Shelvin menegakkan punggungnya seketika, menambahkan, “Satu hal lagi—mereka sekarang menganggap keberadaanku sebagai masalah serius karena aku sudah menemukan zat obat yang baru mereka kembangkan dan berhasil menyuntikkannya ke tubuhku di hadapan mereka.”Mata Daffa sudah terpejam beberapa saat yang lalu dan napasnya tetap stabil.Tidak yakin apakah Daffa masih terbangun, Shelvin bangkit dan mendekati Daffa untuk mencari tahu. Namun, saat dia maju satu langkah, mata Daffa langsung terbuka seolah sedang memberikan peringatan padanya. Sebelum Shelvin bisa memproses apa yang sedang terjadi, kakinya tersandung ke belakang secara naluriah, menyebabkannya hampir jatuh karena ketakutan.Sebelum dia bisa mengendalikan dirinya, tatapannya melesat melalui ruangan itu dan dia mendapati ekspresi wajah Daffa telah kembali seperti biasa. Itu sudah cukup untuk mengangkat beban di pundaknya. Setelahnya, Shelvin kembali menenangkan dirinya dan dengan tenang berkata, “Aku tahu kamu punya keraguan ter
“M … Maaf, tapi a … aku harus pergi sekarang. Aku baru teringat ada masalah penting yang harus kuurus, jadi aku harus pergi,” gumam Shelvin dengan serak sambil menatap Daffa. Dia lalu berbalik untuk pergi, tapi tidak berhasil melangkah pergi karena Daffa menggenggam pergelangan tangannya.Secara bersamaan, genggaman Daffa menyebabkan golakan api di bawah kulitnya menyebar, membuat rasa sakitnya makin tidak tertahankan. Rasa sakit itu begitu intens sampai Shelvin berteriak kesakitan.Teriakannya memecah udara dan mengagetkan semua orang yang ada di sana, rasa takut menggerogoti hati mereka. Yang membuat Shelvin terkejut adalah Daffa tetap tidak peduli. Dia menyadarinya saat dia sedang berteriak sebelumnya, jadi ketika rasa sakitnya berkurang, dia menatap Daffa kebingungan.Mengetahui arti tatapan Shelvin yang penuh pertanyaan, Daffa langsung menjelaskan, “Aku pernah melihat ini sebelumnya. Grup Dream Investment pasti sengaja meninggalkan buku pegangan itu untukmu dan rekan-rekanmu. D
“Namun, Daffa seharusnya tidak begitu,” tegur Shelvin pada dirinya sendiri di dalam hatinya. Setelah menganalisis situasinya lebih lanjut, dia menggelengkan kepalanya dan berpikir, “Yah, apa pun yang Daffa rencanakan terhadapku, kesediaannya untuk menyelamatkanku memang membuatku terharu.”Saat itulah Daffa menatap Shelvin dengan tatapan ingin tahu. Dia tahu pundak Shelvin gemetar lebih hebat setelah dia meletakkan tangannya di atas pundaknya sebelumnya. Daffa tidak tahu kenapa Shelvin bereaksi seperti itu maupun apa alasan logis di baliknya.Jadi, dia melepaskan tangannya dari pundak Shelvin sebelum melipat kedua tangannya di balik punggungnya. Dia lalu menyipitkan matanya dan berkata, “Akan tetapi, jangan terlalu bersemangat. Ada hal lain yang perlu kukatakan padamu.”Shelvin seketika terdiam mendengarnya. Tetap saja, dia tidak bisa menyembunyikan seberapa gugup perasaannya, tatapannya menajam sementara ototnya menegang.Daffa menatap Shelvin dengan lebih intens dan ragu-ragu, ti
Shelvin tidak bisa menerimanya. Saat wajahnya memerah terang karena merasa malu, Daffa tiba-tiba berkata, “Tidak perlu merasa malu. Air liurmu yang diproduksi berlebihan hanyalah akibat dari kerusakan saraf di dalam tubuhmu yang disebabkan oleh serangga-serangga itu. Selain itu, jika kamu tidak segera mendekat, aku jamin serangga-serangga itu akan mengganyang seluruh sistem sarafmu. Walaupun mereka masing-masing hanya bisa menggigit sebagian kecil, serangga pengganggu itu bisa bergerak dengan cepat. Ditambah, ada banyak dari mereka di dalam tubuhmu dan mereka bisa menyerang sistem sarafmu dari setiap sudut. Kamu hanya mengeluarkan air liur sekarang, tapi kamu akan tiba-tiba mulai tertawa dan mengeluarkan semua makanan atau cairan yang baru-baru ini kamu konsumsi.”Sambil mengatakan hal-hal itu, Daffa mengangkat bahunya dengan raut wajah datar.Berdiri di hadapan Daffa, wajah Shelvin menjadi begitu suram ketika dia mendengarkan deskripsi yang mengerikan itu. Benaknya langsung memvisua
Yang tidak bisa Shelvin terima adalah bahwa atasan yang dia layani telah mencuri kekuatan yang sudah dia kumpulkan dengan kerja keras. Pemikiran itu membuat napasnya berpacu seraya tubuhnya gemetar oleh kemurkaan.“Jadi, jika aku bertemu orang yang mencuri sebagian kekuatanku, aku bisa mendeteksi kekuatan itu di dalam tubuh mereka?”Bibir melengkung, Daffa mengangguk dan berkata, “Tentu saja. Itu awalnya adalah kekuatanmu, jadi tentunya kamu bisa merasakan keberadaannya. Selain itu, aku bisa menjamin bahwa setelah kamu mencapai tingkat kekuatan tertentu, kamu bisa menguasai kendali sepenuhnya atas kemampuan ahli bela diri terbangkitmu. Itu akan membuatmu memancarkannya keluar dari tubuhmu dan melakukan banyak hal-hal lainnya. Energi yang terkembang, juga dikenal sebagai aura, yang dicuri darimu juga bisa melakukan hal yang sama. Lagi pula, energi itu dan auramu saat ini memiliki sifat-sifat yang sama. Mereka adalah tipe kekuatan yang dikeluarkan oleh tubuh. Maka dari itu, dengan peng
Maka dari itu, Daffa tetap menjaga sikapnya yang tenang sambil bertanya, “Begitu. Lalu, kenapa kamu masih ada di sini?”Alicia menghela napas dalam, mengumpulkan keberanian yang masih tersisa di dalam dirinya untuk berbalik, mengangkat kepalanya, dan menatap mata Daffa. Tetap saja, dia sangat gugup sampai dia merona seperti anak remaja yang dimabuk cinta. “S … Saya h … hanya berpikir Anda berencana memeriksa lokasi perjamuannya karena saya menyebutkannya tadi.”Dia menghela napas lagi sebelum memutar badannya untuk berdiri di luar ambang pintu. Kemudian, dia membuka mulutnya untuk berkata, “Mohon maaf, Tuan Halim. Saya mengerti saya telah melewati batas saya, jadi saya akan pergi sekarang.”Dengan begitu, dia berlari menyusuri lorong untuk pergi tanpa menunggu jawaban Daffa.Benak Daffa terpikirkan sesuatu, membuatnya mengerutkan alisnya sesaat. Akan tetapi, dia menggeleng kepalanya setelahnya, berpikir, “Tidak. Hubungan antara Alicia dan aku berbeda. Setidaknya, aku yakin itulah y
“Nomor Kakek! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya!” pikir Daffa, darahnya menderu ke seluruh tubuhnya dengan rasa panik. Dia begitu cepat sampai ponselnya terus tergelincir dari tangannya, jadi dia menyerah. Daffa meletakkan ponselnya di meja nakas dan mengangkat teleponnya.Jauhar berbicara di ujung telepon lainnya dengan nada yang sangat serius. “Apakah ada yang ingin kamu beri tahu padaku mengenai saham perusahaan keluarga kita?”Mata dan mulut Daffa membulat terkejut dan dia tidak mampu mengatakan sepatah kata pun. Keheningan kemudian terjadi di antaranya dan kakeknya. Rasanya seolah semua keberanian menguap dari tubuh Daffa. Dia tidak berani mengangkat kepalanya, jadi dia membiarkannya menunduk sementara tatapannya terpaku ke lantai.Bahkan suaranya terdengar sedikit menyesal. “Aku tahu ini semua adalah salahku, Kakek. Aku hanya bisa berharap situasinya tidak memengaruhi reputasi Keluarga Halim karena jika iya, aku telah melakukan kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan.”Sa
Edward menjulurkan kepalan tangannya, dengan panik mengetuk pintu dengan buku-buku jarinya. “Tuan Halim, apakah Anda baik-baik saja?”Setelah mendengar nada mendesak Edward, barulah Daffa menyadari seberapa dramatis teleponnya sebelumnya terdengar. Semua orang telah bersikap ganjil sejak tiba di Kota Almiron, termasuk dirinya sendiri.Akan tetapi, Daffa merasa sikap anehnya juga bisa disebabkan karena dia sebelumnya terpaksa menghirup obat-obat itu saat di lab Edward yang sebelumnya.Apa pun alasannya, dia tidak bisa membuang-buang waktu untuk hal itu lagi, jadi dia bertatapan dengan Edward dan berkata, “Kamu harus mengemban tugas Erin dan tugasmu sendiri karena dia sudah tidak bersama kita lagi. Kamu kemungkinan akan kewalahan karenanya.”Wajah Edward berubah pucat seperti kapur karena dia tidak yakin kenapa Daffa membuatnya datang kemari karena hal sekecil itu. Tetap saja, dia mengangguk. “Jangan khawatir, Tuan Halim. Saya menyadari hal itu dan saya tidak merasa tugas-tugas itu m
Dia menjadi tenang dan otaknya mulai bekerja lagi. Dia tidak tahu apakah Daffa sedang mengatakan yang sebenarnya karena ekspresi wajahnya yang sangat datar. Itu berbeda sekali dengan deskripsi yang ada di buku psikologi mengenai ekspresi seseorang yang bersemangat.Sebagai seorang aktor, kepala penjaga keamanan itu pernah mengambil kelas psikologi untuk memerankan karakternya dengan lebih realistis. Dengan begitu, dia percaya buku itu benar. Dia memandang Daffa dan mencoba membacanya.Daffa tahu apa yang sedang dilakukan oleh pria itu, tapi dia tidak merespons. Setelah keheningan selama beberapa detik, dia berkata, “Aku ingin tahu alasan ketidakhadiranmu. Firasatku memberitahuku alasannya sama dengan kenapa kamu menjadi penjaga keamanan di sini. Pada akhirnya, aku akan berurusan dengan orang-orang ini, jadi tidak ada gunanya kamu menyembunyikan kenyataannya. Jika kamu ingin terus menjadi orang sukses dengan karier yang sukses, orang-orang ini hanya akan menjadi penghambat bagimu—sepe
Daffa tahu kepala penjaga keamanan itu murka karena prasangka mahasiswa lainnya dan dia dapat meledak kapan pun. Senyuman geli melengkung di wajah Daffa seraya dia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Itu karena aku saat itu belum mengetahui bahwa aku adalah pewaris keluarga kaya. Kemiskinan yang pernah kualami itu sangat nyata—begitu parah hingga aku tidak berani makan sampai aku merasa kenyang setiap kali aku makan, takut aku akan kehabisan uang.”Dia berbicara dengan sangat tenang, tapi perkataannya menyentuh penjaga keamanan itu yang matanya memerah. Maka dari itu, Daffa tersenyum tidak berdaya, meluruskan punggungnya, dan berjalan menghampiri kepala penjaga keamanan itu. Dia lalu meremas bahu pria itu untuk menenangkannya.“Kamu tidak perlu merasa emosional untukku karena aku tidak merasa hal-hal yang telah kulakukan di masa lalu patut untuk ditangisi,” katanya sambil tersenyum cerah.Hal itu hanya membuat penjaga keamanan itu makin merasa kasihan pada Daffa. Namun, dia tidak
“Kalau begitu, sesuai keinginanmu. Aku akan mengumpulkan dewan direksi lainnya untuk memulai rapatnya. Aku sudah memberi tahu mereka sebelumnya melalui laptopku, tapi mereka mengabaikan aku—mereka tidak pernah menganggapku serius. Ada juga manajer bisnis menyusahkan yang sebelumnya kurekrut. Walaupun aku tidak mau mengakuinya, tapi aku tidak bisa menyangkal kurangnya kemampuanku untuk mengatur saluran televisi ini. Demikian pula, ketidakpedulianku membuat para karyawan melakukan hal-hal buruk sesuka hati mereka.”Kemudian, dia berjalan pergi dengan kepala yang tertunduk. Kekecewaan membebani pundaknya karena dia pernah menghabiskan begitu banyak energi untuk menjalankan FT TV. Akan tetapi, akhir-akhir ini, yang bisa dia lakukan hanyalah duduk di pintu utama perusahaan dan menyaring tamu mana saja yang datang dengan niat buruk. Yang memperburuk semuanya, dia sekarang tidak memiliki pilihan selain menyerahkan FT TV pada Daffa.Masih duduk di kursi, Daffa tahu setiap kata yang dikatakan
Daffa maju satu langkah, berbalik untuk menghadap ke depan, dan memasuki ruang rapat itu.Penjaga keamanan itu membeku dengan tatapan kosong. Butuh waktu yang lama baginya sebelum tersadar kembali, bergegas menyusul Daffa sementara matanya bergerak-gerak ke sana kemari di tempat itu.Kemudian, dia tersenyum dengan hangat pada Daffa dan berkata, “Sebelum kita menugaskan penerus baru FT TV, aku akan melayanimu dengan sebaik mungkin. Seperti itulah kurang lebih situasinya nanti. Dalam keadaan apa pun, aku akan sangat senang melayanimu.”Kerutan muncul di wajah Daffa sesaat, tapi dia tidak mengatakan apa-apa karena dia tahu kepala penjaga keamanan di sampingnya sedang mengatakan kebenarannya. Itu adalah pemikiran sesungguhnya penjaga keamanan itu.Namun, Daffa tidak memerlukan itu. Dia hanya ingin mengumpulkan para petinggi perusahaan saluran televisi itu di ruang rapat saat itu juga. Barulah saat itu dia bisa tenang dan melakukan apa yang dia inginkan. Meskipun dia merasa cemas, dia t
Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan
“Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m
“Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk
Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it
“Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme