“kenapa tak mungkin, Radhis sengaja kemarin membeli dua mobil secara langsung satu untuk nya bekerja dan satu untuk istrinya” terang Tania membuat Marot dan nenek Xion semakin panas hatinya.
Dan disini Sea hanya diam memandangi suami sepupunya karena dia merasa Radhis yang seperti iini adalah pria paling tampan dan gagah yang ia temui,
“bekerja?” tanya nenek Xion
“iya, jadi selama ini Radhis bekerja namun tak pernah menyombongkannya” ucap Tania mencoba lebih memanasi hati mertuanya dan kakak iparnya.
“Rachel!! Kenapa kau kemarin diam saja bahwa suamimu punya banyak uang?” bentak nenek Xionn,
“iya benar jika memang seperti itu kita tak akan kebingungan soal modal?” imbuh marot
“nenek paman, tapi bukankah Rachel sudah membantu kalian menyelesaikan masalah?” jawab Radhis membela istrinya
“membantu apa?” ucap Marot dengan sinis,
“akuKini acara telah dimulai, nenek Xion kini berada didepan, banya orang sedang menyampaikan rasa terimakasih atas kedatangan semua orang,“Dan tak lupa terimakasih pada nona Ester yang sudah memantu kami mendapatkan kontrak ini” ucap nenek Xion mencoba mengambil hati Ester.Saat semua mata menatap padanya Ester hanya menganggukan kepalanya perlahan menandakan dia sudah menerima rasa terimakasih dari nenek Xion.Memang saat ini Ester sangat menawan, dengan kecantikan nya gaunnya bahkan ke anggunannya sungguh sungguh mempesona,namun Ester sendiri terus tetap fokus pada acara ini dan juga pada Radhis karena bagaimanapun juga Radhis adalah atasannya.“Dan seperti yang kalian ketahui untuk hari ini adalah pengumuman dari penyerahan hak atas jabatan direktur dari perusahaan Wish Corp” ucap nenek Xion lagi,Dengan senyum nenek Xion melanjutkan perkataannya,“Ini juga erat kaitannya dengan kontrak yang kami dapatkan d
“sudah pulang saja kalian!” ucap Marot dengan sikap sombongnya,“iya, kami akan pulang paman,”ucap Rachel dengan menoleh kemereka“semoga paman bisa membawa Wish Corp ke arah lebih baik” lanjut Rachel dan kemudian dia lanjut keluar dari ruangan itu, dan pulang kerumahnyaSemenatara itu di aula hotel mereka masih mau melanjutkan acaranya,“maa untuk para undangan yang sudah hadir jadi saya”Saat marit melanjutkan pidatonya tiba tiba Ester berdiri kini, dan berjalan ke depan, kini Ester sudah berdiri di podium di depan bersama Marot dan nenek Xion,“Maaf nona!” “Plakkk!!!” sebuah tamparan mendarat dipipi Marot sebelum dia melanjutkan ucapannya,“Apa maksutnya ini?” Ucap nenek Xion terkaget dengan perlakuan Ester ke Marot anak kesayangannya,“sepertinya kita tak jadi menjalin hubungan kontrak” Ucap Ester yang seketika meng
Kini mereka berempat menaiki mobilnya menuju rumah Dere untuk meminta bantuan rachel, sementara itu keluarga Dere kini sedang duduk bersamadi ruang keluarga meratapi semua ini,“Sudah istriku, aku yakin mereka akan mencari mu dan meminta mu untuk membantu mereka” ucap Radhis menghibur istrinya,“darimana keyakinanmu itu” timpali Tania,“Kita lihat saja ibu” ucap Radhis dengan tersenyum,“ibu benar Radhis sudah sepertinya aku sudah cukup berharap pada sesuatu yang besar” ucap Rachel dengan menunduk dan bersedih,“Kita lihat saja, kan aku sudah bilang bahwa mereka akan memohon padamu, dan aku yakin itu” ucap Radhis dengan yakin,“ting tong!!” tiba tiba bel rumah berbunyi dan pintu terbuka sendiri di barengi dengan teriakan,“Rachel!!!” itu adalah suara nenek Xion,“Ibu, kenpa ibu disini” ucap Tania dengan sinis,&ldquo
“jadi ini bagaimana bu?” ucap Marot,“akankah ibu benar benar memberikan jabatan direktur ke Rachel?”lanjutnya,“Sudah sudah kau sudah dengar ucapan nona Ester tadi” jawab nenek Xion singkat,“Yauda ayo kita pulang dulu” tambah nenek Xion,“Rachel kau besok harus pergi ke kantor Geneve dengan Marot untuk menyelesaikan perihal kontrak ini”ucap nenek Xion mengintruksi,“baik bu, kalau begitu biar aku kesana dengan Paman” jawab Rachel,Seketika nenek Xion keluar dari rumah itu dan mereka masih sempat melihat keduam mobil milik Rachel dan Radhis terparkir disana,“aku masih bingung darimana pecundang itu mendapatkan semua ini?” ucap nenek Xion ke marot,“Aku sendiri juga tidak tahu bu,” jawab marot dan dilanjutan “tapi mereka sudah berani menyembunyikan ini saat kita butuh modal untuk perusahaan bu”“kau benar”
“apa kabar tante?” tanya Jhon ke Tania,“oh baik nak Jhon,.” Jawab Tani kemudaian dia gantian bertanya “ nak Jhon sendiri gimana kabarnya?”“Baik tante” jawab Jhon “aku dengar kemarin dari Jolly ada yang mengacaukan makan malam kalian Tante?” ucap Jhon seketika membuat Tania mengerti apa maksut kedatangan Jhon Kesana,“Oh aku sangat minta maa nak Jhon atas kejadian kami dengan nak Jolly kemarin nak Jhon”ucap Tania dengan menggosok gosokan tangannya,“tak masalah Tante, justru kedatanganku kesini mau mengajak kalian nantinya yang kemarin makan malam untuk hadir di acara makan malam yang aku adakan” ucap Jhon,“Oh itu suatu kebanggaan bagi kami untuk menghadiri acara makan malam bersama nak Jhon” ucap Tania dengan menggosokan telapak tangan nya kiri kanan dengan muka penuh harap,“tunangan ku mengajak kalian makan malam di temp
“oh ini aku mau pergi ke pasar antik” Dere mengabaikan pernyataan Jhon yang bilang menantunya adalah pecundang,“kenapa harus repot repot paman?” ucap Jhon, “paman hanya perlu bilang ke Jolly, dia akan mencarikan apa yang paman butuhkan” imbuh Jhom“Oh, itu tidak perlu, karena aku memang sengaja keluar untuk menghirup udara segar” balas Dere dengan mengangkat sebelah tangannya,“kalau begitu kami permisi dulu” lanjutnya,“hey kalian, jangan lupa Radhis harus menyediakan makan malam” Ucap Tania agak keras ke mereka berdua,“Iya iya aku tau” sengut Dere,Sementara Radhis dan Dere dalam perjalan ke pasar antik kini Jhon dan Sea berpamitan ke Tania untuk pulang,“iya sudah kalau begitu tante, aku dan Jhon permisi dulu, jangan lupa untuk besok malam” ucap Sea ke Tania saat mereka berjalan menuju mobilnya,“tentu Sea, tante tak a
“wah,... aku takut” ucap Radhis dengan sedikit bercanda,“Kau??” ucap laki laki itu,Dan tanpa aba aba laki laki itu seketika melemparkan bogem mentah ke arah Radhis, dengan santai Radhis menerima bogem orang itu dengan tangan kirinya,dengan memutar badannya Radhis melancarkan pukulan ke siku orang itu sontak saja,“klark” suara patah terdengar di ruangan itu bersamaan dengan raungan orang itu,“aarrgggghhhhh” teriaknya,“apa yang kau lakukan bangsat??!!!” tambah laki laki itu dengan memegang tangan nya yang patah.“kenapa?” tantang Radhis kemudian,“Kau bennar benar cari mati bocah,” ucap laki laki itu, “hey kau,panggil tuan Rocky”bentak laki laki itu pada satu keamanan di pintu masuk,“siap Tuan” ucap orang keamanan tadi,“ayah, sebaiknya ayah tunggu di mobil” ucap Radhis pada ayah mertuanya,
“BERHENTI!!!!”Itu adalah teriakan Ed dengan di ikuti oleh lebih 10 orang di belakangnya,seketika orang orang Rocky hanya diam di tempat tak bergerak sama sekali,“Oh tuan Ed, saya mohon maaf karena ada masalah seperti ini di tempat saya itu gara gara orang tak tau diri ini” ucap Rocky sambil menunjuk Radhis,“Diam!!!!” teriak Ed pada Rocky,“mohon maa tuan muda” lanjut Ed sambil membukuk pada Radhis,“sudah tak apa apa” jawab Radhis sambil mengangkat satu tangannya,Melihat itu Rocky Cuma diam dan melihat tak mengerti akan semua ini,“apa kau tak tau siapa yag di depanmu?” tanya Ed padanya,“maaf tuan Ed kalau boleh tau siapa orang ini?” tanya Rocky lebih menghormati Ed,“kau harus tahu, dulu semasa Tuan masih kecil tuan hall secara pribadi mengajarkan bela diri padanya dan menjadi penjaganya!” ucap Ed mengagetkan Rocky k
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia