Share

Bab 59

Penulis: Benjamin
”Erin! Apakah itu kamu?”

Daffa dan Erin berbalik ke arah sumber suara itu. Erin terkejut ketika dia mendengar namanya dipanggil. Suara orang itu terdengar sangat familier baginya. Dia bertanya-tanya siapa orang yang memanggil namanya.

Tidak lama, orang itu muncul di pandangannya. Raut wajah Erin langsung berubah dari terkejut menjadi jengkel ketika dia melihat orang itu. Orang itu tidak lain adalah teman kuliahnya, Vanessa Prameswari.

Vanessa dan Erin berkuliah di universitas yang sama dengan peringkat yang tinggi di daerah mereka. Walaupun tidak sebanding dengan Universitas Praharsa, kampusnya Daffa, universitas tersebut tetaplah universitas ternama.

Vanessa dan Erin sama-sama disebut sebagai wanita tercantik di kampus mereka. Bukan hanya kecantikan mereka yang luar biasa, tapi mereka juga sangat cerdas karena mereka selalu mendapatkan nilai tertinggi di setiap ujian.

Namun, walaupun mereka dipuja-puja oleh para mahasiswa dan dosen di kampusnya, mereka tidak akrab dengan satu sam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 60

    Sisa sore hari itu dihabiskan dengan Daffa membeli beberapa hal lainnya yang dia rasa diperlukan oleh Erin.Dia menghubungi Ella, manajer dari Dragon Lord’s Imperial Residence dan menyuruhnya untuk mencarikannya apartemen yang cocok. Tidak lama, ponsel Daffa berbunyi, menandakan ada pesan baru. Daffa membacanya sekilas sebelum beranjak ke apartemen itu.Apartemen tersebut berjarak sekitar dua jam dari tempat tinggal Daffa. Itu adalah tempat yang mewah dan bergaya. Walaupun tidak semewah apartemen Daffa, tempat itu memiliki semua hal yang dibutuhkan oleh Erin.Mulut Erin menganga ketika agen yang bertanggung jawab pada tempat itu memberi tahunya harga dari apartemen itu. Harganya adalah tiga triliun rupiah! Itu benar-benar tidak masuk akal.Dia baru saja hendak membujuk Daffa untuk mencari apartemen lain yang lebih murah untuknya ketika ponsel agen itu berbunyi dengan keras.Agen tersebut menunjukkan pesan itu pada mereka berdua, mengkonfirmasi bahwa pembayarannya telah berhasil.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 61

    Karena urusan asisten pribadinya telah teratasi, Daffa akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Sekarang, dia tidak perlu mengkhawatirkan pekerjaannya yang menumpuk. Satu-satunya yang perlu dia lakukan adalah menandatangani dokumen penting yang membutuhkan tanda tangannya dan sisanya akan diurus oleh Erin. Tidurnya malam itu sangat lelap.Keesokan paginya, Daffa bangun lebih awal dari biasanya. Jatah liburnya selama seminggu yang diberikan oleh universitas karena telah menjadi penyumbang tertinggi di pesta amal telah berakhir dan dia akan lanjut menghadiri kuliah hari ini.Seraya bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, Daffa bertanya-tanya akan seperti sikap teman-teman kuliahnya terhadapnya ketika mereka melihatnya sekarang. Dia telah memeriksa ruang obrolan utama kelasnya di aplikasi perpesanan beberapa kali supaya dia tidak ketinggalan berita kampus. Ketika dia memeriksanya, dia melihat bahwa mereka menyebut namanya berkali-kali.Kejadian di pesta amal telah menyebar ke setiap m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 62

    Perjalanannya menuju lokasi teman-temannya cukup pendek. Setelah berjalan selama lima menit, dia tiba di lokasi mereka. Ketika dia hanya berjarak sedikit lagi, dia melihat Miko dan Gilang sedang berdiskusi. Sebuah senyuman muncul di wajahnya melihat kedua temannya itu. Bahagia, dia meningkatkan kecepatan langkahnya dan menghampiri mereka.“Daffa!” seru Gilang ketika dia melihat Daffa. Dia tidak ada ketika Miko sedang menelepon Daffa, karena itu dia tidak tahu bahwa Daffa memutuskan untuk bertemu dengan mereka. Itu adalah kejutan yang menyenangkan baginya untuk melihat Daffa.“Apa kabar, Gilang?” jawab Daffa, tersenyum dengan lebar seraya berpelukan dengan Gilang.“Aku baik-baik saja, bung. Kami merindukanmu. Kamu ke mana saja?” tanya Gilang sambil memeluk Daffa.“Aku sibuk sekali beberapa hari belakangan, tapi jangan khawatir. Aku sudah luang sekarang. Kita bisa berkumpul selama beberapa saat,” jawab Daffa dengan gembira.Saat Gilang hendak menjawab Daffa, Raka muncul di pandangan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 63

    Raut wajah Daffa langsung mengerut ketika dia mendengarnya berteriak di ujung telepon. Dia langsung tersadar bahwa Helen sedang dalam bahaya. Terakhir kali mereka bertemu adalah di pesta amal dan selain perbincangan singkat mereka sebelum pelelangan dimulai, dia belum pernah berbincang lagi dengannya.“Di mana kamu sekarang?” tanya Daffa dengan tenang. Dia tahu bahwa mendapatkan lokasinya adalah hal yang paling penting. Hal lainnya akan mengikuti lokasinya.“Aku sedang di area naratama, kamar 38 di Hotel HKN Diamond,” jawab Helen dengan suara yang gemetaran. “Tolong cepat datang ke sini, aku…”Sebelum Helen bisa menyelesaikan kalimatnya, teleponnya terputus. Daffa mencengkeram ponselnya dengan kuat sebelum melepaskannya. Dia menghembuskan nafas sebelum melaju dengan cepat keluar dari parkiran itu.Sambil melaju dalam kecepatan penuh, dia menyambungkan ponselnya ke sistem Bluetooth di mobilnya dan menelepon seseorang. Telepon tersebut berdering sekali sebelum orang itu mengangkat.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 64

    Lintang langsung terintimidasi oleh sikap penyusup yang sangat dingin itu. Walaupun begitu, dia masih tetap tenang. Dia tidak bisa membiarkan dirinya ketakutan oleh penyusup itu.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Kris dengan marah, balik memelototi penyusup itu. Siapa yang memberikannya kunci untuk masuk ke kamar itu? Dia telah menghancurkan keseruan mereka dengan kehadirannya ketika Lintang baru saja akan memasuki bagian yang menyenangkan.Tentu saja penyusup itu adalah Daffa. Dia melaju seperti orang gila dalam perjalanannya, benar-benar mengabaikan peraturan lalu lintas yang ditetapkan di negara itu. Jika dia tidak sedang memakai plat nomor yang dikustomisasi, dia pasti sudah dibuntuti oleh banyak mobil polisi dan bahkan mungkin bermalam di sel polisi.Saat dia tiba, dia langsung memasuki ruang kerja manajer mereka. Erin telah melakukan pekerjaannya dengan baik dan meyakinkan manajer itu untuk menyerahkan kuncinya kepada Daffa jika dia tiba. Manajer itu awalnya menolaknya, tapi keti

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 65

    Daffa berjalan dengan cepat ke arah mobilnya yang terparkir. Seraya dia berjalan, gejolak amarahnya masih membara di hatinya. Dia masih tidak puas dengan pukulan yang dia lancarkan pada Lintang. Dia merasa bahwa Lintang pantas mendapatkan hukuman yang lebih daripada pukulan yang dia terima. Namun, walaupun dia merasa tidak puas mengenai hal itu, dia tidak melakukan apa pun. Membawa Helen ke tempat yang aman adalah prioritasnya sekarang.Dia membuka mobilnya dan meletakkannya dengan pelan di kursi penumpang dan menduduki kursi pengemudi sebelum melaju dengan kecepatan penuh.Sambil mengendarai mobilnya, Daffa tidak bisa tidak melirik pada Helen yang sedang meringkuk di tempat duduknya. Amarah bergejolak kembali di hatinya ketika dia memikirkan tentang apa yang Lintang dan Kris berniat lakukan padanya. Jika dia tidak tiba tepat waktu, dampaknya pasti akan parah.Dia mengalihkan pandangannya dan kembali konsentrasi pada jalanan di depannya. Walaupun begitu, ada kilatan dingin di matany

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 66

    Dua hari kemudian berjalan seperti biasanya bagi Daffa. Dia menghadiri kuliah seperti biasa, berlatih bela diri dan meluangkan waktu untuk bersantai. Sekarang karena sebagian besar pekerjaannya telah dilimpahkan kepada Erin, dia memiliki waktu untuk dirinya sendiri.Akan tetapi, situasi yang dialami oleh Helen sedikit rumit. Walaupun dia masih terkejut mengenai ciuman dari Helen, tidak ada yang bisa dia lakukan karena Helen membuatnya terikat.Dia telah pergi ke rumah sakit hari ini karena teman sekamarnya sudah dibolehkan untuk pulang. Dia sendiri mengantar temannya ke asramanya dengan harapan akan memancingnya keluar, tapi hasilnya sama seperti hari-hari sebelumnya.Sejak Helen menciumnya di malam ketika dia menyelamatkannya, Helen menghindarinya seperti sebuah wabah. Dia mencoba meneleponnya beberapa kali untuk memberitahunya mengenai kabar temannya di rumah sakit, tapi dia menolak untuk mengangkat satu pun teleponnya. Dia hanya menerima laporan dari Erin bahwa dia secara berkala

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 67

    Jantung Daffa berdegup makin kencang ketika dia mendengar pernyataan pria itu. Pada saat itu, dia tahu bahwa pria itu hanya memiliki niat jahat terhadapnya.Dia menginginkan nyawanya?Itu membuat Daffa dilema. Dari aura yang dipancarkannya, Daffa tahu bahwa dia bukan tandingannya. Namun, ada sesuatu yang membuatnya bingung.“Kenapa kamu ingin membunuhku?” tanya Daffa.Dia tidak pernah melakukan kejahatan apa pun sampai seseorang akan ingin merebut nyawanya dan muncul di hadapannya tiba-tiba. Dia tidak pernah menonjolkan dirinya sejak dia menjadi kaya, jadi dia benar-benar kebingungan karena kemunculan pria itu.“Bukan kenapa-kenapa. Aku hanya mendapatkan pekerjaan untuk membunuhmu. Sesederhana itu,” jawab pria itu.“Siapa yang mengirimmu?” tanya Daffa lagi. Dia sangat penasaran mengenai hal itu.“Aku tidak bisa menjawab itu karena itu akan melanggar peraturanku untuk tidak membocorkan siapa yang mempekerjakanku,” ujar pria itu. “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Lagi pul

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 579

    Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 578

    Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 577

    Barulah saat itu Daffa menyadari bahwa Teivel membohonginya. Buku itu belum sedikit pun puas dengan pasokan energi Daffa. Namun, dia sudah melakukannya sejauh ini. Maka dari itu, Daffa tidak memiliki alasan untuk menyerah.Dia menggertakkan giginya dan terus memaksakannya sampai tetes terakhir kekuatan jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak lama, keringat membasuhinya dari kepala sampai kaki. Ketika dia kehabisan tenaga dan ingin menyerah, dia merasakan kekuatan jiwa yang kuat mengalir keluar dari sisinya—itu adalah kekuatan jiwanya.Kekuatan jiwa itu meledak dari dalam dirinya, tertuang ke dalam buku yang kemudian bergetar hebat. Kemudian, semuanya mereda.Kerutan terukir di wajah Daffa saat dia akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. Rasa syukur memenuhi dadanya pada saat itu selagi dia berpikir, “Jika bukan karena Teivel, aku tidak akan menyadari bahwa aku punya potensi sebesar itu.”Teivel berdiri di samping sambil menyeringai bangga, suaranya terdengar lebih ringan dibandingk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 576

    Keheningan terus berlanjut hingga pria itu terkekeh. “Kamu tidak perlu sepanik itu. Bukuku dan aku telah lama ada di tubuhmu selama beberapa waktu. Aku hanya menampilkan diriku sekarang karena luka-lukaku telah sepenuhnya pulih. Daffa Halim, kurasa kamu sebaiknya memanggilku dengan hormat sebagai mentormu.”Daffa masih terkejut membeku saat ditatap oleh pria itu. Rasanya hampir seperti ayahnya sedang memandangnya pada saat itu, jadi dia membutuhkan waktu untuk kembali tersadar. Setelah mengangguk dengan ragu-ragu, dia hendak melakukan sesuai yang diperintahkan ketika suara tenang pria itu berbicara lagi.“Panggil aku ‘Pak,’ seperti kamu menyebut sosok ayah,” kata pria itu.Mulut Daffa menganga lebar lagi.Namun, pria itu tampaknya tidak kesal oleh sambutan Daffa yang tertunda. Alih-alih, dia tersenyum lebih lebar dan menambahkan, “Aku adalah orang Timur. Keterampilan bela diri yang sekarang sedang kamu pelajari juga berasal dari Timur. Itulah sebabnya aku ingin kamu menyebutku seba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status