Share

Bab 92

Penulis: Benjamin
Keesokan paginya, Daffa terbangun lebih siang daripada biasanya. Itu tidak mengherankan karena dia tidur sangat larut malam itu.

Dia memulai rutinitas paginya segera setelah dia terbangun. Dia berlatih teknik meditasi dari buku usang yang diberikan kakeknya sebelum berlatih bela diri.

Ketika dia menyelesaikan rutinitas paginya, dia mandi dengan cepat untuk menyegarkan dirinya. Setelah mandi, dia meminta seorang pelayan untuk mengirimkan makanan ke ruangannya. Dia hampir menghabiskan sarapannya ketika ponselnya berdering.

Dia memeriksa nama peneleponnya dan mendapati bahwa itu adalah Bram. Dia mengangkat telepon itu dan menyalakan pengeras suara ponselnya.

“Halo, Tuan Muda Halim,” sapa Bram saat telepon itu terhubung.

“Halo, Bram.” jawab Daffa.

“Saya sudah selesai memeriksa mendalam mengenai Grup Ganendra. Saya juga telah menambahkan penyebab konflik antara Korporasi Sanjaya dan Grup Ganendra ke dalam laporannya,” kata Bram.

“Baiklah. Terima kasih banyak atas bantuanmu, Bram,” ka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 93

    ”Berhenti berteriak pada satu sama lain,” kata suara yang lemah.Ketika anggota keluarga Sanjaya mendengar suara itu, mereka langsung berhenti berteriak pada satu sama lain dan menoleh ke arah sumber suara itu.“Kakek!” teriak Liam, Farel, dan anggota keluarga Sanjaya lainnya bersamaan.Beberapa detik kemudian, seorang pria tua bisa terlihat menuruni anak tangga vila itu. Dia ditemani oleh seorang pria yang tampaknya berumur awal 70-an. Semua orang yang hadir mengenal pria itu. Dia adalah pelayan dan asisten kakeknya yang paling dipercaya.Farel bergegas menyiapkan sofa untuk diduduki kakeknya. Ketika kakeknya duduk dengan nyaman, pelayan itu mengosongkan botol air ke gelas, lalu menyerahkannya untuk diminum kakek mereka.Kakeknya menghabiskan isi gelas itu sebelum meletakkan gelas itu di atas meja.“Aku mendengar situasi genting yang sedang dihadapi Korporasi Sanjaya,” kata kakek mereka, Evan.Ketika orang-orang yang hadir mendengar perkataan kakeknya, mereka langsung memelotot

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 94

    [Dragon Lord’s Imperial Residence] Dua jam yang laluDaffa memasuki ruang kerjanya dan menyalakan laptopnya. Dia memeriksa kotak masuknya dan melihat bahwa Bram sudah mengirimkan surel padanya mengenai laporan mendalam mengenai Grup Ganendra. Merasa puas, dia membuka dokumen itu dan membacanya.Daffa sedikit terkejut membaca ringkasan dari grup bisnis itu. Dari ringkasannya, dapat dikatakan bahwa Grup Ganendra berada sedikit di atas rata-rata di kota tempat kantor pusat mereka berada.Sekarang makin penasaran, Daffa terus membaca ringkasan itu.Seraya Daffa membaca informasi mengenai Grup Ganendra, segudang emosi tampak di wajahnya. Ketika dia selesai membaca ringkasannya, ekspresi penasarannya sekarang berubah datar.Tentu saja Grup Ganendra bisa menekan Korporasi Sanjaya karena Grup Ganendra merupakan anak perusahaan dari Grup Dream Investment!Dokumen yang dikirimkan Bram padanya berisikan semua kejadian besar dan kecil yang terlibat dengan Grup Ganendra sejak pembentukan pe

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 95

    Anggota keluarga yang hadir menoleh pada Liam keheranan. Mereka tidak menyangka Liam yang terlihat tidak berdaya tadi tiba-tiba bangkit berdiri dengan semangat.Liam melihat ke sekitar ruangan dengan mata yang membelalak terkejut. Dia buru-buru menyalakan pengeras suara supaya mereka bisa mendengar perbincangan itu sebelum berbicara.“Halo. Apakah saya sedang berbicara dengan Liam Sanjaya?” tanya penelepon itu dengan profesional dari ujung telepon.“Iya, saya adalah Liam Sanjaya!” jawab Liam dengan semangat.“Saya akan ulangi apa yang baru saja saya katakan,” kata penelepon itu dengan sopan.“Saya adalah Zaki Wijaya dari West Atlantics Int’l dan saya ingin berinvestasi di perusahaan Anda.”Semua orang, termasuk Puspa, menatap Liam dengan mata membelalak.Berinvestasi di perusahaan mereka?Mereka bisa melihat secercah harapan lagi ketika mereka mendengar perkataan Zaki, tapi mereka mencoba menenangkan diri mereka.Walaupun itu adalah berita bagus bahwa sebuah perusahaan bersedi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 96

