Share

Bab 216

Penulis: Benjamin
“Daffa tidak menanyakan tingkat keahlian kami untuk keuntungan pribadinya,” pikir Briana, tersentuh karena Daffa repot-repot ingin tahu lebih banyak mengenai kemampuannya. Itu berarti dia benar-benar mendengarkannya dan mempelajari mengenai para pengawalnya.

“Saya pernah mendapatkan peringkat pertama dalam kompetisi peretasan,” jelasnya, “dan Edward bisa melakukan banyak hal dengan kemampuannya. Hanya dia, di antara para pengawal lainnya, yang mampu melakukan operasi bedah yang rumit.”

Daffa menyandarkan punggungnya pada kursi, tenggelam dalam pikirannya. Beberapa saat berlalu sampai dia kembali berbicara.

“Tingkat kemampuan kalian tampak lebih tinggi daripada para ahli lainnya dalam bidang tersebut. Bisa dikatakan kalau kalian berdua berada di peringkat teratas di seluruh dunia atas apa yang kalian lakukan.”

Masih menunduk di lantai, mata Shelvin terbuka lebar ketika dia mendengar perkataan Daffa.

“Aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya. Jika aku mengetahuinya, aku tidak akan mu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 217

    Edward terus berdiam diri di tempatnya berdiri karena dia tidak melakukan kesalahan. Dia percaya Daffa adalah orang yang adil dan tidak akan pernah membuatnya menderita karena sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.Semua orang di dalam pesawat itu memiliki pikiran yang bertentangan, tapi tidak ada yang angkat bicara selain Shelvin.Dia mengomel dengan nada tinggi, “Tentu saja, Edward tidak menyetujuinya. Namun, dia masih sangat muda dan bukan merupakan pengawal yang profesional saat itu, jadi dia tidak sadar bahwa kami telah memasang perangkat pelacak padanya ketika dia memasuki ruangan. Dari sana, kami berhasil melacak setiap tindakan yang dilakukan oleh Daffa dengan akurat. Orang itu akhirnya menyuruh ibu mantan tunangannya untuk membuat kekacauan di bandara, menghambat hal-hal supaya kami bisa mengutak-atik pesawatnya dan memastikan Daffa meninggal dalam pesawat. Pada akhirnya, situasinya tidak seperti yang kami kira. Kami tidak menyangka Elizabeth akan ikut terlibat. Entah bagaim

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 218

    “Lagi pula, aku tidak mau, ataupun akan, membiarkan mereka hidup. Lagi pula, mereka baru-baru ini merekrut anak-anak untuk menipu keluarga lainnya, yang tidak bisa kubiarkan.” Ketika mengatakannya, Shelvin dengan berani menatap mata Daffa. “Kurasa kamu juga menyadari hal-hal ini. Kalau tidak, kamu tidak akan melakukan apa pun untuk melawan mereka.”Tatapan Daffa begitu menusuk seraya dia mengangguk. “Aku telah mengatakan banyak hal padamu hari ini, jauh lebih banyak daripada percakapanku biasanya dengan sekretarisku. Di antara semua hal yang kita bahas, asumsi terakhirmu adalah yang paling akurat. Aku suka mendengarnya. Maka, mulai sekarang sampai saat pesawat ini mendarat, aku ingin kamu tutup mulutmu kecuali kamu mengatakan kebenarannya. Dengan begitu, mungkin suasana hatiku akan terus baik dan aku akan mengizinkanmu untuk pergi dari pesawat ini hidup-hidup.”Sementara itu, kapten pesawat itu sudah berada di lantai beberapa baris di depan, jemarinya memeriksa kepala Kate.Setelah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 219

    Kate tidak pernah membayangkan Daffa tersenyum padanya sebelumnya, terutama setelah dia mendekatinya dengan cara yang memaksa.Daffa menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Kurasa kamu bisa berdiri sekarang karena sudah membaik.”Dia masih terpana oleh senyumannya, jadi dia langsung berdiri tanpa berpikir dua kali. Lalu, dia mendengar keputusasaan pada suara kapten pesawat itu. “Tidak, tunggu! Jangan melakukan itu! Terlalu berbahaya sekarang!”Sayangnya, dia sudah terlambat, dan keputusasaannya membesar saat dia menatap Daffa. Sekarang, dia memiliki dua pilihan—mengikuti keinginan Daffa atau melawannya. Apa pun pilihannya, dia tidak akan bisa menjalani kehidupan yang damai. Jadi, dia memutuskan untuk meninggalkan kesan yang baik pada orang-orang yang akan pergi dari tempat ini hidup-hidup dan meraih reputasi yang luar biasa. Dia akan menunjukkan pada mereka bahwa dia rela mati untuk melindungi majikannya seberbahaya apa pun itu, yang berarti dia harus menghentikan Daffa.Dia bergeg

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 220

    “Kalau begitu, apakah kamu bisa berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi di pesawat ini dan melanjutkan apa yang seharusnya kamu lakukan?”Kapten itu mengangguk tanpa ragu. Dia mengulurkan tangannya yang gemetar dan berkata, “Tidak mungkin saya menolak permintaan Anda. Bolehkah saya berjabat tangan dengan Anda?”Edward mengangkat bahunya dan mengangguk. Dia menjadi tenang sedikit dan berkata, “Kalau mau, aku juga bisa mengambil foto denganmu.”Wajah kapten itu bercahaya dengan semangat. Bibirnya gemetar hebat sampai dia tidak bisa mengatakan apa-apa, dan dia bahkan menangis. Dia bergegas mendekati Edward, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang gemetar dan mengambil foto yang buram.Daffa melihat bahwa tidak mungkin bisa mengenali siapa yang ada pada foto itu, jadi dia tersenyum tidak berdaya dan mengambil ponsel itu darinya. Lalu, dia mengarahkan kamera padanya dan berkata, “Ayo ambil ulang foto. Yang tadi buram.”Briana menghampiri Erin dengan kedua tangan di belakang pu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 221

    Mata Erin membelalak dan dia tampak kebingungan. Namun, dia hanya memperbolehkan dirinya untuk tetap seperti itu selama satu detik sebelum kembali tenang. Dia menggenggam barang-barangnya dan bergegas turun dari pesawat. Dia harus mengejar Daffa.Ketika Kate melihat mereka pergi, dia bersiap-siap untuk menuruni pesawat juga. Sebelum dia bisa melakukannya, seseorang muncul di hadapannya. Dia adalah seorang pria dengan ciri-ciri fisik yang biasa. Dia tahu dia siapa—pengawal Daffa, si ahli bedah.Kapten itu memuja-mujanya dan memperlakukan Daffa dengan baik karenanya. Jadi, dia mengingatkan dirinya sendiri untuk bersikap baik padanya.Dia memaksakan sebuah senyuman dan berkata, “Kamu Edward, ‘kan? Bolehkah aku tahu kenapa kamu menghentikanku menuruni pesawat?”Edward menatapnya dengan serius. “Karena aku adalah seorang pengawal. Aku tahu kamu ingin mendekat pada Tuan Halim dan itu bukanlah hal yang bisa kubiarkan.”Kate menahan dirinya untuk tidak memutar bola matanya. Dia sudah mula

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 222

    Amarah Erin tidak membuahkan hasil yang dia inginkan. Sebaliknya, petugas keamanan itu malah tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka berkata, “Sepertinya kamu belum paham. Kamu tidak berhak menyuruh-nyuruh kami karena majikanmu hanya mengendarai mobil yang bernilai 7,5 miliar rupiah.”“Bahkan, kamu tidak berhak untuk menghampiri kami dan berbicara dengan kami. Jika bukan karena wajah cantikmu, kamu pasti sudah berbaring di rumah sakit,” lanjutnya.Tatapan mata mereka menelusuri tubuh Erin dengan penuh nafsu. Mengejutkan bagi mereka, hal ini tidak membuat Erin tersentak. Petugas keamanan yang barusan berbicara tidak menyukainya, jadi dia meninggikan suaranya dan berbicara pada petugas yang berjaga di seberangnya, “Lihat, aku benar. Wanita ini bukanlah tipe yang layak. Untuk apa dia turun dari kursi belakang jika dia adalah sekretaris pria itu? Kecuali dia memberinya layanan tambahan spesial, tentunya.”Maksud dari perkataannya memang tersembunyi, tapi semua orang yang ada di s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 223

    “Jangan khawatir, Tuan Halim. Saya akan menanganinya.”Daffa mengangguk, lalu memejamkan matanya dan terdiam.Viktor ketakutan. Dia berseru, “Daffa, tolong ampuni aku sekali ini saja! Aku tidak melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak berbicara pada wanita itu! Aku hanya menyetujui perkataan Leo.”Mata Leo membelalak. Dia meludah ke tanah dan menggeram, “Jika kamu memiliki rasa malu, kamu tidak akan mengatakan hal itu. Ketika kita menghadapi situasi seperti ini sebelumnya, kamu juga mendapatkan sesuatu. Ketika situasinya menjadi buruk, kamu menyalahkan aku supaya pria ini melampiaskan amarahnya padaku. Aku tidak akan membiarkannya, dan kamu akan membayar ganjaran atas perbuatanmu!”Nada bicaranya tegas dan mantap. Itu membuat wajah Viktor menjadi pucat pasi.Tatapan mata Daffa berpindah-pindah di antara kedua orang itu. Lalu, dia menyipitkan matanya, tampak memahami sesuatu. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan berjalan memasuki hotel.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 224

    Edward menatap matanya dan merasa bahwa Leo bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia percaya bahwa Leo memiliki kemampuan untuk menjadikan ucapannya kenyataan. Jadi, dia menyipitkan matanya. Dia tidak paham, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menoleh pada Daffa.Ketika Daffa mengangguk, barulah dia menatap Leo dengan dingin. Sebelum siapa pun bisa memahami apa yang sedang terjadi, dia menjentikkan pergelangan tangannya dan mematahkan tulang Leo, membuatnya menangis kesakitan.Daffa meregangkan lehernya dan menatap Viktor. “Aku tahu semua hal yang terjadi hari ini akan membuat hidupmu sulit. Jika kamu ingin aku mematahkan lenganmu juga, aku akan dengan senang hati melakukannya.”Darah langsung berhenti mengalir ke wajah Viktor. Dia belum pulih dari teror yang dia rasakan sebelumnya, jadi dia tetap berdiam diri di tempatnya, gemetar tidak terkendali. Rahangnya melemas, tapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Ketika Daffa melihatnya seperti itu, dia tertawa pelan dan ber

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status