Share

Bab 68

Penulis: Benjamin
[Rumah Besar Halim]

Jauhar Halim, kakek Daffa dan mantan Kepala Konsorsium Halim sedang membaca-baca beberapa dokumen di ruang kerjanya. Dokumen itu berisikan laporan mengenai kinerja Daffa sebagai Kepala Konsorsium Halim yang baru.

Sejak dia menyerahkan kepemimpinan Konsorsium Halim kepada Daffa, hidupnya cukup membosankan. Selain laporan sesekali mengenai kondisi perusahaan-perusahaannya, dia benar-benar memisahkan dirinya dari urusan perusahaan.

Dia tidak akan terus meminta laporan mengenai kondisi perusahaan-perusahaannya, tapi dia perlu mengetahuinya karena Daffa masih seorang mahasiswa dan masih baru dalam dunia bisnis. Karena itu, dia merasa lega ketika dia membaca laporannya dan melihat bahwa Daffa melakukan tugasnya dengan baik. Malah, ada peningkatan pada saham perusahaannya.

Jauhar menghela nafas. Dia memang lega, itu menunjukkan bahwa cucunya sama cerdasnya seperti anggota keluarga Halim lainnya dalam urusan bisnis. Dia menghela nafas lagi. Dia sekarang sudah mulai menu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Korneles Siep
𝙢𝙚𝙣𝙖𝙧𝙞𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙖𝙣
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 69

    Raut wajah Jauhar, Bram, dan Erin terlihat terkejut ketika mereka memasuki ruangan itu dan melihat Daffa yang terbaring di ranjang rumah sakit. Jauhar terutama terlihat paling terkejut di antara mereka bertiga.“Seberapa parah lukanya?” tanya Jauhar dengan tenggorokan yang tercekat.Dokter itu menatapnya dan menghela nafas sebelum menjawab dengan sikap yang profesional.“Tulang rusuknya patah, tangan kanan dan kirinya patah, kaki kirinya lumpuh sementara setelah ditembak dengan peluru beracun dan terancam akan lumpuh secara permanen, dan pergelangan kaki kanannya juga patah.”Jauhar menatap matanya beberapa saat setelah mendengar jawaban Dokter. Setelah hening selama satu menit, dia bertanya pada Dokter.“Seberapa besar kemungkinan dia selamat dari cobaan ini?”“Sepuluh persen,” jawab dokter itu.Jauhar menutup matanya lagi. Itu lebih buruk dari yang dia kira. Kemungkinan sebesar 10% berarti dia hanya memiliki sepersepuluh kemungkinan untuk selamat.Tempat itu hening selama beb

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 70

    Luka-luka pada tubuh Daffa mulai memulih dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang. Dia tidak ragu bahwa cairan emas itu akan menyembuhkan Daffa sepenuhnya. Namun, walaupun dia memercayai ramuan itu, dia tetap mengkhawatirkan cucunya.Proses penyembuhan itu berlangsung selama lebih dari lima menit karena keparahan luka yang dialami oleh Daffa, dengan Jauhar yang terus memperhatikan Daffa selama proses penyembuhan itu berlangsung. Selama proses pemulihan itu berlangsung, nanah hitam yang bau terus keluar dari kulit Daffa. Jauhar dengan cepat memanggil para pelayan.Nanah hitam itu bukanlah satu-satunya hal yang keluar dari tubuh Daffa. Rambutnya juga rontok dan rambut yang baru terlihat tumbuh dari kepalanya yang botak. Dia terus bergerak-gerak di ranjangnya dan melihatnya sekilas pun sudah jelas bahwa dia sangat kesakitan.Para pelayan langsung melakukan tugasnya ketika mereka tiba. Mereka melepaskan bajunya dengan rapi dan menyeka nanah hitam dari kulitnya sebelum menggant

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 71

    Daffa menoleh pada kakeknya dengan tatapan terkejut.Kakeknya tahu siapa pelakunya?“Kakek tahu siapa pelakunya?” tanya Daffa.“Iya,” jawab kakek Daffa.“Berani sekali,” ejek kakek Daffa. “Mereka beraninya melukaimu, benar-benar mengabaikan identitasmu sebagai anggota keluarga Halim.”“Apakah mereka tidak takut pada keluarga Halim lagi?” tanya kakek Daffa dengan nada yang dingin.Daffa menatap kakeknya dan merasa kulitnya bergidik. Tatapan pada wajah kakeknya terlihat seperti seseorang yang sudah bertanggung jawab atas perusahaan yang berada di tingkat teratas dari rantai makanan selama lebih dari 40 tahun. Daffa masih seorang mahasiswa yang belum lulus dari universitasnya, jadi normal saja auranya tidak sebanding dengan kakeknya yang merupakan veteran berpengalaman.Namun, itu tidak menghentikan Daffa dari bertanya pada kakeknya siapa pelakunya. Dia sangat penasaran siapa yang mengirimkan seorang pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Dia tidak menyinggung siapa pun akhir-akhir in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 72

