Radhis kini sudah masuk kedalam kamarnya dia ingin segera bilang bahwa dia sudah menemukan orang untuk menjaganya sementara.
Dan disini Rachel sudah berbaring untuk beristirahat,
Radhis melihat itu kini mendekat ke arah Rachel untuk berbicara.Saat dia melihat Rachel dari dekat ternyata mata nya kini sedang terpejam.
Alhasil Radhis tidak jadi berbicara tentang Rocky, dia mengambil ponselnya yang ada di atas meja dan kemudian duduk di pinggiran tempat tidur. Setelahnya Radhis menelepon Ed untuk bertanya tentang terkait bom tadi.
“Iya halo Tuan Muda?” ucap Ed yang dengan cepat mengangkat telepon dari Radhis.
“Dimana kamu sekarang?” tanya Radhis dengan berbisik karena takut membuat istrinya terbangun dari tidurnya.
“Saya berada di lantai bawah Emperor Lux Tuan, saya sedang membongkar dan meneliti Bom tadi untuk kami cari tau asal dari mana Bom ini agar supaya kita akan tahu siapa yang membuatnya”,
Senjata, dan beberapa barang peninggalan bersejarah, yang entah akan diselundupkan kemana barang-barang itu.Selain itu ada juga cukup banyak wanita disana, mereka adalah wanita-wanita yang lumayan cantik namun entah siapa mereka dan akan dibawa kemana tidak ada yang mengetahui.Yang diketahui disini hanya ada siluet laki-laki di hadapan sebuah Ruangan dengan lampu yang cukup terang, sehingga tidak dapat dilihat siapa dia, namun satu yang jelas adalah laki-laki itu memakai mantel hitam besar dan juga topi seperti seorang koboy sedang berbicara di telepon dengan mulut yang sengaja sedikit tebuka seolah menunjukan kilauan emas yang dia pakai untuk melapisi giginya.“Bagus! Ingat klien Kita ingin agar dia mengalami tekanan yang sangat berat sebelum akhirnya menerima ajalnya.” Ucap laki-laki misterius itu dalam gelapnya malam kepada orang yang meneleponnya, tidak dapat dilihat bagaimana ekspresi wajahnya namun yang pasti adalah penekanan suaranya begitu
“Iya Rachel kami mengerti tapi sempatkanlah jika memang kamu ingin mengajak kami pergi berlibur.” Tania membalas ucapan Rachel dengan sedikit tersirat rasa emosi didalamnya.“Iya sudah, nanti jika memang aku merasa pekerjaanku sudah sedikit longgar aku akan bilang kepada Radhis agar dia mengajak kita untuk berlibur.” Rachel dengan begitu sewot kepada Ibunya.Disini Rachel sewot karena sedari awal dia merasa jika dirinya kecewa kepada Radhis karena dia tidak diberitahu sedari awal jika dia sudah berkata kepada Dere tentang perihal liburan, dan sekarang dia juga merasa sewot karena dia dipaksa oleh Tania untuk menyempatkan sedikit mengurangi pekerjaannya demi utuk mengajak mereka semuanya untuk pergi berlibur.“Aku akan kekamar duluan.” Ucap Rachel kemudian kepada Radhis yang kemudian berlalu meninggalkan Radhis sendirian tanpa sempat menjawab pamitan Rachel.Sesaat kemudian sepertinya Dere hendak mengambil air puti
“Apa maksutmu?” bentak Ayah Deon yang kecewa mendengar perkataan Deon tentang Ed.“Kenapa kau sangat bodoh?!” Bentak ayah Deon kepadanya.“Aku tidaklah Bodoh!” jawab Deon dengan sangat keras.“Asal ayah Tahu!, suami Rachel yang Ayah bilang dia adalah laki-laki tak berguna,” tambah Deon membentak Ayahnya.“Kenapa kau bahas Suami Rachel? Apa hubungan Ed dengan suami Rachel?” tanya Ayah Deon yang sangat marah saat mengetahui jika Deon menyia-nyiakan kesempatan saat bertemu dengan Ed Ackerley.“Asal Ayah Tahu!, Tuan Ed Ackerley itu adalah memanggil Suami Rachel dengan sebutan Tuan!” ucap Deon dengan sangat keras.“Apa?!” pekik ayah Deon.Seolah tak percaya ayah Deon bertanya kepada Deon agar dia mengulang ucapannya.“Apa kau benar-benar yakin Tuan Ed Ackerley yang memanggil suami Rachel dengan sebutan Tuan?” tanya ayah Deon denga
Mendapati tanggapan istrinya seperti itu Radhis hanya bisa menatap ke arah punggung istrinya, cukup lama Radhis menatap ke punggung Rachel, sampai akhirnya setelah cukup lama Rachel mengabaikan sampai akhirnya Radhis memeluk Rachel dari belakang.“Tolong jangan marah, “ Ucap Radhis dalam kondisi memeluk istrinya dengan begitu romantis dari arah belakang diwaktu saat mereke berdua sedang berbaring.“Siapa yang marah?” Ucap Rachel saat dipeluk oleh suaminya dari belakang.“Kamu” Ucap Radhis dengan menyentuh hidung istri tersayangnya dengan begitu manis dari arah belakang dengan posisi memeluk.“Aku gak marah” Ucap Rachel lagi dengan menahan rasa senang sampai pipinya begitu merah meskipun Radhis tidak bisa melihat ekspresi istrinya itu.“Benarkah kamu tidak marah?” Tanya Radhis sedikit menggoda kepada Rachel.“Hmm.” Ucap Rachel lagi yang masih saja seperti anak kecil sedan
Kedua insan itu kini sedang saling mendekatkan wajah, keduanya kini saling menatap dengan hidung yang bersentuhan.Degupan jantung kian bersahutan, mereka berdua seolah sedang terpacu dalam suatu kondisi yang dimana keduanya menjadi gemetaran.Entah kenapa, karena awalnya mereka terjadi salah paham, percekcokan ringan, atau debat manja yang terjadi.Tapi yang jelas kini mereka berdua sedang dalam masa benar-benar ingin berdua saja.Tanpa ada seseorang yang akan mengganggu mereka berdua.“Sayang,” ucap Rachel di saat dia mulai memejamkan matanya.“Iya sayang...” ucap Radhis yang begitu dekat wajahnya dengan Rachel yang kini sedang terpejam di hadapannya, bahkan hidung mereka kini kian menempel hampir bibir mereka ikut menempel juga.Kini mereka berdua hanya saling memanggil sayang satu sama lain bersahutan, tanpa ada kata lain selain mereka memanggil sayang dan wajah yang kian mendekat, dengan nafas yang semakin
Hampir 1 jam mereka bergumul hingga sampai akhirnya Radhis sudah mulai merasakan akan mencapai puncak, namun di sini Radhis mencoba untuk menahannya hingga akhirnya dia membatalkan niatnya untuk membuat istrinya hamil.Rachel bertanya, “Kenapa sayang?”“Tidak apa-apa istriku aku hanya ingin mencoba untuk menahan nya untuk kali ini, karena aku merasa belum saatnya kamu mengandung seorang anak,” ucap Radhis sebelum akhirnya dia memberikan alasan selanjutnya.“Banyak hal yang harus kamu capai mulai dari karir hingga pencapaian prestasi.”“Iya, suamiku! aku mengerti apa maksudmu, tapi....” ucapan Rachel terhenti saat Radhis tiba-tiba menyela pembicaraan nya.“Sabar ya istriku suatu saat nanti kamu pasti akan mempunyai anak dariku,”“Tapi bukan saat ini, kita tunggu dulu sampai karirmu benar-benar naik, dan kamu benar-benar bisa mencapai apa yang kamu inginkan kamu juga bisa membua
Kembali ke Rachel, kini dia sudah bersepakat dengan Radhis, dia akan menuruti kemauan suaminya yaitu di supiri dan di kawal oleh Rocky.“Kalau begitu aku harus menunggu tuan Rocky terlebih dahulu?” Tanya Rachel yang tidak tahu jika Rocky sudah menunggunya di luar sedari tadi pagi.“Tenang istriku, Rocky pasti kini sudah menunggumu di depan.” Ucap Radhis lagi kepada istrinya saat dia berjalan lebih dulu menuju luar Rumah.“Benarkah?” Tanya Rachel yang ikut berjalan di belakang suaminya menuju keluar rumah untuk melihat apakah benar benar Rocky sudah datang.Kini saat Radhis membuka pintu rumah mereka benar-benar mendapati Rocky sudah berada di depan rumah tepat di samping mobil yang biasa dibawa oleh Rachel untuk pergi ke kantor.“Selamat pagi nona dan Tuan,” ucap Rocky saat dia melihat Radhis dan Rachel keluar dari rumah.“Selamat pagi tuan Rocky.” Ucap Rachel saat dia melihat
“Kalau begitu aku izin untuk bersiap-siap terlebih dahulu, karena sepertinya Tuan Ed sudah menungguku.”Kini Radhis selesai berbicara dengan Dere, kemudian dia berjalan menuju kamarnya untuk segera mengganti baju, karena dia diharuskan untuk segera datang ke tempat untuk melihat perkembangan penyelidikan terkait masalah bom di restoran.Sudah bersiap-siap Kini Radhis sudah keluar dari kamar untuk segera berangkat, dengan menggunakan pakaian yang tidak begitu formal hadits berjalan melewati ruang tamu sehingga dia diharuskan melewati Tania dan Dere yang kini sedang duduk berdua di sana.“Mau ke mana kamu?” Tanya Tania kepada Radhis.“Oh sudah biarkan saja dia tadi sudah izin kepada ku, beli akan menemui tuan Ed untuk sebuah keperluan.” Ucap Dere membantu menantunya untuk mempersingkat waktu agar tidak terlalu lama ditanya oleh Tania.“Aku permisi dulu Ayah.” Ucap Radhis dengan berjalan melewati pintu.