Share

Bab 112

Penulis: Benjamin
Dor!

Suara tembakan menggema di tempat parkir dan satu detik kemudian, seorang pengawal jatuh terkapar di tanah dan tidak bergerak.

Dia mati.

Mata Tara membelalak terkejut ketika dia melihat tubuh pengawalnya yang terbunuh. Dia yakin bahwa peluru tersebut awalnya mengarah padanya, tapi dia didorong di detik terakhir oleh Daffa, mengakibatkan pengawal tersebut yang menerima peluru itu.

Mata Tara tertutupi oleh duka melihat tubuh pengawalnya yang terkapar sebelum amarah menyelimutinya. Tembakan itu adalah tembakan yang mematikan karena peluru tersebut menembus jantung pengawal itu, membunuhnya seketika.

Siapa pun penembak itu berniat untuk langsung mengakhiri hidupnya dan tidak memberinya kesempatan untuk selamat bahkan dengan bantuan para spesialis medis kelas dunia pun. Tidak mungkin dia akan membiarkan orang seperti itu kabur.

“Tangkap dia!” teriak Tara dengan murka dan menunjuk ke arah datangnya tembakan itu. Jika tatapan bisa membunuh, Daffa yakin bahwa penembak itu sudah terk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 113

    Daffa melaju sekencang mungkin, tidak memedulikan peraturan lalu lintas seraya dia mengemudi. Dia tidak bisa memedulikannya, terutama karena dia telah melukai seorang pria tua.Setelah melaju dengan kencang selama lebih dari 30 menit, Daffa akhirnya tiba di rumah sakit. Dia seharusnya tiba di rumah sakit lebih lama dari itu karena jaraknya cukup jauh, tapi karena kecepatannya, dia bisa tiba lebih cepat.Ketika dia memasuki rumah sakit, dia memanggil paramedis, lalu mereka meletakkan pria tua yang terluka itu ke atas tandu.Daffa berjalan dengan mereka seraya mereka membawa pria tua itu ke dalam rumah sakit. Saat itulah dia baru bisa memperhatikan pria tua itu dengan lebih baik.Walaupun ada banyak darah pada pria tua itu, Daffa bisa melihat tubuhnya dengan jelas. Pria tua itu terlihat berumur pertengahan 60-an dan memiliki tubuh yang bagus. Dia tampak sangat sehat dengan badan yang fit untuk ukuran pria yang sudah tua. Itu membuat Daffa bertanya-tanya kenapa pria tua itu tidak bisa

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 114

    Ketika Emy, perawat yang sedang berbicara dengan Vera, berbalik dan melihat wanita paruh baya itu, matanya membelalak terkejut.“Direktur Yul!” seru Emy terkejut.“Emy, ada masalah apa?” tanya Direktur Yul dengan kerutan di wajahnya.Emy ragu-ragu untuk menjawab direktur itu, tapi Direktur Yul memelototinya. Emy tidak memiliki pilihan selain mereka ulang kejadian yang berakhir pada situasi ini. Akan tetapi, dia meninggalkan beberapa rincian mengenai ketika dia membayarkan perawatan dengan gajinya sendiri. Dia paham Direktur Yul bisa sangat menyulitkan dan dia tidak ingin membuat hal-hal menjadi makin sulit untuk Vera.Seraya Emy menceritakan kejadiannya, kerutan pada wajahnya tampak makin dalam. Ketika Emy selesai, dia mengerutkan wajahnya dengan sangat dalam.Dia berbalik ke arah Vera yang berlutut di lantai dengan lemah dan berjalan ke arahnya.“Nona Vera, jika kamu tidak bisa membayar tagihan medis dalam lima menit ke depan, maka kami akan mengeluarkan ibumu saat ini juga,” uj

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 115

    Saat mereka mendengar suara robot itu, semua orang langsung menoleh pada Daffa karena terkejut. Mereka tidak bisa memercayai mata mereka sama sekali.Lelaki tersebut ternyata bisa membayar 4,05 miliar rupiah dengan santai. Itu berarti dia tentunya memiliki uang yang jauh lebih banyak dari itu!Vera, Direktur Yul, dan para pengamat di rumah sakit menatap Daffa dengan cara yang berbeda. Siapa pun yang bisa menghabiskan jumlah uang sebanyak itu dengan mudah tentunya adalah seseorang yang luar biasa.Mata Vera berbinar kagum seraya dia menatap Daffa. Pada saat itu, Daffa adalah orang paling menawan yang pernah dia lihat seumur hidupnya dan posisi Daffa di hatinya meningkat drastis.Sebagai orang yang bijaksana, Direktur Yul langsung memahami arti dari tindakan Daffa, jadi sikapnya langsung berubah 180 derajat.“Maafkan sikap kasar saya sebelumnya. Saya bersalah,” kata Direktur Yul dengan tanpa perlawanan dan tanpa rasa malu.Daffa tidak mengatakan apa pun padanya dan hanya menaikkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 116

    “Tuan Halim! Ada masalah!” teriak Erin dengan cemas dari ujung telepon ketika Daffa mengangkat telepon.Daffa mengerutkan keningnya mendengar nada bicara Erin yang penuh kecemasan. Sejak dia pertama mengenal Erin, dia selalu tenang apa pun situasinya. Sekarang karena dia terdengar secemas ini, dia sudah bisa menebak bahwa situasinya tidak sesederhana itu.“Erin, tenanglah dan katakan padaku. Ada masalah apa?” tanya Daffa.Erin menarik nafas dalam dan mengembuskannya sebelum berbicara dengan perlahan. Seraya dia berbicara, kerutan di wajah Daffa makin dalam dan ketika Erin selesai berbicara, Daffa memiliki kerutan pada wajahnya yang menawan.“Oke. Aku paham. Terima kasih,” kata Daffa, lalu langsung mematikan teleponnya. Dia lalu berjalan ke meja di samping ranjangnya dan meraih remot TV sebelum menyalakan TV di kamarnya.“...Selanjutnya adalah berita mengenai pemimpin dari perusahaan investasi yang sedang melejit, West Atlantics Int’l.”Stasiun televisi itu adalah salah satu salur

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 117

    Sementara itu, Daffa sudah bergegas pergi ke Rumah Sakit Serene. Tentunya dia tidak mengetahui rencana kakeknya. Benaknya dipenuhi oleh kematian pria tua itu.Setelah melaju beberapa menit dengan kencang, Daffa tiba di rumah sakit. Dia memarkikrkan mobilnya dengan rapi dan bergegas beranjak ke ruangan pria tua itu tanpa memedulikan siapa pun.Ketika dia membuka pintu, Dr. Langhan sudah menunggu kedatangannya dengan raut wajah penuh harapan.“Tuan Halim,” panggil Dr. Langhan dengan hati-hati.Daffa mengabaikannya dan langsung menghampiri tubuh tidak bernyawa pria tua itu. Daffa tidak mengatakan apa-apa dan menatap tubuh pria tua itu dengan ekspresi yang rumit di wajahnya. Daffa memunggungi Dr. Langhan, jadi dokter itu tidak bisa melihat ekspresi Daffa saat itu.Kedua dari mereka terus terdiam selama lebih dari lima menit sebelum Daffa akhirnya angkat bicara.“Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kondisinya sudah stabil?” tanya Daffa.Dr. Langhan menghela nafas sedih sebelum menj

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 118

    [Kantor Pusat West Atlantics Int’l]Suasana di gedung perusahaan yang megah begitu membosankan dan tegang. Semua karyawan melakukan aktivitas sehari-hari mereka dengan ekspresi yang murung dan sedih, tidak seperti sikap bersemangat yang biasanya mereka miliki.Akan tetapi, para karyawan tidak bisa disalahkan karena mereka telah melihat berita negatif mengenai pemimpin perusahaan mereka. Mereka adalah karyawan berpengalaman, jadi mereka tahu sebesar apa pengaruh dari berita seperti itu terhadap perusahaan mereka.Para petinggi, seperti Erin dan Zaki, lebih murung karena situasi saat ini. Perusahaan tersebut masih merupakan perusahaan yang sangat baru, jadi mereka lebih tersinggung karena kejadian tersebut. Jika pemimpin mereka tidak bisa menangani permasalahan ini, maka itu akan berpengaruh sangat buruk pada rencana yang telah mereka persiapkan.Berita tersebut sudah dilebih-lebihkan oleh media sehingga hal tersebut menciptakan kesan yang keliru mengenai pemimpin dari West Atlantics

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 119

    Erin dan Zaki bergidik ngeri ketika mereka melihat Daffa yang sedang tersenyum. Walaupun dia senyum, tatapannya benar-benar menakutkan.“Zaki, bawakan daftar perusahaan yang mundur dari proyek yang seharusnya kita investasikan,” kata Daffa tiba-tiba.Zaki tersentak dari lamunannya sebelum bergegas menaati perintah Daffa. Beberapa detik kemudian, Zaki kembali dengan setumpuk dokumen di tangannya yang dia lalu dengan hati-hati berikan pada Daffa.Daffa menerima dokumen itu dan membacanya dan hanya dalam beberapa menit kemudian, dia mengungkapkan keputusannya.“Hapus Terra Internasional, PT Venus, dan Industri Sky dari basis dari perusahaan kita,” perintah Daffa dengan mengejutkan.“Mulai sekarang, West Atlantics Int’l tidak akan melakukan bisnis apa pun dengan ketiga perusahaan tersebut,” ujar Daffa dengan mantap.Erin dan Zaki menatap Daffa terkejut. Mereka tidak menyangka keputusannya yang sangat tiba-tiba itu. Itu terlalu gegabah!Daffa memasukkan ketiga perusahaan dengan kekay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 120

    [Korporasi Sandya]Ruang kerja pemimpin perusahaan, pukul 10:00 pagiSeorang pria paruh baya terduduk di belakang meja mahoni di ruang kerja yang tampak sedikit lebih di atas ruang kerja biasanya. Dia memiliki kepala botak, mata bulat yang tampak cerdas, dan wajah rata-rata. Meja mahoni itu dipenuhi oleh beberapa dokumen dan pria itu sedang sibuk menulis di atasnya.Tiba-tiba, pintu ruang kerjanya terbuka dan pria yang sama rata-rata sepertinya bergegas memasuki ruangan itu dengan panik.Heru Sandya, pemimpin Korporasi Sandya saat ini melihat ke pria biasa itu dengan tidak suka. Pria biasa itu tentunya adalah sekretarisnya dan kedatangannya tiba-tiba membuatnya sangat jengkel karena itu mengganggu konsentrasinya. Ketika dia baru hendak memarahi sekretarisnya, suara yang lantang memotongnya.“Ada masalah besar, Presdir Heru!” teriak pria biasa itu ketakutan.Heru mengerutkan dahinya mendengar perkataan sekretarisnya dan terpaksa menelan kembali omelannya.“Ada apa?” tanya Heru, n

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 586

    Saat kening Umar basah oleh keringat, dia mendengar tawa yang familier dari lorong. Seketika, dia memasang seringai sombong dan berkata, “Hah! Terima itu, Daffa! Apakah kamu akhirnya menyadari betapa bodohnya kamu? Apakah kamu tahu siapa orang yang tertawa di luar kamar hotelmu?Tatapan angkuhnya mendarat di Daffa selama waktu yang singkat sebelum menghilang sepenuhnya. Tidak lama, dia mengerutkan bibirnya ketakutan ketika dia mendengar jawaban Daffa.“Bosmu. Omong-omong, untunglah kamu senang bertemu dengannya. Kuharap kamu bisa terus bahagia seperti ini.” Dengan begitu, Daffa mengalihkan tatapannya yang tegas ke arah pintu.Demikian pula, Umar terbaring di lantai dan menatap pintu dengan tidak sabar sambil menggumam pelan, “Tunggu saja, Daffa! Kematian akan mendatangimu sebentar lagi!”Tatapan Daffa tiba-tiba melesat ke arah Umar. Meskipun Daffa tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, tatapannya sudah cukup untuk membuat rambut di punggung Umar berdiri tegak.Takut, Umar menutu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 585

    Dengan pandangan yang gemetar karena rasa takut, Umar berseru, “Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik-baik sebelum melakukan apa yang akan kamu lakukan, Daffa Halim! Pikirkan tentang apakah kamu bisa menanggung konsekuensinya!”Daffa menaikkan sebelah alisnya sambil memamerkan giginya yang putih. “Sejujurnya, perkataanmu membuatku terhibur.”Dia lalu mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Umar. Akan tetapi, kali ini, dia menarik Umar keluar dari lekukan di tembok dan melempar Umar ke ruang di belakangnya. Hanya permusuhan yang terlihat di matanya yang berbinar pada saat itu. Hal itu terus bertahan hingga Umar mendarat di tanah dengan suara dentuman yang keras.Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini Umar tidak berteriak kesakitan. Dia terus terdiam setelah dia terbanting ke lantai.Daffa berputar badan, hidungnya berkerut menjadi cibiran kepada Umar sambil dia berbicara dengan santai, “Oh? Aku terkesan. Kamu masih hidup.”Di lantai, Umar berusaha sebisa mungkin untuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 579

    Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 578

    Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status