Mendengar itu orang tuanya terkaget namun sudah tak bisa baerbuat banyak,
akhirnya mereka kembali namun tak kembali ke ruang keluarga lagi dimana mereka berdua duduk tadi, melainkan masuk kekamar mereka karena dirasa sudah cukup malam,Sementara itu di dalam kamar Radhis hanya dapat tertegun saat melihat Rachel dengan santainya menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur,
“Apa yang kau tunggu?” ucap Rachel melihat Radhis yang kebingungan,
“anu,,, emm,, iya,” ucap Radhis tersipu sambil kebingungan,“Eh tapi ingat, jangan berbuat macam macam, aku Cuma tak ingin aku ataupun kamu selalu di perlakukan seenaknya oleh semua orang, jadi biar hanya kita berdua yang tau” ucap Rachel meyakinkan Radhis dengan wajah sedikit memerah menahan malu menutupi rasa tertentu.
Tak dipungkiri sepertinya Rachel sudah sedikit memiliki Rasa terhadap Radhis karena selain ternyata saat di perhatikan Radhis adalah lelaki yang tampan seksi dan
Keseokan paginya saat Rachel terbangun di dapatinya radhis sudah tak disampingnya dengan selimut terlipan rapi, sejenak dia merentangkan kedua tangannya kekiri dan ketangan, setelah itu dia segera mandi dan lanjut berganti setelan blazer kerja nya yang sedikit pas di badan dengan dandanan cantk namun sederhana, menambah kesan elegan dirinya,Terlihat kedua orang tuanya di meja makan sedang menikmati makanan sarapan buaan Radhis “Radhis mana?” tanya Rachel kepada kedua orang tuanya,Tania mengabaikan pertanyaan itu gara gara masalah semalam, namun ayahnya menjawab,“Dia sedang di garasi menyiapkan mopednya untuk mengantarkanmu, dan dia sudah siap dari tadi”karena bagaimanapun juga Dere sangat menyayangi Rachel, jika bukan karena Tania dere tak akan selalu bertindak seperti itu terhadap Radhis jika Dere tau bahwa Rachel menganggap Radhis sebagai suaminya, namun itu sangat sulit, karena Tania
Ditengah perjalanan Radhisbertanya ke rachel,“kau tak malu pergi ke kantor di antar menggunakan ini?” “kenapa harus malu?” tanya Rachel “Tapi kan” belum sempat Radhis mengutarakan pertanyaan nya lagi buru buru di jawa oleh Rachel, “Ini jauh leih baik ketimbang aku jalan kaki kan??” lanjutnya “ Dan lagi seseorag tidak harus di nilai dari apa yang di kenakan atau pun dikendarai” Mendengar itu Radhis hanya bisa tersenyum, “aku akan berterus terang terhadapmu, mungkin dulu kita di jodohkan oleh kakek, jadi aku harap kau bisa mengerti, aku butuh waktu untuk membuka diri terhadapmu” tiba tiba Rachel membicarakan tentang hubungan mereka dan itu membuat Radhis sedikit tersenyum kembali, “Tapi aku harap nanti malam kau tak usah datang bukan untuk aku ataupun Jolly namun aku ilang seperti ini untuk dirimu”tambah Rachel “kenapa dengan ku?” ucap Radhis bertanya ke Rachel,“aku sememalukan itu?” tambahnya “Bukan itu” jawab ra
Saat berjalan menuju ruang Diamond-V semua orang membungkuk ke arah Radhis, mereka semua sudah mengetahui Siapa Radhis jadi semua bersikap sangat sopan karena mereka tak mau membuat Radhis tersinggung, Radhis memasuki Ruangan itu di ikuti oleh dua orang penjaga dari depan tadi, “Kalian tunggu di luar, segera beri tau saja Ed bahwa aku menunggunya disini” ucap rRadhiis yang di iyakan oleh mereka “Siap tuan” ucap kedua penjaga itu dengan serentak Kini Radhis duduk di kursi yang di tempati kakeknya kemarin, dia masih tak hais piir bahwa semua ini nyata, namun Radhis bisa menyesuaikan semuanya. Pintu Ruangan terbuka di ikuti ucapan “permisi tuan muda” “duduk lah” ucap Radhis sedikit menghilankan ketegangan “iya tuan muda” ucap Ed saat dia selesai menutup pintu dan kemudian Duduk sofa depan Radhis “Semua sudah kau siap kan?” tanya Radhis “Sudah tuan muda, saya juga sudah menghubungi nona Ester” ungkap E
“Maafkan aku nek tapi bagaimanapun juga Radhis adalah pilihan kakek dulu, dan aku mencoba utuk menghargai keinginan kakek dan aku juga percaya kakek tak akan salah memilihkan pasasngan untuku” pungkas Rachel yang memuat semua orang semakin geram, “Kau!!! Tchh !” emosi neneknya semakin memuncak yang di hentikan oleh omongan Sea“Sudah lah nek,nenek tenang saja aku yakin nanti malam mata Sepupu akan terbuka” ucap Sea sembari menatap ke Rachel, “Apa maksutmu?” tanya nenek Wish kebingungan,“Iya nek, jadi nanti malam Jolly sudah mempersiapkan makan malam untuk Rachel dan juga keluarganya,” terang Sea “Benarkah?” ucap nenek Xion dengan sedikit sumringah “Iya nek, Jolly sendiri yang bilang padaku bahwa malam ini ada janji dengan tante Tania untuk makan malam di restoran Maizen di hotel Pashe-De lier, dan sepertinya malam nanti Radhis akan benar benar terpuruk” ucap Sea “Bagus kalau begitu kita kesampingkan saja masalah itu, biarkan nanti Rache
“Aku ingin jangan ada yang tau siapa aku” ucap Radhis ke Ester dan dilanjutkannya“peringatkan seluruh orang kita supaya tak memberitahukan siapa saya, dan aku ingin kamu membatuku dalam setiap pengurusan dengan ijinku”“Siap tuan,” kalau begitu aku ijin kembali keruangan ku sekarang tuan,“Iya, silahkan” ungkap Radhis,Kini Radhis sendiri sesaat setelah Estra keluar dari ruangannya Radhis berdiri dari tempat duduknya dan berdiri di tepi ruangan menghadap jendela untuk melihat suasana dengan tangan menyatu di belakang pinggul nya,terkadang dia masih memikirkan semua ini, bagaimana mungkin dia yang kemarin selalu di hina dan direndahkan oleh semua orang bahkan mertuanya sendiri bisa menjadi seorang penguasa seperti ini,kini tangan yang semula di belakang sudah terlipat di dadanya.Sesaat kemudian Radhis menatap ke bawah bangunan dan dia melihat dua orang yang sepertinya dia kenal se
Sementara itu di Wish Corp atau perusahaan milik keluaarga Wish sang nenek Xion sudah membayangkan kesuksesan besar dengan di tanda tanganinya kontrak oleh Geneve akan membuat mereka bangkit kembali, dan dapat mengepakan sayapnya, sampai akhirnya Marot dan Sea datang.“Bagaimana?”Uacap nenek Xion“Begini nek” belum selesai Marot berbicara Nenek Xion memotong perkataannya “Sudah ayo semua kalian memasuki ruang rapat” ucap nenek Xion keada beberapa orang disana dan alhasil seua orang memasuki ruang rapat.Kini ruang dala ruang rapat ada beberapa orang termasuk nenek Xion, Marot, Sea yang bajunya masih nampak bekas noda coklat, Rachel dan beberapa pengurus.“Jadi begini nek” ucap Marot seraya lanjut bercerita tentang apa yang terjadi termasuk kejadian dari OB yang menabrak Sea sampai Ester menyuruh mereka meninggalkan Kantor GeneveSementara itu di waktu yang sama di Geneve kini Radhis sedang d
“Kau!! Dasar orang tak tau diri kau hanya” perkataan Marot kepada Rachel di hentikan olej nenek Xion“Baiklah kau besok datang ke Geneve sebelu mke kantor, ingat jangan kembali dengan tangan kosong, karena ini satu satunya harapan kita untuk mengembangkan perusahaan kita, dan proyek ini senilai 100 juta dolar dan pengaruh geneve akan membua kita di percaya oleh perusahaan lainnya”Pungkas sang nenek dan Rachel seketika berdiri di lanjutkan membungku seraya berkata,“Aku tak akan mengecewakan nenek”“Dan juga siapapun disini bebas mencoba untuk memperbaiki masalah ini,”“dan jika memang ada yang bisa maka aku akan memberikan jabatan direktur kepadanya” Terang nenek Xion yang kini membua Marot dan Sea kaget.Dengan begitu rapat hari ini di akhiri dan semua orang keluar dari ruangan termasuk si Marot dan juga Sea yang meninggalkan ruangan rapat dengan muka masam, masih sempat mereka
Kini Radhis sedang dalam perjalanan menuju Pashe-De Lier sedangkan Rachel dan keluarganya termasuk Jolly sudah berada di depan Pashe-De Lier yang kemudian merekamenuju Maizen di lantai 15,“maafkan kami ya nak Jolly tak kusangka mobil Rachel akan di tarik kantor sehingga harus membuat nak Jolly harus repot repot menjemput kami” ucap Tania.“tak masalah tante, bahkan jika Cuma sebuah mazda neo 3 yang seharga 12 ribu dolar akan saya belikan untuk Rachel besok, kalau perlu akan saya belikan Audi A3 yang seharga 600 ribu dolar” ucap Jolly dengan menatap genit ke arah Rachell,“Benarkah itu nak Jolly?” ucap Tania histeris,“Tentu saja tante” jawab Jolly dengan sombong “memang nak Jolly adalah calon menantu terbaik” ucap Tania lagi“Sangat berbeda dengan menantu pecundang tak berguna yang mengantar anakku bekerja dengan mopednya”ucap Tania dengan melirik ke Rachel&l
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia