Gun sendiri adalah anak dari Goma.Hanya sesekali dia pulang ke kediaman Esfor semenjak dia kecil.Gun ikut orang tua Kally.Bersekolah di luar negri.Namun meskipun begitu, dimanapun dia berada terkadang masih menggunakan nama keluarga Esfor untuk mengintimidasi orang-orang yang dia temui.Seperti sang ayah. Gun juga sangat sombong dan arogan.Bahkan dia tak segan-segan menghalalkan segala cara untuk memiliki apapun yang dia inginkan.Dia mungkin cukup tampan untuk sebagian orang.Tapi, dia memiliki kepribadian yang buruk.Setelah menjauh dari Rachel dan Nanny. Kini Gun memalingkan wajahnya dan melihat ke arah Rachel seraya berbicara pelan.“Tenang saja cantik. Tidak lama lagi kamu akan menjadi milikku.” Ucap Gun.“Tuan Gun… Senang melihat anda.” Ucap Adams yang ternyata juga berada disana.“Adams… bagaimana kabarmu?” Tanya Gun saat setelah dia menjawab sapaan dari Adams.“Ternyata Tuan masih sangat mengingat saya. Suatu kehormatan untuk saya.” Ucap Adams dengan membungkuk kepada Gu
“Bahkan Ed saja, hanyalah seekor anjing peliharaan keluarga Zond yang ditempatkan di Auckland. Seberapa rendah status suami yang dimiliki oleh wanita secantik itu?” Ucap Gun yang kemudian tertawa dengan begitu lepas.“Tuan Benar… namanya Radhis. Selain tampan, dia tidak memiliki keunggulan lainnya.” Ucap Adams.“Jadi namanya Radhis…” jawab Gun.“Benar Tuan.” Jawab Adams.“Tapi masalah Tuan Ed Ackerley, tetap saja, jika dibandingkan dengan saya, Tuan Ed terlalu berpengaruh.” Ucap Adams menunduk.Bagi Adams, Ed Ackerley cukup susah untuk ditangani.Bagaimanapun juga bagi dirinya yang pengusaha kelas menengah, Ed Ackerley cukup susah ditangani karena, Ed Ackerley memiliki keluarga Zond dibelakangnya.Berbeda dengan Gun.Dirinya masih dapat menganggap Ed berada di bawahnya karena statusnya yang asli keturunan dari keluarga Esfor.Bahkan, jika bagi Gun Ed bukanlah siapa-siapa, berarti Radhis jauh bukan suatu masalah menurutnya.“Apa Tuan benar-benar tertarik dengan Rachel?” Tanya Adams saa
***“Nenek!”Sekitar jam 2 siang, waktu yang sama dengan selesainya pengambilan gambar Rachel. Sea berteriak kepada Neneknya.Sea sekarang menjawab sebagai manager keuangan di Wish Corp.Dia bersama ayahnya kembali bekerja disana setelah nenek Xion dengan cara liciknya mengambil alih kembali Wish Corp.Sea menjabat sebagai manajer keuangan sedangkan ayahnya menjabat sebagai manajer umum.Meskipun begitu mereka hanyalah orang-orang yang hanya mempunyai setatus tanpa memiliki skill yang mumpuni.“Kenapa kamu berteriak?” Tanya Marot yang kini sedang memijat pundak ibunya.Sebenarnya sebelum masuknya Sea ke ruangan itu, mereka sedang berbincang beberapa hal terkait urusan-urusan mereka termasuk antisipasi jika memang Huang berada di Auckland untuk mencari masalah dengan mereka.Nenek Xion seolah tidak ada rasa takut.Entah terlalu berani atau memang kuat.Nenek Xion hanya berbicara kepada ibunya, jika nanti Huang berada disana itu adalah suatu hal yang muda untuk mereka.Bahkan nenek Xio
Berselang beberapa menit kemudian.Adams sudah tiba di Wish Corp.Dia datang ditemani dengan seorang pemuda tampan. Tidak lebih tampan dari Radhis, tapi juga tidak kalah jauh tampan nya dari suami Rachel itu.“Adams kamu akhirnya datang.” Sapa Sea saat melihat kedatangan Adams.Seperti biasa, Sea adalah bentuk dari wanita yang bisa di anggap tidak tahu diri.Terbukti, kini matanya tertuju kepada pria yang ada di belakang Adams.Matanya menatap tanpa berkedip.Dia seperti itu karena melihat jika laki-laki itu selain tampan juga dapat dipastikan memiliki uang yang banyak.Hal itu tergambarkan dari apa yang melekat di badannya.Mulai dari jas, kemeja, dan juga celana dari penjahit terkenal.Kacamata yang dapat dipastikan bermerk, dan juga satu yang pasti.Jam di pergelangan tangannya.Sea tahu jika jam itu berharga jutaan dolar.Hampir seharga dengan mobil yang mereka miliki.“Adams… Dia…” Ucap Sea bertanya saat melihat ke arah Gun.“Nanti kamu akan tahu. Mana Nenekmu?” tanya Adams.“Di
“Baiklah, Aku dengar kalian sedang menghadapi suatu masalah?” tanya Gun.Mendengar pertanyaan dari Gun.Nenek Xion langsung dengan penuh semangat menjelaskan kepadanya.Nenek Xion menjelaskan semuanya dari awal hingga sekarang, mereka bertemu.“Cukup baik juga mereka. Dapat meretas sebuah sistem di perusahaan ini.” Ucap Gun yang sepertinya sangat memahami apa yang sudah terjadi.“Terus apa yang harus kami lakukan Tuan? Rekening kami dikuras habis. Hampir seluruh perusahaan juga memutuskan kontrak dengan kami.” Ucap nenek Xion dengan berdiri memegang tongkatnya.“Padahal baru saja kami bekerjasama dengan mereka. Kami juga belum mendapatkan keuntungan sama sekali. Kini justru harus mengembalikan dana kepada mereka.” Ucap Sea menambahkan dengan nada bicaranya yang lembut.Masih saja terlihat jika Sea sedang mencoba untuk mencari perhatian dari pria itu.Sedari awal hanya tahu dia adalah seorang pria tampan dan kaya saja sudah membuat dirinya tertarik.Bahkan kini dia tahu jika pria itu a
“Ini untukmu.” Ucap Gun dengan menyodorkan sekeping kartu bank kepada Sea.“Terimakasih Tuan Muda.” Jawab Sea dengan genit, saat dirinya dengan cepat mengambil kartu bank yang diulurkan oleh Gun.Hal itu membuat Adams merasa cukup kesal dan ingin berkata jika dirinya tidak terima dengan apa yang dilihat oleh dirinya saat ini.Tapi tentu saja, dia tidak berani berkata apa-apa dan bahkan tidak berani untuk berbicara sepatah katapun. Mengingat Gun adalah bentuk dari kekuasaan yang tidak bisa disentuh olehnya.Tidak hanya sekeping kartu.Setelah Sea berdiri dari posisi membungkuknya.Gun kembali berbicara kepada orang-orang yang berada disana.“Berapa Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan ini?” Tanya Gun.“I-itu…” Ucap nenek Xion dengan gugup.“Apa 300 juta cukup?” Tanya Gun dengan santai, seolah uang itu tidak ada apa-apanya untuk dirinya.“Cukup! Itu sudah lebih dari cukup Tuan!” Jawab nenek Xion dengan cepat.Baginya 300 juta dolar sudah lebih dari cukup untuk memulihkan perusahaannya.
“Mungkin aku akan mengecewakan kalian.” Ucap Adams secara tiba-tiba masuk.“Adams kamu dari kapan berada disana?” Tanya Sea.Sea seolah tidak ingin disalah pahami oleh Adams.Sepertinya, Sea sudah benar-benar nyaman dengan Adams.Karena, dia sendiri tidak tahu jika sebenarnya di awal tujuan Adams adalah Rachel.“Cukup lama sampai aku bisa mendengar apa yang kalian bicarakan.” Ucap Adams dengan santai tapi ekspresi wajahnya tampak sedang menahan suatu emosi.“Ka–kamu…” Ucap sea dengan suaranya yang terbata-bata.“Tenang saja. Aku tidak masalah.” Ucap Adams dengan santai. Meskipun sebenarnya saat ini dia merasakan sebuah rasa kesal dalam hatinya.Dia menutupi perasaan itu dengan sekuat tenaganya karena dia sebenarnya masih beranggapan jika kehadiran Sea hanyalah sebagai pemuas hasratnya semata.“Adams… A–aku…” Sea bingung apa yang ingin dia ucapkan kepada Adams.“Aku hanya akan menyampaikan sebuah berita buruk untuk Anda, Nek.”Adams menatap nenek Xion seolah sedang di selimuti sebuah
Ditengah rasa bimbang yang dirasakan oleh Sea, diwaktu yang sama saat ini Rachel sedang bersama dengan Nanny di dalam mobil dengan di supiri oleh Boas, seperti biasa.Mereka tidak ada perbincangan sama sekali, lebih tepatnya untuk saat ini perbincangan mereka sudah selesai dan mereka sudah hampir sampai di Villa A1.Dia sudah hampir di villa karena dirinya sudah sedari tadi dalam perjalanan pulang, selain itu, setelah dia selesai melakukan sesi pemotretan sebelumnya dia langsung menuju ke Villa nya karena dia tidak kembali ke kantor. Dia merasa lelah, selain itu dia bertanya kepada manajer di lapangan, dan mereka mengizinkan dia untuk pulang, karena menurut manajer itu Direktur mereka ada keperluan, jadi agenda makan-makan yang akan dilakukan setelah pengambilan gambar dibatalkan.Itu bertepatan setelah Adams pergi ke Wish Corp, karena mendapatkan panggilan dari Sea.“Untunglah… aku tidak perlu bertemu dengan orang-orang itu untuk sementara.” Ucap Rachel tadi saat dirinya mendapatkan