Share

Bab 70

Author: Benjamin
Luka-luka pada tubuh Daffa mulai memulih dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang. Dia tidak ragu bahwa cairan emas itu akan menyembuhkan Daffa sepenuhnya. Namun, walaupun dia memercayai ramuan itu, dia tetap mengkhawatirkan cucunya.

Proses penyembuhan itu berlangsung selama lebih dari lima menit karena keparahan luka yang dialami oleh Daffa, dengan Jauhar yang terus memperhatikan Daffa selama proses penyembuhan itu berlangsung. Selama proses pemulihan itu berlangsung, nanah hitam yang bau terus keluar dari kulit Daffa. Jauhar dengan cepat memanggil para pelayan.

Nanah hitam itu bukanlah satu-satunya hal yang keluar dari tubuh Daffa. Rambutnya juga rontok dan rambut yang baru terlihat tumbuh dari kepalanya yang botak. Dia terus bergerak-gerak di ranjangnya dan melihatnya sekilas pun sudah jelas bahwa dia sangat kesakitan.

Para pelayan langsung melakukan tugasnya ketika mereka tiba. Mereka melepaskan bajunya dengan rapi dan menyeka nanah hitam dari kulitnya sebelum menggant
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
maliakbar941
cerita yang menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 71

    Daffa menoleh pada kakeknya dengan tatapan terkejut.Kakeknya tahu siapa pelakunya?“Kakek tahu siapa pelakunya?” tanya Daffa.“Iya,” jawab kakek Daffa.“Berani sekali,” ejek kakek Daffa. “Mereka beraninya melukaimu, benar-benar mengabaikan identitasmu sebagai anggota keluarga Halim.”“Apakah mereka tidak takut pada keluarga Halim lagi?” tanya kakek Daffa dengan nada yang dingin.Daffa menatap kakeknya dan merasa kulitnya bergidik. Tatapan pada wajah kakeknya terlihat seperti seseorang yang sudah bertanggung jawab atas perusahaan yang berada di tingkat teratas dari rantai makanan selama lebih dari 40 tahun. Daffa masih seorang mahasiswa yang belum lulus dari universitasnya, jadi normal saja auranya tidak sebanding dengan kakeknya yang merupakan veteran berpengalaman.Namun, itu tidak menghentikan Daffa dari bertanya pada kakeknya siapa pelakunya. Dia sangat penasaran siapa yang mengirimkan seorang pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Dia tidak menyinggung siapa pun akhir-akhir in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 72

    Lintang tersentak ketakutan ketika dia mendengar pertanyaan penelepon itu. Untuk identitas peneleponnya dan kenapa dia bisa membuat Lintang tersentak ketakutan, jawabannya sudah cukup jelas.Penelepon itu tidak lain adalah Kepala Grup Erihal saat itu dan ayahnya Lintang, Ian Erihal!“Apakah kamu tuli?!” teriak Ian dengan mengamuk dari ujung telepon.“T…Tidak, Tuan!” Lintang tergagap ketakutan.“Aku bertanya padamu! Jawab aku!” Ian mengamuk.Lintang tersentak ketakutan lagi, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak berani menjawab pertanyaan ayahnya itu. Dia tidak mungkin akan memberi tahu ayahnya bahwa dia menggunakan pengawal pribadinya untuk menghabisi seseorang yang bukan siapa-siapa. Bukan karena dia melukai Daffa dengan parah, tapi karena dia mempergunakan pengawal spesial ayahnya bahkan setelah peringatan keras yang ayahnya berikan padanya.Ian menghela nafas frustrasi di ujung telepon. Setelah 30 detik berlalu, Ian akhirnya memecah keheningan.“Tampaknya kamu menolak

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 73

    [Rumah Besar Halim]Tiga hari belakangan berjalan dengan lancar bagi Daffa. Sementara Grup Erihal sedang berjuang melawan kebangkrutan karena hasil dari penyerangan Jauhar Halim, dia sedang memulihkan dirinya dengan damai dari luka-lukanya.Dia terbangun di pagi hari seperti biasa dan masih dipenuhi oleh energi. Dia menuruti perkataan kakeknya dan melatih teknik pernafasan dari buku yang diberikan oleh kakeknya sebelum berlatih rutinitas bela dirinya.Selama berlatih beberapa hari belakangan, dia menyadari bahwa gerakan-gerakannya terasa lebih mudah dilakukan dibandingkan sebelumnya. Pergerakannya yang dulu kaku sekarang menjadi seluwes air. Tidak hanya itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua rutinitasnya terpotong lebih dari setengahnya!Dia juga menyadari bahwa kekuatan tendangan dan pukulannya meningkat dan dia bisa berpikir dengan lebih cepat daripada biasanya. Tanpa sepengetahuan Daffa, ramuan emas yang diberikan kakeknya untuk menyembuhkannya tidak hanya meningkatkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 74

