"Aku rasa cukup bercandanya." Radhis berhenti sejenak untuk sekedar menatap ke arah Ed dan Boaz.
"Istriku sudah pulang. Kini saatnya kita bicara serius."
"Iya tuan siap!" Jawab Ed dan Boaz bersamaan.
"Untuk Boaz!" Panggil Radhis dengan nada pelan namun begitu tegas.
"Apa kamu sudah mengerti kenapa Ed memanggilmu untuk datang kesini?"
"Siap Tuan! Untuk menjaga Nona Rachel istri Tuan!" jawab Boaz dengan begitu tegas.
"Menjaganya dari apa?"
Disini Radhis seolah sedang melakukan wawancara tes kepada Boaz. Dia bertanya seperti itu dengan tujuan untuk mengetahui seberapa siap Boaz untuk menjadi pengawal istrinya.
kini Radhis sudah sangat yakin dengan pilihannya untuk menjaga sang istri, bagaimanapun juga Boaz adalah orang yang tepat, dia merasa cara dia menculik Ester dulu adalah suatu tindakan yang rapi, meskipun akhirnya dia tertangkap oleh RAdhis namun tetap dia adalah orang yang berani.Radhis yakin Boaz juga tidak akan bertindak yang tidak-tidak, apalagi berani untuk macam macam dengan Rachel karena sedari tadi Radhis sudah melihat tidak ada satupun kebohongan di mata Boaz.“Satu lagi ingin bertanya.” ucap Radhis kepada Boaz.“Silahkan Tuan!” jawab Boaz dengan sangat tegas.“Apa kamu yakin akan mengabdikan dirimu untuk menjaga istriku?” tanya Radhis yang sorot matanya kini berubah menjadi sangat tajam dan menakutkan.“saya berjanji Tuan!, saya tidak akan berani untuk mengabaikan tugas yang Tuan berikan kepada saya!” jawab Boaz mencoba untuk meyakinkan Radhis.merasa Boaz serius dengan p
perubahan sikap dari Radhis seketika terlihat, dia menatap ke arah depan seolah Ester kini sedang berada di hadapannya.“Masalah apa?” tanya Radhis.seketika Ester menjelaskan semuanya kepada Radhis. perihal semua undangan sudah dia berikan kepada semua orang yang rencananya akan diundang dalam acara pertemuan di Geneve sabtu malam.jadi penyelenggara acara sudah mengkonfirmasi jika semua undangan memang sudah disebar oleh mereka, namun sebagai tambahan penyelenggara acara juga berkata jika pemimpin Geneve dimohon untuk datang menghadiri acara tersebut.“Apa maksudmu? bukankah aku sudah bilang kamu yang akan menggantikanku untuk datang ke acara tersebut sabtu malam
“Saya mau melapor Tuan,ini terkait tempat yang akan dijadikan tempat tinggal oleh Boaz Tuan.” ucap Ed dari seberang telepon.“Apa kau sudah mendapatkannya?” tanya Radhis kepada Ed.“Siap! sudah Tuan! saya mendapatkan tempat untuk tempat tinggal Boaz, hanya beberapa Blok dari kediaman Tuan Muda. ini untuk memudahkan kerja Boaz Tuan. Jika dia berada dekat dari kediaman tuan dia akan selalu menjaga Tuan dengan baik.” Ed berdeduksi dengan baik perihal kemungkinan yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan."Baik Ed. Jika memang begitu itu akan lebih baik. Dan satu lagi datangkan beberapa lagi yang terbaik dari mereka. Aku ingin bukan hanya istriku. Tapi rumah, mertuaku keduanya juga dilindungi." Terang Radhis yang sudah mulai merasa semua ini semakin berbahaya.
“Iya Bu, emang tadi Radhis pergi kekantor.” ulang RAchel menjelaskan kepada Tania.“tapi jika memang suamimu pergi kekantor mu kenapa kamu pulang lebih dulu?” Tania bertanya kepada Rachel yang kini sudah berjalan mendekat sampai berada di samping suaminya."Iya tadi ketika dia ke kantor ada orang yang ingin bertemu dengannya,jadi saat kami ingin pulang dia masih harus tinggal di kantor menemui orang itu.” jelas Rachel kepada ibunya, yang tentu saja semuanya hanyalah karangan fiktif belaka karena dia tidak ingin membuat orang tua nya semakin bertanya-tanya kepada Radhis dan dirinya."Oh, pantas saja…" belum sempat selesai Tania berucap Rachel sudah memotong pembicaraannya."Aku tidur dulu" sahut Rachel yang kemudian menarik tanga
“Sayang …” Rachel hanya bisa mendesah ketika Suami yang dia cintai kini sedang meraba dan meremas dengan lembut di bagian dadanya. sementara tubuhnya kini sudah tidak ada pakaian yang melekat selain dalaman penutup dada dan penutup bagian bawahnya.“Sayang—” panggilan Rachel kepada sang suami menjadi sedikit lebih panjang dan berupa desahan yang sangat menggoda dan penuh akan kenikmatan.Sementara itu sang suami tanpa memperdulikan desahan Rachel kini semakin gencar meremas dada istrinya yang terbaring pasrah di tempat tidur.“Sa … Hu Bmt” untuk yang kesekian kalinya Rachel akan memanggil suaminya, namun dengan cepat Radhis melumat bibir istrinya.Dengan bibir yang tetap dilumat oleh Radhis kini jemari R
***Tidak Kuasa menahan nikmat yang diberikan oleh isapan sang istri, tanpa sadar Radhis kini sedikit menjambak rambut Rachel sambil mengerang dan menekan kepala istrinya sampai miliknya masuk semakin dalam dan membuat Rachel sedikit terbatuk saat Radhis melepaskan ‘dirinya’ dari mulut Rachel.Sementara Radhis dan Rachel sedang menikmati keintiman-nya di tempat lain di sebuah gudang yang sudah tidak terpakai seperti sebelumnya laki-laki misterius yang masih tidak diketahui siapa namanya sedang duduk menunggu kabar dari bawahannya, dengan duduk pada sebuah sofa yang sangat tampak begitu nyaman.Tidak terlihat jelas apa yang sedang dia lakukan, namun dapat dipastikan bahwa dia sedang terduduk dengan waktu yang cukup lama.Di tempat lain ini juga sed
Rupanya disini orang yang baru saja memasukan ponsel ke sakunya itu adalah bawahan dari pria misterius yang berada di gudang bekas tak terpakai di pelabuhan.Orang itu adalah orang yang menelepon terkait dengan persiapan yang telah mereka lakukan tadi.“Bagaimana dengan persiapan kita? apa semua sudah siap?” Tanya laki-laki yang tadi mengirimkan laporan kepada bosnya yang berada di gudang bekas tadi.mendengar pertanyaan dari seseorang yang sepertinya menjadi pemimpin kelompok itu, akhirnya semuanya menjawab dengan serentak "sudah bos!""Bagus besok kita akan melakukan tugas sesuai perintah yang diberikan oleh bos!"Setelah itu pandangan dari orang yang mengirimkan informasi kepada pemimpinnya it
Diperlakukan dengan begitu romantis di depan banyak orang tentu saja Rachel merasa sedikit malu dan wajahnya menjadi merah padam.“Iya.” jawab Rachel dengan begitu menggemaskan.setelah puas dengan jawaban istrinya kini Radhis berlalu meninggalkan Rachel dan Ester disana.Ester yang melihat Rachel yang menatap perginya sang suami untuk hanya sekedar untuk pergi ke kamar kecil membuat Ester ingin menggoda Rachel.Ester berdehem dan kemudian bertanya kepada Rachel, “Bu direktur, itu pak Radhis hanya ke kamar kecil.”Dengan wajah yang sedikit merah Rachel berkata untuk menanggapi ucapan Ester kepadanya, “