“Siapa berani menyentuhku?” Ucap Radhis dengan dingin dan tatapan matanya yang teramat tajam.Tatapan Radhis itu seolah mengintimidasi penjaga keamanan di sana.Membuat penjaga keamanan itu terdiam terpaku tidak berani mendekatkan dirinya ke Radhis.Manajer Sdm tadi dengan mendengus berbicara kepada beberapa orang yang melihat mereka.“Lihatlah, betapa sombongnya pria ini.”“Plak!!” Sebuah tamparan mendarat di pipi Radhis.Radhis sengaja tidak menghindari tamparan itu karena beberapa hal.Termasuk ini akan dia jadikan bahan bukti atas kurangnya etika di kantor ini.Radhis kemudian menatap tajam kepada manajer SDM itu, namun dengan mulut yang tertutup rapat.Berbeda dengan Xuxu yang seketika berteriak kepada manajer SDM itu dengan lantang, “apa yang kamu lakukan?!”“Apa?!” BEntak manajer SDM.“Jangan ikut berbicara karena aku tidak mau bertindak kasar kepada perempuan!” Teriak manajer SDM itu dengan kerasnya.Wanita yang dari tadi memegangi lengan sang manajer kini mulai melepaskan gen
Seketika wanita itu serta manajer SDM yang netabene nya adalah anak Fox sendiri, terdiam tidak berani berbicara.“Nona Xuxu, ini…” Fox dengan sopan berbicara kepada Xuxu dan sedikit memandang ke arah Radhis, sebagai tanda jika yang dia tanyakan adalah siapa orang yang bersama dengan Xuxu saat ini.“Dia adalah orang yang saya bilang sebelumnya, pimpinan baru di perusahaan ini.”Mendengar itu, Fox dengan tanpa aba-aba membungkuk ke arah Radhis dan kemudian berkata, “selamat datang pimpinan!”Setelah itu Fox bangkit dan membungkuk untuk kedua kalinya serta berkata, “Saya memberi hormat kepada Pimpinan Baru.”Melihat ayahnya yang bersikap sopan dan begitu menghormati Radhis, seketika manajer SDM yang sebelumnya bertindak kurang ajar kepada Radhis menjadi ketakutan dengan keringat yang mengucur deras.“Di–dia….” manajer SDM itu seketika menjadi gagap, badannya gemetar.Manajer SDM itu berjalan mendekat dengan langkah gontai ke arah Radhis dan Xuxu.“Tuan… maaf atas ketidak tahuan saya Tua
Radhis menatap Fox dengan santai.Setelah itu dia melihat ke arah orang yang sebelumnya menjadi manajer SDM itu.Setelah itu Radhis bertanya kembali kepada Fox.“Dia anakmu?” “B–benar Tuan, tolong Tuan sedikit memberikan ampunan kepadanya. Saya salah, karena tidak mendidiknya dengan benar.” Jawab Fox dengan menunduk.“Tenang saja.” Ucap Radhis.“Kalau begitu biarkan saya cukup memecatnya saja, Tuan.” Ucap Fox yang sebenarnya bermaksud melindungi anaknya.Fox tahu jika yang berdiri di depannya kini adalah pemimpin baru di perusahaan itu.Fox takut jika akan ada hal buruk yang menimpa anaknya, karena itu dia merasa cukup dengan memecatnya saja.Dengan dipecatnya dirinya, nanti dia masih bisa mencari pekerjaan di tempat yang baru melalui koneksi mereka.Tidak seperti yang dipikirkan oleh mereka.Radhis ternyata cukup paham akan hal yang dipikirkan oleh mereka semua.Hal itu terbukti saat Radhis berkata “Tidak perlu di pecat.” Berbeda Radhis, mereka berpikir jika Radhis akan melepaskan
“Kalau begitu bagus. Sudah aku putuskan.” Ucap Radhis dengan tegas kepada Xuxu yang tentu saja ditujukan untuk beberapa orang yang ada disana.“Saya akan mendengarkan Tuan.” jawab Xuxu dengan formal.“Aku ingin agar nama mereka di blacklist di Motherland. Bagi perusahaan yang menerima mereka, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.” Ucap Radhis dengan tegas dan jelas.“Saya mengerti Tuan!” Jawab Xuxu.“Kalau begitu akan selesaikan dengan cepat dan aku akan menunggumu di ruanganku.” Ucap Radhis yang kemudian mengambil langkah untuk pergi dari sana.Baru saja mengambil beberapa langkah, Radhis berhenti dan menoleh kepada manajer SDM, anak Fox.“Sekarang semua tergantung pilihanmu. Memilih untuk bertahan di sini sebagai tema pembersih, atau keluar dengan tidak memiliki pekerjaan.” Ucap Radhis kemudian melanjutkan langkah kakinya.“Nona Xuxu… atas nama anak saya saya meminta maaf kepada anda. Saya berharap perusahaan ini masih mau menerimanya sebagai karyawan.” “Kalau begitu anda tahu ap
***Di Auckland.Kini Rachel sedang berada pada suatu tempat dan sedang melakukan pengambilan gambar di luar studio.Saat ini tim A.D Media sedang melakukan pembuatan video iklan sebuah Gaun pesta.Rachel dengan penuh keseriusan melakukan pengambilan gambar sesi demi sesi nya.Dia mungkin bukan lah seorang artis papan atas atau artis senior. Hanya saja, kecantikan yang dimiliki olehnya sungguh sangat tidak biasa dan sangat mempesona. Disela-sela istirahatnya, saat pengambilan gambar itu.Ada seorang pria yang datang menghampiri dirinya.“Nona. Apa Anda ada waktu nanti setelah semua selesai?” Tanya pria yang belum diketahui namanya itu.Saat ini seperti biasa Rachel ditemani oleh Nanny.Sedangkan Boas selalu melihat mereka dari jarak yang sedikit jauh karena mereka sedang berada di lokasi syuting.Sementara itu, yang tidak diketahui segelintir orang itu adalah adanya Brogie dan beberapa anak buah Rocky yang sedang memantau Rachel dari berbagai penjuru.Sebenarnya Rocky ingin turun ta
Gun sendiri adalah anak dari Goma.Hanya sesekali dia pulang ke kediaman Esfor semenjak dia kecil.Gun ikut orang tua Kally.Bersekolah di luar negri.Namun meskipun begitu, dimanapun dia berada terkadang masih menggunakan nama keluarga Esfor untuk mengintimidasi orang-orang yang dia temui.Seperti sang ayah. Gun juga sangat sombong dan arogan.Bahkan dia tak segan-segan menghalalkan segala cara untuk memiliki apapun yang dia inginkan.Dia mungkin cukup tampan untuk sebagian orang.Tapi, dia memiliki kepribadian yang buruk.Setelah menjauh dari Rachel dan Nanny. Kini Gun memalingkan wajahnya dan melihat ke arah Rachel seraya berbicara pelan.“Tenang saja cantik. Tidak lama lagi kamu akan menjadi milikku.” Ucap Gun.“Tuan Gun… Senang melihat anda.” Ucap Adams yang ternyata juga berada disana.“Adams… bagaimana kabarmu?” Tanya Gun saat setelah dia menjawab sapaan dari Adams.“Ternyata Tuan masih sangat mengingat saya. Suatu kehormatan untuk saya.” Ucap Adams dengan membungkuk kepada Gu
“Bahkan Ed saja, hanyalah seekor anjing peliharaan keluarga Zond yang ditempatkan di Auckland. Seberapa rendah status suami yang dimiliki oleh wanita secantik itu?” Ucap Gun yang kemudian tertawa dengan begitu lepas.“Tuan Benar… namanya Radhis. Selain tampan, dia tidak memiliki keunggulan lainnya.” Ucap Adams.“Jadi namanya Radhis…” jawab Gun.“Benar Tuan.” Jawab Adams.“Tapi masalah Tuan Ed Ackerley, tetap saja, jika dibandingkan dengan saya, Tuan Ed terlalu berpengaruh.” Ucap Adams menunduk.Bagi Adams, Ed Ackerley cukup susah untuk ditangani.Bagaimanapun juga bagi dirinya yang pengusaha kelas menengah, Ed Ackerley cukup susah ditangani karena, Ed Ackerley memiliki keluarga Zond dibelakangnya.Berbeda dengan Gun.Dirinya masih dapat menganggap Ed berada di bawahnya karena statusnya yang asli keturunan dari keluarga Esfor.Bahkan, jika bagi Gun Ed bukanlah siapa-siapa, berarti Radhis jauh bukan suatu masalah menurutnya.“Apa Tuan benar-benar tertarik dengan Rachel?” Tanya Adams saa
***“Nenek!”Sekitar jam 2 siang, waktu yang sama dengan selesainya pengambilan gambar Rachel. Sea berteriak kepada Neneknya.Sea sekarang menjawab sebagai manager keuangan di Wish Corp.Dia bersama ayahnya kembali bekerja disana setelah nenek Xion dengan cara liciknya mengambil alih kembali Wish Corp.Sea menjabat sebagai manajer keuangan sedangkan ayahnya menjabat sebagai manajer umum.Meskipun begitu mereka hanyalah orang-orang yang hanya mempunyai setatus tanpa memiliki skill yang mumpuni.“Kenapa kamu berteriak?” Tanya Marot yang kini sedang memijat pundak ibunya.Sebenarnya sebelum masuknya Sea ke ruangan itu, mereka sedang berbincang beberapa hal terkait urusan-urusan mereka termasuk antisipasi jika memang Huang berada di Auckland untuk mencari masalah dengan mereka.Nenek Xion seolah tidak ada rasa takut.Entah terlalu berani atau memang kuat.Nenek Xion hanya berbicara kepada ibunya, jika nanti Huang berada disana itu adalah suatu hal yang muda untuk mereka.Bahkan nenek Xio
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia