“Bagaimana jika itu benar-benar Huang, Nek?” tanya Sea kepada nenek Xion.Nenek Xion tertawa.“Aku akan menemuinya jika memang itu dia…” ucap nenek Xion dengan begitu sombongnya.“Dia bukan siapa-siapa di auckland sekarang.” tambahnya.Hal itu cukup membuat Sea merasa tenang dan ikut santai seperti neneknya.“Jika bukan Huang, lantas siapa yang mengirimkan ini?” tanya Marot yang kemudian memungut boneka dalam kotak sebelumya.Nenek tua itu, dengan penuh akan rasa ketidak percayaan diri di raut wajahnya, hanya bisa menjawab, “sejujurnya aku tidak tahu, dan juga tidak punya dugaan, ke siapapun itu.”***Di Motherland.Radhis kini sudah berada resepsionis perusahaan, kantor baru tempat dia bekerja.Meskipun tempat itu tidak seramai Geneve. Tapi tetap saja ada beberapa pasang mata yang melihat adanya Radhis.Mereka semua melihat ke arah Radhis dengan tatapan yang seolah merendahkan.Seperti biasanya itu karena gaya berpakaiannya yang masih saja mengenakkan pakaian kasual.Dia berada di de
“Siapa berani menyentuhku?” Ucap Radhis dengan dingin dan tatapan matanya yang teramat tajam.Tatapan Radhis itu seolah mengintimidasi penjaga keamanan di sana.Membuat penjaga keamanan itu terdiam terpaku tidak berani mendekatkan dirinya ke Radhis.Manajer Sdm tadi dengan mendengus berbicara kepada beberapa orang yang melihat mereka.“Lihatlah, betapa sombongnya pria ini.”“Plak!!” Sebuah tamparan mendarat di pipi Radhis.Radhis sengaja tidak menghindari tamparan itu karena beberapa hal.Termasuk ini akan dia jadikan bahan bukti atas kurangnya etika di kantor ini.Radhis kemudian menatap tajam kepada manajer SDM itu, namun dengan mulut yang tertutup rapat.Berbeda dengan Xuxu yang seketika berteriak kepada manajer SDM itu dengan lantang, “apa yang kamu lakukan?!”“Apa?!” BEntak manajer SDM.“Jangan ikut berbicara karena aku tidak mau bertindak kasar kepada perempuan!” Teriak manajer SDM itu dengan kerasnya.Wanita yang dari tadi memegangi lengan sang manajer kini mulai melepaskan gen
Seketika wanita itu serta manajer SDM yang netabene nya adalah anak Fox sendiri, terdiam tidak berani berbicara.“Nona Xuxu, ini…” Fox dengan sopan berbicara kepada Xuxu dan sedikit memandang ke arah Radhis, sebagai tanda jika yang dia tanyakan adalah siapa orang yang bersama dengan Xuxu saat ini.“Dia adalah orang yang saya bilang sebelumnya, pimpinan baru di perusahaan ini.”Mendengar itu, Fox dengan tanpa aba-aba membungkuk ke arah Radhis dan kemudian berkata, “selamat datang pimpinan!”Setelah itu Fox bangkit dan membungkuk untuk kedua kalinya serta berkata, “Saya memberi hormat kepada Pimpinan Baru.”Melihat ayahnya yang bersikap sopan dan begitu menghormati Radhis, seketika manajer SDM yang sebelumnya bertindak kurang ajar kepada Radhis menjadi ketakutan dengan keringat yang mengucur deras.“Di–dia….” manajer SDM itu seketika menjadi gagap, badannya gemetar.Manajer SDM itu berjalan mendekat dengan langkah gontai ke arah Radhis dan Xuxu.“Tuan… maaf atas ketidak tahuan saya Tua
Radhis menatap Fox dengan santai.Setelah itu dia melihat ke arah orang yang sebelumnya menjadi manajer SDM itu.Setelah itu Radhis bertanya kembali kepada Fox.“Dia anakmu?” “B–benar Tuan, tolong Tuan sedikit memberikan ampunan kepadanya. Saya salah, karena tidak mendidiknya dengan benar.” Jawab Fox dengan menunduk.“Tenang saja.” Ucap Radhis.“Kalau begitu biarkan saya cukup memecatnya saja, Tuan.” Ucap Fox yang sebenarnya bermaksud melindungi anaknya.Fox tahu jika yang berdiri di depannya kini adalah pemimpin baru di perusahaan itu.Fox takut jika akan ada hal buruk yang menimpa anaknya, karena itu dia merasa cukup dengan memecatnya saja.Dengan dipecatnya dirinya, nanti dia masih bisa mencari pekerjaan di tempat yang baru melalui koneksi mereka.Tidak seperti yang dipikirkan oleh mereka.Radhis ternyata cukup paham akan hal yang dipikirkan oleh mereka semua.Hal itu terbukti saat Radhis berkata “Tidak perlu di pecat.” Berbeda Radhis, mereka berpikir jika Radhis akan melepaskan
“Kalau begitu bagus. Sudah aku putuskan.” Ucap Radhis dengan tegas kepada Xuxu yang tentu saja ditujukan untuk beberapa orang yang ada disana.“Saya akan mendengarkan Tuan.” jawab Xuxu dengan formal.“Aku ingin agar nama mereka di blacklist di Motherland. Bagi perusahaan yang menerima mereka, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.” Ucap Radhis dengan tegas dan jelas.“Saya mengerti Tuan!” Jawab Xuxu.“Kalau begitu akan selesaikan dengan cepat dan aku akan menunggumu di ruanganku.” Ucap Radhis yang kemudian mengambil langkah untuk pergi dari sana.Baru saja mengambil beberapa langkah, Radhis berhenti dan menoleh kepada manajer SDM, anak Fox.“Sekarang semua tergantung pilihanmu. Memilih untuk bertahan di sini sebagai tema pembersih, atau keluar dengan tidak memiliki pekerjaan.” Ucap Radhis kemudian melanjutkan langkah kakinya.“Nona Xuxu… atas nama anak saya saya meminta maaf kepada anda. Saya berharap perusahaan ini masih mau menerimanya sebagai karyawan.” “Kalau begitu anda tahu ap
***Di Auckland.Kini Rachel sedang berada pada suatu tempat dan sedang melakukan pengambilan gambar di luar studio.Saat ini tim A.D Media sedang melakukan pembuatan video iklan sebuah Gaun pesta.Rachel dengan penuh keseriusan melakukan pengambilan gambar sesi demi sesi nya.Dia mungkin bukan lah seorang artis papan atas atau artis senior. Hanya saja, kecantikan yang dimiliki olehnya sungguh sangat tidak biasa dan sangat mempesona. Disela-sela istirahatnya, saat pengambilan gambar itu.Ada seorang pria yang datang menghampiri dirinya.“Nona. Apa Anda ada waktu nanti setelah semua selesai?” Tanya pria yang belum diketahui namanya itu.Saat ini seperti biasa Rachel ditemani oleh Nanny.Sedangkan Boas selalu melihat mereka dari jarak yang sedikit jauh karena mereka sedang berada di lokasi syuting.Sementara itu, yang tidak diketahui segelintir orang itu adalah adanya Brogie dan beberapa anak buah Rocky yang sedang memantau Rachel dari berbagai penjuru.Sebenarnya Rocky ingin turun ta
Gun sendiri adalah anak dari Goma.Hanya sesekali dia pulang ke kediaman Esfor semenjak dia kecil.Gun ikut orang tua Kally.Bersekolah di luar negri.Namun meskipun begitu, dimanapun dia berada terkadang masih menggunakan nama keluarga Esfor untuk mengintimidasi orang-orang yang dia temui.Seperti sang ayah. Gun juga sangat sombong dan arogan.Bahkan dia tak segan-segan menghalalkan segala cara untuk memiliki apapun yang dia inginkan.Dia mungkin cukup tampan untuk sebagian orang.Tapi, dia memiliki kepribadian yang buruk.Setelah menjauh dari Rachel dan Nanny. Kini Gun memalingkan wajahnya dan melihat ke arah Rachel seraya berbicara pelan.“Tenang saja cantik. Tidak lama lagi kamu akan menjadi milikku.” Ucap Gun.“Tuan Gun… Senang melihat anda.” Ucap Adams yang ternyata juga berada disana.“Adams… bagaimana kabarmu?” Tanya Gun saat setelah dia menjawab sapaan dari Adams.“Ternyata Tuan masih sangat mengingat saya. Suatu kehormatan untuk saya.” Ucap Adams dengan membungkuk kepada Gu
“Bahkan Ed saja, hanyalah seekor anjing peliharaan keluarga Zond yang ditempatkan di Auckland. Seberapa rendah status suami yang dimiliki oleh wanita secantik itu?” Ucap Gun yang kemudian tertawa dengan begitu lepas.“Tuan Benar… namanya Radhis. Selain tampan, dia tidak memiliki keunggulan lainnya.” Ucap Adams.“Jadi namanya Radhis…” jawab Gun.“Benar Tuan.” Jawab Adams.“Tapi masalah Tuan Ed Ackerley, tetap saja, jika dibandingkan dengan saya, Tuan Ed terlalu berpengaruh.” Ucap Adams menunduk.Bagi Adams, Ed Ackerley cukup susah untuk ditangani.Bagaimanapun juga bagi dirinya yang pengusaha kelas menengah, Ed Ackerley cukup susah ditangani karena, Ed Ackerley memiliki keluarga Zond dibelakangnya.Berbeda dengan Gun.Dirinya masih dapat menganggap Ed berada di bawahnya karena statusnya yang asli keturunan dari keluarga Esfor.Bahkan, jika bagi Gun Ed bukanlah siapa-siapa, berarti Radhis jauh bukan suatu masalah menurutnya.“Apa Tuan benar-benar tertarik dengan Rachel?” Tanya Adams saa