Share

Bab 38

Author: Benjamin
”Tuan Muda Halim! Saya sudah sampai bersama dengan mobil-mobil Anda!”

Semua orang langsung berhenti berbicara dan melihat ke arah Daffa berdiri.

Alis Daffa berkedut ketika dia mendengar namanya. Teriakan Bram benar-benar merusak rencananya untuk tidak membuat kegaduhan dan menghindari perhatian.

Dia menghela nafas. Tidak memiliki pilihan lain, dia berbalik ke arah Bram dengan Rolls-Royce-nya dan mulai berjalan ke arahnya.

“Tuan Muda Halim, mobil Anda telah tiba,” kata Bram dengan sangat bangga. Malah, dia memang sangat bangga akhirnya telah mengirimkan mobil-mobilnya kepada tuan mudanya. Dia telah berusaha keras untuk memastikan agar hanya bahan-bahan yang terbaik yang digunakan untuk memodifikasi mobil-mobilnya. Dia yakin Daffa akan menyukainya.

Daffa, di sisi lain, tidak menyukai situasi itu. Dia bisa merasakan berbagai macam tatapan dari para pengamat ketika dia berjalan ke arah Bram. Akan tetapi, dia mengabaikannya. Walaupun dia tidak menyukai perhatian yang dipicu oleh konvoi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
igirisa domili
kontennya enak dibaca dan sangat menghibur disaat waktu senggang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 39

    Daffa mengeluarkan ponselnya dari saku dan melihat peneleponnya seraya dia beranjak ke lift. Dia melihat bahwa itu adalah nomor tidak dikenal dan memutuskan untuk mengabaikannya. Dia memutus teleponnya dan naik ke apartemennya.Dia pergi ke ruang santai di apartemennya dan duduk untuk bersantai dengan segelas anggur sangat mahal yang dia ambil dari gudang anggur di apartemennya.Dia menuangkan anggur itu ke gelas kaca dan meminumnya. Dia menghela nafas puas seraya rasa anggur yang luar biasa itu terasa oleh indra pengecapnya.Diam saja selama beberapa saat, dia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk melihat pesan-pesan yang belum terbaca. Dia sibuk sekali beberapa hari belakangan, jadi dia tidak memiliki banyak waktu untuk memeriksa pesan-pesan yang dia dapatkan. Ketika dia memeriksanya, ternyata ada banyak pesan yang dia terima.Dia dengan cepat memeriksa pesan-pesannya, tapi malah kecewa ketika membaca isi pesannya.Sebagian besar dari pesan-pesan itu berasal dari teman-tem

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 40

    Andra: [Daffa Halim? Kamu bercanda, ‘kan? Apa yang orang miskin dan menyedihkan itu bisa donasikan?]Daffa mengerutkan dahi ketika dia membaca pesan itu. Dia sedang sendirian saat itu, menyesap anggur dan mengurus urusannya sendiri. Kenapa namanya dibawa-bawa lagi?Penasaran, dia mengetuk notifikasi pesan dan dialihkan ke ruang obrolan departemennya. Di sana, dia melihat pesan-pesan sebelumnya untuk melihat kenapa namanya diungkit-ungkit.Setelah lima menit, dia telah membaca semua pesan sebelumnya dan selesai membaca pesan terbaru di ruang obrolannya.Daffa berekspresi dingin setelah dia membaca pesan-pesan itu. Seperti biasa, dia sedang dipandang rendah oleh teman-teman sekelasnya.Teman-teman sekelasnya sedang mendiskusikan pesta amal yang akan segera dilaksanakan di ruang obrolan utama. Sebagian besar dari mereka telah memilih pakaian mereka dan siapa yang akan mereka ajak untuk hadir bersama.Itu dapat dipahami. Walaupun Daffa tidak menyukai dan menikmati pesta amal yang per

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 41

    Hari-harinya dia habiskan dengan bermalas-malasan. Dia sedikit terlalu menikmati fasilitas-fasilitas apartemennya. Dia tidak pernah sesantai ini di hidupnya sebelumnya.Dia telah menonton film di bioskop pribadinya, hal yang tidak pernah dia bisa lakukan dulu karena selalu sibuk bekerja paruh waktu, menyesap anggur sembari menonton berbagai macam siaran di Groove dengan lantunan musik klasik di latar belakang, dan makan malam di balkonnya sambil memandangi seluruh Dragon Estate. Hidupnya sangat menenangkan beberapa hari belakangan.Namun, dia tidak hanya bermalas-malasan. Kakeknya telah meneleponnya berkali-kali untuk mengingatkan tugasnya. Karena itu, dia meluangkan waktu untuk mempelajari dokumen yang dikirimkan kakeknya tentang Konsorsium Halim.Ada banyak diskusi dan rumor mengenai pesannya tentang kehadirannya ke pesta amal. Walaupun dia telah mengirim pesan di ruang obrolan utama dan memberi tahu mereka tentang keputusannya untuk datang ke pesta, banyak orang masih tidak bisa

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 42

    [Hotel Sky Golden, pukul 7:30 malam]Hotel Sky Golden, hotel terbaik di daerah itu sangat ramai. Beberapa orang berseragam hitam putih berjalan dengan buru-buru untuk mengerjakan berbagai tugas di dalam hotel.Hotel tersebut dihias dengan mewah, lebih mewah dari hotel itu biasanya. Lampu gantung yang besar dan indah tergantung di langit-langit yang sama mewahnya. Lantai hotel tersebut dipoles dengan sempurna, memantulkan cahaya dari lampu gantung itu.Bukan hanya para staf yang terlihat mondar mandir. Beberapa orang berpakaian pakaian yang sangat mewah terlihat berjalan-jalan di lobi hotel, sesekali menyesap anggur yang disediakan oleh para pelayan berseragam hitam putih. Jelas sekali bahwa orang-orang yang berpakaian dengan mewah merupakan para mahasiswa dan tokoh masyarakat yang diundang pada pesta amal itu.Beberapa orang yang berpakaian mewah juga terlihat berkumpul di luar pintu masuk lobi hotel. Sebagian besar dari mereka baru saja tiba dengan mobil-mobil yang sama mahalnya,

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 43

    Semua orang langsung berbalik untuk melihat sosok yang turun dari mobil sport keren itu. Mobil itu sendiri sudah sangat memukau. Mereka langsung tahu bahwa pemiliknya tentu bukanlah orang biasa!Ketika sosok itu akhirnya turun dari mobil, semua orang langsung tercengang. Mereka tidak percaya apa yang mereka lihat.Sosok itu sangat tampan, dengan kesan maskulin dan wajah yang sangat menawan. Setelan tiga potongnya terlihat sempurna juga jam tangan Rolex berlian di pergelangannya.Sosok itu tidak lain adalah Daffa Halim.“Wah! Tampan sekali!”“Apakah dia salah satu mahasiswa kita?”“Entahlah. Walaupun dia terlihat familier, aku yakin tidak pernah melihatnya sebelumnya di mana pun.”“Yang pasti dia tentunya adalah orang yang sangat penting!”Ketika orang lain masih kesulitan mengingat apakah mereka pernah melihat atau bertemu dengan Daffa sebelumnya, Sarah memperhatikan pendatang kaya raya itu lekat-lekat. Walaupun dia terkejut oleh betapa menawannya dia, dia tidak bisa mengenyamp

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 44

    Ketika Daffa memasuki lobi hotel, tempat itu masih sama ramainya seperti sebelum kehadirannya. Beberapa orang berpakaian mewah masih berjalan-jalan sambil mengobrol santai dan tertawa-tawa.Daffa menarik banyak perhatian seraya dia berjalan. Banyak orang telah mendengar kedatangannya yang dramatis dan berkelas dan teman-temannya yang tadi berada di luar ketika dia tiba, jadi tidak heran banyak tatapan terkejut tertuju padanya.Para mahasiswa Universitas Praharsa kehabisan kata-kata ketika mendengar kedatangannya. Daffa Halim yang mereka tahu adalah orang miskin yang bahkan tidak bisa membeli baju bagus, jadi keterkejutan mereka ketika melihatnya di lobi hotel dan terlihat sangat berkelas bisa dimengerti.“Itu benar-benar Daffa Halim?” tanya seseorang masih tidak percaya.“Aku yakin itu dia!” jawab seseorang.“Namun, dia terlihat sangat berbeda.”“Itu memang dia. Aku juga mahasiswa di departemen Manajemen Bisnis dengannya, jadi tidak mungkin aku salah. Aku yakin 100 persen bahwa i

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 45

    ”Satu setengah miliar rupiah.”Ada keheningan sesaat ketika semua orang mendengarnya. Mereka tidak percaya seseorang seberani itu untuk meningkatkan penawarannya dua kali lipat dari penawaran sebelumnya.Semua orang langsung berbalik ke arah orang yang melakukan penawaran setinggi itu. Secara mengejutkan, orang itu tidak lain adalah Daffa!Daffa berdiam diri dengan tangan kiri di sakunya dan segelas anggur di tangan kanannya. Postur dan tatapan acuh tak acuhnya membuatnya terlihat sangat tampan dan menawan sampai-sampai para wanita memerah di pipinya.Puspa, Jihan, Dilan, Sarah, Heren, Cakra, Anna, dan beberapa sosok kaya lainnya menatap Daffa dengan tatapan yang berbeda.Puspa dan Jihan menatap Daffa lekat-lekat. Mereka telah menerima fakta bahwa Daffa memang sangat menawan, tapi itu bukanlah alasan mengapa mereka menatapnya. Mereka merasa bahwa wajahnya sangat familier.Jihan Winata, wanita tercantik peringkat kedua di Universitas Praharsa tidak mengetahuinya, tapi dia memang p

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 46

    Lima belas miliar rupiah?!Semua orang berbalik ke arah orang yang membuat penawaran tidak masuk akal itu. Tentu saja, tidak lain adalah Daffa Halim!Daffa menyesap lagi anggur dari gelas kaca di tangannya, tapi tatapannya terpaku pada anggur yang terpampang, mengabaikan semua tatapan yang tertuju padanya.Namun, tidak seperti ketika pertama kali dia menawarkan 1,5 miliar rupiah untuk lukisan tadi, kali ini orang lain pun tidak menyerah. Kali ini, beberapa orang terkemuka ikut berperang dalam penawaran itu.“Enam belas miliar lima ratus juta rupiah!” teriak seseorang beberapa detik setelah Daffa menaikkan penawarannya.“Tujuh belas miliar dua ratus lima puluh juta rupiah!” seru orang lain.“Delapan belas miliar rupiah!”“Sembilan belas miliar lima ratus juta rupiah!”“Dua puluh dua miliar lima ratus juta rupiah!”Semua orang terhenti ketika mereka mendengar penawaran itu. Dua puluh dua miliar lima ratus juta rupiah? Bukankah itu agak berlebihan?Mereka semua berbalik ke arah

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 518

    Antisipasi dan semangat terpancar dari mata Daffa pada saat itu. Dia tidak sabar bertemu musuh utamanya.Itu tidak luput dari perhatian Briana yang langsung memandang Daffa dengan tatapan ingin tahu. Selagi Briana bertanya-tanya alasan di balik ekspresi semangat Daffa, Alicia, yang berdiri di sampingnya, tiba-tiba berbicara dan memperjelas hal-hal untuknya.“Dia akhirnya menunjukkan dirinya!” seru Alicia, tangannya terkepal erat. “Meskipun saya baru sebentar bekerja untuk Anda, Tuan, saya telah mendengar tentangnya berkali-kali. Pria itu benar-benar mengganggu saya! Dia seperti pria menyeramkan, memanipulasi orang-orang seakan-akan mereka adalah boneka dan bidak catur. Dia membuat mereka melakukan perintahnya, sementara dia bersembunyi dengan nyaman di dalam bentengnya! Meskipun dia penakut, dia terus mengirimkan bawahan-bawahannya untuk menyebabkan masalah dalam kehidupan orang lain!”Briana menatap Alicia terkejut karena Alicia telah memahami pikiran Daffa tanpa perlu berusaha ker

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 517

    “Aku tahu pria itu mengangkat kakinya tinggi-tinggi saat berjalan karena jarak antara jejak kakinya lebar tapi masih dalam jarak berjalan rata-rata orang. Maka dari itu, aku berhenti merasa takut. Aku tidak lagi melihatnya sebagai manusia super dan berpikir dia kemungkinan besar hanya terampil dalam seni bela diri.” Wahyu bertatapan dengan Daffa sebelum melanjutkan, “Itu adalah semua yang kuketahui. Untuk kali ketiga pria itu menyerangku, aku tidak tahu bagaimana dia menculikku atau bagaimana aku bertahan hidup. Yang kuketahui hanyalah bahwa tubuhku tidak bekerja dengan baik sejak kejadian itu.”Setelahnya, pandangannya berpindah pada area di sekitarnya, memberikannya ekspresi yang suram dan sedih.Tidak sepertinya, Daffa mengernyit, merasa tidak senang dengan informasi itu. Beberapa saat berlalu sebelum Daffa dengan singkat melambaikan tangannya mengusir, berkata, “Pergi dari sini. Kamu adalah pria yang bebas mulai hari ini.”Ujung mata Wahyu memerah setelah mendengarnya. Dia lalu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 516

    “Sayangnya, itulah kenyataannya. Kalian semua adalah orang yang kejam, jadi aku tahu aku akan berakhir mengenaskan jika aku berbohong. Itu adalah hasil akhir yang tidak dapat kuterima. Aku juga tidak harus mengalaminya karena aku sudah mengungkapkan segala hal yang kuketahui padamu.Dengan begitu, Wahyu memejamkan matanya dan dengan damai menunggu ajalnya. Yang membuatnya lebih terkejut adalah bahwa Daffa terus menginterogasinya, yang berarti dia 100 persen akan pergi dari sini hidup-hidup.Matanya membelalak terbuka dan dia menatap Daffa dengan tatapan emosional dan berterima kasih. “K … kamu memercayaiku?”“Iya.” Daffa mengangguk. “Aku memercayaimu. Jadi, mulai sekarang, kamu hanya perlu memilih apakah kamu ingin terus menjawab pertanyaanku atau tidak.”Kali ini, Wahyu tidak ragu-ragu ataupun berhenti. Dia langsung mengangguk dengan penuh tekad. “Aku akan melakukannya. Kamu telah memilih untuk memercayaiku meskipun kata-kataku benar-benar gila. Itu hanya berarti kamu memercayaiku

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 515

    “Karena kenyataannya adalah kamu membuatku kesal dan itu menghapus harapan yang mereka miliki untuk bertahan hidup.” Daffa berjalan dengan pelan dan terkendali ke arah pria itu. Keberadaannya memancarkan aura menyesakkan yang mempercepat napas semua orang.Pada akhirnya, salah satu dari banyak pria di tim musuh itu tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Matanya memerah seraya dia memelototi orang yang berbohong pada Briana sebelumnya, menggeram, “Itu sudah cukup, Wahyu! Si Daffa ini telah banyak berbicara, tapi kata-katanya tidak sepenuhnya salah. Kamulah satu-satunya alasan kita semua akan menderita sekarang! Si b*jingan yang meninggalkan kita sebelumnya tidak berpikir dua kali sebelum memberikan informasi orang dalam pada wanita itu. Dia bahkan tidak peduli jika kita semua akan hidup atau tidak! Kami tidak mendapatkan akses pada banyak rahasia perusahaan, tapi kamu dan si b*jingan itu tahu segalanya. Jelas-jelas itu tidak adil bagi kami! Sekarang, untuk alasan yang tidak diket

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 514

    “Aku bersedia memberitahumu tentang itu. Sejujurnya, aku hanya tahu sedikit, tapi rekannya yang membelakangi mendiang bosku adalah sosok berjubah hitam. Dia sering muncul di tengah malam—atau setidaknya saat itulah aku selalu melihatnya. Hanya saja, dia belum muncul lagi akhir-akhir ini,” ungkap pria itu dalam satu tarikan napas sebelum menatap Briana dengan mata yang berkaca-kaca.Pada saat yang sama, karena alasan yang tidak diketahui, dia menyenggol bahu orang di sampingnya.Sebuah senyuman merekah di wajah Briana seketika. “Baiklah, kamu boleh pergi. Begitu kamu keluar dari sini, kusarankan kamu cari pekerjaan yang benar alih-alih bekerja untuk organisasi terlarang seperti sekarang. Pekerjaan ini tidak memiliki masa depan yang cerah dan membuatmu berada dalam bahaya. Jika aku menemukanmu di tim lawanku di masa depan dan melakukan hal-hal terlarang lagi, aku akan membuatmu membayar dua kali lipat—satu untuk dosa-dosamu saat ini dan satu lagi untuk pelanggaran masa depanmu. Paham?”

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 513

    Senjata-senjata musuh, semuanya jatuh dalam waktu yang sama, menghasilkan suara kekalahan menyedihkan yang menggema di telinga semua orang. Bahkan hati mereka pun sakit memikirkan bahwa mereka kalah.“Untunglah semuanya sudah berakhir,” kata Briana, menghela napas sambil mengangkat alisnya. Dia lalu berbalik untuk kembali ke kamarnya dan berpikir, “Alicia mampu membereskan semuanya.”Seperti yang diduga, begitu dia membuka pintu belakang untuk kembali memasuki hotel, seseorang membuka pintu dari dalam—itu adalah Alicia yang panik. Alicia bergegas menghampiri dengan sangat terburu-buru hingga Briana harus mundur beberapa langkah.Sambil tersenyum, Briana bertanya, “Ada apa? Kenapa kamu tergesa-gesa? Katakan saja padaku, mungkin aku bisa membantu.”Alicia terengah-engah dengan keras hingga dia hampir tidak bisa berbicara. Badan condong ke depan dan meletakkan kedua tangannya di lutut untuk menopang tubuhnya, dia menarik napas dengan terengah-engah sebelum menjawab, “T … tidak, aku ba

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 512

    Cara Bara jatuh berlutut membuatnya tampak seolah-olah dia bersedia memohon ampun pada Daffa.Daffa menaikkan sebelah alisnya dan mau tidak mau tertawa terbahak-bahak. Itu menarik perhatian semua orang karena mereka selalu memandangnya sebagai pria yang tampan dan tegas. Itu adalah pertama kalinya mereka melihatnya tertawa tanpa menahan diri, jadi itu membuat mereka terkejut.Menjadi pusat perhatian mulai membuat Daffa tidak nyaman, jadi bibirnya perlahan berkerut. Meskipun demikian, matanya sedikit melengkung terhibur saat dia menatap Bara yang berlutut di tanah dan belum menerima hasil akhir saat ini. Tidak lama, Daffa memejamkan matanya, berbicara dengan nada yang santai.“Hah! Aku selalu mengira kepalamu tidak cerdas, tapi aku tidak menyangka bahkan tindakanmu akan sebodoh ini. Bahkan anak berusia satu tahun yang baru saja belajar berjalan pun tidak akan terjatuh dengan kikuk sambil berjalan. Lucu sekali.”Mata Bara membelalak pada Daffa. Keraguan tampak di matanya seraya dia m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 511

    Mata Briana menyipit membentuk garis. Walaupun dia tersenyum, raut wajahnya tampak dingin.Saat itulah Daffa membuka pintu belakang di dalam hotel dan melihat Bara yang gemetar dan hampir tidak bisa berdiri tegak di hadapan Briana. Demikian pula, dia melihat pria yang lebih rapi di antara tim lawan, Ferdi, yang terbaring tidak bernyawa di tanah karena luka-luka parahnya.Kedinginan menyelimuti mata Daffa seraya dia mengamati medan perang yang mana masih ada orang-orang bertarung di latar belakang. Namun, kedua tim tampaknya sedang memikirkan hal lain di benak mereka.Mengernyit jengkel, Daffa berseru, “Dengarlah, setiap anggota staf Hotel Umbrite! Aku ingin kalian melawan musuh kita dengan sangat serius. Kalau tidak, kalian harus menghadapi konsekuensinya! Haruskah aku mengingatkan kalian bahwa aku mudah marah?”Dia lalu menoleh untuk menatap Bara dan dengan tenang berkata, “Aku akan menyerah jika aku adalah kamu. Lagi pula, satu-satunya yang bisa mengalahkan penjaga keamanan kami

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 510

    “Tanpa dia,” lanjut Briana, “kamu seharusnya sudah mati dari lama. Meskipun begitu, kamu ingin membunuhnya karena dia lebih kuat dibandingkan denganmu. Bagaimana aku bisa tidak tertawa saat ada bocah tidak tahu diuntung sepertimu di dunia ini?”Kerutan terbentuk di wajah Ferdi. Pada saat yang sama, keputusasaan terpancar di matanya, mengetahui pengumuman Briana yang lantang membuatnya mustahil untuk mengembalikan kepercayaan kelompoknya lagi.Dia menghela napas, bertatapan dengan Bara sambil berkata, “Aku memang anggota pihak berwenang, tapi kamu keliru akan satu hal—aku bukan mata-mata yang dikirimkan oleh para pihak berwajib, polisi, atau pemerintah. Kenyataannya berkebalikan dengan apa yang kamu pikirkan. Aku bukan mata-mata, tapi aku memiliki kekesalan pada pihak berwajib!”“Hah! Lucu sekali. Aku yakin tidak ada siapa pun yang akan memercayai apa yang kamu katakan.” Bara memutar bola matanya pada Ferdi. Wajahnya memucat lagi karena dia tidak bersedia menerima kenyataan yang keja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status