    Lintang tersentak ketakutan ketika dia mendengar pertanyaan penelepon itu. Untuk identitas peneleponnya dan kenapa dia bisa membuat Lintang tersentak ketakutan, jawabannya sudah cukup jelas.Penelepon itu tidak lain adalah Kepala Grup Erihal saat itu dan ayahnya Lintang, Ian Erihal!“Apakah kamu tuli?!” teriak Ian dengan mengamuk dari ujung telepon.“T…Tidak, Tuan!” Lintang tergagap ketakutan.“Aku bertanya padamu! Jawab aku!” Ian mengamuk.Lintang tersentak ketakutan lagi, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak berani menjawab pertanyaan ayahnya itu. Dia tidak mungkin akan memberi tahu ayahnya bahwa dia menggunakan pengawal pribadinya untuk menghabisi seseorang yang bukan siapa-siapa. Bukan karena dia melukai Daffa dengan parah, tapi karena dia mempergunakan pengawal spesial ayahnya bahkan setelah peringatan keras yang ayahnya berikan padanya.Ian menghela nafas frustrasi di ujung telepon. Setelah 30 detik berlalu, Ian akhirnya memecah keheningan.“Tampaknya kamu menolak

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 73

    [Rumah Besar Halim]Tiga hari belakangan berjalan dengan lancar bagi Daffa. Sementara Grup Erihal sedang berjuang melawan kebangkrutan karena hasil dari penyerangan Jauhar Halim, dia sedang memulihkan dirinya dengan damai dari luka-lukanya.Dia terbangun di pagi hari seperti biasa dan masih dipenuhi oleh energi. Dia menuruti perkataan kakeknya dan melatih teknik pernafasan dari buku yang diberikan oleh kakeknya sebelum berlatih rutinitas bela dirinya.Selama berlatih beberapa hari belakangan, dia menyadari bahwa gerakan-gerakannya terasa lebih mudah dilakukan dibandingkan sebelumnya. Pergerakannya yang dulu kaku sekarang menjadi seluwes air. Tidak hanya itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua rutinitasnya terpotong lebih dari setengahnya!Dia juga menyadari bahwa kekuatan tendangan dan pukulannya meningkat dan dia bisa berpikir dengan lebih cepat daripada biasanya. Tanpa sepengetahuan Daffa, ramuan emas yang diberikan kakeknya untuk menyembuhkannya tidak hanya meningkatkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 74

    Tiga Rolls-Royce yang indah melaju ke gedung kuliah mereka. Semua orang yang ada di sana terlihat terkejut ketika mereka melihat barisan mobil Rolls-Royce putih yang mahal itu.Rolls-Royce itu berhenti dan tiga pengawal menakutkan yang mengenakan setelan jas hitam turun dari mobil. Aura menakutkan dari tiga pengawal itu membuat para mahasiswa ketakutan. Mereka langsung tahu bahwa tiga pengawal itu memiliki keterampilan tempur yang sangat baik. Kehebohan seperti itu membuat mereka semua bertanya-tanya siapa sosok yang ada di mobil yang kedua.Seorang pengawal membuka pintu Rolls-Royce itu dan ketika orang di dalamnya turun, para mahasiswa tampak tidak memercayai apa yang mereka lihat.Orang itu tidak lain adalah Daffa Halim!Semua orang di sana tahu siapa Daffa Halim. Setelah mendonasikan 61,5 miliar rupiah di penggalangan dana dan mengalahkan penawaran Puspa Sanjaya, mereka tahu bahwa dia sudah tidak lagi miskin seperti sebelumnya dan namanya tersebar di seluruh universitas, tapi m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 75

    Raut wajah semua orang langsung berubah seketika. Awalnya, mereka terkejut karena kehadiran mobil sport yang mahal dan mewah, tapi ketika mereka melihat pemilik mobil itu, semua keterkejutan dan kekaguman yang mereka rasakan pada pemilik mobil itu langsung menghilang seketika.Raut wajah mereka sekarang terlihat jijik padanya. Itu dapat dimengerti, karena semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Lintang Erihal bukanlah kejahatan biasa. Mereka adalah kejahatan yang sangat kejam. Selain itu, dia telah melakukannya berkali-kali!Lintang menyadari tatapan jijik orang-orang yang tertuju padanya, tapi dia tidak memedulikannya. Dia tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan orang-orang itu terhadapnya, terutama ketika dia sedang berada di situasi yang genting. Keluarganya sekarang sedang di ambang kebangkrutan dan telah diketahui bahwa mereka tidak bisa mendapatkan dana eksternal untuk meningkatkan harga saham mereka. Di penghujung hari, Grup Erihal akan lenyap.Para taipan bisnis papan at

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 76

    Semua mahasiswa terkesiap ketika mereka menarik kesimpulan tersebut. Kesimpulan tersebut berarti bahwa Daffa jauh lebih mengesankan dari yang mereka kira. Sungguh mengerikan bahwa sosok yang begitu percaya diri muncul di kampus mereka sebagai sosok yang miskin dan mengenaskan!Daffa di sisi lain masih memelototi Lintang dengan penuh kebencian. Dia sama sekali tidak memedulikan permintaan maaf Lintang. Dia bukan orang suci yang pemaaf, jadi bagaimana bisa dia memaafkan seseorang yang berniat untuk mengambil nyawanya? Itu adalah tindakan yang tidak bisa dimaafkan!Dia juga tidak percaya kalau Lintang benar-benar menyesali perbuatannya. Mungkin dia hanya rela memohon kemurahan hatinya karena perlindungan dari Grup Erihal untuknya akan lenyap jika Grup Erihal bangkrut.“Maaf, tapi aku tidak bisa membantumu. Aku tidak tahu siapa dalang dibalik penyerangan terhadap Grup Erihal, karena itu tidak ada yang bisa kulakukan,” kata Daffa dengan dingin.Walaupun dia gatal sekali ingin menghajar

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 586

    Saat kening Umar basah oleh keringat, dia mendengar tawa yang familier dari lorong. Seketika, dia memasang seringai sombong dan berkata, “Hah! Terima itu, Daffa! Apakah kamu akhirnya menyadari betapa bodohnya kamu? Apakah kamu tahu siapa orang yang tertawa di luar kamar hotelmu?Tatapan angkuhnya mendarat di Daffa selama waktu yang singkat sebelum menghilang sepenuhnya. Tidak lama, dia mengerutkan bibirnya ketakutan ketika dia mendengar jawaban Daffa.“Bosmu. Omong-omong, untunglah kamu senang bertemu dengannya. Kuharap kamu bisa terus bahagia seperti ini.” Dengan begitu, Daffa mengalihkan tatapannya yang tegas ke arah pintu.Demikian pula, Umar terbaring di lantai dan menatap pintu dengan tidak sabar sambil menggumam pelan, “Tunggu saja, Daffa! Kematian akan mendatangimu sebentar lagi!”Tatapan Daffa tiba-tiba melesat ke arah Umar. Meskipun Daffa tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, tatapannya sudah cukup untuk membuat rambut di punggung Umar berdiri tegak.Takut, Umar menutu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 585

    Dengan pandangan yang gemetar karena rasa takut, Umar berseru, “Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik-baik sebelum melakukan apa yang akan kamu lakukan, Daffa Halim! Pikirkan tentang apakah kamu bisa menanggung konsekuensinya!”Daffa menaikkan sebelah alisnya sambil memamerkan giginya yang putih. “Sejujurnya, perkataanmu membuatku terhibur.”Dia lalu mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Umar. Akan tetapi, kali ini, dia menarik Umar keluar dari lekukan di tembok dan melempar Umar ke ruang di belakangnya. Hanya permusuhan yang terlihat di matanya yang berbinar pada saat itu. Hal itu terus bertahan hingga Umar mendarat di tanah dengan suara dentuman yang keras.Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini Umar tidak berteriak kesakitan. Dia terus terdiam setelah dia terbanting ke lantai.Daffa berputar badan, hidungnya berkerut menjadi cibiran kepada Umar sambil dia berbicara dengan santai, “Oh? Aku terkesan. Kamu masih hidup.”Di lantai, Umar berusaha sebisa mungkin untuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 579

    Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 578

    Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status