Pagi-pagi sekali, pintu kamar Henry dan Lily diketuk oleh Ruri, dia memberitahu mereka bahwa kapal mereka telah masuk ke Paradise Island. Lily yang membuka mata lebih dulu menjadi bersemangat.“Kami akan mempersiapkan sarapan pagi dan mengirimnya ke sini,” ucap Ruri yang tetap berdiri di depan pintu ruangan Henry dan Lily.“Terima kasih, Ruri,” balas Lily memberi tanda bahwa pesan Ruri telah tersampaikan.Lily lantas bergegas ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan mandi, setelah itu dia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Lily melempar pandangan singkat kepada Henry yang masih tidur. Dia tak tega untuk membangunkan suaminya yang terlihat sangat terlelap itu.Lily memutuskan untuk melihat pemandangan Paradise Island sendirian, ia segera keluar kamar dan berlari-lari kecil menyusuri lorong menuju ke deck kapal.Begitu tiba di deck kapal, Ruri menyapa Lily dan menawarkan diri untuk menemani Lily.“Koki kami sedang mempersiapkan hidangan spesial untuk Nyonya dan Tuan
"Jo-Johan..." Lily terkejut melihat sosok tersebut. Pria itu adalah Johan Morris, teman Lily semasa kuliah.Alasan Lily agak terbata-bata menyebut nama Johan adalah karena ia sama sekali tak menduga akan bertemu Johan di tempat itu. Mereka memiliki sejarah yang tak menyenangkan di masa lalu.Saat mereka berdua kuliah, Lily dan Johan pernah menjalin hubungan asmara. Pada saat itu, Lily sebenarnya sudah dekat dengan Henry, tetapi karena Johan mengungkapkan cintanya lebih dulu, Lily memilih untuk menerima cinta Johan.Tak lama kemudian, Lily mengetahui bahwa Johan hanya berpura-pura menyukainya lalu mengencaninya demi memenangkan taruhan. Mendengar bahwa Lily diperlakukan buruk oleh Johan, Henry datang ke kampus dan menghajar Johan hingga pria itu babak belur tak karuan. Peristiwa tersebut membuat Johan malu karena kalah telak dari Henry di hadapan ratusan mahasiswa lain.Sejak hari itu, Johan membenci Lily dan Henry karena ia merasa harga dirinya hancur akibat peristiwa tersebut."Kenap
Setibanya di kamar, Henry menyuruh Lily untuk segera berbaring di ranjang agar ia bisa beristirahat dengan baik untuk memulihkan kondisinya. Henry khawatir kecelakaan yang baru saja menimpa Lily akan berdampak pada kandungannya.Lily menggeleng pelan, "Henry, kondisiku sudah membaik. Jangan terlalu khawatir, 'dia' baik-baik saja," ujar Lily seraya memasang senyuman lembut. Lily yang melihat raut wajah Henry belum membaik, kemudian memintanya untuk mendekat."Coba pegang ini, sudah membaik bukan?" Lily meminta Henry meraba perutnya untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjadi pada kandungannya.Henry menuruti permintaan Lily, meskipun merasa kurang yakin, namun Henry tetap berusaha mempercayai ucapan istrinya itu. Ia hanya berharap bahwa 'calon bayi' mereka benar-benar dalam keadaan sehat."Sayang, sebaiknya kita tunda perjalanan ke pantai hari ini. Aku tak ingin kamu kelelahan." Henry kembali membujuk istrinya itu untuk tetap berada di kamar, namun Lily segera menggelengkan kepalanya
Johan Morris terbatuk lalu tertawa terbahak-bahak menanggapi sesumbar dari Henry. Tangan Johan Morris lantas menuding ke suatu arah lalu berkelakar lantang pada Henry.“Kau ingin membuatku merasa kalah telak, kan? Coba lihat itu! ‘VistaBay Jet Ski Paradise’! Mereka menyewakan Jet Ski ekslusif yang khusus hanya melayani pelanggan elite! Jika kau bisa menyewa Jet Ski dari sana, mungkin aku akan berguling-guling ke pasir sambil meraung karena iri.”Henry mengerutkan dahi lalu melirik ke arah VistaBay Jet Ski Paradise, sebuah tempat persewaan jet ski yang terlihat lain dari yang lainnya.“Jika rata-rata harga sewa jet ski berkisar $200 hingga $300 per jam, di VistaBay Jet Ski Paradise, harga sewa per unitnya dibandrol dengan $4000 per jam yang termurah,” sambung Johan Morris sembari menyunggingkan senyum sinis, seolah ia ingin membuat Henry bergidik ngeri dengan selisih harga sewa yang luar biasa jauh.Henry tertawa sesaat lalu bergumam, “$4000? Tak kusangka harga untuk mengalahkanmu tern
Johan Morris diam tak berkutik. Ia tak menyangka akan kalah telak dari Henry dan Lily. Johan Morris ingat bagaimana perjuangannya selama ini merayu Vista Lauren agar bersedia menerimanya menjadi penyewa kehormatan di VistaBay Jet Ski Paradise, nyatanya, Vista Lauren selalu menghina Johan dan mengatakan bahwa Johan tak memiliki faktor X atau kelebihan lain yang berarti.‘Manusia biasa saja tanpa kehebatan apapun sepertimu ingin menunggangi koleksi jet ski-ku yang berharga? Jangan bermimpi!’ itulah yang selalu diucapkan Vista Lauren kepada Johan selama ini.Lalu, bagaimana bisa Henry dan Lily bisa menunggangi Jet Ski eksklusif milik VistaBay Jet Ski Paradise? Hal itu sungguh membuat kehormatan Johan terluka parah.“Hei, Kenapa kau tampak iri begitu, Johan?” sergah Henry ketika Johan hanya terlihat mematung diam atas kemenangan Henry. “Sudahlah, akui saja jika reputasimu terlalu rendah sehingga tak mampu menjadi pelanggan VistaBay Jet Ski Paradise. Memang, tak sembarang orang bisa menyew
Setibanya di dalam ruangan, Henry dan Lily melihat banyak orang yang sudah duduk di kursi yang telah disediakan panitia. Kemudian salah satu panitia mendatangi rombongan mereka.Saat panitia mengetahui identitas Sean Kingston, panitia itu segera mengajaknya untuk duduk di kursi depan karena wali kota Eastland City itu merupakan salah satu tamu kehormatan. Sementara Henry dan Lily hanya tamu reguler, jadi bisa mengisi kursi yang kosong yang masih tersedia."Tuan Henry, Nona Lily, sepertinya kita harus berpisah sekarang. Sebenarnya masih banyak hal yang ingin aku bicarakan dengan kalian, namun sepertinya aku harus menundanya. Kalau kalian tidak keberatan, aku berniat mengundang anda berdua besok malam," ujar Sean Kingston tersenyum tipis.Lily melirik Henry sejenak, setelah mendapat anggukan kepala darinya, ia pun menyetujui niat baik Sean Kingston tersebut."Kami tidak keberatan, wali kota Sean. Terima kasih juga sudah membantu kami sebelumnya," jawab Henry seraya kembali berterima kas
Para tamu undangan segera menyebutkan harga mereka setelah MC resmi mulai membuka penawaran."$110.000!""$120.000!""$150.000!"Dalam kurun waktu singkat, harga penawaran sudah mencapai angka $200.000. Johan yang melihat itu segera ikut membuka penawarannya."$250.000!"Tentu saja harga tersebut belum mencapai final, detik berikutnya ada tamu lain yang ikut andil dalam penawaran."$270.000!""$280.000!"Rosaline yang mendengar penawaran dari tamu lain mulai meningkat secara drastis langsung memaksa Daniel untuk bersuara. Ia khawatir gaun yang disukainya itu akan jatuh ke tangan orang lain."Baiklah, Honey. Saatnya aku turun tangan!" Daniel menggenggam erat tangan Rosaline untuk mencoba meyakinkannya jika gaun tersebut tetap akan jatuh ke tangan mereka."$300.000!"Baru saja Daniel menyebutkan angkanya, sudah ada tamu lain yang memberikan penawaran lebih tinggi."$310.000!"Di sisi lain, Johan juga tidak ingin ketinggalan. Ia kembali menyuarakan penawarannya yang berakhir pada angka $
Semua perhatian mata peserta lelang tertuju pada sumber suara, dan menemukan seorang pria sedang tersenyum lebar, sementara wanita yang berada di sampingnya menunjukkan ekspresi cemas.Sebagian orang mulai berdiskusi sesama mereka, karena tidak mengetahui identitas dari kedua orang tersebut. Sementara sebagian lainnya sedikit mengenal tentang mereka, terutama tamu yang berasal dari Eastland City.Benjamin juga memperhatikan sosok yang baru saja menggemparkan seisi ruangan itu, namun ia sama sekali tidak memiliki informasi tentang latar belakangnya. Sean Kingston yang melihat kebingungan di wajah Benjamin segera berbisik pelan."Manajer Ben, kedua orang itu adalah Tuan Henry dan Nona Lily, menantu juga putri dari keluarga Wilson di Eastland City. Mereka…" Sean Kingston menceritakan tentang Henry dan Lily sedikit yang ia ketahui.Benjamin yang mendengar itu menahan napasnya ketika Sean Kingston mengatakan bahwa Henry dan Lily berasal dari keluarga miskin karena keluarga Wilson seolah ti
Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi. “Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan. Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.” Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat pen
Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang. “Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!” Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali. “Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.” Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bel
Richard Forger menelan ludah, ia tak menduga jika gadis muda yang baru saja mempersilakannya masuk kini mendapati masalah karena dirinya. “Nona, aku memiliki kartu…” Richard berniat menjawab tudingan Bellatrix terhadap Daisy tetapi Bellatrix segera mengacungkan telunjuknya tepat ke jidat Richard. “Damn! Siapa yang memberimu izin untuk berbicara padaku? Shit, aku sedang berbicara pada sepupuku yang bodoh ini!” Bellatrix lantas berganti menudingkan telunjuknya ke arah Daisy yang menunduk tak nyaman. “Bella, dia membawa kartu undangan dari kakek. Percayalah… Kita harus menyambutnya atau…” “Aku tak peduli! Seperti biasa, semua keputusan yang kau ambil akan berujung pada petaka. Kali ini, kuperingatkan sekali lagi! Usir gembel ini atau…” Bellatrix belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika dari arah belakang, terdengar suara omelan khas perempuan tua, dialah Sandra Miller, perempuan berusia tujuh puluhan tahun yang merupakan istri dari James Miller. Sandra membenci keributan meski di s
Sore hari itu juga, Richard Forger berpamitan kepada George Warren dan meyakinkan pria tua tersebut bahwa ia akan membayar kerugian yang dialami oleh George. Meski George Warren sulit mempercayai ucapan Richard, ia membiarkan Richard pergi. “Ehm… Sebelumnya, bisakah aku meminjam beberapa dolar untuk memesan Taxi, Tuan George?” Sebelum benar-benar pergi, Richard baru sadar jika ia sudah tak memiliki apa-apa lagi. Ia cukup malu pada pria tua itu tetapi memang hanya George Warren seorang, sosok di kota Roxburgh yang bersedia membantu Richard. “Ck… Ambillah.” George Warren dengan terpaksa memberikan beberapa dolar di sakunya kepada Richard. “Terima kasih, Tuan George. Kupastikan kau bisa memegang janjiku, aku akan melunasi kerugian yang kau alami.” George Warren mengangguk lesu. Setengah putus asa, ia berharap jika janji Richard bukanlah bualan semata. “Tiga hari dari sekarang! Kupastikan aku akan mengganti kerugianmu. Tuan George!” Setelah mengcapkan kalimat itu, Richard Forger sege
Setelah novel Sang Pewaris Terkaya tamat, saya ingin memperkenalkan novel saya yang lain yang juga bergenre urban dan sudah tamat berjudul "Suami Hebat yang Menyamar", berikut adalah tester 5 bab novel tersebut, jika berkenan membaca lanjutannya, kalian bisa klik di profil Banin SN dan pilih novel berjudul "Suami Hebat yang Menyamar". Terima kasih~~ ---------- Suami Hebat yang Menyamar Bab 1 ----------------------------- Richard Forger sedang mengepel lantai ruangan Luis Jung, CEO Westfield Corporation. Cleaning Service baru itu seperti sedang berada di tempat yang salah dan di waktu yang salah. Bagaimana tidak, saat Richard sedang sibuk membersihkan lantai, Luis Jung tiba-tiba dengan sengaja menumpahkan kopi ke lantai. Setelah pura-pura terkejut, Luis Jung berteriak kepada Richard. “Hei, Babu! Kau tak lihat ada lantai kotor di sini?!” Richard Forger ingin mengumpat, tetapi tentu saja Cleaning Service bukanlah posisi yang membolehkan dirinya mengumpati seorang CEO. Maka, Richar
Kesialan Catherine dan Jacob juga menimpa Celine Wislon dan Judith. Kedua perempuan itu saat ini sedang disiram air dan diseret menuju ke kantor polisi karena secara tak terduga mereka berdua telah mengakui melakukan puluhan tindak kejahatan. Pesta makan malam di mansion Henry benar-benar menjadi acara yang sangat membekas karena telah terjadi hal-hal luar biasa di acara tersebut. Para jurnalis pulang dengan hati riang gembira karena mereka telah memiliki stok bahan berita dengan jumlah fantastis. Saat pesta telah benar-benar selesai dan para tamu telah berangsur pulang, Henry dan Lily berjalan memasuki mansion mereka untuk terakhir kalinya. Malam itu akan menjadi malam terakhir mereka tidur di rumah mewah itu karena keesokan harinya, mansion itu sudah menjadi milik Mr. Prince, seorang kaya raya dari luar negeri yang berhasil memenangkan lelang. Terlepas dari fakta bahwa esok hari mereka berdua akan jatuh miskin, baik Henry maupun Lily tak bisa menutupi rasa bahagia yang menyelimuti
Henry menuliskan beberapa kalimat di atas lembaran buku coklat bersampul kulit lembu. Senyumnya melebar saat ia membaca kembali kalimat yang telah ia tulis.“Kurasa ini cukup,” ucapnya puas.“Apa yang kau tulis? Apa kau ingin Forbidden Codex melenyapkan mereka berdua malam ini?” tanya Lily sembari mendongakkan leher dan melirik ke kalimat yang baru saja ditulis oleh suaminya.Henry terkekeh lalu dengan santai menunjukkan kalimat yang ia tulis di atas Forbidden Codex. Lily mengerutkan kening, tak ada hal mengerikan yang ditulis oleh Henry. Justru, Henry terkesan telah menulis sebuah harapan kebaikan untuk seluruh keluarga Wilson.“Apa buruknya harapan seperti itu? Kau menggunakan Magic Power terakhir untuk membuat harapan tersebut, apa kau yakin ‘itu’ akan membuat mereka jera?” tanya Lily serius.“Sangat yakin, sekarang, diam di sini dan mari kita lihat pertunjukannya,” ucap Henry setelah ia memasukkan lagi Forbidden Codex ke dalam sakunya.Lily mengerutkan kening tetapi pada akhirnya
Ya, Henry akan benar-benar menjadi miskin jika ia serius dengan ucapannya beberapa waktu lalu.Menjual mansion di Alexandria untuk organisasi amal. Menjual semua warisan mendiang ayahnya untuk diberikan kepada lembaga amal. Bukankah itu sama saja dengan memiskinkan diri dalam semalam?Melihat ekspresi tak percaya di wajah para tamu, Lily berinisiatif untuk mempertegas pernyataan Henry.“Tuan-Tuan dan Nyonya sekalian, aku dan Henry sudah terbiasa hidup dalam keadaan tidak kaya. Dan, menurut kami itu tidak buruk. Kami menyadari cinta dan kesetiaan kami semakin tumbuh subur ketika kami berada dalam keadaan tidak kaya. Kalau pun kami ingin mendapatkan kekayaan lagi, kami ingin, hal itu berasal dari jerih payah kami sendiri.”Meski tak sepenuhnya percaya pada ucapan Lily, para tamu tampak berinisiatif untuk memberikan standing applause atas nama basa-basi. Bagaimanapun, mereka yakin jika Henry dan Lily pasti memiliki niat terselubung di balik keputusan aneh dan gila itu.Sebenarnya, alasan
Beberapa menit berikutnya, Lysa dan Eric keluar lagi dari mansion Henry dengan ekspresi wajah yang rumit. Sulit untuk menerjemahkan ekspresi mereka tetapi satu yang pasti, baik Lysa maupun Eric sama-sama tak mempercayai jika Henry benar-benar akan serius melakukannya.Di saat yang sama, media online tengah gembar membahas pernyataan Henry James dalam acara talk show yang dihandel oleh Lysa Nadjrov. Kegemparan itu menjangkau hingga ke tingkat internasional sehingga saat ini, sudah ada banyak dari orang-orang berpengaruh di tingkat internasional yang berencana hadir dalam pesta makan malam di mansion Henry James.‘Suamiku sudah memikirkan hal ini dengan matang. Dan ya, aku mendukung keputusannya.’Di dalam mobil, Lysa dan Eric masih teringat ucapan dari Lily yang menjelaskan tentang persetujuannya akan keputusan Henry.‘Bukan berarti aku adalah istri yang buruk karena tak bisa menghentikan tindakan gila suaminya, tetapi, setelah dipikir-pikir, semua keputusan suamiku memang memiliki lan