Share

Bab 111

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Hotel SVL Royal itu benar-benar pantas disebut sebagai hotel terbaik di daerah. Interior hotel itu dua kali lipat lebih mewah daripada Hotel Sky Golden, dengan lampu gantung mahal dan mewah menggantung di langit-langit dan beberapa dekorasi mewah berbaris di lobi hotel.

Tara mencuri pandang pada Daffa yang sedang memandang dekorasi interior dan rasa bangga menyelimutinya ketika dia melihat bahwa Daffa terkagum oleh dekorasinya.

Kedatangan mereka di lobi menarik perhatian beberapa orang penting di lobi, yang tentunya sudah diduga, karena bukan hanya Tara adalah pemilik dari Hotel SVL Royal, dia memiliki lebih dari 10 pengawal bersamanya.

Bukan hanya itu, ketika mereka melihat Tara bersikap rendah hati kepada lelaki berumur awal 20-an, mereka luar biasa terkejut dan sangat penasaran mengenai identitas lelaki tersebut.

Hanya beberapa detik setelah Tara dan Daffa memasuki lobi hotel, resepsionis pria bergegas menghampiri mereka. Dia mengenali Tara, jadi dia luar biasa gugup. Dia bahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 112

    Dor!Suara tembakan menggema di tempat parkir dan satu detik kemudian, seorang pengawal jatuh terkapar di tanah dan tidak bergerak.Dia mati.Mata Tara membelalak terkejut ketika dia melihat tubuh pengawalnya yang terbunuh. Dia yakin bahwa peluru tersebut awalnya mengarah padanya, tapi dia didorong di detik terakhir oleh Daffa, mengakibatkan pengawal tersebut yang menerima peluru itu.Mata Tara tertutupi oleh duka melihat tubuh pengawalnya yang terkapar sebelum amarah menyelimutinya. Tembakan itu adalah tembakan yang mematikan karena peluru tersebut menembus jantung pengawal itu, membunuhnya seketika.Siapa pun penembak itu berniat untuk langsung mengakhiri hidupnya dan tidak memberinya kesempatan untuk selamat bahkan dengan bantuan para spesialis medis kelas dunia pun. Tidak mungkin dia akan membiarkan orang seperti itu kabur.“Tangkap dia!” teriak Tara dengan murka dan menunjuk ke arah datangnya tembakan itu. Jika tatapan bisa membunuh, Daffa yakin bahwa penembak itu sudah terk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 113

    Daffa melaju sekencang mungkin, tidak memedulikan peraturan lalu lintas seraya dia mengemudi. Dia tidak bisa memedulikannya, terutama karena dia telah melukai seorang pria tua.Setelah melaju dengan kencang selama lebih dari 30 menit, Daffa akhirnya tiba di rumah sakit. Dia seharusnya tiba di rumah sakit lebih lama dari itu karena jaraknya cukup jauh, tapi karena kecepatannya, dia bisa tiba lebih cepat.Ketika dia memasuki rumah sakit, dia memanggil paramedis, lalu mereka meletakkan pria tua yang terluka itu ke atas tandu.Daffa berjalan dengan mereka seraya mereka membawa pria tua itu ke dalam rumah sakit. Saat itulah dia baru bisa memperhatikan pria tua itu dengan lebih baik.Walaupun ada banyak darah pada pria tua itu, Daffa bisa melihat tubuhnya dengan jelas. Pria tua itu terlihat berumur pertengahan 60-an dan memiliki tubuh yang bagus. Dia tampak sangat sehat dengan badan yang fit untuk ukuran pria yang sudah tua. Itu membuat Daffa bertanya-tanya kenapa pria tua itu tidak bisa

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 114

    Ketika Emy, perawat yang sedang berbicara dengan Vera, berbalik dan melihat wanita paruh baya itu, matanya membelalak terkejut.“Direktur Yul!” seru Emy terkejut.“Emy, ada masalah apa?” tanya Direktur Yul dengan kerutan di wajahnya.Emy ragu-ragu untuk menjawab direktur itu, tapi Direktur Yul memelototinya. Emy tidak memiliki pilihan selain mereka ulang kejadian yang berakhir pada situasi ini. Akan tetapi, dia meninggalkan beberapa rincian mengenai ketika dia membayarkan perawatan dengan gajinya sendiri. Dia paham Direktur Yul bisa sangat menyulitkan dan dia tidak ingin membuat hal-hal menjadi makin sulit untuk Vera.Seraya Emy menceritakan kejadiannya, kerutan pada wajahnya tampak makin dalam. Ketika Emy selesai, dia mengerutkan wajahnya dengan sangat dalam.Dia berbalik ke arah Vera yang berlutut di lantai dengan lemah dan berjalan ke arahnya.“Nona Vera, jika kamu tidak bisa membayar tagihan medis dalam lima menit ke depan, maka kami akan mengeluarkan ibumu saat ini juga,” uj

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 115

    Saat mereka mendengar suara robot itu, semua orang langsung menoleh pada Daffa karena terkejut. Mereka tidak bisa memercayai mata mereka sama sekali.Lelaki tersebut ternyata bisa membayar 4,05 miliar rupiah dengan santai. Itu berarti dia tentunya memiliki uang yang jauh lebih banyak dari itu!Vera, Direktur Yul, dan para pengamat di rumah sakit menatap Daffa dengan cara yang berbeda. Siapa pun yang bisa menghabiskan jumlah uang sebanyak itu dengan mudah tentunya adalah seseorang yang luar biasa.Mata Vera berbinar kagum seraya dia menatap Daffa. Pada saat itu, Daffa adalah orang paling menawan yang pernah dia lihat seumur hidupnya dan posisi Daffa di hatinya meningkat drastis.Sebagai orang yang bijaksana, Direktur Yul langsung memahami arti dari tindakan Daffa, jadi sikapnya langsung berubah 180 derajat.“Maafkan sikap kasar saya sebelumnya. Saya bersalah,” kata Direktur Yul dengan tanpa perlawanan dan tanpa rasa malu.Daffa tidak mengatakan apa pun padanya dan hanya menaikkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 116

    “Tuan Halim! Ada masalah!” teriak Erin dengan cemas dari ujung telepon ketika Daffa mengangkat telepon.Daffa mengerutkan keningnya mendengar nada bicara Erin yang penuh kecemasan. Sejak dia pertama mengenal Erin, dia selalu tenang apa pun situasinya. Sekarang karena dia terdengar secemas ini, dia sudah bisa menebak bahwa situasinya tidak sesederhana itu.“Erin, tenanglah dan katakan padaku. Ada masalah apa?” tanya Daffa.Erin menarik nafas dalam dan mengembuskannya sebelum berbicara dengan perlahan. Seraya dia berbicara, kerutan di wajah Daffa makin dalam dan ketika Erin selesai berbicara, Daffa memiliki kerutan pada wajahnya yang menawan.“Oke. Aku paham. Terima kasih,” kata Daffa, lalu langsung mematikan teleponnya. Dia lalu berjalan ke meja di samping ranjangnya dan meraih remot TV sebelum menyalakan TV di kamarnya.“...Selanjutnya adalah berita mengenai pemimpin dari perusahaan investasi yang sedang melejit, West Atlantics Int’l.”Stasiun televisi itu adalah salah satu salur

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 117

    Sementara itu, Daffa sudah bergegas pergi ke Rumah Sakit Serene. Tentunya dia tidak mengetahui rencana kakeknya. Benaknya dipenuhi oleh kematian pria tua itu.Setelah melaju beberapa menit dengan kencang, Daffa tiba di rumah sakit. Dia memarkikrkan mobilnya dengan rapi dan bergegas beranjak ke ruangan pria tua itu tanpa memedulikan siapa pun.Ketika dia membuka pintu, Dr. Langhan sudah menunggu kedatangannya dengan raut wajah penuh harapan.“Tuan Halim,” panggil Dr. Langhan dengan hati-hati.Daffa mengabaikannya dan langsung menghampiri tubuh tidak bernyawa pria tua itu. Daffa tidak mengatakan apa-apa dan menatap tubuh pria tua itu dengan ekspresi yang rumit di wajahnya. Daffa memunggungi Dr. Langhan, jadi dokter itu tidak bisa melihat ekspresi Daffa saat itu.Kedua dari mereka terus terdiam selama lebih dari lima menit sebelum Daffa akhirnya angkat bicara.“Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kondisinya sudah stabil?” tanya Daffa.Dr. Langhan menghela nafas sedih sebelum menj

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 118

    [Kantor Pusat West Atlantics Int’l]Suasana di gedung perusahaan yang megah begitu membosankan dan tegang. Semua karyawan melakukan aktivitas sehari-hari mereka dengan ekspresi yang murung dan sedih, tidak seperti sikap bersemangat yang biasanya mereka miliki.Akan tetapi, para karyawan tidak bisa disalahkan karena mereka telah melihat berita negatif mengenai pemimpin perusahaan mereka. Mereka adalah karyawan berpengalaman, jadi mereka tahu sebesar apa pengaruh dari berita seperti itu terhadap perusahaan mereka.Para petinggi, seperti Erin dan Zaki, lebih murung karena situasi saat ini. Perusahaan tersebut masih merupakan perusahaan yang sangat baru, jadi mereka lebih tersinggung karena kejadian tersebut. Jika pemimpin mereka tidak bisa menangani permasalahan ini, maka itu akan berpengaruh sangat buruk pada rencana yang telah mereka persiapkan.Berita tersebut sudah dilebih-lebihkan oleh media sehingga hal tersebut menciptakan kesan yang keliru mengenai pemimpin dari West Atlantics

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 119

    Erin dan Zaki bergidik ngeri ketika mereka melihat Daffa yang sedang tersenyum. Walaupun dia senyum, tatapannya benar-benar menakutkan.“Zaki, bawakan daftar perusahaan yang mundur dari proyek yang seharusnya kita investasikan,” kata Daffa tiba-tiba.Zaki tersentak dari lamunannya sebelum bergegas menaati perintah Daffa. Beberapa detik kemudian, Zaki kembali dengan setumpuk dokumen di tangannya yang dia lalu dengan hati-hati berikan pada Daffa.Daffa menerima dokumen itu dan membacanya dan hanya dalam beberapa menit kemudian, dia mengungkapkan keputusannya.“Hapus Terra Internasional, PT Venus, dan Industri Sky dari basis dari perusahaan kita,” perintah Daffa dengan mengejutkan.“Mulai sekarang, West Atlantics Int’l tidak akan melakukan bisnis apa pun dengan ketiga perusahaan tersebut,” ujar Daffa dengan mantap.Erin dan Zaki menatap Daffa terkejut. Mereka tidak menyangka keputusannya yang sangat tiba-tiba itu. Itu terlalu gegabah!Daffa memasukkan ketiga perusahaan dengan kekay

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 415

    Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 414

    “Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 413

    “Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 412

    Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 411

    “Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 410

    Daffa menambahkan, “Karena kalian berdua memanggilku kemari, kurasa baru adil jika kalian berdua menghadapiku untuk menangani permasalahan ini.”Direktur itu bangkit berdiri dari sofa. Perutnya yang bergelambir bergoyang-goyang seperti jeli saat dia berlari ke arah pintu. Hanya butuh waktu kurang dari sedetik baginya untuk melakukannya.Dahlia melihat segalanya terjadi, matanya membulat tertarik oleh adegan konyol itu. Dia tahu direktur itu baru-baru ini bertambah berat badan banyak, jadi dia tidak pernah melakukan pergerakan yang besar. Itu adalah pertama kalinya Dahlia melihatnya.Ketika direktur itu akhirnya tiba di pintu, dia meletakkan satu tangan di pinggangnya sambil membungkuk dan terengah-engah. Napasnya begitu cepat sampai siapa pun akan merasa khawatir dia akan pingsan di detik selanjutnya.Berdiri di samping, Dahlia menundukkan kepalanya, tapi itu bukan karena dia khawatir. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan senyumannya. Lagi pula, Daffa sudah membuka pintu, jadi di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 409

    Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 408

    “Kami peringatkan, pergilah sekarang juga! Kalau tidak, kami akan memanggil polisi untuk menanganimu!” seru penjaga keamanan itu.“Aku menantikan saat itu terjadi.” Daffa hanya tersenyum kepada mereka dan mendorong salah satu penjaga keamanan itu kesamping dengan menggenggam kerahnya.Saat itulah pintu lift terbuka. Banyak orang di dalam lift itu ingin keluar, tapi mereka bisa merasakan ketegangan yang menyesakkan di luar ketika pintunya terbuka, jadi mereka tidak berani bergerak.Pandangan Daffa menyapu mereka dan ketika semua orang di dalam masih gemetar kabur dari dalam lift, perhatiannya kembali tertuju pada penjaga keamanan.“Seseorang dari tempat ini menyuruhku untuk datang kemari. Oleh karena itu, kuminta kamu biarkan aku menemuinya sekarang atau aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan berakhir disingkirkan seperti gerbang keamanan tadi. FT TV telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Mereka melaporkan beberapa berita palsu dan memutarbalikkan kebenarannya. Karena itu, kes

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 407

    Karena keadaan yang rumit itu, Kota Almiron hanya memiliki satu jaringan televisi—FT TV.Daffa awalnya mengira kedatangannya yang tiba-tiba tidak akan menarik perhatian siapa pun, tapi dia telah meremehkan pria yang berbicara di telepon sebelumnya.Pria itu tahu Daffa akan muncul, jadi dia sudah memerintah seseorang untuk menunggu kedatangannya di pintu utama jaringan televisi itu. Sayangnya, perkiraannya sedikit melenceng dan Daffa tiba di sana 20 menit lebih lambat daripada yang diprediksi.Jengkel, pria itu mengamuk di dalam hatinya, “Tidak ada yang berani memperlakukan aku seperti ini kecuali mereka tidak tahu siapa aku dan kekuasaanku!”Dengan begitu, dia bangkit dari sofa dan berdiri. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat lututnya membentur dan menjegal Dahlia yang selama ini berlutut di sampingnya.Rasa sakit dan kekejutan menyebabkan Dahlia berteriak tajam saat dia terjatuh, kedua telapak tangannya menekan lantai untuk menjaga agar dia tetap duduk tegak. Dia menatap pria it

DMCA.com Protection Status