Sementara wanita yang sedari awal begitu semangat dengan pertemuannya dengan Radhis dan kini masih berada di tengah-tengah Radhis dan Tania itu bernama Terry.
“Terry Arnault,” ucap Terry dengan mengulurkan tangannya kepada Radhis untuk meminta berjabat tangan dengannya.
‘Terry ini adalah istri dari pemilik Brand Fashion Arnault, Salah satu Brand lokal terbesar,” ucap Tania yang berhenti sejenak sekedar untuk meletakkan tangannya di pinggang Terry,
“Di Auckland tentunya.” Tambah Tania menuntaskan penjelasannya kepada Radhis.Tania menjelaskan kepada Radhis dan tanpa memperdulikan tangan Terry yang kini menyahut tangan Radhis karena tak kunjung dijabat oleh Radhis seolah Radhis merasa tidak enak kepada ibu mertuanya yang ada dis
Sementara itu di luar RAdhis melihat sebuah gedung pertokoan besar yang bernama Chine Towerseperti namanya sepertinya gedung itu adalah sebuah gedung pertokoan yang spesial menjual barang-barang antik yang didatangkan langsung dari China. Radhis yang melihat itu seketika ingat kepada Istrinya dan berniat untuk memasuki gedung itu guna mencarikan hadiah untuk istri tercintanya. Baru saja Radhis hendak masuk sebuah suara dari arah belakang mengagetkannya, “Radhis?” Suara wanita itu seakan dia kenal, begitu Radhis menoleh ke arah dimana suara itu berasal dia melihat seorang wanita cantik berperawakan tinggi putih dan rambut sedikit kecoklatan, dia d
“Dan Lagi aku sudah menikah,” ucap Radhis lagi yang jelas saja itu membuat Michel terperangah.Bagaimana mungkin orang seperti Radhis ada yang mau menjadi istrinya di jaman sekarang.“Menikah?!”Ucap michel dengan begitu keras seolah dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang sudah diucapkan oleh Radhis.“Kenapa …”“Wanita bodoh mana yang mau menjadikan orang sepertimu sebagai suaminya?” Tanya Michel kepada Radhis.Radhis hanya terdiam dan berlalu pergi meninggalkan Michel dan Michael, “Hey tunggu!” ucap Michel secepat mungkin sebelum Radhis jauh dari mereka.
“Nona sepertinya anda sudah membuang-buang waktu, orang ini tidak mungkin mampu untuk mendaftar sebagai anggota di Chine Tower ini,” Sahur MIchel yang dengan cepat mendekat ke arah resepsionis dan menolehkan kepalanya kepada Radhis yang berada di sampingnya dengan satu tangan berada di meja.“Maaf Nona, tapi tempat kami menghargai siapapun yang datang kesini, jadi tolong Nona jangan berkata seperti itu,” ucap Wanita di resepsionis kepada Michel dengan sedikit membungkukkan badannya sebagai wujud kesopanan.“Apa kau berani menegurku?! apa kau tidak tahu siapa suamiku?” Ucap Michel dengan menunjuk tepat ke arah suaminya.Wanita resepsionis itu menatap ke arah Michael dan menyapanya dengan sopan, “Tuan Michael, apa kabar?”
Setelah berkata kepada Michael Wanita itu kembali menghadap kepada Radhis dan bertanya dengan sopan, “Maafkan saya tuan, jika tuan tidak mau membuat kartu anggota lantas apa yang tuan inginkan?” tanya Wanita itu.“Bukankah aku sudah bilang kepadamu, sudah biarkan saja dia, dia itu adalah orang miskin, jadi tidak mungkin dia mampu untuk membuat kartu disini.”Tidak henti-hentinya Michael mencoba menghasut wanita staf resepsionis Chine Tower itu, sampai Akhirnya Wanita itu kembali berbicara kepada Radhis.“Tuan, saya minta maaf, namun jika Tuan tidak bermaksud untuk membuat kartu anggota tolong tuan mundur untuk berpikir dan saya melayani Tuan Ini terlebih dahulu,” ucap Wanita itu yang memang sedari awal selalu bersikap sopan, sebagai bentuk dari pelayanan.
Sementara disaat Michel berkata dengan penuh emosi tergambar di mimik mukanya. Michael, suaminya justru tidak henti-hentinya memandang Bos Chine Tower yang baru datang tadi.michael begitu terpesona melihat kecantikan dan keanggunan yang dipancarkan oleh wanita itu.Dengan memegang kartu yang dimiliki oleh Radhis wanita itu berkata kepada setiap orang yang berada di sana.“Biar saya mengenalkan diri, nama saya adalah Luan Xi. Saya adalah pemimpin di Chine Tower ini,” ucap wanita itu dengan sedikit mencondongkan badannya ke arah depan.Jika dilihat baik-baik usia wanita itu di kisaran angka 30 tahunan, relatif muda dan masih cantik. Luan Sangat menampilkan sosok yang sangat di idamkan oleh kebanyakan laki-laki, kualitas tinggi yang pantas untuk dikagumi.Nafasn
Diluar dugaan, Semua yang diharapkan oleh Michel tidak menjadi kenyataan.Luan Xi masih tersenyum manis, “Asal Nona Tahu kartu ini memang bukan kartu untuk memasuki Chine Tower.”“Benar kan apa yang aku bilang? Dari awal aku sudah tahu bahwa kartu itu bukanlah kartu untuk memasuki, Chine Tower. Warna itu cepat abaikan dia dan mulai melayani ka …”Belum selesai Michel berbicara, Luan Xi menyahuti ucapannya, “Ini memang bukan kartu untuk masuk ke Chine Tower, namun ini adalah sebuah kartu yang dapat digunakan untuk memasuki seluruh tempat di Auckland!”“Apa!” teriak Michel dan Michael serentak, bahkan beberapa orang disana ikut bertanya-tanya.
Michel bergelayut pada lengan Radhis sambil menoleh pada suaminya dan berkata, “Ssst!” mengerucutkan bibirnya dengan telunjuk tangannya di depan bibir memberi perintah agar suaminya diam,”Diam saja disitu, ini tidak ada hubungannya denganmu!”Michael mengerutkan alis mendengar perkataan Michel, suami mana yang terima diperlakukan seperti itu oleh istrinya. Apalagi Michel adalah wanita yang cantik dan Michael mengira Radhis belum menikah, ia sangat khawatir cinta lama diantara mereka akan bersemi kembali.Sedangkan Radhis, dengan menahan rasa risih pada lengannya yang tengah digelayuti Michel, ia hanya memasang wajah datar sambil mengamati kelakuan suami istri congkak itu.Di luar dugaan, Michael segera datang mendekat pada Michel dan kembali meraih pergelangan tangannya, menariknya sambil ber
Sementara Tania kini yang bersama teman-temannya sedang membicarakan Radhis, karena salah satu temannya yang sedari tadi terus-menerus menggoda Radhis yaitu yang bernama Terry. Juga masih bersama dengan dua orang lagi yang masih sama yaitu, Glee dan Sabrina.Mereka berempat masih saja menggunjingkan Radhis, mereka semua saling berdebat, terutama Terry, wanita itu tetap berpendapat jika Radhis tidaklah serendah yang dibicarakan oleh Tania. Terry merasa jika Radhis seolah memiliki aura seorang penguasa, sama seperti orang yang pernah ditemui olehnya dulu.“Alah, Omong kosong.”Tania tampak mencibir, seolah Tania yang semula tidak ingin malu karena mempunyai menantu yang hanya menumpang hidu