Sementara itu di luar RAdhis melihat sebuah gedung pertokoan besar yang bernama Chine Tower
seperti namanya sepertinya gedung itu adalah sebuah gedung pertokoan yang spesial menjual barang-barang antik yang didatangkan langsung dari China.Radhis yang melihat itu seketika ingat kepada Istrinya dan berniat untuk memasuki gedung itu guna mencarikan hadiah untuk istri tercintanya.
Baru saja Radhis hendak masuk sebuah suara dari arah belakang mengagetkannya,
“Radhis?”Suara wanita itu seakan dia kenal, begitu Radhis menoleh ke arah dimana suara itu berasal dia melihat seorang wanita cantik berperawakan tinggi putih dan rambut sedikit kecoklatan, dia d
“Dan Lagi aku sudah menikah,” ucap Radhis lagi yang jelas saja itu membuat Michel terperangah.Bagaimana mungkin orang seperti Radhis ada yang mau menjadi istrinya di jaman sekarang.“Menikah?!”Ucap michel dengan begitu keras seolah dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang sudah diucapkan oleh Radhis.“Kenapa …”“Wanita bodoh mana yang mau menjadikan orang sepertimu sebagai suaminya?” Tanya Michel kepada Radhis.Radhis hanya terdiam dan berlalu pergi meninggalkan Michel dan Michael, “Hey tunggu!” ucap Michel secepat mungkin sebelum Radhis jauh dari mereka.
“Nona sepertinya anda sudah membuang-buang waktu, orang ini tidak mungkin mampu untuk mendaftar sebagai anggota di Chine Tower ini,” Sahur MIchel yang dengan cepat mendekat ke arah resepsionis dan menolehkan kepalanya kepada Radhis yang berada di sampingnya dengan satu tangan berada di meja.“Maaf Nona, tapi tempat kami menghargai siapapun yang datang kesini, jadi tolong Nona jangan berkata seperti itu,” ucap Wanita di resepsionis kepada Michel dengan sedikit membungkukkan badannya sebagai wujud kesopanan.“Apa kau berani menegurku?! apa kau tidak tahu siapa suamiku?” Ucap Michel dengan menunjuk tepat ke arah suaminya.Wanita resepsionis itu menatap ke arah Michael dan menyapanya dengan sopan, “Tuan Michael, apa kabar?”
Setelah berkata kepada Michael Wanita itu kembali menghadap kepada Radhis dan bertanya dengan sopan, “Maafkan saya tuan, jika tuan tidak mau membuat kartu anggota lantas apa yang tuan inginkan?” tanya Wanita itu.“Bukankah aku sudah bilang kepadamu, sudah biarkan saja dia, dia itu adalah orang miskin, jadi tidak mungkin dia mampu untuk membuat kartu disini.”Tidak henti-hentinya Michael mencoba menghasut wanita staf resepsionis Chine Tower itu, sampai Akhirnya Wanita itu kembali berbicara kepada Radhis.“Tuan, saya minta maaf, namun jika Tuan tidak bermaksud untuk membuat kartu anggota tolong tuan mundur untuk berpikir dan saya melayani Tuan Ini terlebih dahulu,” ucap Wanita itu yang memang sedari awal selalu bersikap sopan, sebagai bentuk dari pelayanan.
Sementara disaat Michel berkata dengan penuh emosi tergambar di mimik mukanya. Michael, suaminya justru tidak henti-hentinya memandang Bos Chine Tower yang baru datang tadi.michael begitu terpesona melihat kecantikan dan keanggunan yang dipancarkan oleh wanita itu.Dengan memegang kartu yang dimiliki oleh Radhis wanita itu berkata kepada setiap orang yang berada di sana.“Biar saya mengenalkan diri, nama saya adalah Luan Xi. Saya adalah pemimpin di Chine Tower ini,” ucap wanita itu dengan sedikit mencondongkan badannya ke arah depan.Jika dilihat baik-baik usia wanita itu di kisaran angka 30 tahunan, relatif muda dan masih cantik. Luan Sangat menampilkan sosok yang sangat di idamkan oleh kebanyakan laki-laki, kualitas tinggi yang pantas untuk dikagumi.Nafasn
Diluar dugaan, Semua yang diharapkan oleh Michel tidak menjadi kenyataan.Luan Xi masih tersenyum manis, “Asal Nona Tahu kartu ini memang bukan kartu untuk memasuki Chine Tower.”“Benar kan apa yang aku bilang? Dari awal aku sudah tahu bahwa kartu itu bukanlah kartu untuk memasuki, Chine Tower. Warna itu cepat abaikan dia dan mulai melayani ka …”Belum selesai Michel berbicara, Luan Xi menyahuti ucapannya, “Ini memang bukan kartu untuk masuk ke Chine Tower, namun ini adalah sebuah kartu yang dapat digunakan untuk memasuki seluruh tempat di Auckland!”“Apa!” teriak Michel dan Michael serentak, bahkan beberapa orang disana ikut bertanya-tanya.
Michel bergelayut pada lengan Radhis sambil menoleh pada suaminya dan berkata, “Ssst!” mengerucutkan bibirnya dengan telunjuk tangannya di depan bibir memberi perintah agar suaminya diam,”Diam saja disitu, ini tidak ada hubungannya denganmu!”Michael mengerutkan alis mendengar perkataan Michel, suami mana yang terima diperlakukan seperti itu oleh istrinya. Apalagi Michel adalah wanita yang cantik dan Michael mengira Radhis belum menikah, ia sangat khawatir cinta lama diantara mereka akan bersemi kembali.Sedangkan Radhis, dengan menahan rasa risih pada lengannya yang tengah digelayuti Michel, ia hanya memasang wajah datar sambil mengamati kelakuan suami istri congkak itu.Di luar dugaan, Michael segera datang mendekat pada Michel dan kembali meraih pergelangan tangannya, menariknya sambil ber
Sementara Tania kini yang bersama teman-temannya sedang membicarakan Radhis, karena salah satu temannya yang sedari tadi terus-menerus menggoda Radhis yaitu yang bernama Terry. Juga masih bersama dengan dua orang lagi yang masih sama yaitu, Glee dan Sabrina.Mereka berempat masih saja menggunjingkan Radhis, mereka semua saling berdebat, terutama Terry, wanita itu tetap berpendapat jika Radhis tidaklah serendah yang dibicarakan oleh Tania. Terry merasa jika Radhis seolah memiliki aura seorang penguasa, sama seperti orang yang pernah ditemui olehnya dulu.“Alah, Omong kosong.”Tania tampak mencibir, seolah Tania yang semula tidak ingin malu karena mempunyai menantu yang hanya menumpang hidu
“Kenapa?” tanya Tania.“Zond kan? Apa kamu tidak tahu keluarga Zond?” tanya Terry.Tania berpikir sejenak.Setelahnya, Tania berpikir sejenak.“Mana mungkin aku tidak tahu?” ucap Tania dengan keras.“Maka dari itu!” ucap Terry.“Tapi yang jelas Radhis bukanlah orang sehebat mereka!” sangkal Tania dengan jelas.“Bagaimana mungkin?” Terry bertanya kepada Tania.“Nama mereka saja sama, dan lagi w
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia