Jauhar memasang ekspresi lembut di wajahnya saat dia mengulurkan kedua tangannya dengan ramah. “Semoga Langit memberkatimu dengan hal-hal yang lebih baik, Nak.”Raka tidak pernah bermimpi bisa memasuki pintu depan kediaman Halim. Lagi pula, keluarga Halim sangat kaya raya sampai seseorang seperti Raka merasa tidak pantas untuk menyebut nama mereka. Sekarang, bukan hanya memasuki kediaman mereka, Raka bahkan menerima perlakukan yang sangat ramah.Rasa semangat membuat dadanya menegang dan kehabisan napas lagi.Melihatnya, Jauhar menurunkan kedua tangannya dan terkekeh. “Sepertinya kehadiranku membuat situasinya menjadi sedikit canggung, jadi aku akan pergi sekarang.”Dia kemudian segera berbalik untuk beranjak pergi dengan tongkat jalan di tangannya.Rahang Raka terus menganga cukup lama. Tidak pernah disangka orang penting seperti keluarga Halim bersikap seramah itu padanya yang tidak sekaya mereka.Ketika hanya tersisa Daffa dan Raka di lorong, Raka pun angkat bicara dengan nada
Erin tidak menyangka ini akan terjadi. Penawaran Daffa untuk mendukung Luis tentunya akan meningkatkan karier Luis. Keuntungan itu akan terus dia dapatkan bahkan jika Luis memutuskan untuk meninggalkan Rumah Sakit Serene suatu hari.Daffa tiba di ruangan yang telah Erin persiapkan untuknya. Dia menyadari plakat emas di pintu, bersinar dengan cemerlang, dan memancarkan aura kekayaan yang tidak ada batasnya.Dia mengulurkan tangannya untuk memegang gagang pintu, tapi ketika dia menyentuhnya, plakat itu jatuh. Dentang tajam setelahnya membuatnya membeku.Melihat ke bawah, Daffa langsung menyadari warna keperakan metalik di bagian belakang plakat itu. Sebuah senyuman melengkung di wajahnya seraya dia berkomentar, “Sepertinya ada pencuri di rumah sakit ini.”Barulah saat itu matanya bertemu dengan Erin.Erin menahan napasnya sejak plakat itu jatuh. Dia tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi.Erin menundukkan kepalanya dan meletakkan jemarinya ke atas perutnya sambil meminta maaf
“Daffa. Lama tidak berjumpa. Kudengar kamu baru-baru ini menjadi kaya,” ejek Galuh.Alis Daffa berkerut, membentuk kerutan pada wajahnya yang tanpa cela.“Galuh Jayasri? Tidak kusangka akan bertemu denganmu di sini,” jawabnya dengan tangannya yang masih diletakkan ke dalam sakunya. Daffa tidak gentar, seolah tidak ada apa pun yang terjadi.Sebaliknya, kebencian yang jelas memancar dari Galuh.“Kukira kamu akan terus bekerja untuk bos lamamu. Sepertinya kamu bukanlah aset yang berharga baginya seperti yang kukira,” lanjut Daffa, tidak peduli dengan ekspresi wajah Galuh yang menjijikkan.Pada saat itu, Galuh mendengus. “Aku meninggalkan pekerjaan itu. Bosku sekarang membuat keputusan yang tepat untuk mempekerjakan aku.”“Ya, ya. Aku akan pergi sekarang.” Daffa masih tidak peduli sama sekali. Dia tidak ingin berdebat dengannya.Dia ingin pergi, tapi tidak bisa karena Galuh yang memegang nampan penuh makanan, menghalangi jalannya.Sebuah badai muncul di mata Daffa. Amarahnya begitu
Alvin lalu meraih walkie talkie-nya yang tersemat di sabuknya.“Jika kamu memanggil satpam sekarang, akan kupastikan kamu kehilangan pekerjaanmu, Tuan Kenyon,” ujar Daffa dengan santai, tidak menganggap masalah ini dengan serius sampai sekarang.Itu adalah hal yang tidak bisa diterima di mata Alvin.Pipinya terbakar dengan amarah seraya dia membentak, “Daffa, kamu seharusnya sudah diadili jika aku tidak membiarkanmu begitu saja! Beraninya kamu melupakan kebaikanku di masa lalu? Bukan hanya itu, kamu mengancamku juga sekarang? Oh, betapa menyesalnya aku telah mengampunimu dulu!”Daffa mendengus sebelum mengembalikan pandangannya pada Alvin. “Sepertinya kamu belum menyadari sebodoh apa dirimu sekarang.”Perkataan itu hanya memberi minyak pada kobaran api yang menyala dalam dada Alvin. Sambil memelototi Daffa, dia menggeram, “Kamu akan menerima akibatnya karena telah bersikap seperti ini!”“Tampaknya matamu memburuk setelah bergabung dengan tempat ini.” Daffa mengerutkan wajahnya, m
Daffa setuju dengan pernyataan itu, jadi dia mengangguk sambil bertatapan dengan Erin. “Kamu benar. Jeremiah Anjali ini terlihat efisien dalam mengawasi urusan hotelnya. Bahkan aku pun merasa dia pantas mendapatkan bonus karena bereaksi dengan sangat cepat.”Erin tersenyum, tapi dia tetap terdiam.Sementara itu, Jeremiah, yang tadi berteriak, sedang menghampiri Daffa.Daffa pun menggunakan indra pendengarannya yang tajam untuk mendeteksi langkah Jeremiah. Ketika dia memastikan bahwa Jeremiah berada di dekatnya, dia berlari maju dan menendang Alvin.Alvin tidak menyangka Daffa akan melakukan itu. Meski begitu, Alvin tidak akan bisa melindungi dirinya sendiri bahkan jika dia mengantisipasi tendangan itu. Lalu, dia melayang jauh, mendarat di lantai di samping Jeremiah.Jeremiah berteriak, terkejut karena kemunculan sesuatu yang tiba-tiba di dekat kakinya. Dia lalu secara refleks menendang Alvin.Tidak ada jeritan apa pun yang keluar dari mulut Alvin yang langsung jatuh pingsan setel
Jeremiah ingin mati saat itu juga. Dia tahu Daffa berniat untuk membuatnya membayar sampai seluruh kekayaannya terkuras habis. Keputusasaan membuat matanya kabur seraya dia menatap Daffa. “Apakah kamu harus sekejam itu? Kamu membuat masalah di hotel ini! Bahkan jika Grup Dream Investment tidak melakukan tindakan apa pun terhadapmu, mereka akan membuat hidupmu menderita.”“Aku sudah pernah mendengar ancaman seperti itu beberapa kali hari ini. Akan tetapi, belum ada yang melakukannya sejauh ini,” jawab Daffa sambil menghela napas dengan tangan di dalam sakunya.Wajah Jeremiah menggelap.Dia tahu bahwa keputusan Daffa sudah mantap, jadi tidak bisa memutarbalikkannya. Maka dari itu, dia bangkit dari lantai, memelototi Daffa, dan berkata melalui gertakan giginya. “Aku akan mengakhiri hidupku jika aku kehilangan seluruh kekayaanku. Jika hal itu terjadi, aku akan memastikan semua orang tahu bahwa kamulah yang memaksaku bertemu ajalku! Hal itu pasti akan memancing kebencian masyarakat padam
“Bagaimana ini bisa terjadi? Aku pasti bermimpi!”Daffa menghentikan langkahnya setelah mendengar hal itu. Dia lalu menoleh pada Adul yang masih terlalu takut untuk berbicara sebelum berkata, “Kurasa kamu tahu mengenai apa yang telah terjadi.”Ketakutan memenuhi mata Adul.Dia tidak pernah menyangka bahwa bos barunya adalah orang yang semenakutkan itu. Merasa terguncang, dia terus menelan ludah, tidak berani melakukan apa-apa.Adul tidak pernah menyangka bahwa seseorang dengan uang sebanyak itu bisa ada. Namun, tidak penting apa yang dia sangka karena kenyataannya telah hadir di hadapannya. Selain itu, dia adalah satu-satunya anggota yang selamat dari kemurkaan taipan elit sepertinya.Dia dengan hati-hati mengikuti langkah Daffa dari belakang dengan pandangannya yang terpaku ke lantai, terlalu takut untuk menegakkan punggungnya.Daffa bisa merasakan kecemasan dan ketakutan Adul walaupun masih menatap ke depan. Dia lalu berbalik untuk memberitahunya, “Jangan khawatir. Kamu telah m
“Kalian yang tertawa akan masuk penjara dan akan menebus semua kesalahan mereka. Bagi yang tidak tertawa, aku akan memaafkan kalian hanya dengan mengambil aset kalian sebagai hukuman,” ungkap Daffa.Semua enam anggota di hadapannya memucat seketika.Kaki mereka bergoyang seperti sebuah jeli seraya mereka kehilangan tekad mereka. Putus asa, mereka ingin merendahkan diri mereka di kaki Daffa dan memohon ampunnya, tapi mereka tidak melakukannya.Harga diri mereka tidak membiarkannya. Mereka bergantung pada harapan bahwa Daffa telah membuat banyak musuh. Mereka merasa bahwa salah satu dari musuhnya akan mencoba menjatuhkan Daffa. Contohnya adalah orang yang membelakangi Hotel Murray, Grup Dream Investment, yang mereka rasa bisa menjatuhkan Daffa. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk menunggu hal itu terjadi.Mereka tidak mengetahui sekeliru apa mereka.Grup Dream Investment tidak akan melakukan apa-apa pada Daffa lagi karena mereka mengetahui bahwa mereka bukanlah tandingannya. Bos
Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan
“Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m
“Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk
Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it
“Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme
Daffa menambahkan, “Karena kalian berdua memanggilku kemari, kurasa baru adil jika kalian berdua menghadapiku untuk menangani permasalahan ini.”Direktur itu bangkit berdiri dari sofa. Perutnya yang bergelambir bergoyang-goyang seperti jeli saat dia berlari ke arah pintu. Hanya butuh waktu kurang dari sedetik baginya untuk melakukannya.Dahlia melihat segalanya terjadi, matanya membulat tertarik oleh adegan konyol itu. Dia tahu direktur itu baru-baru ini bertambah berat badan banyak, jadi dia tidak pernah melakukan pergerakan yang besar. Itu adalah pertama kalinya Dahlia melihatnya.Ketika direktur itu akhirnya tiba di pintu, dia meletakkan satu tangan di pinggangnya sambil membungkuk dan terengah-engah. Napasnya begitu cepat sampai siapa pun akan merasa khawatir dia akan pingsan di detik selanjutnya.Berdiri di samping, Dahlia menundukkan kepalanya, tapi itu bukan karena dia khawatir. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan senyumannya. Lagi pula, Daffa sudah membuka pintu, jadi di
Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt
“Kami peringatkan, pergilah sekarang juga! Kalau tidak, kami akan memanggil polisi untuk menanganimu!” seru penjaga keamanan itu.“Aku menantikan saat itu terjadi.” Daffa hanya tersenyum kepada mereka dan mendorong salah satu penjaga keamanan itu kesamping dengan menggenggam kerahnya.Saat itulah pintu lift terbuka. Banyak orang di dalam lift itu ingin keluar, tapi mereka bisa merasakan ketegangan yang menyesakkan di luar ketika pintunya terbuka, jadi mereka tidak berani bergerak.Pandangan Daffa menyapu mereka dan ketika semua orang di dalam masih gemetar kabur dari dalam lift, perhatiannya kembali tertuju pada penjaga keamanan.“Seseorang dari tempat ini menyuruhku untuk datang kemari. Oleh karena itu, kuminta kamu biarkan aku menemuinya sekarang atau aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan berakhir disingkirkan seperti gerbang keamanan tadi. FT TV telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Mereka melaporkan beberapa berita palsu dan memutarbalikkan kebenarannya. Karena itu, kes
Karena keadaan yang rumit itu, Kota Almiron hanya memiliki satu jaringan televisi—FT TV.Daffa awalnya mengira kedatangannya yang tiba-tiba tidak akan menarik perhatian siapa pun, tapi dia telah meremehkan pria yang berbicara di telepon sebelumnya.Pria itu tahu Daffa akan muncul, jadi dia sudah memerintah seseorang untuk menunggu kedatangannya di pintu utama jaringan televisi itu. Sayangnya, perkiraannya sedikit melenceng dan Daffa tiba di sana 20 menit lebih lambat daripada yang diprediksi.Jengkel, pria itu mengamuk di dalam hatinya, “Tidak ada yang berani memperlakukan aku seperti ini kecuali mereka tidak tahu siapa aku dan kekuasaanku!”Dengan begitu, dia bangkit dari sofa dan berdiri. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat lututnya membentur dan menjegal Dahlia yang selama ini berlutut di sampingnya.Rasa sakit dan kekejutan menyebabkan Dahlia berteriak tajam saat dia terjatuh, kedua telapak tangannya menekan lantai untuk menjaga agar dia tetap duduk tegak. Dia menatap pria it