“Maaf Tuan …” potong Ester.
“Eh …. Siapa namanya?”
Ucap Ester bertanya kepada Rachel saat sebelumnya melihat ke arah Deon, seolah melupakan nama Deon, untuk menunjukkan jika dia tidak penting berada disana.“Deon Dodge, saya adalah Deon Dodge,” jawab Deon yang saat itu langsung berdiri dengan memegang dadanya, seolah mengisyaratkan siapa dirinya.
“Bukankah kita saling kenal Nona Ester? Saya waktu itu pernah membuat janji untuk bertemu dengan direktur, tapi ternyata Nona berkata jika direktur sedang tidak bisa ditemui karena suatu hal.” Papar Deon dengan cengar-cengir seolah tidak memiliki wibawa sama sekali mencoba untuk membuat Ester mengingat siapa dirinya.
“Bisa tolong diam?” Ed mulai ikut berbicara.“Nona Rachel memanglah direktur Wish Corp, tapi asal nona Tahu, yang mengakuisisi perusahaan Wish Corp adalah tuan Radhis, jadi beliau mempunyai hak sebagai Presdir Wish Corp.” Tambah Ed.Semua orang yang ada disana terdiam, mereka semua kaget kecuali Rachel dan Ester, yang dari awal sudah tahu status Radhis di Wish Corp.“Tuan Ed– Maaf– apa benar semua itu?” Daka Dodge yang ada disana dengan gemetar bertanya.“Maaf Tuan, tapi semua itu benar, dari awal pengakuisisian Wish Corp dari Xion Wish adalah dengan nama Tuan Radhis.”Vivian Diam, Dia sejenak berpikir tertunduk.&l
Disini semua mulai bingung dengan sikap Radhis.Mereka merasa jika Radhis seolah bisa mengontrol Ester dan juga Ed Ackerley. sementara mereka semua tahu jika kedua orang ini adalah termasuk orang yang berpengaruh di Auckland.“Apa kita tidak salah melihat?” Bisik Daka kepada Anaknya.“Sepertinya tidak Ayah,” jawab Deon yang juga berbisik tepat ditelinga ayahnya.“Siapa sebenarnya laki-laki ini.” Bisik Daka kepada Deon.Mereka berdua sama-sama kebingungan dengan apa yang mereka lihat, Tidak ada salah satu pun dari mereka yang bisa menebak Siapa Radhis sebenarnya. Itu karena selama ini mereka selalu menganggap bahwa Radhis adalah orang yang tidak berguna. Di saat semua orang bingung mencari tahu siapa Radhis sebenarnya, di sisi lain istrinya “Rachel” merasa bahwa kali ini suaminya benar-benar sangat terlihat berwibawa. “Apa ada yang nona inginkan?” tanya Radhis kepada Vivian.“Sebenarnya— Tidak! saya akan menuruti keinginan Direktur Geneve.”Vivian mencoba untuk menahan Ed dan Ester
Sekarang sudah jam pulang kerja, seperti biasa Rachel pulang sendiri, karena sepertinya tadi disaat Rachel pergi untuk minum dengan Vivian, Deon dilarang untuk ikut. Dengan penuh diam Rachel mengendarai mobilnya, sepertinya disaat Rachel pergi untuk minum bersama dengan Vivian tadi dia mendengar ucapan-ucapan Vivian yang entah apa. Yang jelas, sepertinya saat ini pikiran Rachel sedikit lebih tidak tenang dari beberapa hari ini.Beberapa hari ini saja pikiran Rachel sudah kacau karena pikirannya tentang Radhis dan Ester, dan sepertinya kini dia lebih tidak tenang sampai pada titik dimana dia sudah tidak terlihat berekspresi.Sampai villa baru yang dia tempati, Rachel turun dari mobil dan menjumpai sebuah mobil lain yang dia hafal betul itu mobil siapa.Iya benar itu adalah mobil milik Radhis.Rachel segera bergegas membuka pintu untuk masuk kedalam Villanya.Di ruang tamu Villa yang cukup besar, meskipun tidak sebesar Mansion milik Radhis saat ini, telah duduk empat orang yaitu Tania
“Bisa tolong anda diam biar saya yang menjelaskan.” Ucap Ed dengan matanya yang sedikit dilapisi sorot kemarahan.Tania terdiam seketika.Dere yang menyadari jika memang istrinya terlalu banyak bicara memilih untuk diam tidak membelanya sama sekali. Bahkan, sebenarnya Ed cukup senang jika Istrinya bisa sedikit belajar dari semua ini. Sedari mereka kenal dan menikah Tania adalah sosok wanita yang egois. Dia selalu ingin semua kehendaknya terlaksana, tanpa memikirkan orang lain yang ada di sampingnya. Dia sama sekali tidak peduli orang akan menderita karenanya bahkan anak kandungnnya sekalipun.“Bisakah saya melanjutkan?” Tanya Ed yang kemudian menatap ke arah Dere dan Rachel.“Silahkan Tuan Ed!” Dengan rasa hormat Dere mempersilahkan.“Kau–” Tania mencoba untuk protes.“Baiklah, kalau begitu saya akan melanjutkannya.” Ed menyela ucapan Tania.Setelah itu Ed mulai menjelaskan maksud dan tujuannya berada disana. Mulai dari menjelaskan tentang Villa A1 yang ditempati oleh keluarga Der
“Radhis–? Tuan–?” Ucap Rachel dengan rasa bingung dan terbata-bata, saat melihat dan mendengar maid yang ada di depan pintu Villanya sedang mencari suaminya.Kini yang ada dalam pikiran Rachel adalah siapa wanita muda ini.Jika dilihat dari penampilannya, dia adalah seorang Asisten rumah tangga.Lebih tepatnya itu adalah penampilan seorang Maid.Yang jadi masalah disini adalah untuk apa seorang Maid mencari Radhis.Mendengar ucapan Rachel di awal, wanita maid muda tadi langsung menjelaskan secara singkat, jika kedatangannya kesini adalah untuk bertemu dengan Radhis. Selain itu, gadis maid tadi juga menjelaskan, “Saya adalah pelayan pribadi Tuan Radhis.”Meski masih merasa bingung, akhirnya Rachel mempersilahkan gadis Maid itu untuk masuk kedalam.Begitu gadis Maid ada di ruang tamu tempat para orang sedang berkumpul, Tania segera menyambut dengan antusias.“Akhirnya!! Cepat sekali, sungguh hebat manajer properti itu!!” Tania berdiri, dia berpikir jika gadis maid itu adah asisten ruma
Tania hanya terdiam saat Nora berjalan melewatinya dengan masih menarik koper yang berisi pakaian milik Radhis. Berjalannya cukup anggun untuk sekelas Maid.Saat di tangga dia sedikit terlihat kesulitan, tangannya yang cukup kecil mengangkat koper dengan badan yang sedikit miring ke arah berlawanan. Tapi itu semua dia lakukan dengan tetap tersenyum manis. Seolah selama Radhis memerintah dirinya maka dia akan dengan ikhlas hati melakukannya.Tania dengan menoleh penuh ketidak percayaan menatap ke arah Nora.“Tuan Ed?” Tania kembali berkata dengan nada yang sedikit keras saat dirinya memutar kembali kepalanya searah dengan badannya, yang sedang menghadap ke Ed Ackerley. Sementara Ed, entah dia dia tidak mendengar atau sengaja seolah tidak mendengarnya, kini justru berbicara dengan Rachel. “Nona Rachel, seperti apa yang kita dengar tadi siang dari Nona Vivian, dia akan menghubungi Anda saat proposal proyek yang baru selesai dibuat.”“Tuan Ed benar, memang seperti itu.” ucap Rachel yan
Rachel melilitkan dua handuk, satu di badannya sebatas dada sampai ke pangkal paha dan satu lagi di kepala untuk melilit rambutnya agar menyerap air dan supaya membuat rambutnya menjadi mudah dikeringkan.Rachel berjalan menuju tempat sebuah lemari dimana seluruh pakaiannya tersimpan. Entah kenapa dia tiba-tiba ingin tampil cantik meskipun dia sedang berada dirumah, mungkin itu karena sekarang sedang ada Radhis di rumah.Setelah beberapa pakaian dia sibakkan, akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah mini dress berwarna merah yang ukurannya sedikit kecil tapi dapat dipastikan bahwa bahan yang dipakai elastis. Benar saja, saat dipakai, mini dress itu dapat membentuk sempurna keindahan tubuh yang dimiliki Rachel.Setelah merias diri sebentar, Rachel keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu.Disana dia menjumpai suaminya sedang makan malam dengan ditemani oleh Nora yang berdiri di sampingnya.Ada juga tania dan Dere duduk di meja makan yang sama, tapi ada satu yang sangat berbeda, itu
Rachel terbangun dengan tubuh masih tertutup selimut sebatas pinggang.Pakaian tidur yang sedikit terbuka dibagian dadanya menambah kesan sexy yang dimiliki oleh nya.Saat dia melihat hari masih sangat pagi, dia tidak terburu-buru untuk bangun dari tempat tidurnya. Melainkan kini dia sedang bersandar di sandaran tempat tidur, dengan memegang sebuah ponsel di tangannya.Jam di layar ponsel menunjukkan angka 06:35.Dia terbangun cukup pagi di pagi hari seperti ini, karena banyak hal yang mengganggu pikirannya.Dengan tatapan mata kosong dia mulai melamun mengingat semua hal yang semalam terjadi.Lebih tepatnya setelah semua penghuni Villa A1 selesai makan malam.Rachel yang waktu itu benar-benar merasa sangat merindukan suaminya mencoba untuk menata hati agar bisa berhadapan dengan Radhis.Tepat saat selesai membereskan sisa makan malam, Rachel menaiki tangga ke lantai dua, tanpa terasa malam itu Rachel justru pergi ke depan kamar Radhis.Dia hanya berdiri di depan kamar Radhis, sesekal