Setelah menatap ke supirnya sebentar sekedar melihat benarkah jika supirnya itu kesakitan, Sandra dengan wajah serius menatap kepada Radhis, setelahnya mengeluarkan kartu nama dan mengulurkan kartu nama itu kepada Radhis.
“Terimakasih, sekali lagi saya minta maaf dan besok akan saya kirim orang untuk membereskan semuanya,” ucap Radhis yang menerima uluran kartu nama dari Sandra.
Saat Radhis melihat kartu nama itu Radhis tersenyum kecut dengan nama yang tertera di kartu itu.
Saat melihat perubahan ekspresi dari Radhis Sandra kemudian bertanya kepadanya, “Apa yang kau tertawakan.”“Tidak ada,” ucap Radhis yang kemudian meletakan kartu itu ke dalam sakunya.
“Bagaimana? apa kalian sudah mempersiapkan semuanya?” tanya pemimpin kelompok bernama B kepada mereka.Para anggota kelompok itu dengan kode panggilan C1 sampai C5 itu kini sudah berkumpul dan menjawab dengan penuh kesungguhan.“Siap Bos, bisa Bos lihat sendiri!” C4 menunjuk ke arah C1 yang sudah dibenahi penampilannya oleh mereka.Anak buah B yang berkode panggilan C1 itu kini tampil lebih rapi dengan jas dan juga wajahnya yang lebih bersih, tidak ada lagi kumis dan bulu di kepalanya selain rambut yang bermodel undercut.Dengan tampilan barunya C1 lebih tampak muda dan bersih seperti seorang pengusaha asli seperti yang mereka harapkan.“Aku sudah mengurus semuanya, besok kita akan melakukan semu
“Lantas apa yang dikatakan oleh nya setelah dia melihat hal itu?” tanya Radhis dengan masih melihat-lihat hasil pekerjaan yang dilakukan oleh orang Ed Ackerley.“Dia sepertinya mengetahui sesuatu tentang orang-orang itu tuan, namun untuk lebih meyakinkan dia mengirimkan orang-orang dunia bawah yang pastinya tidak hanya dalam lingkup Auckland.”Mendengar penjelasan dari Ed Radhis kini mengerti, apa yang dia maksudkan, Boas bukanlah orang sembarangan, meskipun badannya tidak sebesar Rocky namun koneksinya sungguh luas, itulah yang membuat dia menjadi pemimpin dari orang-orang sewaan Dave waktu itu untuk membawa Ester kembali.Sayangnya waktu itu yang dia lawan adalah Radhis, tentu saja itu adalah suatu kesialan dalam hidupnya namun kesialan itulah yang kini membawanya pada suatu keberuntu
Mendengar dukungan Ed terhadap rencana ESter Radhis berpikir sebentar sebelum akhirnya dia menyetujui nya yang ditandai dengan ucapannya, “Jika memang begitu persiapkan besok malam sesuai dengan apa yang baru saja aku dengar.”“Siap Tuan!” Ed dan Ester menjawabnya dengan begitu tegas secara bersamaan.Setelah semua dirasa selesai dan rencana juga sudah dipersiapkan Radhis kini mulai meninggalkan kantor Geneve.Diwaktu yang sama di Wish Corp Rachel dan Alin baru saja selesai berbicara beberapa hal penting terkait proyek yang pernah mereka selesaikan setelah perbincangan penting itu Rachel kini mulai membicarakan beberapa pribadi untuk basa-basi dan mencairkan suasana.“Semoga untuk proyek yang selanjutnya bisa segera direalisasikan,” uc
Cukup lama Boas dan Rachel berkendara, kini mereka sudah sampai di sebuah butik dengan tulisan “Flower Butik” besar.Selang beberapa saat Rachel turun dari mobil dengan dibukakan pintu oleh Boas, setelah itu tentu saja Rachel segera masuk kedalam Butik itu mengingat jika hari sudah sangat sore.“Selamat sore Nona!” ucap pemilik butik yang waktu itu bertepatan sedang berada disana.Rachel menjawab sambutan dari pemilik butik itu dengan sedikit mengangguk, meskipun Rachel sedikit bingung karena ternyata si pemilik butik masih mengingatnya dengan baik padahal sebelumnya ia hanya kesini satu kali bersama suaminya, itu pun entah sudah berapa lama yang lalu, Rachel sendiri sudah hampir tidak mengingat dengan tepat waktunya.
Setelah Rachel benar-benar memutuskan untuk membeli setelan yang dipilihkan Boas, mereka pergi ke kasir untuk membayarnya.Saat dikasir Rachel kembali dikejutkan oleh pelayanan yang sangat begitu sopan kepadanya, bahkan saat memberikan kantong belanjaan milik Rachel pegawai kasir itu sembari membungkukkan badan dan tersenyum penuh hormat.“Apa Nona mengingat saya?” Rachel penasaran pada sikap kasir tersebut.Pegawai kasir itu tersenyum, “Tentu saja saya ingat, bagaimana mungkin saya melupakan pelanggan terhormat butik ini, Nona muda Zond?” Ia membungkuk lagi saat menyebutkan nama Nona Muda Zond.Rachel merasa bingung, kenapa mereka menyangka Rachel adalah Nona muda Zond, Rachel tahu jika yang mereka maksud adalah keluarga tersohor di Moland.
Radhis yang melihat Boas tampak masih bingung dan ragu seketika menepuk pundak dari orang barunya itu dengan pelan. Namun penuh penekanan.“Sudah ayo kedalam,” lanjut Radhis dengan dengan melenggang berjalan menuju ruang makan.Boas dengan menunduk mengikuti Tuan muda nya itu dari arah belakang, sampai mereka tiba di area meja makan, dan Boas masih hanya berdiri saja sebelum dia diminta untuk duduk oleh Radhis.Dalam hatinya Boas hanya bisa termenung melihat Tuan Mudanya yang begitu ramah bahkan kepada dirinya yang hanya sebagai bawahan tingkat rendah yaitu supir dari Rachel.Kini Rachel sudah hadir di meja makan dan mereka bersama-sama menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh Radhis, meskipun Boas merasa canggung dia mencoba untuk tetap ikut menik
Setelah kepergian Boas mereka masih lanjut makan malam, dan Rachel hanya diam menikmati makanannya, begitu juga dengan Radhis.Terlihat disini jika Tania berbeda dari saat Boas berada disana, sekarang Tania lebih diam daripada tadi, mungkin dirinya berpikir jika tidak ada gunanya untuk menyindir Radhis, karena dia merasa tidak ada orang yang akan mendengarkannya dan bahkan terhasut olehnya untuk ikut merendahkan Radhis, meskipun itu tidak akan terjadi jika yang dia hasut adalah orang dari Radhis sendiri, seperti Boas contohnya, dia akan lebih memilih untuk menghindar daripada harus menanggapi orang labil seperti Tania.Kini semua orang sudah selesai makan, termasuk Rachel dan RAdhis, berbeda dengan Tania dan Dere yang langsung pergi ke kamarnya, Radhis masih harus membereskan meja yang selesai mereka pakai untuk makan malam.
“Itu tadi aku belikan untukmu,” ucap Rachel, saat melihat ekspresi kaget di raut wajah suaminya.“Kenapa kamu repot-repot membelikan ini untukku?” tanya Radhis kepada Sang istri yang kini sudah duduk di pinggir tempat tidur tepat berada di samping sampingnya.“Tidak boleh?” Rachel bertanya dengan menunduk dan bibir yang sedikit cemberut seperti seorang anak kecil.Melihat itu Radhis segera meletakkan setelan tadi di atas tempat tidur yang ada dan mendekap tubuh kecil istrinya dengan mesra,“Boleh Istriku, namun apa kamu tidak merasa repot sampai membelikan ku itu?”Rachel masih sama menunduk seperti semula namun kini tangannya mem