Share

Bab 216

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Daffa tidak menanyakan tingkat keahlian kami untuk keuntungan pribadinya,” pikir Briana, tersentuh karena Daffa repot-repot ingin tahu lebih banyak mengenai kemampuannya. Itu berarti dia benar-benar mendengarkannya dan mempelajari mengenai para pengawalnya.

“Saya pernah mendapatkan peringkat pertama dalam kompetisi peretasan,” jelasnya, “dan Edward bisa melakukan banyak hal dengan kemampuannya. Hanya dia, di antara para pengawal lainnya, yang mampu melakukan operasi bedah yang rumit.”

Daffa menyandarkan punggungnya pada kursi, tenggelam dalam pikirannya. Beberapa saat berlalu sampai dia kembali berbicara.

“Tingkat kemampuan kalian tampak lebih tinggi daripada para ahli lainnya dalam bidang tersebut. Bisa dikatakan kalau kalian berdua berada di peringkat teratas di seluruh dunia atas apa yang kalian lakukan.”

Masih menunduk di lantai, mata Shelvin terbuka lebar ketika dia mendengar perkataan Daffa.

“Aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya. Jika aku mengetahuinya, aku tidak akan mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 217

    Edward terus berdiam diri di tempatnya berdiri karena dia tidak melakukan kesalahan. Dia percaya Daffa adalah orang yang adil dan tidak akan pernah membuatnya menderita karena sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.Semua orang di dalam pesawat itu memiliki pikiran yang bertentangan, tapi tidak ada yang angkat bicara selain Shelvin.Dia mengomel dengan nada tinggi, “Tentu saja, Edward tidak menyetujuinya. Namun, dia masih sangat muda dan bukan merupakan pengawal yang profesional saat itu, jadi dia tidak sadar bahwa kami telah memasang perangkat pelacak padanya ketika dia memasuki ruangan. Dari sana, kami berhasil melacak setiap tindakan yang dilakukan oleh Daffa dengan akurat. Orang itu akhirnya menyuruh ibu mantan tunangannya untuk membuat kekacauan di bandara, menghambat hal-hal supaya kami bisa mengutak-atik pesawatnya dan memastikan Daffa meninggal dalam pesawat. Pada akhirnya, situasinya tidak seperti yang kami kira. Kami tidak menyangka Elizabeth akan ikut terlibat. Entah bagaim

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 218

    “Lagi pula, aku tidak mau, ataupun akan, membiarkan mereka hidup. Lagi pula, mereka baru-baru ini merekrut anak-anak untuk menipu keluarga lainnya, yang tidak bisa kubiarkan.” Ketika mengatakannya, Shelvin dengan berani menatap mata Daffa. “Kurasa kamu juga menyadari hal-hal ini. Kalau tidak, kamu tidak akan melakukan apa pun untuk melawan mereka.”Tatapan Daffa begitu menusuk seraya dia mengangguk. “Aku telah mengatakan banyak hal padamu hari ini, jauh lebih banyak daripada percakapanku biasanya dengan sekretarisku. Di antara semua hal yang kita bahas, asumsi terakhirmu adalah yang paling akurat. Aku suka mendengarnya. Maka, mulai sekarang sampai saat pesawat ini mendarat, aku ingin kamu tutup mulutmu kecuali kamu mengatakan kebenarannya. Dengan begitu, mungkin suasana hatiku akan terus baik dan aku akan mengizinkanmu untuk pergi dari pesawat ini hidup-hidup.”Sementara itu, kapten pesawat itu sudah berada di lantai beberapa baris di depan, jemarinya memeriksa kepala Kate.Setelah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 219

    Kate tidak pernah membayangkan Daffa tersenyum padanya sebelumnya, terutama setelah dia mendekatinya dengan cara yang memaksa.Daffa menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Kurasa kamu bisa berdiri sekarang karena sudah membaik.”Dia masih terpana oleh senyumannya, jadi dia langsung berdiri tanpa berpikir dua kali. Lalu, dia mendengar keputusasaan pada suara kapten pesawat itu. “Tidak, tunggu! Jangan melakukan itu! Terlalu berbahaya sekarang!”Sayangnya, dia sudah terlambat, dan keputusasaannya membesar saat dia menatap Daffa. Sekarang, dia memiliki dua pilihan—mengikuti keinginan Daffa atau melawannya. Apa pun pilihannya, dia tidak akan bisa menjalani kehidupan yang damai. Jadi, dia memutuskan untuk meninggalkan kesan yang baik pada orang-orang yang akan pergi dari tempat ini hidup-hidup dan meraih reputasi yang luar biasa. Dia akan menunjukkan pada mereka bahwa dia rela mati untuk melindungi majikannya seberbahaya apa pun itu, yang berarti dia harus menghentikan Daffa.Dia bergeg

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 220

    “Kalau begitu, apakah kamu bisa berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi di pesawat ini dan melanjutkan apa yang seharusnya kamu lakukan?”Kapten itu mengangguk tanpa ragu. Dia mengulurkan tangannya yang gemetar dan berkata, “Tidak mungkin saya menolak permintaan Anda. Bolehkah saya berjabat tangan dengan Anda?”Edward mengangkat bahunya dan mengangguk. Dia menjadi tenang sedikit dan berkata, “Kalau mau, aku juga bisa mengambil foto denganmu.”Wajah kapten itu bercahaya dengan semangat. Bibirnya gemetar hebat sampai dia tidak bisa mengatakan apa-apa, dan dia bahkan menangis. Dia bergegas mendekati Edward, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang gemetar dan mengambil foto yang buram.Daffa melihat bahwa tidak mungkin bisa mengenali siapa yang ada pada foto itu, jadi dia tersenyum tidak berdaya dan mengambil ponsel itu darinya. Lalu, dia mengarahkan kamera padanya dan berkata, “Ayo ambil ulang foto. Yang tadi buram.”Briana menghampiri Erin dengan kedua tangan di belakang pu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 221

    Mata Erin membelalak dan dia tampak kebingungan. Namun, dia hanya memperbolehkan dirinya untuk tetap seperti itu selama satu detik sebelum kembali tenang. Dia menggenggam barang-barangnya dan bergegas turun dari pesawat. Dia harus mengejar Daffa.Ketika Kate melihat mereka pergi, dia bersiap-siap untuk menuruni pesawat juga. Sebelum dia bisa melakukannya, seseorang muncul di hadapannya. Dia adalah seorang pria dengan ciri-ciri fisik yang biasa. Dia tahu dia siapa—pengawal Daffa, si ahli bedah.Kapten itu memuja-mujanya dan memperlakukan Daffa dengan baik karenanya. Jadi, dia mengingatkan dirinya sendiri untuk bersikap baik padanya.Dia memaksakan sebuah senyuman dan berkata, “Kamu Edward, ‘kan? Bolehkah aku tahu kenapa kamu menghentikanku menuruni pesawat?”Edward menatapnya dengan serius. “Karena aku adalah seorang pengawal. Aku tahu kamu ingin mendekat pada Tuan Halim dan itu bukanlah hal yang bisa kubiarkan.”Kate menahan dirinya untuk tidak memutar bola matanya. Dia sudah mula

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 222

    Amarah Erin tidak membuahkan hasil yang dia inginkan. Sebaliknya, petugas keamanan itu malah tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka berkata, “Sepertinya kamu belum paham. Kamu tidak berhak menyuruh-nyuruh kami karena majikanmu hanya mengendarai mobil yang bernilai 7,5 miliar rupiah.”“Bahkan, kamu tidak berhak untuk menghampiri kami dan berbicara dengan kami. Jika bukan karena wajah cantikmu, kamu pasti sudah berbaring di rumah sakit,” lanjutnya.Tatapan mata mereka menelusuri tubuh Erin dengan penuh nafsu. Mengejutkan bagi mereka, hal ini tidak membuat Erin tersentak. Petugas keamanan yang barusan berbicara tidak menyukainya, jadi dia meninggikan suaranya dan berbicara pada petugas yang berjaga di seberangnya, “Lihat, aku benar. Wanita ini bukanlah tipe yang layak. Untuk apa dia turun dari kursi belakang jika dia adalah sekretaris pria itu? Kecuali dia memberinya layanan tambahan spesial, tentunya.”Maksud dari perkataannya memang tersembunyi, tapi semua orang yang ada di s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 223

    “Jangan khawatir, Tuan Halim. Saya akan menanganinya.”Daffa mengangguk, lalu memejamkan matanya dan terdiam.Viktor ketakutan. Dia berseru, “Daffa, tolong ampuni aku sekali ini saja! Aku tidak melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak berbicara pada wanita itu! Aku hanya menyetujui perkataan Leo.”Mata Leo membelalak. Dia meludah ke tanah dan menggeram, “Jika kamu memiliki rasa malu, kamu tidak akan mengatakan hal itu. Ketika kita menghadapi situasi seperti ini sebelumnya, kamu juga mendapatkan sesuatu. Ketika situasinya menjadi buruk, kamu menyalahkan aku supaya pria ini melampiaskan amarahnya padaku. Aku tidak akan membiarkannya, dan kamu akan membayar ganjaran atas perbuatanmu!”Nada bicaranya tegas dan mantap. Itu membuat wajah Viktor menjadi pucat pasi.Tatapan mata Daffa berpindah-pindah di antara kedua orang itu. Lalu, dia menyipitkan matanya, tampak memahami sesuatu. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan berjalan memasuki hotel.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 224

    Edward menatap matanya dan merasa bahwa Leo bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia percaya bahwa Leo memiliki kemampuan untuk menjadikan ucapannya kenyataan. Jadi, dia menyipitkan matanya. Dia tidak paham, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menoleh pada Daffa.Ketika Daffa mengangguk, barulah dia menatap Leo dengan dingin. Sebelum siapa pun bisa memahami apa yang sedang terjadi, dia menjentikkan pergelangan tangannya dan mematahkan tulang Leo, membuatnya menangis kesakitan.Daffa meregangkan lehernya dan menatap Viktor. “Aku tahu semua hal yang terjadi hari ini akan membuat hidupmu sulit. Jika kamu ingin aku mematahkan lenganmu juga, aku akan dengan senang hati melakukannya.”Darah langsung berhenti mengalir ke wajah Viktor. Dia belum pulih dari teror yang dia rasakan sebelumnya, jadi dia tetap berdiam diri di tempatnya, gemetar tidak terkendali. Rahangnya melemas, tapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Ketika Daffa melihatnya seperti itu, dia tertawa pelan dan ber

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 417

    “Kalau begitu, sesuai keinginanmu. Aku akan mengumpulkan dewan direksi lainnya untuk memulai rapatnya. Aku sudah memberi tahu mereka sebelumnya melalui laptopku, tapi mereka mengabaikan aku—mereka tidak pernah menganggapku serius. Ada juga manajer bisnis menyusahkan yang sebelumnya kurekrut. Walaupun aku tidak mau mengakuinya, tapi aku tidak bisa menyangkal kurangnya kemampuanku untuk mengatur saluran televisi ini. Demikian pula, ketidakpedulianku membuat para karyawan melakukan hal-hal buruk sesuka hati mereka.”Kemudian, dia berjalan pergi dengan kepala yang tertunduk. Kekecewaan membebani pundaknya karena dia pernah menghabiskan begitu banyak energi untuk menjalankan FT TV. Akan tetapi, akhir-akhir ini, yang bisa dia lakukan hanyalah duduk di pintu utama perusahaan dan menyaring tamu mana saja yang datang dengan niat buruk. Yang memperburuk semuanya, dia sekarang tidak memiliki pilihan selain menyerahkan FT TV pada Daffa.Masih duduk di kursi, Daffa tahu setiap kata yang dikatakan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 416

    Daffa maju satu langkah, berbalik untuk menghadap ke depan, dan memasuki ruang rapat itu.Penjaga keamanan itu membeku dengan tatapan kosong. Butuh waktu yang lama baginya sebelum tersadar kembali, bergegas menyusul Daffa sementara matanya bergerak-gerak ke sana kemari di tempat itu.Kemudian, dia tersenyum dengan hangat pada Daffa dan berkata, “Sebelum kita menugaskan penerus baru FT TV, aku akan melayanimu dengan sebaik mungkin. Seperti itulah kurang lebih situasinya nanti. Dalam keadaan apa pun, aku akan sangat senang melayanimu.”Kerutan muncul di wajah Daffa sesaat, tapi dia tidak mengatakan apa-apa karena dia tahu kepala penjaga keamanan di sampingnya sedang mengatakan kebenarannya. Itu adalah pemikiran sesungguhnya penjaga keamanan itu.Namun, Daffa tidak memerlukan itu. Dia hanya ingin mengumpulkan para petinggi perusahaan saluran televisi itu di ruang rapat saat itu juga. Barulah saat itu dia bisa tenang dan melakukan apa yang dia inginkan. Meskipun dia merasa cemas, dia t

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 415

    Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 414

    “Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 413

    “Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 412

    Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 411

    “Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 410

    Daffa menambahkan, “Karena kalian berdua memanggilku kemari, kurasa baru adil jika kalian berdua menghadapiku untuk menangani permasalahan ini.”Direktur itu bangkit berdiri dari sofa. Perutnya yang bergelambir bergoyang-goyang seperti jeli saat dia berlari ke arah pintu. Hanya butuh waktu kurang dari sedetik baginya untuk melakukannya.Dahlia melihat segalanya terjadi, matanya membulat tertarik oleh adegan konyol itu. Dia tahu direktur itu baru-baru ini bertambah berat badan banyak, jadi dia tidak pernah melakukan pergerakan yang besar. Itu adalah pertama kalinya Dahlia melihatnya.Ketika direktur itu akhirnya tiba di pintu, dia meletakkan satu tangan di pinggangnya sambil membungkuk dan terengah-engah. Napasnya begitu cepat sampai siapa pun akan merasa khawatir dia akan pingsan di detik selanjutnya.Berdiri di samping, Dahlia menundukkan kepalanya, tapi itu bukan karena dia khawatir. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan senyumannya. Lagi pula, Daffa sudah membuka pintu, jadi di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 409

    Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt

DMCA.com Protection Status