Share

Bab 67

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-24 18:03:59
Jantung Daffa berdegup makin kencang ketika dia mendengar pernyataan pria itu. Pada saat itu, dia tahu bahwa pria itu hanya memiliki niat jahat terhadapnya.

Dia menginginkan nyawanya?

Itu membuat Daffa dilema. Dari aura yang dipancarkannya, Daffa tahu bahwa dia bukan tandingannya. Namun, ada sesuatu yang membuatnya bingung.

“Kenapa kamu ingin membunuhku?” tanya Daffa.

Dia tidak pernah melakukan kejahatan apa pun sampai seseorang akan ingin merebut nyawanya dan muncul di hadapannya tiba-tiba. Dia tidak pernah menonjolkan dirinya sejak dia menjadi kaya, jadi dia benar-benar kebingungan karena kemunculan pria itu.

“Bukan kenapa-kenapa. Aku hanya mendapatkan pekerjaan untuk membunuhmu. Sesederhana itu,” jawab pria itu.

“Siapa yang mengirimmu?” tanya Daffa lagi. Dia sangat penasaran mengenai hal itu.

“Aku tidak bisa menjawab itu karena itu akan melanggar peraturanku untuk tidak membocorkan siapa yang mempekerjakanku,” ujar pria itu. “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Lagi pul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Korneles Siep
𝙢𝙖𝙣𝙩𝙖𝙥.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 68

    [Rumah Besar Halim]Jauhar Halim, kakek Daffa dan mantan Kepala Konsorsium Halim sedang membaca-baca beberapa dokumen di ruang kerjanya. Dokumen itu berisikan laporan mengenai kinerja Daffa sebagai Kepala Konsorsium Halim yang baru.Sejak dia menyerahkan kepemimpinan Konsorsium Halim kepada Daffa, hidupnya cukup membosankan. Selain laporan sesekali mengenai kondisi perusahaan-perusahaannya, dia benar-benar memisahkan dirinya dari urusan perusahaan.Dia tidak akan terus meminta laporan mengenai kondisi perusahaan-perusahaannya, tapi dia perlu mengetahuinya karena Daffa masih seorang mahasiswa dan masih baru dalam dunia bisnis. Karena itu, dia merasa lega ketika dia membaca laporannya dan melihat bahwa Daffa melakukan tugasnya dengan baik. Malah, ada peningkatan pada saham perusahaannya.Jauhar menghela nafas. Dia memang lega, itu menunjukkan bahwa cucunya sama cerdasnya seperti anggota keluarga Halim lainnya dalam urusan bisnis. Dia menghela nafas lagi. Dia sekarang sudah mulai menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 69

    Raut wajah Jauhar, Bram, dan Erin terlihat terkejut ketika mereka memasuki ruangan itu dan melihat Daffa yang terbaring di ranjang rumah sakit. Jauhar terutama terlihat paling terkejut di antara mereka bertiga.“Seberapa parah lukanya?” tanya Jauhar dengan tenggorokan yang tercekat.Dokter itu menatapnya dan menghela nafas sebelum menjawab dengan sikap yang profesional.“Tulang rusuknya patah, tangan kanan dan kirinya patah, kaki kirinya lumpuh sementara setelah ditembak dengan peluru beracun dan terancam akan lumpuh secara permanen, dan pergelangan kaki kanannya juga patah.”Jauhar menatap matanya beberapa saat setelah mendengar jawaban Dokter. Setelah hening selama satu menit, dia bertanya pada Dokter.“Seberapa besar kemungkinan dia selamat dari cobaan ini?”“Sepuluh persen,” jawab dokter itu.Jauhar menutup matanya lagi. Itu lebih buruk dari yang dia kira. Kemungkinan sebesar 10% berarti dia hanya memiliki sepersepuluh kemungkinan untuk selamat.Tempat itu hening selama beb

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 70

    Luka-luka pada tubuh Daffa mulai memulih dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang. Dia tidak ragu bahwa cairan emas itu akan menyembuhkan Daffa sepenuhnya. Namun, walaupun dia memercayai ramuan itu, dia tetap mengkhawatirkan cucunya.Proses penyembuhan itu berlangsung selama lebih dari lima menit karena keparahan luka yang dialami oleh Daffa, dengan Jauhar yang terus memperhatikan Daffa selama proses penyembuhan itu berlangsung. Selama proses pemulihan itu berlangsung, nanah hitam yang bau terus keluar dari kulit Daffa. Jauhar dengan cepat memanggil para pelayan.Nanah hitam itu bukanlah satu-satunya hal yang keluar dari tubuh Daffa. Rambutnya juga rontok dan rambut yang baru terlihat tumbuh dari kepalanya yang botak. Dia terus bergerak-gerak di ranjangnya dan melihatnya sekilas pun sudah jelas bahwa dia sangat kesakitan.Para pelayan langsung melakukan tugasnya ketika mereka tiba. Mereka melepaskan bajunya dengan rapi dan menyeka nanah hitam dari kulitnya sebelum menggant

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 71

    Daffa menoleh pada kakeknya dengan tatapan terkejut.Kakeknya tahu siapa pelakunya?“Kakek tahu siapa pelakunya?” tanya Daffa.“Iya,” jawab kakek Daffa.“Berani sekali,” ejek kakek Daffa. “Mereka beraninya melukaimu, benar-benar mengabaikan identitasmu sebagai anggota keluarga Halim.”“Apakah mereka tidak takut pada keluarga Halim lagi?” tanya kakek Daffa dengan nada yang dingin.Daffa menatap kakeknya dan merasa kulitnya bergidik. Tatapan pada wajah kakeknya terlihat seperti seseorang yang sudah bertanggung jawab atas perusahaan yang berada di tingkat teratas dari rantai makanan selama lebih dari 40 tahun. Daffa masih seorang mahasiswa yang belum lulus dari universitasnya, jadi normal saja auranya tidak sebanding dengan kakeknya yang merupakan veteran berpengalaman.Namun, itu tidak menghentikan Daffa dari bertanya pada kakeknya siapa pelakunya. Dia sangat penasaran siapa yang mengirimkan seorang pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Dia tidak menyinggung siapa pun akhir-akhir in

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 72

    Lintang tersentak ketakutan ketika dia mendengar pertanyaan penelepon itu. Untuk identitas peneleponnya dan kenapa dia bisa membuat Lintang tersentak ketakutan, jawabannya sudah cukup jelas.Penelepon itu tidak lain adalah Kepala Grup Erihal saat itu dan ayahnya Lintang, Ian Erihal!“Apakah kamu tuli?!” teriak Ian dengan mengamuk dari ujung telepon.“T…Tidak, Tuan!” Lintang tergagap ketakutan.“Aku bertanya padamu! Jawab aku!” Ian mengamuk.Lintang tersentak ketakutan lagi, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak berani menjawab pertanyaan ayahnya itu. Dia tidak mungkin akan memberi tahu ayahnya bahwa dia menggunakan pengawal pribadinya untuk menghabisi seseorang yang bukan siapa-siapa. Bukan karena dia melukai Daffa dengan parah, tapi karena dia mempergunakan pengawal spesial ayahnya bahkan setelah peringatan keras yang ayahnya berikan padanya.Ian menghela nafas frustrasi di ujung telepon. Setelah 30 detik berlalu, Ian akhirnya memecah keheningan.“Tampaknya kamu menolak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 73

    [Rumah Besar Halim]Tiga hari belakangan berjalan dengan lancar bagi Daffa. Sementara Grup Erihal sedang berjuang melawan kebangkrutan karena hasil dari penyerangan Jauhar Halim, dia sedang memulihkan dirinya dengan damai dari luka-lukanya.Dia terbangun di pagi hari seperti biasa dan masih dipenuhi oleh energi. Dia menuruti perkataan kakeknya dan melatih teknik pernafasan dari buku yang diberikan oleh kakeknya sebelum berlatih rutinitas bela dirinya.Selama berlatih beberapa hari belakangan, dia menyadari bahwa gerakan-gerakannya terasa lebih mudah dilakukan dibandingkan sebelumnya. Pergerakannya yang dulu kaku sekarang menjadi seluwes air. Tidak hanya itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua rutinitasnya terpotong lebih dari setengahnya!Dia juga menyadari bahwa kekuatan tendangan dan pukulannya meningkat dan dia bisa berpikir dengan lebih cepat daripada biasanya. Tanpa sepengetahuan Daffa, ramuan emas yang diberikan kakeknya untuk menyembuhkannya tidak hanya meningkatkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 74

    Tiga Rolls-Royce yang indah melaju ke gedung kuliah mereka. Semua orang yang ada di sana terlihat terkejut ketika mereka melihat barisan mobil Rolls-Royce putih yang mahal itu.Rolls-Royce itu berhenti dan tiga pengawal menakutkan yang mengenakan setelan jas hitam turun dari mobil. Aura menakutkan dari tiga pengawal itu membuat para mahasiswa ketakutan. Mereka langsung tahu bahwa tiga pengawal itu memiliki keterampilan tempur yang sangat baik. Kehebohan seperti itu membuat mereka semua bertanya-tanya siapa sosok yang ada di mobil yang kedua.Seorang pengawal membuka pintu Rolls-Royce itu dan ketika orang di dalamnya turun, para mahasiswa tampak tidak memercayai apa yang mereka lihat.Orang itu tidak lain adalah Daffa Halim!Semua orang di sana tahu siapa Daffa Halim. Setelah mendonasikan 61,5 miliar rupiah di penggalangan dana dan mengalahkan penawaran Puspa Sanjaya, mereka tahu bahwa dia sudah tidak lagi miskin seperti sebelumnya dan namanya tersebar di seluruh universitas, tapi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 75

    Raut wajah semua orang langsung berubah seketika. Awalnya, mereka terkejut karena kehadiran mobil sport yang mahal dan mewah, tapi ketika mereka melihat pemilik mobil itu, semua keterkejutan dan kekaguman yang mereka rasakan pada pemilik mobil itu langsung menghilang seketika.Raut wajah mereka sekarang terlihat jijik padanya. Itu dapat dimengerti, karena semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Lintang Erihal bukanlah kejahatan biasa. Mereka adalah kejahatan yang sangat kejam. Selain itu, dia telah melakukannya berkali-kali!Lintang menyadari tatapan jijik orang-orang yang tertuju padanya, tapi dia tidak memedulikannya. Dia tidak peduli mengenai apa yang dipikirkan orang-orang itu terhadapnya, terutama ketika dia sedang berada di situasi yang genting. Keluarganya sekarang sedang di ambang kebangkrutan dan telah diketahui bahwa mereka tidak bisa mendapatkan dana eksternal untuk meningkatkan harga saham mereka. Di penghujung hari, Grup Erihal akan lenyap.Para taipan bisnis papan at

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 490

    Sekarang, Daffa sudah yakin. Dialah yang akan menjadi orang yang pertama kali membantah jika seseorang mengatakan bahwa Elton telah meninggal di hadapannya, yang merupakan apa yang semua orang saksikan. Dia sekarang tahu bahwa ada yang janggal tentang kematian Elton. Dia menatap Priska dan bertanya, “Lalu, apa yang kamu lakukan setelahnya?”Priska menghela napas. “Aku membuatnya marah dan menyuruhnya mendatangimu. Aku ingin menggunakan kamu untuk membantuku mengakhiri hidupnya dan semua hal berjalan dengan sempurna. Aku hanya tidak menduga kamu akan melacak kami secepat ini.”Daffa bertanya, “Apa yang dipikirkan oleh anggota keluarga Bakti lainnya tentang hal ini?”Priska terlihat sinis. “Mereka? Apa yang bisa orang-orang tidak berguna itu katakan tentang hal ini? Yang dapat mereka lakukan hanyalah berbicara, makan, dan menghabiskan uang. Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan Grup Bakti, mereka ingin mendapatkan asetnya. Itulah sebabnya mereka membuat segala mac

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 489

    Itu berarti Priska tidak dapat menyembunyikan kebenarannya. Akan tetapi, ini mungkin adalah hasil akhir terburuk yang dapat Priska bayangkan. Jadi, dia bangkit duduk, terlihat tenang.“Ibu Richard-lah yang membuat Bart menjadi seperti ini. Bart diserang oleh seseorang saat dia sedang dalam perjalanan pulang pada suatu hari. Mereka datang dengan truk dan bersenjata. Itu sudah terlambat ketika aku mendengar permintaan bantuan Bart. Mereka telah menekannya ke tanah, bergelimang darah. Aku membawa banyak orang bersamaku dan para penyerang itu tahu mereka tidak dapat membawa Bart pergi di depan mataku. Jadi, mereka menyuntikkan semacam obat padanya saat aku mencoba menghampirinya.” Priska hampir tidak dapat berkata-kata lagi pada titik ini dan dadanya naik-turun.Dia menggertakkan giginya, begitu kuat hingga pembuluh darah di lehernya menyembul. Sambil menggertakkan giginya, dia berkata, “Bart sejak saat itu berubah. Setiap malam, dia menjadi seperti ini, tapi dia kembali menjadi normal

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 488

    “Kalau begitu, ada apa dengan putramu? Kelihatannya ada yang salah dengannya.”Raut wajah Priska menjadi rumit mendengar perkataan Daffa. Dia bergegas berlutut dan menatapnya dengan tatapan memohon dan berkata, “Aku tahu kamu berkuasa. Kumohon, tolong temukan ibu kandung Richard untukku supaya aku bisa mengakhiri hidupnya dengan cara yang paling menyakitkan yang dapat terpikirkan olehku!” Matanya menjadi merah dan dia gemetar hebat.“Itu adalah permintaanku satu-satunya. Jika kamu tidak menyetujuinya, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dariku.” Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.Daffa melirik pistolnya, lalu menaikkan sebelah alisnya. “Kamu tampaknya melupakan apa yang kumiliki di sampingku.” Mengejutkan baginya, Priska tidak terlihat takut. Sebaliknya, dia melemparkan kepalanya ke belakang dan tertawa histeris. Daffa tidak tahu apa yang Priska ingin sampaikan, jadi dia meraih pistolnya sambil mengernyit.“Sepertinya kamu benar-benar melupakan apa yang kubilang.” Dia mengokan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 487

    Daffa menarik napas dalam-dalam dan bersandar, mengamati Richard. Berdasarkan informasi yang telah mereka kumpulkan sebelumnya, Richard seharusnya berumur 18 tahun, tapi anak ini 10 tahun saja pun kelihatannya belum. Dia melirik Priska.“Sebelum kita membahas hal yang penting, aku ingin kamu memberitahuku mengenai Richard.”Wajah Priska menggelap dan dia memberungut, terlihat geram. Namun, dia tidak berani menunjukkan amarahnya di hadapan Daffa, jadi dia menundukkan kepalanya, mencoba memikirkan cara untuk menjelaskannya.Ketika dia tidak terpikirkan apa-apa, dia memejamkan matanya, menarik napas dalam-dalam, mengepalkan tangannya. Tidak mungkin dia bisa mengakui sesuatu yang sangat memalukan! Jadi, dia mengangkat kepalanya dan menatap Daffa dengan takut-takut, berkata, “Sebelum itu, kurasa kamu harus memperkenalkan dirimu sendiri.”Daffa mengangkat sebelah alisnya, terlihat sinis. Di saat yang sama, dia mengeluarkan pistolnya dan mematikan pengamannya. “Seharusnya kamu telah mende

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 486

    Kulitnya putih tapi keriput dan kendur.Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia tidak menduga wanita yang terus mengalahkan Ansel berpenampilan seperti ini. Dia menggigit bibirnya, lalu menoleh ke arah Bart yang tidak seperti dia duga pula. Bart gemuk dan terlihat tidak rapi, matanya tidak terlihat cerdas sedikit pun.Malah, dia terlihat benar-benar tidak waras. Itu mengingatkan Daffa mengenai apa yang terjadi padanya dan Bakrie ketika dia pertama tiba di Kota Almiron.Matanya menggelap, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Di antara keempat orang itu, anak laki-laki yang paling mudalah yang menarik perhatiannya. Dia terlihat familier, tapi tidak mirip dengan para anggota Keluarga Bakti, termasuk Priska dan Bart. Daffa membungkuk dan tersenyum ramah padanya, berkata, “Apakah kamu Richard?”Anak itu mengangguk, mengedipkan matanya dengan polos. Pada saat yang sama, dia dengan gugup bersembunyi di belakang Priska. Daffa menegakkan tubuhnya, menyapu tatapannya pada Priska dan melihat keje

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 485

    Si kepala penjaga keamanan tampak murka. Namun, dia tahu ini bukanlah waktunya untuk mengurusi bawahan-bawahannya. Daffa-lah ancaman mereka di sini. Dia terhuyung berdiri dan berlari ke arah Daffa dengan tatapan mengancam.“Kamu telah menantangku untuk waktu yang terlalu lama. Aku tahu kamu kuat, tapi itu tidak berarti kami bukan tandinganmu!” Matanya menyala dengan liar seakan-akan dia adalah seekor elang yang telah mengincar mangsanya.Daffa mengernyit, terlihat jengkel karena dihentikan lagi. Dia menyipitkan matanya dan berkata, “Kamu adalah penjaga keamanan yang bagus, tapi aku juga telah memberimu kehormatan yang cukup dengan bersabar denganmu. Anggap ini peringatan—jika kamu tidak enyah dari pandanganku, aku jamin aku tidak akan bersikap baik lagi padamu.”Briana angkat bicara, “Dengar, kamu hanyalah penjaga keamanan. Kamu bukan bagian dari Keluarga Bakti, jadi kamu tidak perlu melakukan sejauh itu demi mereka. Tuan Halim itu berbahaya. Jika kamu membuatnya marah, aku yakin Ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 484

    Secara umum, orang-orang membawa senjata di sana.Meskipun Daffa tertarik pada penjaga keamanan itu, nada bicaranya berubah menjadi bengis. “Sederhana saja. Aku kemari untuk menemui pemilik vila ini.”Penjaga keamanan itu mengernyit, merasakan bahwa Daffa bukanlah orang yang bisa diremehkan. Pria itu hanya dapat mengumpulkan semua kesabarannya yang tersisa. “Itu tidak masalah, tapi aku perlu mengetahui apakah kamu sudah membuat janji temu. Tidak ada yang memberitahuku bahwa akan ada pengunjung pada jam ini.”Daffa menaikkan sebelah alisnya, terlihat terhibur. “Kamu benar. Akan tetapi, aku belum membuat janji temu. Sayangnya bagimu, aku akan memasuki tempat ini apa pun yang kamu katakan atau lakukan.”Penjaga keamanan itu menghela napas. “Kalau begitu, aku harus meminta maaf terlebih dulu. Keluarga Bakti tidak pernah mengizinkan pengunjung memasuki rumah mereka lewat dari pukul enam malam kecuali ada perjamuan yang penting. Terlebih lagi, karena kamu sudah membuktikan bahwa kamu ada

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 483

    “Itu karena saya pernah melihat Priska keluar dari hotel bersama seorang pria yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan mereka menempel dengan satu sama lain di publik. Saya tidak pernah melihat itu sebelumnya. Bahkan, saya tidak yakin apakah memang Priska yang melahirkan Bart. Saya membantunya mengambil laporan medisnya dari rumah sakit sebelumnya dan saya tahu pasti bahwa dia tidak bisa mengandung anak sekarang. Tentu saja, Bart lahir bertahun-tahun yang lalu, jadi mungkin kondisinya berbeda dulu.”Seraya dia mengatakannya, Daffa dan Briana sama-sama menoleh untuk menatapnya. Briana bahkan tidak berani untuk mengedip, takut dia akan melewatkan satu kata pun. Daffa menyandarkan punggungnya dan menghela napas. Dia tidak menduga situasinya akan menjadi seperti ini dan menekan pelipis dengan jarinya. “Tampaknya kita akan terlibat dalam masalah besar begitu kita tiba di vila Keluarga Bakti.”Tidak ada yang berani berbicara karena tampaknya Daffa sedang mempertimbangkan ulang keputusan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 482

    “Itu berarti Zaki telah terekspos ke publik, membuatnya berada dalam bahaya besar.”Edward tahu Briana benar, jadi dia langsung berdiri dan bergegas menuju mobil Briana. Dia bergerak dengan sangat cepat hingga dia terlihat seperti memiliki lebih dari dua kaki. Ini adalah pertama kalinya Daffa melihat Edward sangat tergesa-gesa seperti itu dan itu membuatnya ingin tertawa.Namun, Daffa menahan keinginannya untuk tertawa karena itu tidak sopan. Edward tidak sesensitif Daffa, jadi dia langsung memasuki mobil Briana dan pergi ke hotel.Di sisi lain, Briana duduk di samping Daffa sambil mengernyit. “Tuan, apakah kita akan melaksanakan rencananya sekarang?”Daffa tidak menyalakan mobilnya. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku dan berkata, “Tidak, kita harus bertanya pada Ansel tentang ini terlebih dulu.”Briana mengangguk. Kalaupun dia tidak setuju dengan keputusan Daffa, dia tidak mengatakan apa-apa.Daffa melirik Briana sesaat sebelum menatap ponselnya. Ansel menjawab panggilan telep

DMCA.com Protection Status