Sekarang Rachel hanya mencoba untuk tetap diam memahami semuanya,
disini neneknya masih bersikuuh memaksanya untuk menanda tangani surat iru,sementara itu diluar kantor ada tiga orang yang datang dengan postur tinggi besar sepertinya mereka adalah algojo-algojo yang dipilihkan oleh Adney untuk membantu Huang,Disana orang suruhan Rocky yang selama ini selalu mengawasi keamanan Rachel menelepon pada Rocky karena dia merasa ada yang aneh untuk apa orang-orang seperti mereka mendatangi tempat seperti ini? , inikan kantor sedangkan mereka lebih mirip tukang pukul,
“Halo bos?”,
“Iya ada apa?”,
“Begini bos, barusaja saya melihat ada tiga orang bertubuh seperti algojo memasuki kantor Istri Tuan Muda”
“Apa?” teriak Rocky yang kawatir,
“Tunggu aku akan kesana!!”
Kini setelah mendapat informasih seperti tadi Rocky langsung mengajak beberapa orang nya untuk kekantor Wish Cor
Sementara di Moland tadi Radhis sedang menemui Mey Jiang,begitu sampai di Tempat yang ditentukan oleh Ed dan Mey Radhis langsung menemui Mey yang sedang duduk sendiri.“Permisi Nyonya, maaf atas keterlambatan kami” Ed yang membuka percakapan,“Tuan Ed, silahkan duduk Tuan,” ucap Mey dengan menunduk menatap ponselnya,Setelah Mey mengangkat kepalanya dan melihat kearah Ed , seolah tekejut Mey dengan berkata,“Raymond!” Seru Mey saat melihat Radhis,“Maaf Nyonya Mey, anda salah orang”, ucap Ed yang paham siapa yang dimaksut oleh Mey,“kau benar jika memang dia Raymond tak mungkin dia semuda ini”, Ucap Mey sedih,“Selanjutnya Perkenalkan ini adalah Tuan Muda saya, Radhis Zond, seperti yang nyonya Mey bilang tadi, Beliau adalah anak dari Tuan Ray”, ucap Ed sedikit membuat Mey terkejut,“Apa??!”, “jadi ini Adalah anak Ray!!” d
“Huang, Pak Tua Huang sudah membuat saya naik darah”,“Apa maksutmu?” tanya Alin merasa Papa nya disalahkan oleh orang yang tak dikenal olehnya,“Iya Papamu beberapa hari yang lalu berbuat tak senono pada Istriku”, “dan akhirnya aku membuatnya dirawat dirumah sakit dengan tusukan sumpit di tangannya”.“Kau!!???” ucap Alin yang mudah terbakar emosi.“Tolong Nona sabar dulu” ucap Ed pada Alin yang sudah kelihatan emosi,“Aku sudah tak kaget lagi dengan tingkah laki laki brengsek itu” ucap Mey tiba tiba mengagetkan mereka yang ada disana,“Apa maksut Mama?” tanya Alin pada Mamanya,“Aku sudah mengetahui perilaku busuk Papamu dari lama, Cuma aku belum ada bukti, bahkan Sekretaris yang lama saat dia cuti hamil pun itu adalah anak dari Papamu”.“Apa??!!!” teria Alin sambil berdiri,“Aku punya sesu
Dan kini Alin kembali di telepon oleh karyawan nya di Jiang Motor,dia mendapatkan kabar bahwa kini perusahaanya di perbolehkan beropasi kembali, dan bahkan kini ada dana masuk dari Keluarga Zond sebesar 1Milyar dolar, sebagai bantuan pendanaan untuk perusahaan mereka.Setelah mendengar itu Alin langsung berdiri,“Apa?” dan saat telepon tertutup, Alin membungkuk pada Radhis,“Terimakasih Tuan Radhis!!”“Sudah, aku sebenranya tau berat, tapi aku harap kau bisa membiarkan Huang menderita untuk di tukar dengan ini”Alin terdiam sejenak seolah berpikir, namun saat dia menghadap ke arah ibunya dia semakin yakin, “ Jika Mama ingin itu maka aku akan juga ikuti” ucap Alin dengan yakin.“Baguslah kalau begitu, berarti kita sekarang bersatu untuk memberi Huang pelajaran” , ucap Radhis pada Mereka berdua,Disaat seperti itu Mey angkat bicara, “Ngomong ngomong
Kini Rachel yang sudah mulai tenang sedang makan siang bersama dengan Ester, Ester hanya bisa menggeleng kepala saat melihat ekspresi Rachel, “Kenapa kamu hanya diam saja?”,“Apa yang aku bisa lakukan?”, “Nenek Xion adalah nenekku, dan sementara Huang membawa beberapa orang”,“Terus kenapa kamu tak menyerah tadi?”“Ini adalah perusahaa Radhis, aku ta mau mengecewakan dia”,Dengan mengangguk dan tersenyum Ester berkata lagi, “Kamu memang orang yang baik”,“Bukan tentang Baik atau jahat, tapi aku hanya bertanggung jawab atas apa yang di percayakan kepadaku”,“Rachel, kamu tak seharusnya sekaku itu dengan suamimu, jika kamu seperti itu mungkin akan ada wanita yang bisa lebih lugas dengannya dan membuat dia nyaman”,“Iya kamu benar” ucap Rachel dengan menunduk menyadari sikapnya pada Radhis, meskipun mereka sudah m
Radhis kini sedang beristirahat berbaring, dia mencoba untuk berpikir, bagaimana proses selanjutnya, sampai ponselnya berbunyi.“Tuan Maaf mengganggu waktu Tuan”.“Ada apa Ester?”.“saya hanya ingin melapor pada Tuan terkait yang terjadi pada Nona Rachel tadi siang”.“Apa yang terjadi?”.“Jadi begini Tuan tadi menjelang Siang waktu saya datan ke Wish untuk mengajak Nona Rachel untuk makan Siang ternyata disana sudah ada Huang, nenek Xion, dan Sea, bahkan Ada tiga orang lebih bisa dibilang tukang pukul yang sedang menyiksa nona achel”.“Apa!!!???” Teriak Radhis, “Bajingan Huang dan si tua Xion”tambah Radhis“Iya Tuan, saya mengamankan bukti sebua berkas yang berisi peralihan perusahaan dari Tuan ke nenek Xion dengan pembiayaan melalui Huang, namun belum di tanda tangani”.“bagus amankan berkas itu, akan aku buat perhitungan deng
Kembali pada keluarga Wish yang tadi dilempar keluar kantor oleh anak Buah Rocky sampai sampai Marot yang sedang tidak kekantor harus menjemput mereka tadi untuk membawa Huang yang sedang pingsan.Kini mereka sudah di kediaman Wish, Huang yang tadii pingsan pun kini sudah mulai sadarkan diri,“Berhenti!” teriak Haung yang siuman dari pingsannya, ntah apa yang ada di pikirannya wakti dia pingsan, namun jika dia teriak berhenti mungkin dia merasa kan tekanan waktu dia di hajar oleh anak buah Rocky tadi.“Sabar tuan Huang” , ucap marot yang menenangkan Huangyang baru saja siuman dari pingsannya,“Ada dimana ini?” tanya Huang pada semua orang yang ada disana,“Kita sekarang ada di kediaman saya Tuan Huang”.“kemana para bajingan yang menghajarku tadi?” tanya Huang seolah tak mau dipermalukan.“Kita sudah dirumah Tuan, jadi mereka tak ada lagi”.Sete
Kembali pada Radhis yang baru selesai dari mempelajari hal hal yang menurutnya aneh tadi,Disini Radhis yang sedang mencoba menenangkan diri sesuai anjuran buku tadi akhirnya mengerti, bahwa semua yang dia ketahui sekarang tak bisa diketahui oleh banyak orang, dan oleh karena itu dia mencoba untuk tetap menjalani semua seperti biasa, disini dia hanya menyesuaikan diri dengan ilmu bela diri yang sudah di ajarkan oleh Paman Hall sewaktu dia kecil dan apa yang dia pelajari sekarang.Setelah dia berhasil seperti menyimpan semua, bagaikan menguncinya dalam diri, kini Radhis benar benar yakin untuk sementara dia tak akan berbuat macam macam dengan hal hal diluar nalar itu.Beberapa saat setelah selesai bermeditasi kini Radhis seperti Radhis yang biasanya, lapar mendatanginya, kini dia mengambil ponselnya untuk meminta Ed, memesan makanan,Belum sempat dia menelepon Ed ponselnya berbunyi.“Tuan Muda”, suara Ed.“Saya barusaja mend
Kembali ke kediaman Wish,Huang dan Marot yang sedang berdiskusi bagaimana cara agar Huang bisa keluar dari Auckland, “Jadi bagaimana Tuan Huang?”,“Begini, Aku ingin kau mempersiapkan beberapa hal?”,“Apa itu?”,“Aku ingin kau pertama antarkan aku ke pelabuhan”,“Sebelum itu aku ingin kau mendatangkan Kepala keluarga Adney untukku”,“Baik Tuan,Kalau begitu silahkan Tuan Istirahat dulu”,Kini Huang beristirahat, dan karena dia ta tau harus bagaimana akhirnya dia memasuki kamar Sea, seperti biasa disini Huang berpikir dari pada pikirannya kacau karena hal tak jelas dia mencoba untuk menggunakan Sea sebagai penghibur dirinya.Sementara itu diluar, Marot sedang menghubungi kepala keluarga Adney.“Calon Besan ada yang bisa saya bantu?” tanya Adney pada Marot,“Begini, Tuan Huang meminta agar anda datang kerumah sore ini juga,
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia