Raut wajah semua orang langsung berubah seketika. Awalnya, mereka terkejut karena kehadiran mobil sport yang mahal dan mewah, tapi ketika mereka melihat pemilik mobil itu, semua keterkejutan dan kekaguman yang mereka rasakan pada pemilik mobil itu langsung menghilang seketika.Raut wajah mereka sekarang terlihat jijik padanya. Itu dapat dimengerti, karena semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Lintang Erihal bukanlah kejahatan biasa. Mereka adalah kejahatan yang sangat kejam. Selain itu, dia telah melakukannya berkali-kali!Lintang menyadari tatapan jijik orang-orang yang tertuju padanya, tapi dia tidak memedulikannya. Dia tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan orang-orang itu terhadapnya, terutama ketika dia sedang berada di situasi yang genting. Keluarganya sekarang sedang di ambang kebangkrutan dan telah diketahui bahwa mereka tidak bisa mendapatkan dana eksternal untuk meningkatkan harga saham mereka. Di penghujung hari, Grup Erihal akan lenyap.Para taipan bisnis papan at
Semua mahasiswa terkesiap ketika mereka menarik kesimpulan tersebut. Kesimpulan tersebut berarti bahwa Daffa jauh lebih mengesankan dari yang mereka kira. Sungguh mengerikan bahwa sosok yang begitu percaya diri muncul di kampus mereka sebagai sosok yang miskin dan mengenaskan!Daffa di sisi lain masih memelototi Lintang dengan penuh kebencian. Dia sama sekali tidak memedulikan permintaan maaf Lintang. Dia bukan orang suci yang pemaaf, jadi bagaimana bisa dia memaafkan seseorang yang berniat untuk mengambil nyawanya? Itu adalah tindakan yang tidak bisa dimaafkan!Dia juga tidak percaya kalau Lintang benar-benar menyesali perbuatannya. Mungkin dia hanya rela memohon kemurahan hatinya karena perlindungan dari Grup Erihal untuknya akan lenyap jika Grup Erihal bangkrut.“Maaf, tapi aku tidak bisa membantumu. Aku tidak tahu siapa dalang dibalik penyerangan terhadap Grup Erihal, karena itu tidak ada yang bisa kulakukan,” kata Daffa dengan dingin.Walaupun dia gatal sekali ingin menghajar
Daffa terkejut akan tindakan Lintang, tapi dia tersadar kembali dengan cepat. Setelah meminum cairan emas itu, dia menerima peningkatan yang luar biasa pada atribut fisiknya dan kekuatan tarungnya pun meningkat drastis.Dia langsung melompat ke belakang sebelum melancarkan tendangan yang kuat pada pergelangan tangan Lintang. Tendangan itu sangat kuat, melepaskan genggaman tangan Lintang sekaligus. Pisau itu jatuh dari tangannya dan mendarat di jarak yang aman dari Lintang.Semua orang yang ada di sana menghembuskan nafas lega melihatnya. Mereka berpikir bahwa Lintang akan berhasil dalam percobaan pembunuhannya, tapi untungnya Daffa lihai bertarung, sehingga dia mampu menghentikan percobaan pembunuhan Lintang.Daffa menatap Lintang dengan penuh kebencian. Menatapnya sekilas saja siapa pun bisa tahu kalau dia sangat murka!Dia merasa bodoh karena telah sedikit bersimpati pada Lintang. Dia mengira bahwa situasi keluarganya yang sangat genting akan membuatnya menyesali perbuatannya kar
Beberapa hari kemudian berjalan dengan damai bagi Daffa. Helen masih menolak untuk menjawab teleponnya maupun pesannya, membuat Daffa tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Karena masalah mengenai Lintang telah teratasi, dia pun berfokus pada pendidikannya. Ujiannya akan dilaksanakan sebentar lagi dan dia harus mendapatkan nilai yang bagus.Setelah dua minggu belajar dan melakukan persiapan dengan interns, ujian semesternya akhirnya berakhir. Sesuai yang diduga, Daffa merupakan mahasiswa yang mendapatkan nilai terbaik. Daffa tidak terlalu menghiraukannya. Dia selalu menjadi mahasiswa terbaik di setiap ujian yang dia ambil sejak dia diterima di Universitas Praharsa, jadi kali ini pun tidak ada bedanya baginya.Sekarang karena ujiannya telah berakhir, para mahasiswa diberikan libur selama dua bulan sebelum mereka melanjutkan kuliah di semester selanjutnya. Itu berarti di semester berikutnya, Daffa akan menjalankan tahun terakhirnya di perkuliahan.Seluruh mahasiswa bersemangat sete
Daffa menghembuskan nafas tak berdaya karena perkataan kakeknya sebelum mengirimkan alamat perusahaannya ke surel kakeknya. Tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menuruti keinginan kakeknya.Dia dengan cepat keluar dari ruang rapat bersama Erin yang mengikutinya dari dekat di belakangnya. Dia bergegas ke lantai bawah dan berdiri di pintu masuk gedung untuk menunggu kakeknya.Hanya 30 menit setelah dia mengirimkan alamat perusahaannya ke kakeknya, tiga mobil Rolls-Royce indah berhenti di luar gedung perusahaan.Para pengawal yang mengawal kakeknya turun dari mobil Rolls-Royce itu dan membuka pintunya. Kakeknya dan Bram turun dari mobil pelan-pelan.Para pengawal itu dengan cepat mengelilingi kakeknya dan Bram, memberikan keamanan penuh dari ancaman apa pun.Daffa dengan cepat menghampiri kakeknya dan menyambutnya dengan sopan.“Kakek! Kakek benar-benar tidak perlu datang kemari!”Namun, kakeknya hanya mengabaikan sambutannya. Dia tidak memiliki waktu untuk basa-basi.“Bawa aku
”Aku hanya bisa memberimu modal untuk memulai perusahaanmu dengan satu syarat,” ucap kakek Daffa dengan berwibawa.Daffa menelan ludahnya, tapi mempersiapkan dirinya untuk menanyakan syaratnya.“Apa syaratnya, Kakek?” tanya Daffa.“Kamu harus menghasilkan keuntungan lima kali lipat dari modal awal yang aku berikan padamu dalam satu tahun,” jawab kakeknya dengan tegas.Mata Daffa membelalak terkejut mendengar syarat kakeknya.Dia harus menghasilkan keuntungan lima kali lipat dari modal awalnya dalam satu tahun?Itu adalah syarat yang sangat berat, terutama baginya!Daffa hanya memiliki sedikit pengalaman yang hanya didapatkan dari mengelola beberapa aset seperti PT Nix dan beberapa bisnis lainnya dalam beberapa bulan. Dengan itu pun, dia belum membuat keuntungan lima kali lipat dari yang biasanya mereka hasilkan.Daffa merasa tidak nyaman pada saat itu, tapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang. Dia belum tahu seberapa banyak modal yang akan diberikan oleh kakeknya. Dia ber
Penelepon itu adalah Helen!Sudah hampir dua minggu sejak Daffa menolong Helen dari tindakan Lintang yang hina. Setelah mengantarnya ke asramanya, dia mencium bibirnya dan berlari sebelum dia bisa bereaksi apa-apa.Setelah hari itu, dia terus mencoba untuk menghubunginya. Bukan karena ciuman itu, tapi karena dia ingin tahu apakah Helen baik-baik saja karena dia mengira bahwa Helen pasti akan terkejut.Tidak seperti dugaannya, Helen menolak mengangkat teleponnya sama sekali! Bukan hanya itu, dia juga menolak bertemu dengannya sama sekali, membuat Daffa tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia benar-benar menghindarinya.Daffa tidak memiliki pilihan lagi selain membiarkannya sendirian. Dia tidak tahu kenapa Helen menghindarinya, tapi dia menghargai pilihannya. Masih ada banyak hal yang perlu dia lakukan, jadi dia tidak bisa menghabiskan seluruh waktunya memikirkan tentang penolakan Helen untuk bertemu dengannya.Maka dari itu, dapat dibayangkan betapa terkejutnya Daffa ketika dia
Daffa mengerutkan dahinya mendengar perkataan Erin karena dia tidak menunggu seorang tamu dalam waktu dekat. Namun, karena orang ini telah datang untuk mengunjunginya, dia merasa bahwa dia harus menyambut orang itu.“Biarkan dia masuk,” kata Daffa.Erin mengangguk mengerti sebelum meninggalkan ruang kerjanya. Beberapa detik kemudian, pintu ruang kerjanya terbuka dan seorang pria melangkah masuk, diikuti oleh Erin.Melihat pria itu sekilas menunjukkan bahwa dia bukan pebisnis biasa. Dia mengenakan setelan jas hitam yang sudah lusuh dan telah dijahit ulang di sana-sini dan sepatunya sama lusuhnya. Walaupun Daffa yakin pria itu adalah pria paruh baya, wajahnya yang keriput membuatnya terlihat jauh lebih tua dari umurnya yang sebenarnya.“Terima kasih telah setuju untuk bertemu dengan saya, Tuan Halim!” sapa pria itu dengan nada yang sangat sopan. Dia bahkan sedikit membungkuk seraya dia berbicara.Daffa hanya tersenyum untuk menjawab sapaannya. Dia telah melihat pakaiannya dan tahu b
Daffa mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum. Dia memang jahat, tapi suasana hatinya meningkat melihat amarah mereka. Mereka telah membuatnya sangat kerepotan. Dia menyilangkan kakinya dan mendengarkan protes mereka yang kian gaduh.“Astaga. Aku tahu Daffa kuat, tapi apakah dia tahu apa yang dia katakan? Apakah dia menyiratkan dia lebih kuat dibandingkan tiga orang sekaligus? Dasar pembual. Aku ingin menjadi yang pertama untuk menantangnya! Akan kutunjukkan siapa yang berkuasa!”“Enyahlah dan tunggu giliranmu! Tidakkah kamu tahu berapa banyak orang yang tiba di sini sebelum dirimu? Aku seharusnya menjadi orang pertama yang menangani hal ini! Dulu, aku selalu menangani orang-orang yang baru bergabung.”Briana berjalan menghampiri Daffa dan berdiri di sampingnya. Ketika Briana mendengar apa yang dikatakan orang-orang, Briana mengernyit dan memandang Daffa. Kemudian, Briana membungkuk dan mencondongkan badannya ke arah Daffa.“Tuan Halim?” Daffa mengangguk dan mengangkat satu jariny
Meskipun demikian, penampilannya yang tidak rapi tidak menutupi tubuhnya yang kekar maupun membuat tangannya yang terkepal kurang menakutkan. Kepalan tangannya bergoyang di udara, menciptakan embusan angin yang berembus melalui halaman itu, pada akhirnya menyebar ke seluruh pintu masuk utama Hotel Umbrite.Hanya itulah yang Briana dengar—angin. Untuk pertama kalinya, Briana memiliki ide untuk mengumpulkan energi dalamnya dan membentuknya menjadi sumbatan telinga, meredamkan suara apa pun di sekitarnya. Itulah apa yang Briana lakukan. Karena itu, dia duduk di halaman belakang hotel dan tidak dapat mendengar Daffa memanggil namanya dari lantai kedua.Tidak mendapatkan jawaban apa-apa, Daffa menghela napas lemah sebelum berfokus pada Briana. Barulah saat itu Daffa memahami apa yang sedang Briana lakukan. Dia juga terkejut mengetahui tindakan Briana. Meskipun Daffa tidak terlalu memperhatikan perkembangan energi dalam dan kemampuan bela diri Briana, Daffa tetap tahu Briana telah berkemba
Antisipasi dan semangat terpancar dari mata Daffa pada saat itu. Dia tidak sabar bertemu musuh utamanya.Itu tidak luput dari perhatian Briana yang langsung memandang Daffa dengan tatapan ingin tahu. Selagi Briana bertanya-tanya alasan di balik ekspresi semangat Daffa, Alicia, yang berdiri di sampingnya, tiba-tiba berbicara dan memperjelas hal-hal untuknya.“Dia akhirnya menunjukkan dirinya!” seru Alicia, tangannya terkepal erat. “Meskipun saya baru sebentar bekerja untuk Anda, Tuan, saya telah mendengar tentangnya berkali-kali. Pria itu benar-benar mengganggu saya! Dia seperti pria menyeramkan, memanipulasi orang-orang seakan-akan mereka adalah boneka dan bidak catur. Dia membuat mereka melakukan perintahnya, sementara dia bersembunyi dengan nyaman di dalam bentengnya! Meskipun dia penakut, dia terus mengirimkan bawahan-bawahannya untuk menyebabkan masalah dalam kehidupan orang lain!”Briana menatap Alicia terkejut karena Alicia telah memahami pikiran Daffa tanpa perlu berusaha ker
“Aku tahu pria itu mengangkat kakinya tinggi-tinggi saat berjalan karena jarak antara jejak kakinya lebar tapi masih dalam jarak berjalan rata-rata orang. Maka dari itu, aku berhenti merasa takut. Aku tidak lagi melihatnya sebagai manusia super dan berpikir dia kemungkinan besar hanya terampil dalam seni bela diri.” Wahyu bertatapan dengan Daffa sebelum melanjutkan, “Itu adalah semua yang kuketahui. Untuk kali ketiga pria itu menyerangku, aku tidak tahu bagaimana dia menculikku atau bagaimana aku bertahan hidup. Yang kuketahui hanyalah bahwa tubuhku tidak bekerja dengan baik sejak kejadian itu.”Setelahnya, pandangannya berpindah pada area di sekitarnya, memberikannya ekspresi yang suram dan sedih.Tidak sepertinya, Daffa mengernyit, merasa tidak senang dengan informasi itu. Beberapa saat berlalu sebelum Daffa dengan singkat melambaikan tangannya mengusir, berkata, “Pergi dari sini. Kamu adalah pria yang bebas mulai hari ini.”Ujung mata Wahyu memerah setelah mendengarnya. Dia lalu
“Sayangnya, itulah kenyataannya. Kalian semua adalah orang yang kejam, jadi aku tahu aku akan berakhir mengenaskan jika aku berbohong. Itu adalah hasil akhir yang tidak dapat kuterima. Aku juga tidak harus mengalaminya karena aku sudah mengungkapkan segala hal yang kuketahui padamu.Dengan begitu, Wahyu memejamkan matanya dan dengan damai menunggu ajalnya. Yang membuatnya lebih terkejut adalah bahwa Daffa terus menginterogasinya, yang berarti dia 100 persen akan pergi dari sini hidup-hidup.Matanya membelalak terbuka dan dia menatap Daffa dengan tatapan emosional dan berterima kasih. “K … kamu memercayaiku?”“Iya.” Daffa mengangguk. “Aku memercayaimu. Jadi, mulai sekarang, kamu hanya perlu memilih apakah kamu ingin terus menjawab pertanyaanku atau tidak.”Kali ini, Wahyu tidak ragu-ragu ataupun berhenti. Dia langsung mengangguk dengan penuh tekad. “Aku akan melakukannya. Kamu telah memilih untuk memercayaiku meskipun kata-kataku benar-benar gila. Itu hanya berarti kamu memercayaiku
“Karena kenyataannya adalah kamu membuatku kesal dan itu menghapus harapan yang mereka miliki untuk bertahan hidup.” Daffa berjalan dengan pelan dan terkendali ke arah pria itu. Keberadaannya memancarkan aura menyesakkan yang mempercepat napas semua orang.Pada akhirnya, salah satu dari banyak pria di tim musuh itu tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Matanya memerah seraya dia memelototi orang yang berbohong pada Briana sebelumnya, menggeram, “Itu sudah cukup, Wahyu! Si Daffa ini telah banyak berbicara, tapi kata-katanya tidak sepenuhnya salah. Kamulah satu-satunya alasan kita semua akan menderita sekarang! Si b*jingan yang meninggalkan kita sebelumnya tidak berpikir dua kali sebelum memberikan informasi orang dalam pada wanita itu. Dia bahkan tidak peduli jika kita semua akan hidup atau tidak! Kami tidak mendapatkan akses pada banyak rahasia perusahaan, tapi kamu dan si b*jingan itu tahu segalanya. Jelas-jelas itu tidak adil bagi kami! Sekarang, untuk alasan yang tidak diket
“Aku bersedia memberitahumu tentang itu. Sejujurnya, aku hanya tahu sedikit, tapi rekannya yang membelakangi mendiang bosku adalah sosok berjubah hitam. Dia sering muncul di tengah malam—atau setidaknya saat itulah aku selalu melihatnya. Hanya saja, dia belum muncul lagi akhir-akhir ini,” ungkap pria itu dalam satu tarikan napas sebelum menatap Briana dengan mata yang berkaca-kaca.Pada saat yang sama, karena alasan yang tidak diketahui, dia menyenggol bahu orang di sampingnya.Sebuah senyuman merekah di wajah Briana seketika. “Baiklah, kamu boleh pergi. Begitu kamu keluar dari sini, kusarankan kamu cari pekerjaan yang benar alih-alih bekerja untuk organisasi terlarang seperti sekarang. Pekerjaan ini tidak memiliki masa depan yang cerah dan membuatmu berada dalam bahaya. Jika aku menemukanmu di tim lawanku di masa depan dan melakukan hal-hal terlarang lagi, aku akan membuatmu membayar dua kali lipat—satu untuk dosa-dosamu saat ini dan satu lagi untuk pelanggaran masa depanmu. Paham?”
Senjata-senjata musuh, semuanya jatuh dalam waktu yang sama, menghasilkan suara kekalahan menyedihkan yang menggema di telinga semua orang. Bahkan hati mereka pun sakit memikirkan bahwa mereka kalah.“Untunglah semuanya sudah berakhir,” kata Briana, menghela napas sambil mengangkat alisnya. Dia lalu berbalik untuk kembali ke kamarnya dan berpikir, “Alicia mampu membereskan semuanya.”Seperti yang diduga, begitu dia membuka pintu belakang untuk kembali memasuki hotel, seseorang membuka pintu dari dalam—itu adalah Alicia yang panik. Alicia bergegas menghampiri dengan sangat terburu-buru hingga Briana harus mundur beberapa langkah.Sambil tersenyum, Briana bertanya, “Ada apa? Kenapa kamu tergesa-gesa? Katakan saja padaku, mungkin aku bisa membantu.”Alicia terengah-engah dengan keras hingga dia hampir tidak bisa berbicara. Badan condong ke depan dan meletakkan kedua tangannya di lutut untuk menopang tubuhnya, dia menarik napas dengan terengah-engah sebelum menjawab, “T … tidak, aku ba
Cara Bara jatuh berlutut membuatnya tampak seolah-olah dia bersedia memohon ampun pada Daffa.Daffa menaikkan sebelah alisnya dan mau tidak mau tertawa terbahak-bahak. Itu menarik perhatian semua orang karena mereka selalu memandangnya sebagai pria yang tampan dan tegas. Itu adalah pertama kalinya mereka melihatnya tertawa tanpa menahan diri, jadi itu membuat mereka terkejut.Menjadi pusat perhatian mulai membuat Daffa tidak nyaman, jadi bibirnya perlahan berkerut. Meskipun demikian, matanya sedikit melengkung terhibur saat dia menatap Bara yang berlutut di tanah dan belum menerima hasil akhir saat ini. Tidak lama, Daffa memejamkan matanya, berbicara dengan nada yang santai.“Hah! Aku selalu mengira kepalamu tidak cerdas, tapi aku tidak menyangka bahkan tindakanmu akan sebodoh ini. Bahkan anak berusia satu tahun yang baru saja belajar berjalan pun tidak akan terjatuh dengan kikuk sambil berjalan. Lucu sekali.”Mata Bara membelalak pada Daffa. Keraguan tampak di matanya seraya dia m