Beranda / Horor / Sang Penjelajah Malam / SANG PENDAKI GUNUNG LAWU

Share

Sang Penjelajah Malam
Sang Penjelajah Malam
Penulis: Miss Dee

SANG PENDAKI GUNUNG LAWU

Penulis: Miss Dee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-12 02:18:10

BAB 1 : Menjelajah Hutan Gunung Lawu

Sorot mata tajam dibalik semak-semak, serta bunyi binatang malam membuat kuduk lima pemuda Sang Penjelajah Malam seketika berdiri. Langkah kaki semakin berat bersamaan dengan deru nafas yang juga semakin sesak mereka rasakan, namun perjalanan mesti diteruskan sebelum Matahari terbit. Tak peduli jika mereka sama-sama ketakutan, yang terpenting mereka harus tetap berjalan.

Yah, namanya juga Penjelajah Malam, pasti hal-hal yang berbau misteri dan mistis yang dicari. Hanya bermodalkan led flashlight, head lamp dengan spy cam, beberapa perangkat computer serta beberapa roti dan minuman dalam ransel, petualangan pun dimulai. Persiapannya bisa dikatakan tidak terlalu matang, tapi memang inilah yang mereka cari.

Kelima pemuda berusia sekitar 21 tahun ini memang sangat menyukai aktifitas yang baru-baru ini sedang trend. Menjadi Youtuber dengar ratusan hingga jutaan Subscriber dan Follower adalah visi mereka disela-sela kesibukan mereka sebagai karyawan dan wiraswasta. Kelimanya berasal dari kota dan kompleks yang sama di daerah Karanganyar Jawa Tengah. Kelimanya baru akrab setelah mengikuti kegiatan Jum’at Berkah di Masjid Kompleks.

Semua orang juga akan mengatakan mereka tidak ada pekerjaan, tapi di sinilah adrenalin diuji. Tempat yang angker dengan pohon-pohon tua berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Tetap berjalan ke depan dengan harapan akan kembali dengan selamat. Tentu saja mereka memiliki tujuan mengapa bisa berada di sini.

Beredar kabar kalau mereka menyukai gadis yang sama. Seorang anak Pak Ustadz yang masih sangat lugu, berparas mirip seperti seperti Pevita Pearce, aktris yang membintangi beberapa film sepert “5CM”, dan film horor seperti “Sebelum Iblis Menjemput”. Rinda yang tinggi, putih semampai sehari harinya memakai jilbab Syar’i, dengan dress atau biasa disebut gamis dan penutup kaki syar’i ala hijabers.

Begitu ayunya Rinda dimata mereka, sampai-sampai kelima pemuda kompleks itu saling memperebutkan satu sama lain. Arinda Maulidia adalah anak semata wayang Pak Ustadz Solihun sekaligus Ketua RW setempat, yang saat ini berusia 18 tahun. Sangat disayangkan kalau sampai tidak segera melamar sang gadis tercantik dan sholeha. Dia paket lengkap, laki-laki yang bisa menaklukkan hatinya pasti sangat beruntung.

Kelima pemuda itu berhenti di depan pohon tua yang begitu besar, daunnya juga banyak dan menjulang tinggi. Mereka mengarahkan sumber penerangan ke arah atas pohon. Cukup menyeramkan memang, mereka sudah capek karena berjalan terlalu lama. Tapi misi ini harus tetap dijalankan untuk mendapatkan perempuan yang sangat sempurna seperti Rinda.

“Aku yakin jika kalian akan menyerah baru setengah jalan,” ujar salah satu pemuda yang bernama Rendy.

Kelima pemuda itu bernama Kang Arya, Rendy, Deny, Putra dan Ryan. Paras mereka cukup rupawan. Apalagi senyumnya, kaum hawa akan terpekik melihatnya.

“Jangan asal bicara, siapa tahu malah dirimu yang berhenti di tengah jalan karena cupu,” kali ini yang bersuara adalah Ryan.

“Sudahlah, tidak ada gunanya kalian bertengkar. Kita tidak akan tahu siapa yang bertahan di sini, jika kita mau menang. Cukup berpegang teguh kepada Iman dan Allah,” sahut Kang Arya menengahi. Kang Arya merupakan orang paling bijaksana di sini, ia tidak mau terjadi perdebatan yang tidak berguna.

“Benar apa kata Kang Arya, kita bersaing dengan sehat. Kita sama-sama mau memiliki Rinda, siapa yang bertahan di situ yang menang,” celetuk Deny dan mendapatkan anggukan dari mereka semua.

Mereka pun membuat Challenge Horor untuk meng-eliminasi satu-persatu kandidat calon mantu Pak Ustadz. Challenge yang tak hanya membutuhkan keberanian, namun juga Iman yang kuat. Dimana syarat untuk memenangkannya adalah siapa yang dapat membuktikan ke-Iman-annya lah yang paling baik. Sehingga diusulkanlah Challenge bermalam di Hutan Gunung Lawu yang terkenal dengan keangkeran-nya itu.

“Aku merinding, bagaimana dengan kalian?” tanya Putra.

“Sama, aku juga merinding. Aku merasakan seperti ada orang yang datang, aku tidak berani untuk menoleh ke belakang,” jawab Deny.

Mereka semua menelan ludah susah payah, mereka sama-sama merinding. Padahal sekarang mereka sedang duduk, mereka memakai jaket. Tapi angin tetap saja menembus ke kulit mereka, jadi mereka sedikit kedinginan. Tapi di sisi lain mereka juga merasakan ada seseorang yang datang. Tapi mereka tidak tahu siapa yang hadir.

“Berdoa kepada Allah, minta perlindungan dari makhluk-makhluk ghaib,” ucap Kang Arya. Walaupun dirinya juga ketakutan, ia tetap memberanikan diri untuk memberikan instruksi kepada sahabat-sahabatnya.

Mereka berdoa dalam hati, tiba-tiba mereka ingat tentang mitos yang ada di Hutan Gunung Lawu ini. Salah satu kisahnya, ada seorang pendaki yang melewati lokasi tempat adanya Pasar Setan atau Pasar Dieng dilereng Gunung Lawu. Konon siapapun yang melewatinya wajib membuang salah satu benda yg mereka bawa jika mendengar seperti ada suara bising layaknya sebuah pasar seperti halnya ‘transaksi jual beli’, karena jika tidak maka si pendaki akan tersesat dan tidak akan pernah kembali.

Menurut cerita dari salah seorang pendaki yang pernah mengalami hal mistis, dirinya tidak sengaja mengambil sesuatu yang bukan miliknya di lokasi tersebut, akibatnya tersesat selama 3 hari dan dibawa keluar mengikuti arahan seekor burung, sehingga ia masih selamat setelah menemukan Pos selanjutnya di dekat air terjun.

Hal ini dikarenakan ia mengantongi bunga melati yang dipetik di pintu masuk Candi Cetho. Disana ada beberapa jalur yang bisa dilalui untuk sampai ke puncak Lawu, yakni Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, dan Candi Cetho. Jalur Candi Cetho lah yang paling sering menyimpan suatu misteri karena menjadi pintu masuk ke pasar Setan itu. Mengingat itu membuat mereka sedikit ngeri.

Maka dimulailah pendakian sebagai syarat mendapatkan kesempatan melamar sambil test ke Imanan mereka tidak terlalu tinggi. Sama seperti wajah murung dan sedih mereka. Disana ada Warung Mbok Yem di Hargo Dalem yang masih buka.

“Jangan berpikir hal seperti itu, yakin saja jika Allah akan melindungi kita semua di sini. Kita akan kembali dengan selamat,” ujar Kang Arya dan mendapatkan anggukan setuju dari Ryan.

“Baiklah, kita mulai saja perjalanan ini? Bagaimana?” tanya Kang Arya.

“Bisa, demi melamar Rinda aku rela menjelajahi hutan ini,” sahut Deny.

Mereka selesai beristirahat dan mulai melanjutkan kembali perjalanan ini, rasa merinding yang ada di tubuh mereka sudah hilang. Walaupun ketakutan masih ada, demi malamar orang yang dicintai akan mereka lakukan. Mereka juga menjaga sopan santun, karena ini bukan tempat yang sering di huni.

Mereka melakukan ini semata-mata untuk perlindungan diri, Kang Arya yang paling bijaksana di sini. Jadi dia yang memimpin di depan, dia juga selalu menenangkan mereka ketika mereka ketakutan karena melihat sesuatu yang janggal. Entah kapan mereka akan beristirahat lagi, mereka lupa jika membawa kamera. Kang Arya akan mengambil video karena merasa ini waktu yang tepat.

Bab terkait

  • Sang Penjelajah Malam   BERKELILING DI HUTAN

    Bab 2: Berkeliling di Hutan Ditemani Penonton Live Kang Arya mulai mengeluarkan kamera dari dalam tas dan mulai menekan tombol untuk menyalakannya. Setelah itu ia mengarahkan kamera itu menghadap ke wajahnya. Sumber penerangannya hanya ada dari lampu yang terpasang di kepala. Kang Arya mengatur ekspresinya selama vlog yang akan dirinya upload di sosial media itu. Maka dari itu ia memberikan tampilan menarik untuk para penonton setianya. Kang Arya berhenti untuk bersiap-siap menyapa fansya dari berbagai kalangan umur. Momen seperti ini harus diabaikan, apalagi semua orang yang ada di sini adalah penjelajah malam. “Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokaaatuh. Eh iya, dari tadi kita belum kenalan guys,” sapa Kang Arya dengan logat khas Jawa itu sedang live stream Youtube dengan kamera yang baru saja dihidupkan. Kang Arya mengambil wajah-wajah pucat yang sedari tadi kelelahan setelah menempuh pendakian yang sangat menantang. Terlihat dalam live stream formasi lengkap para Penjelaja

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Penjelajah Malam   TRAGEDI SEMALAM

    Bab 3: Tragedi Malam Ini Dikarenakan Putra merasa kecapekan, alhasil perjalanan ini dihentikan. Dia hampir saja pingsan, tapi Kang Arya dan yang lainnya langsung membawa Putra untuk istirahat di bawah pohon. Kebetulan cuaca sedang gerimis, Putra terlihat begitu lelah. Mereka memberikan Putra air mineral, sekarang masalahnya adalah air mineral yang mereka habis tidak ada persediaan. Mereka membiarkan Putra memulihkan tenaga lewat air dan bekal roti yang mereka bawa. Tak lupa Kang Arya menyuruh Putra untuk banyak-banyak istighfar, karena di sini bukan hanya ada mereka saja. Tapi ada juga makhluk tak kasat mata yang mungkin terganggu dengan kehadiran mereka di sini. “Bagaimana keadaan dirimu?” tanya Kang Arya. “Sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya,” balas Putra. “Lain kali jika tidak kuat kau bilang saja. Jangan memaksakan diri, untung saja kita lihat ke belakang. Kalau enggak kau bisa tertinggal jauh di sini,” omel Ryan. “Iya deh, maaf. Lagian aku pikir tenaga ku akan kembal

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Penjelajah Malam   CHALLENGE TERAKHIR

    Bab 4: Challenge Yang Gagal Karena Challenge kemarin gagal, mereka kembali ke rumah masing-masing. Termasuk juga Kang Arya, banyak sekali pengalaman mistis di hutan itu. Tentunya juga banyak pelajaran yang mereka dapat, salah satunya selalu ingat kepada Allah dan bersikap sopan terhadap tempat-tempat yang baru saja didatangi untuk pertama kalinya. Sore hari ini Kang Arya berada di masjid, dengan tujuan utama melihat anak pak Ustadz yang sedang mengajar ngaji. Parasnya begitu menawan dengan suara yang indah, menjadikannya candu untuk di dengar. Ia pikir hanya ada dirinya sendiri di sini, ternyata Deny dan Rendy turut menyusul. Tentu saja ia kesal, sebab fokus pandangan dari Rinda bukan ke arahnya saja. Mau mangusir pun tidak bisa, pasti Rinda berpikiran buruk tentang dirinya. Apalagi ia harus menjaga image di depan Rinda. Intinya Rinda hanya tahu dirinya yang baik, bukan yang buruk. Mau tak mau ia membiarkan Deny dan Rendy berada di sini, meski tatapan mereka sama-sama menyorot ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Penjelajah Malam   TAK MASUK AKAL

    Bab 5: Pembahasan Tragedi Di Tengah Hutan Gunung Lawu Kang Arya dan yang lainnya berkumpul di rumah Kang Arya untuk membicarakan tantangan apa saja yang harus dihadapi agar bisa mendapatkan hati Rinda. Mereka semua tidak bekerja untuk membicarakan masalah ini, karena menurut mereka ini sangat penting. Menyangkut masa depan diri mereka sendiri. Kang Arya menceritakan apa saja yang dilihat oleh fansnya, ketika ia melakukan siaran langsung. Rendy dan yang lainnya bergidik ngeri mendengar cerita dari Kang Arya. Banyak yang tidak masuk akal, tapi kejadian itu benar-benar mereka alami. Tidak hanya itu saja, sosok tak kasat mata hadir dan bisa mereka lihat dengan mata telanjang. “Di komen, ada yang bilang kita diikuti oleh orang berbaju hitam sampai ke tempat pasar ghaib itu. Bahkan live kita di screenshot waktu sosok itu menampakkan diri,” ucap Kang Arya. “Berbaju hitam? Pakai capil enggak?” tanya Rendy. “Pakai sih, janggutnya katanya panjang banget. Juga ada suara anak kecil lari-lar

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Penjelajah Malam   KISAH MASA LALU

    Bab 6: Kilas Balik Pesantren Kilat Rendy memang sudah lama memiliki sifat yang hanya semaunya sendiri saat memiliki ambisi.Semua yang sedang terjadi pada para penjelajah berawal dari sebuah janji mereka saat masih sama-sama mondok di pesantren kilat milik Pak Ustadz Solihun. Saat itu mereka masih belum mengerti huruf Hijaiyah yang tak memiliki tanda baca atau istilahnya huruf pego.Mereka saat itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar tingkat kelima. Rata-rata dari mereka adalah anak orang biasa yang tidak terlalu fasih dengan ilmu agama. Kecuali Kang Arya yang sedari kecil memang sudah dididik untuk menjadi Hafidzoh itu oleh keluarganya. Saat itu Rendy sempat tidak mampu membaca huruf gundul yang membuatnya iri saat Pak Ustadz memuji Kang Arya. Teringat jelas dimata Deny, Putra dan Ryan yang saat itu juga tak seberapa mampu tapi tidak memiliki rasa iri seperti dirinya. Wajah Abinya yang sedikit banyak berasal dari keturunan Arab memang sangat pantas untuk dijadikan ahli ilmu agama.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • Sang Penjelajah Malam   RENCANA YANG HAMPIR GAGAL

    Bab 7: Menemukan Sesuatu Yang Berharga Rendy selalu saja memulai perseteruan setiap bersama-sama dalam satu tempat dengan sahabat-sahabatnya. Adanya persaingan yang ia rasa harus ia menangkan adalah sebab utamanya. Kendati demikian, ia sebenarnya memiliki kepribadian yang cukup rasional dalam berbagai hal. Bahkan ia lebih cocok berprofesi sebagai seorang pebisnis karena kemampuan tawar menawarnya yang lihai. Ia juga kerap mengatakan bahwa ialah yang paling kaya suatu saat nanti. Kembali pada kisah yang saat ini sedang mereka hadapi sebagai team Sang Penjelajah Malam. Kini mereka sudah memiliki banyak subscriber dan hanya tinggal beberapa ratus lagi maka jumlahnya akan mencapai jutaan. Pagi ini Kang Arya mengumpulkan semua sahabatnya itu ke rumahnya, seperti biasa. Sepertinya akan mengadakan penjelajahan lagi untuk mencari konten lagi. Semua harus datang setelah Ashar, dan sebelum itu mereka sudah harus menyelesaikan semua pekerjaan masing-masing. Waktu telah menunjukkan pukul tig

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Sang Penjelajah Malam   UJIAN KEKOMPAKAN PARA SAHABAT

    Bab 8: Penampakan Perempuan di Warung Selepas sholat Maghrib, merekapun beranjak untuk mencari makanan. Mengisi tenaga setelah terkuras karena seharian bekerja itu. Malam ini Putra yang paling sumringah karena ia memiliki nafsu makan paling besar diantara semuanya. Jelas saja karena dialah yang paling subur diantara rekan-rekan lainnya dan di hadapannya telah tersaji makanan yang membuatnya menelan saliva berkali-kali. Kang Arya sedari awal sudah menjadi leader team Penjelajah Malam merasa sangat bertanggung jawab dengan segala tindakan dan pengambilan keputusan yang mereka buat. Sampai masalah makanan juga tak lepas dari tanggungannya. Setelah sholat di masjid dekat rumah Kang Arya, merekapun makan malam bersama di warung pinggiran atau istilah dalam daerahnya disebut angkringan. Biasanya mereka mencari yang buka tengah malam karena banyak karyawan dan penghuni kos biasa mangkal. "Kita makan di warung penyetan Bu Surya," ajak Kang Arya pada keempat lainnya. Saat ini mereka mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Sang Penjelajah Malam   HANTU KEPALA PECAH

    Bab 9: Penampakan di Tempat Kejadian Kecelakaan Tubuh Ryan sampai berkeringat dingin, wajahnyapun terlihat sedikit pucat. Hari ini tak ada yang menyangka akan ada kejadian naas si pemakai jalan yang menjadi korban tabrakan itu. Meskipun pelakunya saat ini sedang dibawa ke kantor polisi terdekat untuk diinterogasi lebih lanjut. Ryan yang sedang melihat hasil potretannya melihat kosong ke arah benda pipih itu. Dari situlah ketiga lainnya menanyakan apa yang ia lihat sampai ketakutan seperti itu. Deny yang pertama kali sampai melongok didekat Ryan. Ia masih belum paham apa yang membuat Ryan sebegitu kagetnya. Ia bahkan sampai mengeraskan suaranya tadi dan nyaris membuat kegaduhan. Putrapun tak kalah ingin tahu, sehingga tak lama iapun menyulut pertanyaan penyebab Ryan seperti itu. "Kamu ini melihat apa sih sampai panik seperti itu?" tanya Putra dimana kini mereka saling memperhatikan satu sama lain. Termasuk Kak Arya yang juga ingin jawaban dari Ryan. "Ak_u lihat ada penampakan hant

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03

Bab terbaru

  • Sang Penjelajah Malam   MENEMUKAN JATI DIRI YANG HILANG

    Bab 80: Akhir Sebuah Keputus-asaan Semuanya kini dihadapkan pada satu keadaan yang sulit, dimana segalanya pasti akan berakhir, seperti saat pertama kali memulai. Segala perwujudan kuasa Sang Khalik yang memaknai perjalanan itu, dimana tak ada detik waktu terbuang percuma untuk menemukan kesejatian diri yang pada awalnya terabaikan. Serupa manusia yang lalai meski juga banyak yang sadar siapa dirinya saat segala rintangan menghadang. Meski waktu yang mereka lalui masih sangat singkat. Perjalanan kali ini semestinya menyadarkan semuanya bahwa mereka berpacu dengan tambahan dinginnya angin di ketinggian ratusan meter diatas laut. Diantara rindang dan desau hembusan angin yang perlahan memasuki kerongkongan mereka setelah sebegitu beratnya digunakan untuk bernafas. Para pendaki Gunung Lawu malam ini sudah sampai ke tempat yang mereka tuju. Dinginnya angin meresap ke dalam pori-pori. Bulan yang tadinya bersinar terang, kini mulai meredup. Suasana temaram yang sangat kental terasa o

  • Sang Penjelajah Malam   HUTANG LELUHUR YANG BELUM TUNTAS

    Bab 79: Kedatangan Sesepuh Ke Lokasi Pendakian"Kata sesepuh lebih baik kita duduk saja. Jangan berbuat apa-apa selain kita bacakan do'a. Biarkan saja si Cahyo begitu, atau kita ikat saja biar tidak lepas!" kata Adhya pada Agung. Mereka membuat satu keputusan ditengah kegentingan situasi itu. Sesepuh mereka yang memberikan saran seperti itu sebelumnya.Tak banyak bicara, Edi segera mengambil tali yang ia bawa dalam backpacknya. "Diikat dimana memangnya? Jangan bikin masalah lagi pokoknya, nanti bisa-bisa kita semua disini yang kena resikonya!" keluhnya meski tetap akan ia lakukan saja apapun yang bisa ia lakukan."Santai saja lah, yang penting Cahyo tidak lepas. Kan kita jadi capek kalau memegangi dia terus menerus!" balas Adhya.Mereka langsung membawa Cahyo dengan sedikit kesulitan lalu mengikat tangannya kebelakang badannya agar tidak banyak memberikan perlawanan yang pastinya membuat semuanya harus kerja keras lagi nantinya.Cahyo masih dalam kondisi tak sadar, seperti pada fase d

  • Sang Penjelajah Malam   KEMUNCULAN JIN BERWUJUD ULAR

    Bab 78: Kerasukan Saat Pencarian Tondo dan WildanSaat ini, Kang Arya sesekali melihat Ki Sapta Aji tepat di sampingnya. Betapa kehadiran Ki Sapta Aji sangat penting perannya, membuat perjalanan mereka tak lagi begitu melelahkan. Tenaga yang ia habiskan takkan percuma lagi.Kehadirannya seakan menambah energi baru, layaknya sinar matahari yang datang setelah hujan badai dan petir.Impas membayar segala komitmen dan kerja keras yang telah maksimal mereka kerahkan, bahkan sampai berkorban segalanya.Team SAR kedua akan datang dari arah Selatan, sedangkan team SAR pertama berhasil menemukan jejak kaki ketiganya yang terlihat sangat jelas seperti baru saja dilalui oleh pendaki.Agung selaku ketua, mendapati jejak di atas tanah. Ia menyalakan senternya lalu berkata, "Tunggu, apa kita harus mengikuti arah jejak ini?"Beberapa dari anggotanya spontan ikut melihat, dan tampaknya mereka juga memikirkan hal yang sama."Itu tandanya kita selangkah lebih dekat untuk menemukan mereka, ayo berpencar

  • Sang Penjelajah Malam   SEMUA RENCANA BERUBAH BENCANA

    Bab 77: Bertemu Dengan Ki Sapta AjiKang Arya kembali menjelaskan, khawatir mereka tidak paham saat melewatinya. Seperti saat mereka mengacaukan pertemuannya dengan Eyang Prabu. Meskipun itu bukan disengaja, tapi setidaknya kali ini sudah bisa diantisipasi. Wujud yang tak tampak pastilah sangat menyulitkan mereka yang tak peka. Seperti menuntun orang buta, meski kenyataannya kondisi mereka malah senormalnya manusia."Gerbang itu hanya berjarak satu meter saja, tapi wujudnya sebenarnya sangat luas. Jadi pas nanti ada dua batuan besar, disitu tempatnya. Tapi kita harus melewatinya dengan mata tertutup. Dan jangan lupa, baca do'a dalam hati!" perintah Kang Arya. Ia mencoba membuat dua rekannya patuh padanya dengan sedikit memprovokasi dengan menutup mata."Terus, kalau kita mengintip saja boleh nggak?" protes Tondo yang selalu antusias menginterupsi. "Kalau merem, takut salah masuk," lanjutnya tanpa menoleh lagi. Ia ingin mengambil peran selama perjalanan itu."Kita berbaris, aku yang di

  • Sang Penjelajah Malam   MEMASUKI GERBANG SELATAN

    Bab 76: Mengungkap Wujud Asli Eyang PrabuTentu saja, Kang Arya mengambil langkah panjang seperti setengah berlari. Meninggalkan mereka yang saling terpaku dan berpandangan. Tondo memberi isyarat pada Wildan sembari mengedikkan bahu dengan perasaan bercampur aduk antara mengikutinya atau tidak.Dalam pikiran Tondo saat ini, ia merasa Kang Arya sangat bersikeras dan tidak main-main. Semua itu karena waktunya semakin mendesak untuk terlalu berbicara bertele-tele dan harus mengambil keputusan itu secepatnya.Hal yang juga ada dalam benak Wildan, sesuatu terasa berbeda ia rasakan sebelumnya dari seorang leader itu. Semangat Kang Arya yang tadinya tampak meredup, telah kembali. Sudah sepatutnya ia senang, meski dibaliknya ada rasa takut yang sedikit banyak mendera pikirannya.Takut jika suatu saat Kang Arya berubah lebih jahat ketika kembali terbentur kekecewaan saat yang datang ternyata hanya sebuah kegagalan untuk kesekian kali.Tondo mengedipkan matanya, membuat isyarat pada Wildan, dan

  • Sang Penjelajah Malam   RENCANA MELARIKAN DIRI

    Bab 75: Berdialog Dengan Penduduk Alam JinJalur menuju Pos terlewati satu demi satu tanpa halangan yang berat dan tampaknya mereka benar-benar sangat fokus saat ini. Tak banyak drama yang terjadi meski sesekali mereka mengabadikan momen dengan ponsel yang mereka bawa.Situasi sangat kondusif, tapi meski begitu Tondo tetap ingin menuntaskan rasa penasarannya dengan pertanyaan yang membuatnya seperti ingin mencoba menguji nyali dengan Kang Arya yang berada tak jauh darinya itu.Kaki mereka mulai sedikit merasakan penat, dan yang mereka butuhkan adalah sekedar mengalihkannya adalah dengan hal-hal ringan seperti ini."Setelah ini akan ada apa lagi, Kang?" ucapnya. Tondo menoleh dan berusaha mendekat tanpa takut membuat sedikit kontroversi, apalagi yang diajak bicara sedang dalam kondisi tidak mood sama sekali untuk mengobrol."Apanya? Kamu kalau ngomong yang lengkap sedikit kenapa sih?!" cela Kang Arya dengan wajah masam yang sudah familier dimatanya.Ia mengambil sesuatu dari kantong ran

  • Sang Penjelajah Malam   PESAN LELUHUR LEWAT MIMPI

    Bab 74: Tugas Yang Diemban Kang AryaMalam itu dalam penginapan, mereka tertidur pulas. Hari yang dirasa singkat bagi jiwa-jiwa yang teramat lelah sedang mencari jawaban atas harapan yang tersisa, dan ribuan pertanyaan dalam benak mereka saat ini.Kang Arya masih belum bisa mengistirahatkan diri sepenuhnya ditambah suara dengkuran dua kawannya yang lainnya.Tersembul segala pemikiran dalam benak Kang Arya saat ini. Apakah ia sanggup mengembalikan semuanya? dan bagaimana harusnya ia menghadapi pertanyaan dari pihak keluarga mereka nantinya?Atau, bagaimana jika ia tidak pernah lagi bisa membawa mereka dalam keadaan utuh? Atau lebih parahnya lagi, jika mereka kehilangan sahabatnya untuk selama-lamanya tanpa ada penjelasan pasti.Seribu pertanyaan kian santer mendera diri Kang Arya sampai tak sadar iapun akhirnya terlelap. Hingga beberapa menit berlalu, belum juga lepas dari pikiran buruk, ia mengalami kejadian aneh yang datang lewat mimpinya.Dalam mimpinya, ia melihat bayangan putih men

  • Sang Penjelajah Malam   SIAPKAH MELAWAN YANG TERKUAT?

    Bab 73: Kekuatan Yang Hampir SempurnaKang Arya dengan kekuatan barunya yang kini mulai terbakar dengan api amarah, semakin keras memberikan perlawanan. Dengan lantang, ia terus meneriakkan satu nama untuk menantang duel dengan sosok pembawa petaka itu.Kata-katanya bagai menembakkan peluru angin yang menyasar ke segala penjuru, ditambah kekuatan suaranya yang terdengar gahar dan mengerikan."Kau makhluk terkutuk bernama Argadhana!! Keluar kau sekarang! Dasar pengecut!!" pekiknya dengan suara bergema sampai beberapa meter jauhnya. Membuat anginpun enggan bertiup. Keadaan hening, langitpun semakin gelap.Seperti sebuah skema di alam semesta yang mengikuti perputaran Matahari, begitupun saat ia berteriak, menggelegar, hingga bagi siapapun yang mendengar pasti ciut nyalinya.Karena ia benar-benar yakin semua ini adalah ulahnya. Tanpa berpikir panjang lagi, berdasarkan hasil penerawangannya dan ditambah hipotesanya. Ia mulai mencari wujud sosok yang dianggap bertanggung jawab atas hilang

  • Sang Penjelajah Malam   GAGALNYA MISI PENCARIAN BERSAMA TIM SAR

    Bab 72: Perubahan Rencana Barisan kerikil tajam yang menghadang, tak lagi mereka rasakan. Akan terus mereka terjang dengan berjalan diantara lintasan menanjak yang melelahkan yang tak lagi mereka risaukan. Yang terpenting saat ini adalah segera menemukan kemana hilangnya rekan mereka dalam team PURADEMO.Kini saat mereka sedang berada di antara kebimbangan, tak terlihat ujungnya sampai seseorang dari mereka bertutur, "Terpaksa kita meminta bantuan mereka sekarang. Bagaimana, kalian setuju kan?" usul Kang Arya agar segera meminta bantuan team SAR sebagai upaya mempersingkat waktu.Tondopun menegaskan dengan menjawab, "Loh, ya memang harus. Jangan sampai kita terlambat meminta bantun team SAR secepatnya, Kang!""Setuju, kita mestinya gerak lebih cepat mengeksekusinya. Jangan sampai kita gagal dalam misi ini!"sambung Wildan yang mulai terkuras tenaganya."Baik, kalau begitu biar aku hubungi sekarang," sahut Kang Arya mengakhiri keputusannya. Ia mengirimkan pesan teks ke kode nomor team S

DMCA.com Protection Status