Share

Bab 171

Penulis: Benjamin
Daffa mendengar napas wanita itu menjadi makin cepat, menunjukkan kegugupannya.

Dia tampak puas dengan dirinya sendiri dia berdiri dengan lebih tegap. “Aku juga menebak dia lumayan cantik dan rambutnya dicat pirang. Dia juga mungkin memakai topeng renda putih.”

Wanita itu mendengarnya. Dia bertanya-tanya bagaimana dia bisa mengetahui seperti apa rambutnya dari sudut ini dan apakah dia tidak sengaja meninggalkan sehelai rambutnya. Dia begitu fokus dengan pikirannya ini dan tidak memproses apa yang telah Daffa katakan mengenai topengnya.

Ketika dia menyadarinya, sudah terlambat. Gorden di hadapannya tiba-tiba ditarik dan benaknya menjadi kosong.

Untunglah Daffa telah bersiap-siap untuk situasi ini. Wanita itu melepaskan jendela dan mulai jatuh dari lantai ke-28.

Untungnya, Daffa menangkapnya dan menariknya kembali ke dalam ruangannya. Otot-ototnya yang tiba-tiba bergetar membuat baju barunya robek.

Ketika wanita itu jatuh ke tanah, dadanya tertekan pada tangan Daffa dan potongan ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 172

    Hal itu di luar ekspektasi Daffa. Dia membelalakkan matanya terkejut dan penasaran bagaimana Doris akan menangani hal itu.Dia menoleh padanya, tapi Doris tidak terlihat senang. Dia tidak ingin Daffa tahu bisa sejahat apa dia, tapi dia tidak bisa menyuruh Erin diam. Jadi, dia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya dari Daffa.Erin melihatnya, tapi itu tidak penting. Lagi pula, dia tidak akan melakukan apa yang diinginkan Doris. Dia berkata, “Dia memiliki belati kecil untuk melindungi dirinya sendiri, jadi dia mengeluarkannya dan menusuk pria itu di kunci pahanya sebelum berlari kabur.”Bibir Daffa berkedut. Dia hendak mengatakan sesuatu untuk mencemooh Doris, tapi Erin tidak memberinya kesempatan untuk melakukannya. Sambil mencoba menahan tawanya, Erin berkata, “Tuan, jika saya adalah Anda, saya tidak akan merasa senang. Apa yang akan saya katakan selanjutnya mengenai apa yang telah dia lakukan akan membuat Anda terkejut dan marah.”Itu adalah pertama kalinya dia melih

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 173

    Dia mengeluarkan ponselnya seraya dia berbicara. Dia menutupi mulutnya yang menganga selama 10 menit selanjutnya. Setelah cukup lama, dia berbalik untuk menatap Daffa, “Maafkan saya. Saya tidak tahu Anda semalang ini.”Ekspresi wajah Daffa menjadi dingin. Tidak pernah ada yang menyebutnya malang sebelumnya. Bibirnya tidak bisa berhenti berkedut. Dia bahkan tidak bisa memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya. Pada akhirnya, dia memilih untuk tetap diam.Itu tidak berarti bahwa ruangannya hening. Suara Doris makin lama makin keras.Daffa menyilangkan lengannya dan menyandar ke dinding sambil memperhatikannya. Dia cantik dan memiliki ruang untuk perkembangan, tapi caranya untuk menghidupi dirinya sendiri membatasi potensinya. Itu bukanlah hal yang bagus dan dia tidak bisa diam saja dan menyaksikan hal itu terjadi. Jadi, dia berjalan keluar kamar sementara wanita itu terus memekik.Dia berkata, “Erin, carilah akademi komunitas yang cocok untuknya.”Erin sedikit te

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 174

    Daffa menyeringai tipis melihat wajahnya. Itulah yang dia ingin lihat.Daffa tidak pernah melihat uang sebanyak itu seumur hidupnya, bahkan tidak di brankas seseorang yang mengaku sebagai pria terkaya di dunia. Dia merasa senang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan uang itu.Sekarang, dia tahu. Pria di hadapannya adalah orang yang benar-benar kaya! Jika dia bisa mengambil uang itu dengannya, entah berapa banyak orang yang bisa dia beri makan. Dia tersenyum memikirkannya. Itu tidak masuk akal, tentunya.Pada saat itu, Daffa mengatakan sesuatu yang membuat Doris merasa seperti dia sedang bermimpi. “Aku telah menyiapkan uang ini untuk membantu orang miskin. Jika kamu bisa menamatkan akademi, kamu akan sepenuhnya bertanggung jawab untuk ini.Doris merasa seolah dia tiba-tiba dipindahkan ke dunia lain. Tidak mungkin orang biasa akan memberikan uang sebanyak itu kepada seorang pencuri, terutama orang sekaya Daffa. Meski begitu, dia mendengar bahwa orang-orang kaya seringkali memili

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 175

    Doris tidak mengatakan apa-apa lagi sampai mereka tiba di pintu masuk akademi. Ketika dia mendengar Erin mulai melaju pergi, dia tiba-tiba membalikkan badannya dan menangkupkan tangannya di sekitar mulutnya sebelum berteriak, “Tuan Halim, aku benar-benar menyukaimu! Aku akan ada di sini dan kamu bisa datang kapan pun!”Undangannya begitu lantang sampai membuat urat nadi Daffa berkedut. Kemampuannya hanya membuat suaranya terdengar lebih keras di telinganya.“Yah, aku baru saja hendak mendekatinya. Lihatlah wajahnya dan kakinya itu! Siapa sangka dia tipe wanita yang akan terang-terangan mengungkapkan cintanya pada seorang pria kaya!”“Ya ampun! Ada wanita cantik lainnya di dalam mobil itu!”“Ayolah, lupakan saja. Ayo pergi. Jelas-jelas kita tidak memiliki kesempatan.”Daffa menaikkan alisnya ketika dia melihat pria-pria itu berbicara di sekitarnya. Dia tampak memahami apa yang Doris lakukan. Tentunya, ketika dia meliriknya, dia melihat senyuman nakalnya. Dia bahkan tidak perlu berp

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 176

    Para pengawal itu tergeletak di tanah, merasa seperti kehabisan napas. Satu-satunya yang mereka rasakan dengan jelas adalah teror, tapi tidak ada dari mereka yang menunjukkannya.Hal itu berlangsung sampai seseorang jatuh ke lututnya. Semua orang lainnya mengikutinya.Daffa memasukkan tangannya ke sakunya dan menatap mereka. “Apakah ada yang ingin kalian sampaikan padaku?”Para pengawal itu tidak pernah berada di situasi segenting ini, terutama karena mereka hanya memiliki dua pilihan—mati atau mengkhianati orang yang membayar mereka. Mereka tidak ingin memilih keduanya.Daffa menghela nafas, lalu meninggikan suaranya. “Aku akan hitung sampai tiga.” Tanpa memberikan mereka waktu untuk berpikir, dia langsung mulai menghitung.“Satu!”“Dua!”Sebelum dia bisa menyebutkan ‘tiga’, seseorang menyerah dan meneriakkan sebuah nama.Dia mengangguk tanpa ekspresi. Lalu, dia berbalik untuk masuk ke mobil.Para pengawal itu adalah orang-orang malang karena telah dipekerjakan oleh orang-ora

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 177

    Erin telah turun dari mobil ketika Zaki muncul. Saat dia melihat Daffa berjalan ke arah mobil, dia bergegas berkata, “Tuan Halim, sepertinya saya diperlukan di kantor.”Daffa mengangguk. “Tidak masalah. Aku bisa menyetir dan aku tentunya aman sendirian.” Dia menduduki kursi pengemudi dan mengulurkan tangannya, menyandarkannya ke kaca jendela. Dia menutup matanya dan menghela napas panjang sebelum melaju pergi.Erin tetap diam di tempatnya, baru bergerak ketika Daffa sudah menghilang dari pandangannya. Ketika dia berbalik, dia disapa oleh sebuah wajah yang mengejutkannya. Dia melangkah mundur, menampar mulutnya untuk memastikan bahwa dia tidak membuat suara.Zaki menyentuh wajahnya sendiri, merasa sedikit jengkel. Dia berjalan mendekatinya, berkata, “Aku tahu kamu benar-benar jatuh cinta pada Tuan Halim dan wajahku tidak bisa dibandingkan dengannya, tapi aku tidak sejelek itu sampai membuatku takut seperti itu, ‘kan?”Erin sudah menenangkan dirinya. Dia memutar bola matanya padanya

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 178

    Daffa mengambil kuncinya. “Terima kasih.”Setelah itu, dia berbalik untuk beranjak ke apartemennya. Dia berhenti setelah melangkah beberapa langkah dan berbalik untuk menoleh pada Ella. “Resepsionisnya bagus.”Ekspresi wajah Ella berubah dan dia langsung mengangguk. “Saya mengerti, Tuan Halim.”Seraya Daffa berjalan keluar lobi, dia samar-samar mendengar Ella berkata, “Kamu melakukan tugasmu dengan bagus, jadi kamu bisa memilih antara mendapatkan kenaikan jabatan atau kenaikan gaji. Ketahuilah kalau hal ini adalah situasi yang spesial. Jika kamu memilih kenaikan jabatan, aku akan menaikkan jabatanmu, tapi aku hanya akan menaikkan jabatanmu ketika kamu sudah memiliki cukup pengalaman untuk menyesuaikan posisimu. Namun, aku akan tetap memberimu seluruh wewenang yang kamu dapatkan dengan posisimu yang baru.”Resepsionis itu ingin melompat kegirangan mendengar perkataan Ella.Di sisi lain, senyuman tipis terbentuk di bibir Daffa, tapi dia tidak berhenti untuk melangkah ke tujuannya. K

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 179

    Puspa tidak yakin apakah dia telah menebak dengan benar. Dia berdiri dan berjalan ke arah ruang kerja Daffa, melihat jemari Daffa bergerak-gerak di atas papan ketik dengan sangat cepat sampai dia hampir tidak bisa melihatnya.Dia menyandarkan dirinya ke pintu, tidak tahan untuk tertawa. “Apakah kamu membutuhkan bantuanku? Aku bersedia untuk membantumu karena bantuanmu terhadap keluarga Sanjaya.”Satu-satunya jawaban yang dia terima adalah suara ketikan papan ketiknya. Daffa bahkan tidak meliriknya sama sekali, apalagi menjawabnya. Itu membuatnya merasa canggung.Dia akhirnya berjalan menghampirinya. Dia melihat ke layar komputernya dan berkata, “Untuk membalas kebaikanmu, aku akan tinggal di sini denganmu sampai kamu menyelesaikan skripsimu.”Barulah saat itu Daffa menoleh padanya, matanya dingin. “Aku sibuk sekarang, jadi diamlah. Kalau tidak, aku tidak bisa menjamin aku akan terus bersikap halus seperti sekarang.”Itu adalah pertama kalinya seseorang berbicara padanya seperti it

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 588

    Aku tidak membunuh dia karena kurasa kesalahannya tidak membutuhkan hukuman sekeras itu,” kata Daffa yang tangannya diletakkan di balik punggungnya seraya dia berjalan ke arah Umar. Kemudian, dia tersenyum dan menambahkan, “Akan tetapi, terlihat jelas bahwa kamu tidak senang dengan keputusanku.”Umar terbaring di lantai, memejamkan matanya dan akhirnya menyadari bagaimana dia telah mengambil pihak yang salah selama ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa dia salah sedari awal karena telah meragukan Daffa.Meskipun demikian, Umar tidak dapat menahan skeptisismenya terhadap segala hal. Lagi pula, Umar merasa hal-hal berjalan dengan lancar sebelum momen ini. Berbaring di lantai, dia mengendurkan rahangnya yang terkatup dan memandang udara dengan ekspresi kosong.Umar mulai mempertanyakan segala hal di sekitarnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa tentang itu. Keheningan mengisi ruangan seraya dia memikirkan kapan hal-hal berbalik melawannya. Saat itulah tatapan Daffa dengan singkat menyap

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 587

    Tidak peduli setakut apa Bimo, dia tidak berani bergerak dan hanya mengangguk dengan kaku dan patuh.Dengan bibir yang melengkung menjadi senyuman puas, Daffa berkata, “Aku sudah beberapa kali bertukar pikiran dengan salah satu petugas polisimu yang bernama Umar dan aku tidak memiliki pengalaman yang terbaik dengannya. Bukan hanya itu, dia telah memperjelas bahwa dia berpihak pada Grup Ganendra. Meskipun dia gagal memenuhi janjinya, aku masih memastikan kamu tahu setiap tindakan dan rencanaku di Kota Almiron. Bukankah itu benar?”Dengan kening yang basah oleh keringat, dia dengan cepat melirik Umar. Dia lalu kembali fokus pada Daffa dengan senyuman sambil membujuk Daffa. “Tuan Halim yang terhormat, saya rasa ini tidak perlu.”Meletakkan kedua tangannya di sisinya, dia menunjukkan ketulusannya. Dia menghindari tatapan Daffa dan berkata, “Kita bisa menegosiasikan kembali syarat-syarat kolaborasi kita.”Bimo mau tidak mau gemetar ketakutan. Yang dia lihat hanyalah bibir Daffa yang mel

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 586

    Saat kening Umar basah oleh keringat, dia mendengar tawa yang familier dari lorong. Seketika, dia memasang seringai sombong dan berkata, “Hah! Terima itu, Daffa! Apakah kamu akhirnya menyadari betapa bodohnya kamu? Apakah kamu tahu siapa orang yang tertawa di luar kamar hotelmu?Tatapan angkuhnya mendarat di Daffa selama waktu yang singkat sebelum menghilang sepenuhnya. Tidak lama, dia mengerutkan bibirnya ketakutan ketika dia mendengar jawaban Daffa.“Bosmu. Omong-omong, untunglah kamu senang bertemu dengannya. Kuharap kamu bisa terus bahagia seperti ini.” Dengan begitu, Daffa mengalihkan tatapannya yang tegas ke arah pintu.Demikian pula, Umar terbaring di lantai dan menatap pintu dengan tidak sabar sambil menggumam pelan, “Tunggu saja, Daffa! Kematian akan mendatangimu sebentar lagi!”Tatapan Daffa tiba-tiba melesat ke arah Umar. Meskipun Daffa tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, tatapannya sudah cukup untuk membuat rambut di punggung Umar berdiri tegak.Takut, Umar menutu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 585

    Dengan pandangan yang gemetar karena rasa takut, Umar berseru, “Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik-baik sebelum melakukan apa yang akan kamu lakukan, Daffa Halim! Pikirkan tentang apakah kamu bisa menanggung konsekuensinya!”Daffa menaikkan sebelah alisnya sambil memamerkan giginya yang putih. “Sejujurnya, perkataanmu membuatku terhibur.”Dia lalu mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Umar. Akan tetapi, kali ini, dia menarik Umar keluar dari lekukan di tembok dan melempar Umar ke ruang di belakangnya. Hanya permusuhan yang terlihat di matanya yang berbinar pada saat itu. Hal itu terus bertahan hingga Umar mendarat di tanah dengan suara dentuman yang keras.Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini Umar tidak berteriak kesakitan. Dia terus terdiam setelah dia terbanting ke lantai.Daffa berputar badan, hidungnya berkerut menjadi cibiran kepada Umar sambil dia berbicara dengan santai, “Oh? Aku terkesan. Kamu masih hidup.”Di lantai, Umar berusaha sebisa mungkin untuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status