Share

Menantang Balik

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-14 06:16:44

Semua mata kini tertuju pada Arya, Perkataan Arya jelas tertuju pada Ki Unda, ketua Perguruan bangau merah.

Ki Unda kaget, dia tidak menyangka bocah yang usianya sangat jauh dibawahnya berani menantang dirinya. Sudah jelas jika itu sangat merendahkan harga diri Ki Unda.

"Apa kau ingin mati, anak muda?" teriak Ki Unda dengan wajah merah menahan marah dan malu.

"Mati? Apa kau pikir mampu menyentuh tubuhku?" tanya Arya.

"Kurang ajar. Baik, kita bertarung!" kata Ki Unda.

Ruangan pertemuan itu menjadi gaduh, mereka awalnya mengira hanya akan melihat pertarungan biasa saja, tapi kini akan ada Pertarungan yang cukup besar, pertarungan yang melibatkan Ki Unda.

"Baik, selepas siang kita bertarung!" kata Arya.

Ki Unda kembali menatap Arya dengan wajah geram. Setelah itu dia berjalan ke arah Arya, diikuti oleh Mandaka dan murid perguruan yang lain.

"Jika kau kalah, maka kau akan jadi budakku, selamanya," kata Ki Unda.

"Tapi, kau tidak akan menang!" ucap Arya.

"Jangan lari, aku akan menunggu diri
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sang Penghancur Langit    Kesombongan Yang Hilang

    Saat Ki Unda merasa jika dia sudah menang karena tidak hadirnya Arya sampai matahari hampir tenggelam, satu suara keras sadarkan semua perasaan menangnya."Apa kau pikir aku tidak akan datang?" kata Arya dan berjalan membelah keramaian manusia di halaman perguruan itu.Semuanya memberikan jalan pada Arya, dan tidak ada satu pun yang menahan Arya untuk tidak melawan Ki Unda.Semua orang memang penasaran dengan kemampuan Ki Unda, nama baru yang tiba-tiba terdengar wangi. Nama yang muncul secara tiba-tiba dan membuat dunia persilatan tersentak."Kau membuat aku bosan!" kata Ki Unda."Aku hanya ingin membuat matahari sedikit bersahabat, aku ingin bertarung saat matahari sejuk!" kata Arya."Katakan saja kau takut," ejek Ki Unda."Kalau aku takut, bagaimana mungkin aku akan mendatangi dirimu," jawab Arya.Ki Unda diam, dia merasa jika Arya benar adanya. Tapi dia tidak terlalu pikirkan itu, yang dia pikirkan hanyalah memberikan pelajaran pada Arya."Apakah kau sudah siap kalah?" tanya Ki Und

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Sang Penghancur Langit    Rencana Herda

    Ratih dan Banda, kini tidak berani lagi menunjukkan sikap rendah pada Arya, mereka sadar jika Arya bukan orang yang layak mereka rendahkan.Begitu juga di perguruan naga hitam, sejak kemenangan Arya melawan ki Unda, semua orang menaruh hormat padanya, dan jelas itu juga berpengaruh pada Ratih dan Banda.Dua pemuda-pemudi itu menjadi sangat dihargai di perguruan naga hitam. Dan semua itu karena Arya."Siapa sesungguhnya anak muda itu, kenapa dia memiliki kemampuan yang begitu tinggi, bahkan Ki Unda pun tidak berkutik melawan dirinya," gumam Ki Barata yang sebenarnya adalah Herda.Herda melihat sendiri pertarungan antara Arya dan Ki Unda, dan itu menyadarkan dia jika Arya akan jadi lawan yang berat jika dia dibiarkan hidup."Aku harus mencari cara untuk menjatuhkan nama pemuda itu, jika mungkin aku akan jadikan dia musuh semua perguruan yang ada di negeri ini," ucap Herda.Herda berpikir keras, dan mencari cara untuk menjatuhkan nama Arya. Dan saat dia menemukan caranya, dia tersenyum d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Sang Penghancur Langit    Menuduh Arya

    Huppppp!!Sesosok bayangan berlari di tengah gelapnya malam, dan bayangan itu berlari ke arah penginapan Arya, Ratih dan Banda."Siapa itu?" gumam Arya.Tapi Arya merasa jika itu bukan urusan baginya, dan membiarkan orang itu melewati dirinya begitu saja.Sesaat mata Arya dan mata yang mendatangi Arya saling pandang, dan Arya seolah kenal dengan sorot mata itu.Saat bayangan itu melompat ke keluar, Arya mendatangi arah larinya, dan bingung dengan apa yang baru saja terjadi di dalam perguruan naga hitam.Belum juga Arya menemukan jawaban atas semua itu, Arya mendengar suara teriakan dari arah halaman perguruan naga hitam."Itu dia! Tangkap dan bunuh dia!" teriak murid perguruan naga hitam.Arya awalnya tidak peduli, tapi saat melihat belasan murid dari perguruan naga hitam mengarah padanya, Arya menjadi waspada."Tunggu! Ada apa ini?" teriak Arya."Tidak usah pedulikan perkataannya, segera saja ringkus!" teriak murid perguruan naga hitam itu.Perlahan tapi pasti, kini Arya sudah dikuru

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Sang Penghancur Langit    Membakar Amarah Para Pendekar

    "Kurang ajar. Dia telah membuat aku dalam masalah yang besar!" maki Arya dalam hatinya.Arya, setelah kabur dari kepungan para pendekar yang ada di perguruan naga hitam berhenti sejenak di hutan yang berada tak jauh dari kota Bangau."Seharusnya aku tidak kabur, ini malah membuat aku jadi buronan mereka, dan sekarang sudah pasti aku disalahkan akan kematian Ki Unda," ucap Arya.Arya melesat dengan ilmu meringankan tubuhnya, dan berniat tinggalkan kota Bangau. Tapi saat sudah cukup jauh, Arya hentikan gerakannya."Tapi bagaimana dengan Ratih dan Banda," gumam Arya.Arya saat akan melarikan diri, ingat dengan dua orang yang dipercayakan pada dirinya, dan itu jelas akan mengganggu Arya."Sialan! Sudah pasti mereka akan disalahkan atas kaburnya diriku," ucap Arya.Arya menjadi dilema, tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Arya ingin kabur dan mencari cara bersihkan namanya, tapi di lain pihak dia juga tidak mungkin biarkan Ratih dan Banda berada dalam masalah yang besar."Aku tidak mungk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Sang Penghancur Langit    Terhadang

    Ratih dan Banda kaget dengan hadirnya sosok yang tidak dapat mereka kenali karena gelapnya ruangan itu.Tapi, meskipun Banda tidak kenal, dia tetap berteriak meminta agar mereka berdua dibebaskan dari ruangan itu."Dibebaskan katamu? Apa kau tidak berpikir jika apa yang dilakukan rekan kalian itu sebuah kesalahan yan sangat berat," kata sosok yang berdiri di depan pintu itu.Banda dan Ratih diam, tapi jelas mereka memaki dalam hati, karena sesuatu yang bukan kesalahan mereka, kini di limpahkan di pundak mereka."Bawa penerangan kemari!" teriak sosok itu.Seorang murid perguruan naga hitam membawa lilin yang sudah cukup menerangi ruangan gelap gulita itu."Ki Barata!" desis Banda."Ini memang diriku, kenapa?" tanya Ki Barata."Kau tidak akan dapatkan apa-apa dari kami," ucap Ratih"Aku tidak akan meminta apa-apa pada kalian, aku hanya ingin tahu, siapa pemuda yang bersama kalian?" tanya Ki Barata."Dia bernama Arya, kami juga tidak kenal baik dengannya. Hanya saja guru menyuruh dia unt

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Sang Penghancur Langit    Mencoba Berikan Penjelasan

    "Kau ingin melarikan diri dari masalah, atau kau ingin cari alasan anak muda?" tanya Nyai Sri dengan ucapan yang sinis."Untuk apa? Aku memang ingin mencari kebenaran, dan ungkap pelaku yang sebenarnya," ucap Arya."Pelaku sebenarnya, adalah dirimu. Tidak usah mencari alasan untuk tutupi semua perbuatan mu itu!" bentak Ki Lemur."Tidak, bukan aku pelakunya, jadi aku tidak akan diam saja," kata Arya.Setelah ucapkan itu, Arya keluarkan pisau pendek yang dia masih dia pegang saat Ki Barata berikan padanya."Senjata ini bukanlah, milikku!" ucap Arya."Kau hanya ingin mencari alibi saja anak muda, apapun yang kau katakan, itu tidak akan ubah jika kau adalah pelaku pembunuh Ki Unda," kata Ki Lemur tidak peduli meskipun Arya sudah tunjukkan pisau jika dia tidak terbukti pembunuh Ki Unda. "Terlalu mudah kau mengatakan jika kau bukan pembunuh Ki Unda anak muda, pisau itu bisa saja kau bawa dari mana saja untuk samarkan pembunuhan itu," lanjut Nyai Sri menimpali perkataan Ki Lemur.Arya diam,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Sang Penghancur Langit    Pencarian Kijang Emas

    Huppppp!!Satu tubuh hitam jauh meninggalkan perguruan naga hitam, dia menggunakan topeng yang menutupi wajahnya, sehingga wajahnya terlihat lain, bukan wajah asli yang dia miliki."Kijang emas, jika aku mendapatkan kijang emas itu, kemampuan yang aku miliki akan bertambah berkali lipat," ucap sosok itu.Sosok itu terus membelah hutan, dan kini dia sampai di hutan yang tak terlalu jauh dari kerajaan Malaya."Dimana keberadaan kijang emas itu?" gumamnya.Kepalanya celengak-celenguk mencari keberadaan kijang emas yang akhir-akhir ini santer jadi perbincangan istana."Aku tidak merasakan bau dari bunga mawar, karena yang aku tahu itu tanda jika kijang emas itu ada di sekitar tempat ini," ucap sosok itu.Huppppp!Sosok itu melayang ke udara, dan mencari dari udara. Tapi tetap saja dia tidak menemukan keberadaan dari kijang emas itu."Eh ... Sepertinya aku merasakan ada gerakan di dalam hutan!"Sosok itu menyembunyikan keberadaan aura dan hawa kekuatan yang dia miliki, dan dia bersembunyi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Sang Penghancur Langit    Busuknya Herda

    Dengan menyelinap, Ki Barata keluar dari ruangan yang jadi ruangan yang dia gunakan untuk sementara waktu.Ki Barata bergerak cepat, gerakannya cepat dan tidak terlihat oleh orang dengan mudahnya.Dia mendekati ruangan sepi yang di tempati oleh Banda, dan itu jelas tanpa pengawalan.Dari belakang, Ki Barata mencari jalan masuk, dan dengan satu kekuatan besar Ki Barata hancurkan pintu belakang."Siapa kau?' bentak Banda yang kaget karena hadirnya seseorang di ruangannya. Dan datang dari belakang."Aku Malaikat mautmu," jawab Ki Barata.Banda kaget, dan sudah terlalu sering dia dihajar di ruangan itu, membuatnya semakin ketakutan."Jangan dekat denganku, aku tidak melakukan kesalahan apapun!" kata Banda."Aku tahu, aku sudah tahu semuanya. Karena aku dalang dari semua ini," kata Ki Barata."Apa maksudmu? Kau siapa?" tanya Banda.Ki Barata tersenyum, dan dia sedikit menunjukkan wajahnya pada Banda."Ketua Barata?" desis Banda kaget."Apa .. apa maksud semua ini, ketua?" tanya Banda bingu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19

Bab terbaru

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status