    Tiga Rolls-Royce yang indah melaju ke gedung kuliah mereka. Semua orang yang ada di sana terlihat terkejut ketika mereka melihat barisan mobil Rolls-Royce putih yang mahal itu.Rolls-Royce itu berhenti dan tiga pengawal menakutkan yang mengenakan setelan jas hitam turun dari mobil. Aura menakutkan dari tiga pengawal itu membuat para mahasiswa ketakutan. Mereka langsung tahu bahwa tiga pengawal itu memiliki keterampilan tempur yang sangat baik. Kehebohan seperti itu membuat mereka semua bertanya-tanya siapa sosok yang ada di mobil yang kedua.Seorang pengawal membuka pintu Rolls-Royce itu dan ketika orang di dalamnya turun, para mahasiswa tampak tidak memercayai apa yang mereka lihat.Orang itu tidak lain adalah Daffa Halim!Semua orang di sana tahu siapa Daffa Halim. Setelah mendonasikan 61,5 miliar rupiah di penggalangan dana dan mengalahkan penawaran Puspa Sanjaya, mereka tahu bahwa dia sudah tidak lagi miskin seperti sebelumnya dan namanya tersebar di seluruh universitas, tapi m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 75

    Raut wajah semua orang langsung berubah seketika. Awalnya, mereka terkejut karena kehadiran mobil sport yang mahal dan mewah, tapi ketika mereka melihat pemilik mobil itu, semua keterkejutan dan kekaguman yang mereka rasakan pada pemilik mobil itu langsung menghilang seketika.Raut wajah mereka sekarang terlihat jijik padanya. Itu dapat dimengerti, karena semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Lintang Erihal bukanlah kejahatan biasa. Mereka adalah kejahatan yang sangat kejam. Selain itu, dia telah melakukannya berkali-kali!Lintang menyadari tatapan jijik orang-orang yang tertuju padanya, tapi dia tidak memedulikannya. Dia tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan orang-orang itu terhadapnya, terutama ketika dia sedang berada di situasi yang genting. Keluarganya sekarang sedang di ambang kebangkrutan dan telah diketahui bahwa mereka tidak bisa mendapatkan dana eksternal untuk meningkatkan harga saham mereka. Di penghujung hari, Grup Erihal akan lenyap.Para taipan bisnis papan at

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 76

    Semua mahasiswa terkesiap ketika mereka menarik kesimpulan tersebut. Kesimpulan tersebut berarti bahwa Daffa jauh lebih mengesankan dari yang mereka kira. Sungguh mengerikan bahwa sosok yang begitu percaya diri muncul di kampus mereka sebagai sosok yang miskin dan mengenaskan!Daffa di sisi lain masih memelototi Lintang dengan penuh kebencian. Dia sama sekali tidak memedulikan permintaan maaf Lintang. Dia bukan orang suci yang pemaaf, jadi bagaimana bisa dia memaafkan seseorang yang berniat untuk mengambil nyawanya? Itu adalah tindakan yang tidak bisa dimaafkan!Dia juga tidak percaya kalau Lintang benar-benar menyesali perbuatannya. Mungkin dia hanya rela memohon kemurahan hatinya karena perlindungan dari Grup Erihal untuknya akan lenyap jika Grup Erihal bangkrut.“Maaf, tapi aku tidak bisa membantumu. Aku tidak tahu siapa dalang dibalik penyerangan terhadap Grup Erihal, karena itu tidak ada yang bisa kulakukan,” kata Daffa dengan dingin.Walaupun dia gatal sekali ingin menghajar

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 77

    Daffa terkejut akan tindakan Lintang, tapi dia tersadar kembali dengan cepat. Setelah meminum cairan emas itu, dia menerima peningkatan yang luar biasa pada atribut fisiknya dan kekuatan tarungnya pun meningkat drastis.Dia langsung melompat ke belakang sebelum melancarkan tendangan yang kuat pada pergelangan tangan Lintang. Tendangan itu sangat kuat, melepaskan genggaman tangan Lintang sekaligus. Pisau itu jatuh dari tangannya dan mendarat di jarak yang aman dari Lintang.Semua orang yang ada di sana menghembuskan nafas lega melihatnya. Mereka berpikir bahwa Lintang akan berhasil dalam percobaan pembunuhannya, tapi untungnya Daffa lihai bertarung, sehingga dia mampu menghentikan percobaan pembunuhan Lintang.Daffa menatap Lintang dengan penuh kebencian. Menatapnya sekilas saja siapa pun bisa tahu kalau dia sangat murka!Dia merasa bodoh karena telah sedikit bersimpati pada Lintang. Dia mengira bahwa situasi keluarganya yang sangat genting akan membuatnya menyesali perbuatannya kar

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 78

    Beberapa hari kemudian berjalan dengan damai bagi Daffa. Helen masih menolak untuk menjawab teleponnya maupun pesannya, membuat Daffa tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Karena masalah mengenai Lintang telah teratasi, dia pun berfokus pada pendidikannya. Ujiannya akan dilaksanakan sebentar lagi dan dia harus mendapatkan nilai yang bagus.Setelah dua minggu belajar dan melakukan persiapan dengan interns, ujian semesternya akhirnya berakhir. Sesuai yang diduga, Daffa merupakan mahasiswa yang mendapatkan nilai terbaik. Daffa tidak terlalu menghiraukannya. Dia selalu menjadi mahasiswa terbaik di setiap ujian yang dia ambil sejak dia diterima di Universitas Praharsa, jadi kali ini pun tidak ada bedanya baginya.Sekarang karena ujiannya telah berakhir, para mahasiswa diberikan libur selama dua bulan sebelum mereka melanjutkan kuliah di semester selanjutnya. Itu berarti di semester berikutnya, Daffa akan menjalankan tahun terakhirnya di perkuliahan.Seluruh mahasiswa bersemangat sete

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status