    Sementara itu, ketika anggota keluarga Sanjaya sedang merayakan keajaiban yang terjadi pada mereka, Daffa sedang bersantai di kursi di samping kolam renang dalam ruangannya dengan segelas anggur.Dia telah melakukan apa yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan perusahaan ayah Puspa. Dengan investasi dari perusahaannya, mereka seharusnya bisa keluar dari krisis ini.Mengenai Grup Ganendra, Daffa bersumpah bahwa ayah-anak itu akan menghadapi konsekuensi dari kejahatan mereka, yang sudah lampau dan saat ini juga.Dia tidak tahan akan ketidakadilan yang dilakukan terhadap korban kejahatan mereka. Dia telah memberi tahu Bram mengenai hal ini dan ayah-anak itu akan segera ditahan oleh polisi.Daffa tidak peduli apakah perbuatannya akan menyinggung Grup Dream Investment karena Grup Ganendra adalah anak perusahaan mereka. Pengaruh yang dimiliki oleh sebuah konsorsium sangat mengerikan dan tidak sembarang orang bisa menghadapinya.Daffa berdiri dan melepaskan jubah mandinya saat itu, menu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 97

    Daffa baru saja selesai rapat dengan para petinggi Perusahaan Century, sebuah perusahaan terkemuka yang berada di bawah Konsorsium Halim ketika ponselnya berdering.Dia memeriksa nama peneleponnya dan mendapati bahwa itu adalah nomor tidak dikenal. Namun, dia memutuskan untuk menjawab telepon itu.“Halo,” kata Daffa ketika dia mengangkatnya.Ada keheningan selama beberapa saat sebelum penelepon itu angkat bicara.“Halo. Apakah ini Daffa Halim?” tanya penelepon itu.Daffa terkejut ketika dia mendengar suara penelepon itu.Dia pasti adalah seorang wanita.Situasi ini menarik perhatian Daffa. Dia merasa seperti pernah mendengar suara wanita itu sebelumnya, tapi dia tidak yakin pernah mendengarnya di mana.“Benar, aku Daffa Halim,” jawab Daffa.Ada keheningan lainnya selama beberapa saat. Ketika penelepon itu tidak angkat bicara selama beberapa detik, Daffa tidak tahan untuk mengisi keheningan yang tidak nyaman itu.“Siapa ini dan ada yang bisa kubantu?” tanya Daffa. Nada bicaran

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 98

    Keesokan harinya, Zaki tiba di Greenspring Residence dan langsung menuju vila keluarga Sanjaya. Di sana, dia dan Liam mendiskusikan kontrak dengan rinci sebelum menandatanganinya.Ketika kontrak itu ditandatangani, Zaki mentransfer 1,5 triliun rupiah ke rekening perusahaan seperti yang dijanjikan, berhasil menangani masalah itu.Setelah menandatangani kontrak, Liam menemani Zaki berjalan ke luar vila. Dia mencoba untuk mengundangnya makan bersama, tapi Zaki langsung menolaknya, berkata bahwa banyak hal yang masih harus diurus dan pertemuan ini hanyalah salah satunya.Liam tidak memiliki pilihan lain selain menerima perkataan Zaki. Dia tidak ingin membuat donaturnya tersinggung dengan membujuknya, jadi dia memilih untuk hanya menemaninya.Setelah kepergian Zaki, anggota keluarga Sanjaya yang ada di sana berterima kasih pada Liam sebelum pergi.Kepergian mereka memang sudah diduga karena mereka memiliki urusan yang harus mereka tangani. Satu-satunya mereka ke sini adalah karena pend

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 99

    “West Atlantics Int’l?” tanya sosok itu.Keringat dingin langsung muncul di kepala Alan ketika sosok itu bertanya. Auranya terlalu menakutkan dan Alan merasa bahwa dia sedang dimasukkan ke dalam ember penuh es.“I…Iya.” Alan tergagap.Ada keheningan lagi selama beberapa saat dan sosok itu menarik kembali aura yang menyesakkannya sebelum dia akhirnya angkat bicara.“Beri tahu aku lebih banyak mengenai perusahaan ini.”Alan menghela nafas lega setelah sosok itu menarik kembali auranya sebelum lanjut memberi tahu semua rincian yang dia ketahui mengenai West Atlantics Int’l.Seraya Alan berbicara, sosok itu mendengarkan dengan seksama dan ketika Alan selesai berbicara, bibirnya menyeringai.“Menarik,” komentar sosok itu. Menurut Alan, West Atlantics Int’l adalah sebuah perusahaan investasi baru dan pemimpin tunggalnya adalah seorang pria muda berumur 20-an yang merupakan kenalan Tara Wiguna dari Grup Wiguna.Mungkin, pria muda itu memiliki latar belakang yang sangat luar biasa, k

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 100

    West Atlantics Int’l berkembang lebih cepat dibandingkan perusahaan lainnya di kota itu, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa mereka masih merupakan perusahaan baru. Ditambah dengan kenyataan bahwa sebagian besar informasi mengenai Daffa disembunyikan dari internet, banyak orang yang tidak akan menemukan apa-apa ketika mereka menyelidikinya.Kenapa Jauhar merasa khawatir?Alasannya sederhana.Daffa menghancurkan Grup Ganendra yang merupakan anak perusahaan Grup Dream Investment. Walaupun Konsorsium Halim memiliki pengaruh yang menakutkan di negara itu, dia tetap memilih untuk bersikap pasif untuk sementara setelah apa yang terjadi pada anaknya dan menantunya.Dia sadar bahwa ada sosok misterius yang mendukung Grup Dream Investment, jadi bahkan ketika anak perusahaan Grup Dream Investment menyerang perusahaan sedang lainnya di Konsorsium Halim, dia tidak sampai mengurusnya, tidak sampai dia mengetahui siapa yang ada di balik Grup Dream Investment.Ada banyak hal yang tidak diketahui

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 524

    Daffa menoleh untuk melihat orang pertama yang menuliskan namanya. Mengejutkan baginya, pria itu telah mengatur orang-orangnya dengan baik. Mereka sedang berdiri bersama dalam formasi yang rapi dan orang yang memimpin menggenggam sebuah folder. Ketika dia melihat Daffa, dia bergegas menghampirinya dan mengulurkan folder itu dengan kedua tangannya.Daffa menaikkan sebelah alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia menerima folder itu dan membaca dokumen di dalamnya. Dia terlihat tenang, tapi di dalam hatinya, dia cukup dan sungguh terkejut. Dia bertanya, “Siapa yang mempersiapkan dokumen-dokumen ini?”Pria yang menyerahkan folder itu padanya tanpa ragu-ragu menjawab, “Saya. Apakah saya telah melakukan kesalahan?” Meskipun dia tidak ragu-ragu untuk menjawab, suaranya masih gemetar.Daffa menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Dia mengembalikan folder itu pada pria itu. “Tidak perlu melakukan kunjungan lokasi. Mari berpindah ke orang selanjutnya.”Pada saat itu, dia mendengar mobil-mo

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 523

    Daffa membuka matanya dan mengangkat sebelah alis ketika dia mendengarnya. Jika ingatannya benar, suara ini bukanlah milik siapa pun yang telah dia temui sejak dia datang kemari. Rasa ingin tahunya tergoda, jadi dia turun dari kasur.Kemudian, dia meraih jaket yang telah dia letakkan di samping kasurnya dan meletakkannya di atas pundaknya sebelum berjalan ke arah jendela. Dia membukanya, mencondongkan badannya ke luar, dan melihat ke bawah. Ketika dia melihat wajah orang yang telah berbicara, dia menaikkan sebelah alisnya.Itu adalah wajah yang dia ingat—pria ini belum bergerak dari pojokannya semalam. Bahkan saat orang-orang di sekitarnya kehilangan nyawa mereka, dia menyaksikan hal-hal itu terjadi dengan dingin. Itu membuatnya menonjol di antara orang-orang yang cemas itu.Di lantai pertama, Briana mengeluarkan ponselnya dan menelepon Daffa. Daffa mengembuskan napas, menjawabnya, dan berkata dengan dingin, “Cari cara agar orang itu bergabung dengan kita, lalu singkirkan dia. Dia t

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 522

    Dia menatap Daffa dengan waspada. “Ada apa dengan raut wajahmu itu? Bukankah aku sudah cukup baik padamu?”Daffa menaikkan sebelah alisnya, tidak ingin membuang-buang napasnya. Dia mengarahkan telapaknya ke luar, menyalurkan kekuatan jiwanya ke telapak tangannya, lalu menembakkannya ke dada pria berotot itu. Pria berotot itu memucat. Dia kira Daffa tidak akan melakukan apa-apa padanya dan dia pasti tidak akan bertahan hidup dari hal ini.Dia tidak menyangka Daffa akan tiba-tiba meluncurkan serangan padanya. Saat dia secara naluriah melindungi dadanya dengan lengannya, dia secara jelas merasa kekuatan jiwa itu menusuk lengannya dan pundaknya seperti bilah yang tajam. Suara tulang patah yang renyah terdengar dan pria berotot itu melongo ke arah Daffa dengan mata yang memerah.Memang benar, dia telah membayangkan akan terluka parah atau dibunuh di sini, tapi dia tidak menyangka itu akan terjadi seperti ini.Daffa menaikkan sebelah alisnya, terlihat merendahkan. “Kamu terlihat sangat b

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 521

    Kemudian, pria itu merasa energi yang membakar mengucur dari telapak tangan Daffa. Energi itu mencekiknya seraya membasahinya, membuatnya mendadak berhenti. Matanya membelalak ketakutan. Dia tidak pernah mengalami sesuatu seperti ini sebelumnya.Hal yang sama terjadi pada kedua pria lainnya. Pria berpenampilan lusuh itu memucat, mengetahui bahwa dia ditakdirkan untuk kalah. Namun, dia tetap menolak untuk menyerah. Dia tidak ingin memercayai bahwa ada orang sekuat itu di dunia ini!Pandangannya yang terlihat gigih itu berubah menjadi keputusasaan saat dia mengamati Daffa. Dia sudah bisa merasakan kekuatannya menghilang dari tubuhnya hanya dengan memandang Daffa. Dia pun memejamkan matanya. Dia menyesal telah berbicara omong kosong sebelumnya—mungkin dia akan mendapatkan akhir yang lebih baik jika dia tidak melakukannya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya dan menatap Daffa dengan tatapan memohon.“Tuan Halim, saya tahu saya telah melakukan kesalahan besar.” Sebelum dia dapat

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 520

    Daffa mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum. Dia memang jahat, tapi suasana hatinya meningkat melihat amarah mereka. Mereka telah membuatnya sangat kerepotan. Dia menyilangkan kakinya dan mendengarkan protes mereka yang kian gaduh.“Astaga. Aku tahu Daffa kuat, tapi apakah dia tahu apa yang dia katakan? Apakah dia menyiratkan dia lebih kuat dibandingkan tiga orang sekaligus? Dasar pembual. Aku ingin menjadi yang pertama untuk menantangnya! Akan kutunjukkan siapa yang berkuasa!”“Enyahlah dan tunggu giliranmu! Tidakkah kamu tahu berapa banyak orang yang tiba di sini sebelum dirimu? Aku seharusnya menjadi orang pertama yang menangani hal ini! Dulu, aku selalu menangani orang-orang yang baru bergabung.”Briana berjalan menghampiri Daffa dan berdiri di sampingnya. Ketika Briana mendengar apa yang dikatakan orang-orang, Briana mengernyit dan memandang Daffa. Kemudian, Briana membungkuk dan mencondongkan badannya ke arah Daffa.“Tuan Halim?” Daffa mengangguk dan mengangkat satu jariny

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 519

    Meskipun demikian, penampilannya yang tidak rapi tidak menutupi tubuhnya yang kekar maupun membuat tangannya yang terkepal kurang menakutkan. Kepalan tangannya bergoyang di udara, menciptakan embusan angin yang berembus melalui halaman itu, pada akhirnya menyebar ke seluruh pintu masuk utama Hotel Umbrite.Hanya itulah yang Briana dengar—angin. Untuk pertama kalinya, Briana memiliki ide untuk mengumpulkan energi dalamnya dan membentuknya menjadi sumbatan telinga, meredamkan suara apa pun di sekitarnya. Itulah apa yang Briana lakukan. Karena itu, dia duduk di halaman belakang hotel dan tidak dapat mendengar Daffa memanggil namanya dari lantai kedua.Tidak mendapatkan jawaban apa-apa, Daffa menghela napas lemah sebelum berfokus pada Briana. Barulah saat itu Daffa memahami apa yang sedang Briana lakukan. Dia juga terkejut mengetahui tindakan Briana. Meskipun Daffa tidak terlalu memperhatikan perkembangan energi dalam dan kemampuan bela diri Briana, Daffa tetap tahu Briana telah berkemba

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 518

    Antisipasi dan semangat terpancar dari mata Daffa pada saat itu. Dia tidak sabar bertemu musuh utamanya.Itu tidak luput dari perhatian Briana yang langsung memandang Daffa dengan tatapan ingin tahu. Selagi Briana bertanya-tanya alasan di balik ekspresi semangat Daffa, Alicia, yang berdiri di sampingnya, tiba-tiba berbicara dan memperjelas hal-hal untuknya.“Dia akhirnya menunjukkan dirinya!” seru Alicia, tangannya terkepal erat. “Meskipun saya baru sebentar bekerja untuk Anda, Tuan, saya telah mendengar tentangnya berkali-kali. Pria itu benar-benar mengganggu saya! Dia seperti pria menyeramkan, memanipulasi orang-orang seakan-akan mereka adalah boneka dan bidak catur. Dia membuat mereka melakukan perintahnya, sementara dia bersembunyi dengan nyaman di dalam bentengnya! Meskipun dia penakut, dia terus mengirimkan bawahan-bawahannya untuk menyebabkan masalah dalam kehidupan orang lain!”Briana menatap Alicia terkejut karena Alicia telah memahami pikiran Daffa tanpa perlu berusaha ker

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 517

    “Aku tahu pria itu mengangkat kakinya tinggi-tinggi saat berjalan karena jarak antara jejak kakinya lebar tapi masih dalam jarak berjalan rata-rata orang. Maka dari itu, aku berhenti merasa takut. Aku tidak lagi melihatnya sebagai manusia super dan berpikir dia kemungkinan besar hanya terampil dalam seni bela diri.” Wahyu bertatapan dengan Daffa sebelum melanjutkan, “Itu adalah semua yang kuketahui. Untuk kali ketiga pria itu menyerangku, aku tidak tahu bagaimana dia menculikku atau bagaimana aku bertahan hidup. Yang kuketahui hanyalah bahwa tubuhku tidak bekerja dengan baik sejak kejadian itu.”Setelahnya, pandangannya berpindah pada area di sekitarnya, memberikannya ekspresi yang suram dan sedih.Tidak sepertinya, Daffa mengernyit, merasa tidak senang dengan informasi itu. Beberapa saat berlalu sebelum Daffa dengan singkat melambaikan tangannya mengusir, berkata, “Pergi dari sini. Kamu adalah pria yang bebas mulai hari ini.”Ujung mata Wahyu memerah setelah mendengarnya. Dia lalu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 516

    “Sayangnya, itulah kenyataannya. Kalian semua adalah orang yang kejam, jadi aku tahu aku akan berakhir mengenaskan jika aku berbohong. Itu adalah hasil akhir yang tidak dapat kuterima. Aku juga tidak harus mengalaminya karena aku sudah mengungkapkan segala hal yang kuketahui padamu.Dengan begitu, Wahyu memejamkan matanya dan dengan damai menunggu ajalnya. Yang membuatnya lebih terkejut adalah bahwa Daffa terus menginterogasinya, yang berarti dia 100 persen akan pergi dari sini hidup-hidup.Matanya membelalak terbuka dan dia menatap Daffa dengan tatapan emosional dan berterima kasih. “K … kamu memercayaiku?”“Iya.” Daffa mengangguk. “Aku memercayaimu. Jadi, mulai sekarang, kamu hanya perlu memilih apakah kamu ingin terus menjawab pertanyaanku atau tidak.”Kali ini, Wahyu tidak ragu-ragu ataupun berhenti. Dia langsung mengangguk dengan penuh tekad. “Aku akan melakukannya. Kamu telah memilih untuk memercayaiku meskipun kata-kataku benar-benar gila. Itu hanya berarti kamu memercayaiku

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status