Share

Bab 220

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-17 18:00:00
“Kalau begitu, apakah kamu bisa berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi di pesawat ini dan melanjutkan apa yang seharusnya kamu lakukan?”

Kapten itu mengangguk tanpa ragu. Dia mengulurkan tangannya yang gemetar dan berkata, “Tidak mungkin saya menolak permintaan Anda. Bolehkah saya berjabat tangan dengan Anda?”

Edward mengangkat bahunya dan mengangguk. Dia menjadi tenang sedikit dan berkata, “Kalau mau, aku juga bisa mengambil foto denganmu.”

Wajah kapten itu bercahaya dengan semangat. Bibirnya gemetar hebat sampai dia tidak bisa mengatakan apa-apa, dan dia bahkan menangis. Dia bergegas mendekati Edward, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang gemetar dan mengambil foto yang buram.

Daffa melihat bahwa tidak mungkin bisa mengenali siapa yang ada pada foto itu, jadi dia tersenyum tidak berdaya dan mengambil ponsel itu darinya. Lalu, dia mengarahkan kamera padanya dan berkata, “Ayo ambil ulang foto. Yang tadi buram.”

Briana menghampiri Erin dengan kedua tangan di belakang pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 221

    Mata Erin membelalak dan dia tampak kebingungan. Namun, dia hanya memperbolehkan dirinya untuk tetap seperti itu selama satu detik sebelum kembali tenang. Dia menggenggam barang-barangnya dan bergegas turun dari pesawat. Dia harus mengejar Daffa.Ketika Kate melihat mereka pergi, dia bersiap-siap untuk menuruni pesawat juga. Sebelum dia bisa melakukannya, seseorang muncul di hadapannya. Dia adalah seorang pria dengan ciri-ciri fisik yang biasa. Dia tahu dia siapa—pengawal Daffa, si ahli bedah.Kapten itu memuja-mujanya dan memperlakukan Daffa dengan baik karenanya. Jadi, dia mengingatkan dirinya sendiri untuk bersikap baik padanya.Dia memaksakan sebuah senyuman dan berkata, “Kamu Edward, ‘kan? Bolehkah aku tahu kenapa kamu menghentikanku menuruni pesawat?”Edward menatapnya dengan serius. “Karena aku adalah seorang pengawal. Aku tahu kamu ingin mendekat pada Tuan Halim dan itu bukanlah hal yang bisa kubiarkan.”Kate menahan dirinya untuk tidak memutar bola matanya. Dia sudah mula

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 222

    Amarah Erin tidak membuahkan hasil yang dia inginkan. Sebaliknya, petugas keamanan itu malah tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka berkata, “Sepertinya kamu belum paham. Kamu tidak berhak menyuruh-nyuruh kami karena majikanmu hanya mengendarai mobil yang bernilai 7,5 miliar rupiah.”“Bahkan, kamu tidak berhak untuk menghampiri kami dan berbicara dengan kami. Jika bukan karena wajah cantikmu, kamu pasti sudah berbaring di rumah sakit,” lanjutnya.Tatapan mata mereka menelusuri tubuh Erin dengan penuh nafsu. Mengejutkan bagi mereka, hal ini tidak membuat Erin tersentak. Petugas keamanan yang barusan berbicara tidak menyukainya, jadi dia meninggikan suaranya dan berbicara pada petugas yang berjaga di seberangnya, “Lihat, aku benar. Wanita ini bukanlah tipe yang layak. Untuk apa dia turun dari kursi belakang jika dia adalah sekretaris pria itu? Kecuali dia memberinya layanan tambahan spesial, tentunya.”Maksud dari perkataannya memang tersembunyi, tapi semua orang yang ada di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 223

    “Jangan khawatir, Tuan Halim. Saya akan menanganinya.”Daffa mengangguk, lalu memejamkan matanya dan terdiam.Viktor ketakutan. Dia berseru, “Daffa, tolong ampuni aku sekali ini saja! Aku tidak melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak berbicara pada wanita itu! Aku hanya menyetujui perkataan Leo.”Mata Leo membelalak. Dia meludah ke tanah dan menggeram, “Jika kamu memiliki rasa malu, kamu tidak akan mengatakan hal itu. Ketika kita menghadapi situasi seperti ini sebelumnya, kamu juga mendapatkan sesuatu. Ketika situasinya menjadi buruk, kamu menyalahkan aku supaya pria ini melampiaskan amarahnya padaku. Aku tidak akan membiarkannya, dan kamu akan membayar ganjaran atas perbuatanmu!”Nada bicaranya tegas dan mantap. Itu membuat wajah Viktor menjadi pucat pasi.Tatapan mata Daffa berpindah-pindah di antara kedua orang itu. Lalu, dia menyipitkan matanya, tampak memahami sesuatu. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan berjalan memasuki hotel.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 224

    Edward menatap matanya dan merasa bahwa Leo bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia percaya bahwa Leo memiliki kemampuan untuk menjadikan ucapannya kenyataan. Jadi, dia menyipitkan matanya. Dia tidak paham, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menoleh pada Daffa.Ketika Daffa mengangguk, barulah dia menatap Leo dengan dingin. Sebelum siapa pun bisa memahami apa yang sedang terjadi, dia menjentikkan pergelangan tangannya dan mematahkan tulang Leo, membuatnya menangis kesakitan.Daffa meregangkan lehernya dan menatap Viktor. “Aku tahu semua hal yang terjadi hari ini akan membuat hidupmu sulit. Jika kamu ingin aku mematahkan lenganmu juga, aku akan dengan senang hati melakukannya.”Darah langsung berhenti mengalir ke wajah Viktor. Dia belum pulih dari teror yang dia rasakan sebelumnya, jadi dia tetap berdiam diri di tempatnya, gemetar tidak terkendali. Rahangnya melemas, tapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Ketika Daffa melihatnya seperti itu, dia tertawa pelan dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 225

    “Sekarang, aku ingin mengganti empat kamar ini menjadi satu kamar presidential suite.”Resepsionis itu membungkuk lagi pada Daffa dengan sopan sebelum menerima kembali kartu kunci itu. Sebelum dia bisa melakukannya, suara yang tidak nyaman terdengar.“Jika ingatanku benar, siapa pun yang ingin mengganti kamar suite biasa menjadi kamar presidential suite harus membayar biaya tambahan sebesar 15 juta rupiah. Karena kamu menukar empat kamar suite biasa, kamu harus membayar 60 juta rupiah. Aku tidak yakin kamu mampu membayarnya, dilihat dari pakaian buruk yang kalian kenakan.”Tidak ada yang akan merasa senang jika tiba-tiba dikritik atau dihina oleh orang asing. Daffa menyipitkan matanya dan menoleh untuk melihat orang yang barusan berbicara. Namun, sebuah tangan memegang lengannya.Dia dengan sendirinya menatap lengannya yang dipegang dan menelusuri tangan yang memegangnya untuk melihat wajah orang tersebut, lalu dia mendapati bahwa itu adalah tangan resepsionis tadi. Dia menghela na

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 226

    Baginya, Daffa adalah sebuah pelampung yang merupakan satu-satunya hal yang bisa dia pegang ketika dia sedang tenggelam.Ketika Daffa melihatnya, dia ingin membantunya menenangkan diri. Dia mengangguk dan tersenyum, berkata, “Kurasa siapa pun yang memiliki uang dan kekuasaan untuk melawan Keluarga Ganendra tidak akan merasa bahwa ini adalah sebuah permasalahan. Alasan mengapa kamu tidak bisa menyelesaikannya adalah karena kamu tidak memiliki keduanya. Sekarang, dengan adanya aku, kamu memiliki keduanya. Aku membutuhkan seseorang untuk membantuku mengatur beberapa hal di Kota Almiron. Jadi, ini adalah waktunya bagimu untuk bersinar. Aku akan memberimu kesempatan untuk membuktikan dirimu sendiri dengan menyelesaikan permasalahan yang sedang kami hadapi sekarang.”Mata Alicia membelalak kembali. Dia tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan seperti ini. Matanya memerah, dan dia mengangguk dengan semangat. “Saya akan membuktikan bahwa Anda telah membuat keputusan yang tepat dengan meme

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 227

    Setelah mengatakannya, dia menoleh pada Erin. “Sudah cukup lama. Kurasa kita sudah berdiri di sini selama sekitar setengah jam. Mungkin waktunya bagimu untuk memberiku kabar terbaru.”Jemari Erin terhenti di atas papan ketik. Dia berbalik untuk menatap Daffa, lalu tersenyum dan mengangguk. “Baik, Tuan. Kita bisa melihat beberapa hasilnya sekarang.” Seraya dia berbicara, dia mengarahkan laptopnya kepada Daffa. “Tuan Halim, seperti yang bisa dilihat, kita sudah memiliki 10 persen saham Hotel Umbrite. Mitra bisnis kita memberikan delapan persen dan dua persen sisanya berasal dari pasar saham.”“Sekarang, kita adalah pemegang saham terbesar kelima. Saya sudah menghubungi pemegang saham terbesar ketiga dan keempat, dan selama mereka menyerahkan saham mereka sejumlah 35 persen, kita akan memiliki 45 persen saham dari hotel ini. Hal tersebut akan membuat kita menjadi pemegang saham terbesar.”Ketika dia menyelesaikan laporannya, tatapannya beralih dari Daffa ke manajer lobi, lalu dia terse

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 228

    Telinga Daffa tergerak, dan dia menyadari dia bisa mendengar beberapa mobil datang dari kejauhan. Ekspresi wajahnya langsung berubah dingin. “Kurasa aku tahu kenapa dia melakukan ini.”Erin menatapnya dengan tatapan kosong.Daffa menarik napas dalam, lalu berkata, “Karena Keluarga Ganendra akan tiba di tempat ini paling tidak dalam 10 menit.”Erin dan Alicia mengerutkan dahi mereka. Mereka dengan cepat bangkit berdiri dan bergegas berdiri di hadapannya, ingin melindunginya dengan badan mereka. Mereka pun berdiri berdampingan.Daffa menundukkan kepalanya dan menatap mereka sambil tersenyum. “Kalian berdua tidak perlu segugup itu. Itu tidak akan menyelesaikan masalahnya. Kalaupun iya, itu hanya akan menambah waktu bagiku untuk menyelesaikan hal ini.”Kedua wanita itu saling bertatapan, tapi tidak ada yang mengatakan apa-apa karena itu adalah pertemuan pertama mereka. Lalu, mereka menghindari tatapan satu sama lain dan menarik napas dalam-dalam. Seraya mereka larut dalam pikiran mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 493

    Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 492

    “Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku

DMCA.com Protection Status