Tatapan mereka bertemu sebelum Briana bergabung dengan Daffa seperti biasanya sementara Edward berjalan ke arah kasino.Daffa memercayai kemampuan Edward, jadi dia pergi ke bandara.Briana mengikutinya dengan ekspresi yang sedikit ragu-ragu. “Tuan, Anda bisa berjalan kaki nanti. Anda bisa menggunakan mobil keluarga.”Daffa berhenti, lalu menatap temannya yang terkejut, mulutnya menganga walaupun matanya yang bengkak hanya bisa terbuka sedikit. Daffa tahu ekspresi Raka yang berlebihan hanya dibuat karena dia merasa terkejut. Tetap saja, melihatnya membuat Daffa senang. Dia lalu menggenggam pundak Raka untuk menenangkannya. “Jangan terlalu terkejut. Aku hanya bertemu kembali dengan keluargaku. Ternyata kakekku sangat kaya, juga kakek buyutku.”Kata-kata itu tidak menenangkan keterkejutan Raka. Malah, dia melontarkan beberapa kata kasar untuk menunjukkan sekaget apa dia.Baru setelah mobil berdecit berhenti di hadapan mereka dan butiran pasir memasuki mulut Raka, dia pun menutup mulu
Daffa merasa tidak perlu untuk membeda-bedakan pelayanan bawahannya untuk atasan mereka dengan temannya.…Dia menunggu Raka menuruni mobil sebelum berbalik dan merentangkan tangannya lebar-lebar. “Kemarilah. Biar kuajak berkeliling di jet pribadiku.”Ketika Raka menginjak lapangan bandara, dia bertanya-tanya jika pesawat yang akan mereka naiki adalah milik keluarga Daffa. Karena Daffa telah mengkonfirmasi kecurigaannya, mulut Daffa menganga seraya dia bergumam, “W...Wah. Tampaknya kamu bisa hidup dengan mewah sekarang. Tetap saja, yang membuatku lebih terkejut adalah kamu masih menganggapku sebagai temanmu. Kamu datang untuk menyelamatkanku seperti yang akan kamu lakukan dulu.”Melihat temannya yang terharu, Daffa mengedipkan matanya beberapa kali sebelum menjawab, “Iya, lah. Kita sahabat, ‘kan?”Dia telah menaiki jet pribadinya ketika dia selesai berbicara. Dia menatap ke pintu sambil menunjuk ke arah interior jet. “Cepatlah. Masih banyak yang harus kita lakukan.”Raka langsung
Jauhar memasang ekspresi lembut di wajahnya saat dia mengulurkan kedua tangannya dengan ramah. “Semoga Langit memberkatimu dengan hal-hal yang lebih baik, Nak.”Raka tidak pernah bermimpi bisa memasuki pintu depan kediaman Halim. Lagi pula, keluarga Halim sangat kaya raya sampai seseorang seperti Raka merasa tidak pantas untuk menyebut nama mereka. Sekarang, bukan hanya memasuki kediaman mereka, Raka bahkan menerima perlakukan yang sangat ramah.Rasa semangat membuat dadanya menegang dan kehabisan napas lagi.Melihatnya, Jauhar menurunkan kedua tangannya dan terkekeh. “Sepertinya kehadiranku membuat situasinya menjadi sedikit canggung, jadi aku akan pergi sekarang.”Dia kemudian segera berbalik untuk beranjak pergi dengan tongkat jalan di tangannya.Rahang Raka terus menganga cukup lama. Tidak pernah disangka orang penting seperti keluarga Halim bersikap seramah itu padanya yang tidak sekaya mereka.Ketika hanya tersisa Daffa dan Raka di lorong, Raka pun angkat bicara dengan nada
Erin tidak menyangka ini akan terjadi. Penawaran Daffa untuk mendukung Luis tentunya akan meningkatkan karier Luis. Keuntungan itu akan terus dia dapatkan bahkan jika Luis memutuskan untuk meninggalkan Rumah Sakit Serene suatu hari.Daffa tiba di ruangan yang telah Erin persiapkan untuknya. Dia menyadari plakat emas di pintu, bersinar dengan cemerlang, dan memancarkan aura kekayaan yang tidak ada batasnya.Dia mengulurkan tangannya untuk memegang gagang pintu, tapi ketika dia menyentuhnya, plakat itu jatuh. Dentang tajam setelahnya membuatnya membeku.Melihat ke bawah, Daffa langsung menyadari warna keperakan metalik di bagian belakang plakat itu. Sebuah senyuman melengkung di wajahnya seraya dia berkomentar, “Sepertinya ada pencuri di rumah sakit ini.”Barulah saat itu matanya bertemu dengan Erin.Erin menahan napasnya sejak plakat itu jatuh. Dia tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi.Erin menundukkan kepalanya dan meletakkan jemarinya ke atas perutnya sambil meminta maaf
“Daffa. Lama tidak berjumpa. Kudengar kamu baru-baru ini menjadi kaya,” ejek Galuh.Alis Daffa berkerut, membentuk kerutan pada wajahnya yang tanpa cela.“Galuh Jayasri? Tidak kusangka akan bertemu denganmu di sini,” jawabnya dengan tangannya yang masih diletakkan ke dalam sakunya. Daffa tidak gentar, seolah tidak ada apa pun yang terjadi.Sebaliknya, kebencian yang jelas memancar dari Galuh.“Kukira kamu akan terus bekerja untuk bos lamamu. Sepertinya kamu bukanlah aset yang berharga baginya seperti yang kukira,” lanjut Daffa, tidak peduli dengan ekspresi wajah Galuh yang menjijikkan.Pada saat itu, Galuh mendengus. “Aku meninggalkan pekerjaan itu. Bosku sekarang membuat keputusan yang tepat untuk mempekerjakan aku.”“Ya, ya. Aku akan pergi sekarang.” Daffa masih tidak peduli sama sekali. Dia tidak ingin berdebat dengannya.Dia ingin pergi, tapi tidak bisa karena Galuh yang memegang nampan penuh makanan, menghalangi jalannya.Sebuah badai muncul di mata Daffa. Amarahnya begitu
Alvin lalu meraih walkie talkie-nya yang tersemat di sabuknya.“Jika kamu memanggil satpam sekarang, akan kupastikan kamu kehilangan pekerjaanmu, Tuan Kenyon,” ujar Daffa dengan santai, tidak menganggap masalah ini dengan serius sampai sekarang.Itu adalah hal yang tidak bisa diterima di mata Alvin.Pipinya terbakar dengan amarah seraya dia membentak, “Daffa, kamu seharusnya sudah diadili jika aku tidak membiarkanmu begitu saja! Beraninya kamu melupakan kebaikanku di masa lalu? Bukan hanya itu, kamu mengancamku juga sekarang? Oh, betapa menyesalnya aku telah mengampunimu dulu!”Daffa mendengus sebelum mengembalikan pandangannya pada Alvin. “Sepertinya kamu belum menyadari sebodoh apa dirimu sekarang.”Perkataan itu hanya memberi minyak pada kobaran api yang menyala dalam dada Alvin. Sambil memelototi Daffa, dia menggeram, “Kamu akan menerima akibatnya karena telah bersikap seperti ini!”“Tampaknya matamu memburuk setelah bergabung dengan tempat ini.” Daffa mengerutkan wajahnya, m
Daffa setuju dengan pernyataan itu, jadi dia mengangguk sambil bertatapan dengan Erin. “Kamu benar. Jeremiah Anjali ini terlihat efisien dalam mengawasi urusan hotelnya. Bahkan aku pun merasa dia pantas mendapatkan bonus karena bereaksi dengan sangat cepat.”Erin tersenyum, tapi dia tetap terdiam.Sementara itu, Jeremiah, yang tadi berteriak, sedang menghampiri Daffa.Daffa pun menggunakan indra pendengarannya yang tajam untuk mendeteksi langkah Jeremiah. Ketika dia memastikan bahwa Jeremiah berada di dekatnya, dia berlari maju dan menendang Alvin.Alvin tidak menyangka Daffa akan melakukan itu. Meski begitu, Alvin tidak akan bisa melindungi dirinya sendiri bahkan jika dia mengantisipasi tendangan itu. Lalu, dia melayang jauh, mendarat di lantai di samping Jeremiah.Jeremiah berteriak, terkejut karena kemunculan sesuatu yang tiba-tiba di dekat kakinya. Dia lalu secara refleks menendang Alvin.Tidak ada jeritan apa pun yang keluar dari mulut Alvin yang langsung jatuh pingsan setel
Jeremiah ingin mati saat itu juga. Dia tahu Daffa berniat untuk membuatnya membayar sampai seluruh kekayaannya terkuras habis. Keputusasaan membuat matanya kabur seraya dia menatap Daffa. “Apakah kamu harus sekejam itu? Kamu membuat masalah di hotel ini! Bahkan jika Grup Dream Investment tidak melakukan tindakan apa pun terhadapmu, mereka akan membuat hidupmu menderita.”“Aku sudah pernah mendengar ancaman seperti itu beberapa kali hari ini. Akan tetapi, belum ada yang melakukannya sejauh ini,” jawab Daffa sambil menghela napas dengan tangan di dalam sakunya.Wajah Jeremiah menggelap.Dia tahu bahwa keputusan Daffa sudah mantap, jadi tidak bisa memutarbalikkannya. Maka dari itu, dia bangkit dari lantai, memelototi Daffa, dan berkata melalui gertakan giginya. “Aku akan mengakhiri hidupku jika aku kehilangan seluruh kekayaanku. Jika hal itu terjadi, aku akan memastikan semua orang tahu bahwa kamulah yang memaksaku bertemu ajalku! Hal itu pasti akan memancing kebencian masyarakat padam
Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian
“Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.
“Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay
“Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk
Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela
Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in
“Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku
Tiba-tiba, tatapan mata Priska menjadi misterius. Dia pun berbisik, “Aku bisa memberitahumu segalanya, tapi apakah kamu yakin kamu ingin mendengarnya? Kamu akan menyesal begitu kamu mendengar apa yang akan kukatakan.”Raut wajah Daffa terlihat bosan. “Itu bukan urusanmu. Katakan saja semua hal yang kamu ketahui.”“Kamu berani juga, ya.” Priska tersenyum, terlihat gembira. “Seseorang memang mendatangiku. Dia bilang selama aku melakukan sesuai perintah mereka, aku akan menerima jumlah uang yang sangat besar sebagai balasannya. Itu akan lebih dari cukup untukku, anakku, cucuku, dan beberapa generasi setelahnya untuk hidup dengan nyaman. Malah, mereka mungkin bisa hidup dengan mewah. Itu adalah tawaran yang tidak bisa kutolak, jadi aku melakukan sesuai perintah mereka. Seperti yang diduga, aku dibayar dengan tinggi. Yang mereka ingin aku lakukan cukup sederhana—menemukan seorang reporter bernama Dahlia dan memastikan kalian berdua bertemu satu sama lain.”Raut wajah yang aneh terpampang
Sekarang, Daffa sudah yakin. Dialah yang akan menjadi orang yang pertama kali membantah jika seseorang mengatakan bahwa Elton telah meninggal di hadapannya, yang merupakan apa yang semua orang saksikan. Dia sekarang tahu bahwa ada yang janggal tentang kematian Elton. Dia menatap Priska dan bertanya, “Lalu, apa yang kamu lakukan setelahnya?”Priska menghela napas. “Aku membuatnya marah dan menyuruhnya mendatangimu. Aku ingin menggunakan kamu untuk membantuku mengakhiri hidupnya dan semua hal berjalan dengan sempurna. Aku hanya tidak menduga kamu akan melacak kami secepat ini.”Daffa bertanya, “Apa yang dipikirkan oleh anggota keluarga Bakti lainnya tentang hal ini?”Priska terlihat sinis. “Mereka? Apa yang bisa orang-orang tidak berguna itu katakan tentang hal ini? Yang dapat mereka lakukan hanyalah berbicara, makan, dan menghabiskan uang. Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan Grup Bakti, mereka ingin mendapatkan asetnya. Itulah sebabnya mereka membuat segala mac