada dalam pelukan Henry, Lily mendapat ciuman singkat di bibirnya dari suaminya."Cepatlah bangun, sayang.""Iya... Aku akan bangun…"Henry lantas mengangkat selimut yang menutupi tubuh mereka berdua. Dengan susah payah melawan malas, keduanya bangun untuk mandi dan bersiap. Hari ini akan menjadi hari pertama Lily bertemu dengan para eksekutif dari Emerald Group, tentu