Share

Bab 46

Penulis: Benjamin
Lima belas miliar rupiah?!

Semua orang berbalik ke arah orang yang membuat penawaran tidak masuk akal itu. Tentu saja, tidak lain adalah Daffa Halim!

Daffa menyesap lagi anggur dari gelas kaca di tangannya, tapi tatapannya terpaku pada anggur yang terpampang, mengabaikan semua tatapan yang tertuju padanya.

Namun, tidak seperti ketika pertama kali dia menawarkan 1,5 miliar rupiah untuk lukisan tadi, kali ini orang lain pun tidak menyerah. Kali ini, beberapa orang terkemuka ikut berperang dalam penawaran itu.

“Enam belas miliar lima ratus juta rupiah!” teriak seseorang beberapa detik setelah Daffa menaikkan penawarannya.

“Tujuh belas miliar dua ratus lima puluh juta rupiah!” seru orang lain.

“Delapan belas miliar rupiah!”

“Sembilan belas miliar lima ratus juta rupiah!”

“Dua puluh dua miliar lima ratus juta rupiah!”

Semua orang terhenti ketika mereka mendengar penawaran itu. Dua puluh dua miliar lima ratus juta rupiah? Bukankah itu agak berlebihan?

Mereka semua berbalik ke arah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 47

    Daffa bangun lebih siang dari biasanya keesokan harinya. Itu tidak mengherankan karena pesta amal semalam berakhir lebih larut dari yang dia kira. Namun, Daffa tidak masalah. Dia merupakan seseorang yang menyumbangkan uang paling banyak di pesta amal itu karena dia telah menghabiskan uang sejumlah 61,5 miliar rupiah. Maka dari itu, dia mendapatkan libur satu minggu dari universitas.Daffa memutuskan untuk mengunjungi beberapa perusahaan yang terdaftar di Konsorsium Halim setelah menunda-nundanya beberapa kali. Dia telah menghabiskan hari-harinya sebelum pesta amal membaca dokumen-dokumen yang dikirimkan kakeknya mengenai Konsorsium Halim. Dia belum pergi karena dia harus mengurus hal-hal yang lebih mendesak dan tidak memiliki banyak waktu, tapi karena dia diberikan libur satu minggu dari universitas, dia akhirnya memiliki waktu yang cukup.Daffa mandi dengan cepat dan sarapan dengan enak. Karena dia akan mengunjungi sebuah perusahaan hari ini, dia memutuskan untuk berpakaian resmi. D

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 48

    Pria itu menghentikan tindakannya dan berbalik menghadap pengganggu yang telah menghentikannya sambil mengerutkan dahinya.“Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu tidak ada pekerjaan? Apakah kamu lelah bekerja di sini?” pria itu bertanya kepada si pengganggu dengan marah.Daffa, si pengganggu itu mendengus ketika mendengar pertanyaan orang itu. Orang itu telah salah mengiranya sebagai karyawan di sini dan sedang menggunakan kekuasaannya untuk mengusirnya. Itu berarti pria itu sedang melakukan hal yang mencurigakan.Daffa mengabaikan pertanyaan pria itu dan berjalan ke arah wanita itu. Wanita itu terlihat lega ketika seseorang muncul di area yang terpencil itu.“Halo. Ada masalah apa ini?” tanya Daffa pada wanita itu dengan lembut.Wanita itu menjauh dari pria itu dan mendekat kepada Daffa tanpa dia sadari. Daffa terlihat semenawan biasanya, suaranya pun sangat menenangkan. Kesan maskulinnya memberikan wanita itu perasaan aman, karena itu dia bergerak mendekat ke Daffa.“Pria i

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 49

    Daffa menghabiskan satu hari penuh mengunjungi beberapa perusahaan yang terdaftar di Konsorsium Halim, mulai dari beberapa perusahaan terkemuka sampai beberapa hotel dan sanggraloka mewah, termasuk beberapa restoran. Ketika harinya sudah berakhir, Daffa merasa sangat kelelahan.Dia memeriksa daftar perusahaan yang telah dia kunjungi dan hampir pingsan karena terkejut. Dia bahkan belum mengunjungi 10% dari seluruh perusahaan yang harus dia kunjungi. Kalau begini, dia akan mati kelelahan sebelum bisa selesai mengunjungi semua perusahaan itu. Mungkin, inilah kenapa kakeknya terus-terusan mengingatkannya untuk mencari asisten pribadi. Dia tidak akan sanggup melakukannya sendirian.Daffa tiba di rumah dengan kelelahan dan terantuk ke kamar mandinya. Setelah mandi cukup lama dan makan malam, dia melompat ke kasur dan jatuh tertidur.Keesokan harinya, Daffa bangun dengan keadaan segar dan berenergi. Dia meraih ponselnya yang diletakkan di meja samping kasur dan memeriksa jadwalnya. Dia han

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 50

    Ketika Alya melihat pemilik mobil itu, dia tercengang sesaat. Akan tetapi, Daffa tidak menghiraukannya dan terus mengemudi.Alya tidak bisa memercayai matanya. Walaupun dia telah mengubah gaya rambut dan penampilannya dan terlihat benar-benar berbeda dengan sebelumnya, dia tidak akan pernah bisa melupakannya. Tuan.sederhana10, orang yang telah menghabiskan 75 miliar rupiah untuk menghadiahinya dan memiliki mobil semahal itu tidak lain adalah Daffa Halim, mantan pacar dari teman dekatnya Sarah Kusuma!“Melihat caramu menganga melihatku, sepertinya kamu mengingatku,” kata Daffa, tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan seraya dia berbicara.“Tentu saja! Bagaimana aku bisa melupakan kamu?!” seru Alya.Alya ingat dengan jelas bagaimana Daffa telah mengejar Sarah dengan seluruh tenaganya. Karena usahanya yang tidak kunjung habis itulah dia memiliki kesan yang mendalam padanya. Dia tahu Daffa mencintai Sarah dengan sepenuh hati selama itu. Itulah mengapa dia sangat terkejut ketika Sar

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 51

    Alya dan Daffa menengadah untuk melihat orang yang menghampiri meja mereka. Ekspresi Daffa tampak tenang ketika dia melihat orang itu, tapi ekspresi Alya sangat berkebalikan darinya. Matanya membelalak selebar piring cawan.Orang yang menghampiri meja mereka adalah Michael Irawan, pewaris tunggal dari konglomerat Irawan!Michael Irawan adalah teman satu kelas Alya di SMA dua tahun yang lalu. Saat mereka masih SMA, Michael Irawan merupakan sosok yang sangat populer. Dia selalu memiliki banyak orang yang mengaguminya dan mengekor di belakangnya. Dia tampan, pintar, dan kaya, sehingga tidak heran jika banyak orang yang ingin menjadi temannya.Di sisi lain, Alya tidak sekaya itu. Dia bahkan tidak pernah merasa bahwa dia berada di level yang sama dengannya, jadi dia tidak pernah menghiraukannya.Namun, beberapa rumor yang beredar mengatakan bahwa Michael tertarik pada Alya. Alya mengira bahwa itu hanyalah rumor palsu karena dia tidak memiliki apa pun yang akan membuatnya tertarik, tapi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 52

    Alya tersentak ketika dia mendengar pertanyaan Daffa. Dia membalikkan badannya pelan-pelan sambil menahan nafasnya.Daffa masih terduduk di kursinya dengan ekspresi tenangnya yang tidak berubah. Namun, sikapnya benar-benar berbeda dibandingkan dengan sebelumnya, seolah dia telah berubah dari anjing jinak menjadi seekor singa, tetap duduk di kursinya sambil memandangi Alya.Alya menelan ludahnya pelan sebelum angkat bicara.“Jangan khawatir, Daffa. Aku kenal Michael. Kami hanya akan berbincang dan bertanya kabar. Tidak perlu mengkhawatirkanku,” jelas Alya.“Kamu masih belum menjawab pertanyaanku, Alya,” jawab Daffa dengan tenang.Alya menghela nafas. Dia tahu bahwa Daffa bukan orang yang sama seperti sebelumnya karena dia sekarang luar biasa kaya, tapi mereka sedang membicarakan Michael Irawan di sini, pewaris tunggal Konglomerat Irawan!Ketika dia masih berpacaran dengan Michael di SMA, tidak ada yang mau membantunya ketika dia menjelaskan situasinya pada mereka. Itu sudah menunj

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 53

    Beberapa hari setelahnya sangat sulit bagi Daffa karena dia hanya memiliki sisa dua hari libur sebelum jatah liburnya habis. Dia telah menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang kerjanya untuk memeriksa beberapa dokumen mengenai Konsorsium Halim. Namun, walaupun dia telah bekerja dengan keras, dia masih belum menyelesaikan bahkan 10% dari pekerjaan yang seharusnya dia lakukan terkait Konsorsium Halim.Setelah menandatangani satu dokumen lagi, dia menyandarkan dirinya pada kursi dan menghela nafas. Masih ada banyak dokumen yang telah ditata dengan rapi di meja yang menunggu untuk dia periksa.Dia akhirnya mengerti apa maksud dari kakeknya. Tidak mungkin dia bisa menangani pekerjaan ini sendirian. Dia telah fokus untuk bekerja selama beberapa hari, tapi dia baru menyelesaikan sebagian kecil dari pekerjaannya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia sudah harus kembali menghadiri kuliah. Kalau begini, dia tidak bisa menyelesaikan sepeser pun pekerjaannya.Daffa menghe

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 54

    Mereka semua berdiri dan membungkuk ketika Daffa melangkah masuk. Itu menunjukkan bahwa mereka mengerti latar belakang Daffa yang sangat berkuasa.Baru ketika Daffa duduk di tengah meja konferensi, semua orang pun duduk.Sekretaris senior dari salah satu anggota petinggi tingkat atas menyerahkan beberapa dokumen kepada Daffa sebelum menyerahkannya kepada orang lain yang hadir. Ketika semua orang telah menerima dokumen tersebut, sekretaris itu berdiri di samping atasannya. Rapat pun dimulai.Rapat itu dimulai dengan memperkenalkan produk terbaru yang diciptakan oleh beberapa peneliti dari Departemen Penelitian Inovatif. Ekspresi wajah Daffa tetap datar seraya dia mengamati dokumen yang diberikan padanya, tapi dia terkejut melihat isinya. PT Nix benar-benar membuktikan bahwa mereka pantas menjadi perusahaan nomor satu di negara ini.Dokumen-dokumen tersebut berisikan daftar produk, detail mengenainya, dan harga awal untuk peluncurannya. Para petinggi mulai mendiskusikan mengenai prod

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 579

    Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 578

    Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 577

    Barulah saat itu Daffa menyadari bahwa Teivel membohonginya. Buku itu belum sedikit pun puas dengan pasokan energi Daffa. Namun, dia sudah melakukannya sejauh ini. Maka dari itu, Daffa tidak memiliki alasan untuk menyerah.Dia menggertakkan giginya dan terus memaksakannya sampai tetes terakhir kekuatan jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak lama, keringat membasuhinya dari kepala sampai kaki. Ketika dia kehabisan tenaga dan ingin menyerah, dia merasakan kekuatan jiwa yang kuat mengalir keluar dari sisinya—itu adalah kekuatan jiwanya.Kekuatan jiwa itu meledak dari dalam dirinya, tertuang ke dalam buku yang kemudian bergetar hebat. Kemudian, semuanya mereda.Kerutan terukir di wajah Daffa saat dia akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. Rasa syukur memenuhi dadanya pada saat itu selagi dia berpikir, “Jika bukan karena Teivel, aku tidak akan menyadari bahwa aku punya potensi sebesar itu.”Teivel berdiri di samping sambil menyeringai bangga, suaranya terdengar lebih ringan dibandingk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 576

    Keheningan terus berlanjut hingga pria itu terkekeh. “Kamu tidak perlu sepanik itu. Bukuku dan aku telah lama ada di tubuhmu selama beberapa waktu. Aku hanya menampilkan diriku sekarang karena luka-lukaku telah sepenuhnya pulih. Daffa Halim, kurasa kamu sebaiknya memanggilku dengan hormat sebagai mentormu.”Daffa masih terkejut membeku saat ditatap oleh pria itu. Rasanya hampir seperti ayahnya sedang memandangnya pada saat itu, jadi dia membutuhkan waktu untuk kembali tersadar. Setelah mengangguk dengan ragu-ragu, dia hendak melakukan sesuai yang diperintahkan ketika suara tenang pria itu berbicara lagi.“Panggil aku ‘Pak,’ seperti kamu menyebut sosok ayah,” kata pria itu.Mulut Daffa menganga lebar lagi.Namun, pria itu tampaknya tidak kesal oleh sambutan Daffa yang tertunda. Alih-alih, dia tersenyum lebih lebar dan menambahkan, “Aku adalah orang Timur. Keterampilan bela diri yang sekarang sedang kamu pelajari juga berasal dari Timur. Itulah sebabnya aku ingin kamu menyebutku seba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status