“Walaupun tampak seperti jumlah yang besar, itu hanyalah sebutir pasir di mata para taipan sesungguhnya. Terutama, ahli bela diri yang terbangkit adalah sumber daya yang lebih berharga daripada uang. Maka dari itu, mereka dimiliki oleh banyak orang-orang kaya, walaupun Shelvin adalah sebuah pengecualian. Kasusnya sangat aneh.” Saat Daffa tenggelam dalam lamunannya, seluruh kabin itu kacau balau.Lagi pula, seseorang telah ditembak mati di dalam sebuah pesawat yang berada ribuan meter di atas permukaan. Hal itu sudah cukup untuk membuat seluruh penumpang kehilangan akal sehatnya.Bahkan kedua petugas keamanan pun tersentak terbangun pada saat itu. Kepala mereka menoleh-noleh dengan cepat, meneliti setiap pojokan pesawat. Namun, mereka tidak bisa menemukan apa-apa. Situasinya pun tidak membaik. Semua orang histeris.Beberapa orang berteriak dan berlari ke bagian belakang pesawat, ingin menjauhkan diri dari kursi kelas pertama.Di saat yang bersamaan, orang-orang lainnya ingin tahu ap
Petugas keamanan itu tidak menyangka akan ada seseorang yang membantah pernyataannya.Rasanya seperti kewenangannya sedang dipertanyakan dan dia tidak mau menerimanya. Karena itu, dia berseru pada Kate, “Kamu juga tidak sehebat itu! Kamu tahu Daffa memiliki hubungan yang tidak baik dengan pacar ayahmu, tapi kamu memilih untuk berpihak pada Daffa! Kamu bahkan menginginkan Daffa untuk menjadi pacarmu!”Jantung Kate berpacu setelah mendengarnya.Dia merasa bahwa tindakannya sebelumnya adalah tindakan yang bodoh dan khawatir kalau Daffa akan marah ketika mengingat sikapnya sebelumnya. Dia tahu sikap Daffa terhadapnya telah membaik sejak saat itu, jadi dia dengan berhati-hati melirik ke arahnya.Saat itu, mata Kate membelalak.Dia tidak berpikir panjang ketika dia menoleh untuk melirik Daffa. Karena itu, dia tidak menyangka Daffa akan menatapnya juga. Selain itu, dia tidak menunjukkan kebencian atau kejengkelan. Daffa menatapnya dengan kagum dan bangga.“Matanya sungguh menawan,” piki
Layar itu menunjukkan apa yang terjadi setelah Erin menarik wanita tua itu keluar dari bandara sebelumnya.Tatapan Daffa menggelap seolah hujan es sedang bertiup di dalam matanya. Tidak ada satu pun kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia menatap Shelvin dan berkata, “Aku tidak tahu siapa kamu dan aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kamu memutuskan untuk mempublikasikan video itu. Namun, kurasa kamu paham kalau kamu melakukannya, kamu akan menjadi musuhku.”Bibir Shelvin melengkung ke atas. “Aku tahu, tapi aku tetap ingin melihatmu membayarnya. Lagi pula, aku tidak suka orang-orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah.”Mata Daffa menyipit. Dia tidak menduga Shelvin akan mengatakan hal-hal seperti itu. Walau begitu, dia tetap memasang ekspresi datar. Dia hanya mengangguk sebelum kembali ke tempat duduknya dan memejamkan matanya.“Kalau begitu, semoga beruntung,” ujar Briana, yang selama ini terus terdiam, dengan tiba-tiba. Dia lalu mengeluarkan laptopnya dan duduk dengan nyaman
Daffa duduk kembali ke kursinya. Dia tahu pria di lantai itu sudah tidak lagi berniat untuk menyerang. Maka, Daffa menaruh kembali perhatiannya ke layar laptopnya.Shelvin tidak menyangka hal itu dari Daffa. Dia berlutut di lantai dan tidak berani untuk bergerak sambil menghela napas panjang. Seraya waktu berlalu, dia akhirnya merasa bahwa dia tidak bisa terus-terusan berada di posisi itu lagi, jadi dia dengan berhati-hati menengadahkan kepalanya dan melirik pada Daffa. Itulah ketika Daffa kembali berbicara.“Semua hal yang telah kamu lakukan sampai sekarang tetaplah sebuah kesalahan sampai aku mengizinkanmu untuk berdiri. Aku sedang bermurah hati dengan hanya membuatmu berlutut sekarang. Jika kamu bahkan tidak bisa memenuhi satu syarat ini, kusarankan untuk sekalian mencoba membunuhku saja. Kalau tidak, kamu akan berakhir dengan lebih menyedihkan.”Setiap otot di tubuh Shelvin bergetar seraya dia berlutut dan membungkukkan bagian atas tubuhnya ke lantai.Dia menyerahkan dirinya ka
“Daffa tidak menanyakan tingkat keahlian kami untuk keuntungan pribadinya,” pikir Briana, tersentuh karena Daffa repot-repot ingin tahu lebih banyak mengenai kemampuannya. Itu berarti dia benar-benar mendengarkannya dan mempelajari mengenai para pengawalnya.“Saya pernah mendapatkan peringkat pertama dalam kompetisi peretasan,” jelasnya, “dan Edward bisa melakukan banyak hal dengan kemampuannya. Hanya dia, di antara para pengawal lainnya, yang mampu melakukan operasi bedah yang rumit.”Daffa menyandarkan punggungnya pada kursi, tenggelam dalam pikirannya. Beberapa saat berlalu sampai dia kembali berbicara.“Tingkat kemampuan kalian tampak lebih tinggi daripada para ahli lainnya dalam bidang tersebut. Bisa dikatakan kalau kalian berdua berada di peringkat teratas di seluruh dunia atas apa yang kalian lakukan.”Masih menunduk di lantai, mata Shelvin terbuka lebar ketika dia mendengar perkataan Daffa.“Aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya. Jika aku mengetahuinya, aku tidak akan mu
Edward terus berdiam diri di tempatnya berdiri karena dia tidak melakukan kesalahan. Dia percaya Daffa adalah orang yang adil dan tidak akan pernah membuatnya menderita karena sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.Semua orang di dalam pesawat itu memiliki pikiran yang bertentangan, tapi tidak ada yang angkat bicara selain Shelvin.Dia mengomel dengan nada tinggi, “Tentu saja, Edward tidak menyetujuinya. Namun, dia masih sangat muda dan bukan merupakan pengawal yang profesional saat itu, jadi dia tidak sadar bahwa kami telah memasang perangkat pelacak padanya ketika dia memasuki ruangan. Dari sana, kami berhasil melacak setiap tindakan yang dilakukan oleh Daffa dengan akurat. Orang itu akhirnya menyuruh ibu mantan tunangannya untuk membuat kekacauan di bandara, menghambat hal-hal supaya kami bisa mengutak-atik pesawatnya dan memastikan Daffa meninggal dalam pesawat. Pada akhirnya, situasinya tidak seperti yang kami kira. Kami tidak menyangka Elizabeth akan ikut terlibat. Entah bagaim
“Lagi pula, aku tidak mau, ataupun akan, membiarkan mereka hidup. Lagi pula, mereka baru-baru ini merekrut anak-anak untuk menipu keluarga lainnya, yang tidak bisa kubiarkan.” Ketika mengatakannya, Shelvin dengan berani menatap mata Daffa. “Kurasa kamu juga menyadari hal-hal ini. Kalau tidak, kamu tidak akan melakukan apa pun untuk melawan mereka.”Tatapan Daffa begitu menusuk seraya dia mengangguk. “Aku telah mengatakan banyak hal padamu hari ini, jauh lebih banyak daripada percakapanku biasanya dengan sekretarisku. Di antara semua hal yang kita bahas, asumsi terakhirmu adalah yang paling akurat. Aku suka mendengarnya. Maka, mulai sekarang sampai saat pesawat ini mendarat, aku ingin kamu tutup mulutmu kecuali kamu mengatakan kebenarannya. Dengan begitu, mungkin suasana hatiku akan terus baik dan aku akan mengizinkanmu untuk pergi dari pesawat ini hidup-hidup.”Sementara itu, kapten pesawat itu sudah berada di lantai beberapa baris di depan, jemarinya memeriksa kepala Kate.Setelah
Kate tidak pernah membayangkan Daffa tersenyum padanya sebelumnya, terutama setelah dia mendekatinya dengan cara yang memaksa.Daffa menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Kurasa kamu bisa berdiri sekarang karena sudah membaik.”Dia masih terpana oleh senyumannya, jadi dia langsung berdiri tanpa berpikir dua kali. Lalu, dia mendengar keputusasaan pada suara kapten pesawat itu. “Tidak, tunggu! Jangan melakukan itu! Terlalu berbahaya sekarang!”Sayangnya, dia sudah terlambat, dan keputusasaannya membesar saat dia menatap Daffa. Sekarang, dia memiliki dua pilihan—mengikuti keinginan Daffa atau melawannya. Apa pun pilihannya, dia tidak akan bisa menjalani kehidupan yang damai. Jadi, dia memutuskan untuk meninggalkan kesan yang baik pada orang-orang yang akan pergi dari tempat ini hidup-hidup dan meraih reputasi yang luar biasa. Dia akan menunjukkan pada mereka bahwa dia rela mati untuk melindungi majikannya seberbahaya apa pun itu, yang berarti dia harus menghentikan Daffa.Dia bergeg
“Kalau begitu, sesuai keinginanmu. Aku akan mengumpulkan dewan direksi lainnya untuk memulai rapatnya. Aku sudah memberi tahu mereka sebelumnya melalui laptopku, tapi mereka mengabaikan aku—mereka tidak pernah menganggapku serius. Ada juga manajer bisnis menyusahkan yang sebelumnya kurekrut. Walaupun aku tidak mau mengakuinya, tapi aku tidak bisa menyangkal kurangnya kemampuanku untuk mengatur saluran televisi ini. Demikian pula, ketidakpedulianku membuat para karyawan melakukan hal-hal buruk sesuka hati mereka.”Kemudian, dia berjalan pergi dengan kepala yang tertunduk. Kekecewaan membebani pundaknya karena dia pernah menghabiskan begitu banyak energi untuk menjalankan FT TV. Akan tetapi, akhir-akhir ini, yang bisa dia lakukan hanyalah duduk di pintu utama perusahaan dan menyaring tamu mana saja yang datang dengan niat buruk. Yang memperburuk semuanya, dia sekarang tidak memiliki pilihan selain menyerahkan FT TV pada Daffa.Masih duduk di kursi, Daffa tahu setiap kata yang dikatakan
Daffa maju satu langkah, berbalik untuk menghadap ke depan, dan memasuki ruang rapat itu.Penjaga keamanan itu membeku dengan tatapan kosong. Butuh waktu yang lama baginya sebelum tersadar kembali, bergegas menyusul Daffa sementara matanya bergerak-gerak ke sana kemari di tempat itu.Kemudian, dia tersenyum dengan hangat pada Daffa dan berkata, “Sebelum kita menugaskan penerus baru FT TV, aku akan melayanimu dengan sebaik mungkin. Seperti itulah kurang lebih situasinya nanti. Dalam keadaan apa pun, aku akan sangat senang melayanimu.”Kerutan muncul di wajah Daffa sesaat, tapi dia tidak mengatakan apa-apa karena dia tahu kepala penjaga keamanan di sampingnya sedang mengatakan kebenarannya. Itu adalah pemikiran sesungguhnya penjaga keamanan itu.Namun, Daffa tidak memerlukan itu. Dia hanya ingin mengumpulkan para petinggi perusahaan saluran televisi itu di ruang rapat saat itu juga. Barulah saat itu dia bisa tenang dan melakukan apa yang dia inginkan. Meskipun dia merasa cemas, dia t
Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan
“Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m
“Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk
Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it
“Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme
Daffa menambahkan, “Karena kalian berdua memanggilku kemari, kurasa baru adil jika kalian berdua menghadapiku untuk menangani permasalahan ini.”Direktur itu bangkit berdiri dari sofa. Perutnya yang bergelambir bergoyang-goyang seperti jeli saat dia berlari ke arah pintu. Hanya butuh waktu kurang dari sedetik baginya untuk melakukannya.Dahlia melihat segalanya terjadi, matanya membulat tertarik oleh adegan konyol itu. Dia tahu direktur itu baru-baru ini bertambah berat badan banyak, jadi dia tidak pernah melakukan pergerakan yang besar. Itu adalah pertama kalinya Dahlia melihatnya.Ketika direktur itu akhirnya tiba di pintu, dia meletakkan satu tangan di pinggangnya sambil membungkuk dan terengah-engah. Napasnya begitu cepat sampai siapa pun akan merasa khawatir dia akan pingsan di detik selanjutnya.Berdiri di samping, Dahlia menundukkan kepalanya, tapi itu bukan karena dia khawatir. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan senyumannya. Lagi pula, Daffa sudah membuka pintu, jadi di
Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt