Sayang sekali, sepertinya saat ini Ester belum mendapat informasi lanjutan yang dijanjikan oleh Rachel.
Tapi kedatangan Ester kesana memang ada tujuan, yaitu Ester mendapatkan telepon dari manajer perusahaan properti yang dulu menyelenggarakan lelang hunian villa yang kini ditempati oleh keluarga Dere.
“Apa yang mereka inginkan?” tanya Radhis.
“Manajer itu bilang bahwa Ibu mertua Tuan Muda menghubungi mereka untuk bertanya tentang asisten rumah tangga.”
Radhis seketika tercerahkan, Radhis meminta kepada Ester agar menghubungi sang manajer lagi, dan memerintahkan kepada untuk berbicara kepada manajer jika asisten rumah tangga yang diminta akan disediakan olehnya, dan meminta kepada manajer agar tidak berbicara sembarangan kepada Tania.<
***Pukul setengah tujuh malam, Radhis sedang duduk di meja kerja dalam ruang baca di mansion miliknya.Dia duduk dengan membaca beberapa buku dengan sorot lampu yang menerangi tepat ke arah buku yang ada di meja. Meskipun tatapan matanya mengarah ke buku yang sedang dia baca, tapi satu yang jelas, pikirannya sekarang sedang melambung ke Rachel yang ada di tempat yang berbeda dengannya.Sesekali dia menatap ke arah ponselnya, Dia merasa jika dirinya harus menghubungi Rachel.Radhis memegangi ponselnya mencoba mempertimbangkan apa yang saat ini menjadi panggilan hatinya, terus menatap ke layar ponsel yang kini mulai di hidupkan lampu latarnya, membuka daftar kontak, dan “Kilk!” Dia mengu
Keesokan harinya.Kini pukul sepuluh kurang lima belas menit di ruang rapat Wish Corp, sudah hadir beberapa orang, termasuk Rachel selaku penyelenggara rapat sekaligus direktur perusahaan Wish Corp.Ada juga disana Deon Dodge dan ayahnya Daka Dodge, dari Dod Media.Mereka hanya diam menunggu yang lain untuk datang, sedangkan Daka dan Deon saling mengobrol antara ayah dan anak disela mereka menunggu.Tidak lain tidak buka yang mereka obrolkan adalah terkait masalah Rachel.Mereka membicarakan Rachel yang tentunya semua adalah kebaikannya dengan tujuan memuji, agar supaya mereka bisa semakin akrab.Namun, sepe
“Maaf saya terlambat.”Suara seorang wanita yang sangat dikenal oleh Rachel terdengar.Itu adalah suara Ester.Begitu Ester memasuki ruangan Rapat sepertinya dia tampak datang sendirian. Terang itu membuat Rachel dan yang lain bertanya-tanya.Berbeda dengan Vivian kedatangan Ester sangat terlihat anggun, meskipun dibalut pakaian kerja yang sangat rapi, tapi aura kecantikannya masih kentara.Ketika semua orang yang berada di sana berdiri untuk menyambut kedatangannya, Bagaimanapun juga meskipun Ester bukanlah direktur dari perusahaan Geneve akan tetapi Ester termasuk Orang yang patut untuk dihormati oleh mereka.Saling sa
“Maaf Tuan …” potong Ester.“Eh …. Siapa namanya?”Ucap Ester bertanya kepada Rachel saat sebelumnya melihat ke arah Deon, seolah melupakan nama Deon, untuk menunjukkan jika dia tidak penting berada disana.“Deon Dodge, saya adalah Deon Dodge,” jawab Deon yang saat itu langsung berdiri dengan memegang dadanya, seolah mengisyaratkan siapa dirinya.“Bukankah kita saling kenal Nona Ester? Saya waktu itu pernah membuat janji untuk bertemu dengan direktur, tapi ternyata Nona berkata jika direktur sedang tidak bisa ditemui karena suatu hal.” Papar Deon dengan cengar-cengir seolah tidak memiliki wibawa sama sekali mencoba untuk membuat Ester mengingat siapa dirinya.
“Bisa tolong diam?” Ed mulai ikut berbicara.“Nona Rachel memanglah direktur Wish Corp, tapi asal nona Tahu, yang mengakuisisi perusahaan Wish Corp adalah tuan Radhis, jadi beliau mempunyai hak sebagai Presdir Wish Corp.” Tambah Ed.Semua orang yang ada disana terdiam, mereka semua kaget kecuali Rachel dan Ester, yang dari awal sudah tahu status Radhis di Wish Corp.“Tuan Ed– Maaf– apa benar semua itu?” Daka Dodge yang ada disana dengan gemetar bertanya.“Maaf Tuan, tapi semua itu benar, dari awal pengakuisisian Wish Corp dari Xion Wish adalah dengan nama Tuan Radhis.”Vivian Diam, Dia sejenak berpikir tertunduk.&l
Disini semua mulai bingung dengan sikap Radhis.Mereka merasa jika Radhis seolah bisa mengontrol Ester dan juga Ed Ackerley. sementara mereka semua tahu jika kedua orang ini adalah termasuk orang yang berpengaruh di Auckland.“Apa kita tidak salah melihat?” Bisik Daka kepada Anaknya.“Sepertinya tidak Ayah,” jawab Deon yang juga berbisik tepat ditelinga ayahnya.“Siapa sebenarnya laki-laki ini.” Bisik Daka kepada Deon.Mereka berdua sama-sama kebingungan dengan apa yang mereka lihat, Tidak ada salah satu pun dari mereka yang bisa menebak Siapa Radhis sebenarnya. Itu karena selama ini mereka selalu menganggap bahwa Radhis adalah orang yang tidak berguna. Di saat semua orang bingung mencari tahu siapa Radhis sebenarnya, di sisi lain istrinya “Rachel” merasa bahwa kali ini suaminya benar-benar sangat terlihat berwibawa. “Apa ada yang nona inginkan?” tanya Radhis kepada Vivian.“Sebenarnya— Tidak! saya akan menuruti keinginan Direktur Geneve.”Vivian mencoba untuk menahan Ed dan Ester
Sekarang sudah jam pulang kerja, seperti biasa Rachel pulang sendiri, karena sepertinya tadi disaat Rachel pergi untuk minum dengan Vivian, Deon dilarang untuk ikut. Dengan penuh diam Rachel mengendarai mobilnya, sepertinya disaat Rachel pergi untuk minum bersama dengan Vivian tadi dia mendengar ucapan-ucapan Vivian yang entah apa. Yang jelas, sepertinya saat ini pikiran Rachel sedikit lebih tidak tenang dari beberapa hari ini.Beberapa hari ini saja pikiran Rachel sudah kacau karena pikirannya tentang Radhis dan Ester, dan sepertinya kini dia lebih tidak tenang sampai pada titik dimana dia sudah tidak terlihat berekspresi.Sampai villa baru yang dia tempati, Rachel turun dari mobil dan menjumpai sebuah mobil lain yang dia hafal betul itu mobil siapa.Iya benar itu adalah mobil milik Radhis.Rachel segera bergegas membuka pintu untuk masuk kedalam Villanya.Di ruang tamu Villa yang cukup besar, meskipun tidak sebesar Mansion milik Radhis saat ini, telah duduk empat orang yaitu Tania
“Bisa tolong anda diam biar saya yang menjelaskan.” Ucap Ed dengan matanya yang sedikit dilapisi sorot kemarahan.Tania terdiam seketika.Dere yang menyadari jika memang istrinya terlalu banyak bicara memilih untuk diam tidak membelanya sama sekali. Bahkan, sebenarnya Ed cukup senang jika Istrinya bisa sedikit belajar dari semua ini. Sedari mereka kenal dan menikah Tania adalah sosok wanita yang egois. Dia selalu ingin semua kehendaknya terlaksana, tanpa memikirkan orang lain yang ada di sampingnya. Dia sama sekali tidak peduli orang akan menderita karenanya bahkan anak kandungnnya sekalipun.“Bisakah saya melanjutkan?” Tanya Ed yang kemudian menatap ke arah Dere dan Rachel.“Silahkan Tuan Ed!” Dengan rasa hormat Dere mempersilahkan.“Kau–” Tania mencoba untuk protes.“Baiklah, kalau begitu saya akan melanjutkannya.” Ed menyela ucapan Tania.Setelah itu Ed mulai menjelaskan maksud dan tujuannya berada disana. Mulai dari menjelaskan tentang Villa A1 yang ditempati oleh keluarga Der