“Radhis!” Rachel sangat takut saat dirinya melihat suaminya dalam bahaya.
Seperti yang sudah-sudah, Ester masih saja mencoba untuk menahan Rachel agar tidak ikut campur masalah ini.
“Ester tolong biarkan aku untuk membantu suamiku,” bisik Rachel kepada Ester.
Rachel berbisik bukan karena dia takut kepada orang-orang yang berada disana.
Namun, dia hanya tidak ingin membuat Ester kepadanya.
Hal itu dapat terjadi karena dia menghargai Ester.
Mengingat ini adalah tempat Ester berkuasa, yaitu sebagai wakil direktur dari Geneve.
Mengingat itu Rachel menjadi mencoba untuk meminta izin kepada Ester ter
“Apa yang harus aku akui?”Ed Bertanya kepada B-, Seolah-olah benar bahwa dia sedang merasa bingung dengan apa yang telah dilakukan oleh B- itu.Ed disini bersandiwara, Dia menampakan ekspresi yang seolah-olah bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal Radhis.Terang saja itu membuat B- merasa seperti orang bodoh.“Kau tidak perlu bersandiwara! Aku sudah tahu jika laki-laki ini,”B- Menghentikan ucapannya sejenak sekedar untuk mengambil ancang-ancang.Selanjutnya B- menekankan Moncong pistolnya ke arah Radhis.Radhis pun Sedikit terhuyung ke belakang karena hal itu, dan membuat dirinya meng
Hal ini membuat semua orang bingung, dan hampir tidak percaya.Rachel pun juga merasa demikian, dimana dia berpikir, memang benar bahwa nama suaminya adalah Radhis Zond. Tapi, bukankah Zond mereka itu adalah berbeda?“Apa benar yang dikatakan pria itu?” pikir Rachel.“Kenapa kalian semua terdiam? apa perlu aku memaksa untuk laki-laki ini mengeluarkan kartu identitasnya?” B- berkata dengan begitu sombong.“Tuan Ed, Tuan Muda Zond sudah pergi dan sepertinya kini sudah aman.”seorang laki-laki teriak dari arah pintu keluar.Tentu saja hal itu membuat semua orang menatap ke arahnya.
***Tidak terasa tiga hari sudah berlalu, Radhis kini seolah baru terbangun dari tidurnya, ternyata kini dia sedang berada di rumah sakit, dengan jarum infus menancap di tangan kirinya.Radhis membuka matanya, dia menatap ke arah langit-langit kamar rumah sakit itu, seperti orang yang baru saja terbangun kebanyakan, pandangannya semula sedikit kabur, sampai akhirnya beberapa saat kemudian Radhis benar-benar mencapai seratus persen kesadarannya dan pandangannya menjadi terang.Banyak yang sudah berlalu dalam waktu tiga hari itu. Dan tentu saja, itu semua tidak diketahui oleh Radhis. Termasuk ketidakhadiran istrinya di ruang perawatannya itu.Benar saja,
Tetap saja Radhis Menjadi sedikit bingung dan sedih, Seorang wanita yang sangat dia cintai yang sangat diharapkan untuk hadir hari ini tidak berada di sana.Namun disisi Ester yang melihat hal itu hanya mencoba untuk diam dan tidak menjelaskan semuanya terlebih dahulu, Bukan berarti tidak mau menjelaskan namun ini belum saatnya untuk Ester berkata Sejujurnya.“Buka mulutmu,” ucap Ester saat dirinya mencoba untuk menyuapi Radhis dengan buah apel yang sudah dikupas dan dipotong kecil-kecil olehnya.Seperti seorang anak kecil, Radhis menurut dengan membuka mulutnya dan melahap potongan apel yang ada di tangan Ester.Disela-sela Radhis mengunyah apel di mulutnya, masih saja Radhis mencoba bertanya kepada Ester.
“Itu— itu,”Ester masih saja bingung, akhirnya Ester mencoba untuk berlari dari keadaan ini.“Aku akan mencarikan sup untukmu, aku mendengar sup murrel fish bisa mempercepat penyembuhan luka,” ucap Ester yang mencoba untuk mengelak dari pertanyaan Rachel.Sup Murrel Fish adalah nama latin dari sup ikan gabus, yang dipercaya oleh orang setempat dapat mempercepat penyembuhan luka, bahkan luka dalam.Setelah mengatakan itu Ester segera meletakkan piring apelnya, setelah itu Ester segera berdiri dan berpamitan untuk mencari sup yang dia bilang tadi.
Disaat itu juga semua orang sudah menghilangkan kecurigaan kepada Radhis.Kini di dalam ambulan Rachel masih setia menemani suaminya, dengan begitu sedih, menangis, Rachel merasa sangat takut jika sampai kondisi Radhis akan semakin parah.Untungnya dalam perjalanan menuju rumah sakit pun, Radhis juga sudah diberikan penanganan pertama, dengan tujuan agar darah berhenti mengalir.Namun dengan itu pun Rachel masih tampak khawatir dengan sang suami.Sementara untuk komplotan B- dan juga yang lain kini sedang diikuti oleh orang-orang dari Ed dengan cara sembunyi-sembunyi.Dapat dipastikan jika memang dari awal tujuan Radhis adalah seperti ini, Mereka memang tampak seolah membiarkan komplotan itu pergi bebas. Namun sebenarnya tuju
Kembali ke tempat Ed Berada saat ini, Dia segera memberikan instruksi kepada anak buahnya agar menjaga Gienis agar tetap disana.“Jika dia melakukan sesuatu, Hajar!”“Siap Tuan!Sesuai dengan perintah!”Beberapa orang dengan tubuh yang sangat tampak kekar itu menjawab dengan serentak kepada Ed Ackerley.Kata-kata seperti itu keluar karena, dia ingin segera menjenguk Tuan mudanya, Namun tetap saja dia tidak mau menjelaskan kepada anak buahnya di hadapan Gienis kemana dia akan pergi saat ini.“Tuan tolong lepaskan! Saya telah menyesal dan saya berjanji tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi!&rdq
“Kenapa kau justru minta maaf kepadanya?” tanya Tania yang sepertinya belum merasa puas.Dere yang merasa jika istrinya sedikit keterlaluan. Akhirnya, dia membawa Tania keluar dari ruangan tempat Radhis dirawat,tujuan Dere membawa istrinya keluar hanya mencoba untuk menenangkan istrinya itu.“Lebih baik kau tenangkan dirimu dulu, jangan terbawa emosi.”“Bagaimana aku bisa tenang?” bentak Tania kepada Dere di koridor rumah sakit, tepat di depan pintu ruang perawatan Radhis.Kini, mau tidak mau Rachel dan Ed pun ikut keluar dari ruangan Radhis,“Ibu, jangan teriak-teriak, ini rumah sakit.” ucap Rachel kepada Tania, ibunya.&ldquo